Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Sejara Seni Rupa Indonesia .
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian seni rupa, ciri-ciri, unsur, serta
fungsi dan tujuan seni. serta membahas seni rupa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin ya robbal `alamin
Penyusun
I.
1.
Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang
berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun
b.
Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi
kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga
menjadi milik bangsa Indonesia sendiri
c.
Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam
yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka
ragam
d.
A.
(Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu
di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besararkofaq), meja batu dll.
Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua )
Karya peninggalanya
Kapak gengam ( chopper
Batu berwarna ( Chalcedon )
Lukisan tangan dan babi
Seni Rupa Zaman Meseolitikum (Batu tengah)
Karya peninggalannya
Mata panah
Batu penggiling
Kapak batu
Seni Rupa Zaman Neolitikum (Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)
Karya peninggalannya :
- Kapak persegi
- Kapak lonjong
- Gelang
- Kalung
- Cincin dari batu berwarna
- Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia)
Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )
Karya peninggalannya :
- Menhir- Dolmen Kubur batu
- Keranda batu (sarcopagus)
-Punden berundak
- Arca batu
b. Seni Rupa Jaman Logam
Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaitu sejak kebudayaan indocina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman
perunggu.disebut zaman perunggu karena banyak ditemukan benda benda kerajinan
dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya
seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2
teknik mencetak:
Acire Perdue ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa
diulang)
B.
negara-negara Eropa maupun Amerika agama ini kurang pengaruh bagi masyarakat. Di
Indonesia agama inilah yang menjadi pelopor terbentuknya kerajaan tua. Kerajaan tua
yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha adalah Kutai, Tarumanegara,Kalingga,
Sriwijaya, Mataram Jawa Tengah, Kahuripan, Kediri, Singosari, Majapahit, Sunda dan
Bali.
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha Terhadap Masyarakat di Indonesia
Kebudayaan Hindu-Buddha yang dibawa oleh orang-orang India lambat laun diadopso
oleh masyarakat Indonesia. Sudah barang tentu kemudian mempengaruhi tatanan
kehidupan masyarakat Indonesia secara umum. Sebelum datangnya orang India Indonesia
sebenarnya juga memiliki kebudayaan asli yang berkembang dan tumbuh di kalangan
masyarakat. Datangnya orang-orang India ke Indonesia menyebabkan bertemunya dua
kebudayaan yang berlatar belakang berbeda. Pertemuan inilah yang disebut dengan
akulturasi budaya, yaitu bertemunya dua kenudayaan yang kemudian menjadi budaya
baru yang dipengaruhi oleh kedua budaya yang bertemu. Bertemunya dua kebudayaan ini
menghasilkan unsur-unsur kebudayaan baru yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Tetapi pada kenyataannya unsur kebudayaan India lebih mendominasi dari proses
akulturasi budaya akibatnya masyarakat Indonesia mulai terpengaruh dengan kebudayaan
India dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Adapun hasil akulturasi tersebut dapat
dilihat dalam beberapa hal.
a.
Bangunan Candi
Bangunan candi sering ditemukan di daerah Jawa. Bangunan ini digunakan
sebagai tempat untuk melaksanakan peribadahan. Candi adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut semua banginan peninggalan di Indonesia, terutama
di Jawa tengah dan Jawa Timur, yang dipengaruhi oleh arsitektur Hindu-Buddha.
Dalam agama Hindu, candi adalah dijadikan sebagai semacam pemujaan dewa
belaka. Oleh karena itu, dalam candi Buddha di dalamnya tidak terdapat peti
pripih dan arcanya tidak mewujudkan seorang raja.
b.
Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu hasil cipta karya manusia yang bertujuan untuk
menghibur masyarakat. Di Indoneisa ada banyak seni yang berkembang,
diantaranya adalah seni rupa, seni tari, dan seni teater. Tetapi seni yang
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha adalah seni rupa Hindu-Buddha
ditampilkan baik secara antropomorfik(pengenaan ciri-ciri manusia pada
binatang, tumbuhan, atau benda mati) maupun non-antropomorfik. Motif yang
paling umum digunakan adalah teratai atau padma, yang banyak dijumpai pada
seni patung Hindu-Buddha.
c.
Seni Patung
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga terlihat dari seni patung yang terdapat
di Indonesia. Peninggalan patung di Indonesia mencerminkan ajaran dari HinduBuddha. Peninggalan patung banyak dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada masa ini, pembuatan patung dikaitkan dengan candi. Jadi, patung-patung
tersebut digunakan untuk melakukan pemujaan dan mengabdi pada agama
Hindu-Buddha.
d.
Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang menjadi mendia hiburan bagi masyarakat Indonesia
pada masa Hindu-Buddha. Banyak pengaruh ajaran Hindu-Buddha yang
mempengaruhi karya sastra Indonesia.
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi
(gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu
kisah/ceritayang
berhubungan
dengan
ajaran
agama
Hindu
ataupun
Budha.
relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara yang
menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief tersebut mengambil kisah
dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalam kitab Lalitawistara.
Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam
kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana. Yang digambarkan melalui relief candi
Prambanan
ataupun
candi
Panataran
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak
dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai
berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2)
merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari
setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik.
Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada
zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi
Rembesan Seni Rupa Masa Hindu-Budha
Seni rupa pada masa Hindu-Budha berkembang pesat. Seni rupa pada zaman ini
mendapat pengaruh kuat dari India. Setidaknya ada beberapa ciri dari seni rupa pada masa ini.
Pertama adalah bersifat feodal, yaitu kesenian ini hanya berpusat di istana sebagai media
pengabdian raja atau pengkultusan raja. Kedua, bersifat sakral yang artinya kesenian sebagai
alat untuk upacara agama. Ketiga, bersifat konvensional, yaitu kesenian tersebut bertolak pada
suatu pedoman pada sumber hukum dan agama.
Seni rupa dari masa ini terdapat dalam bangunan-bangunan seperti candi, patungpatung dewa atau raja, dan hiasan-hiasan, relief atau ornamen. Ciri bangunannya adalah
atapnya yang meninggi seperti kerucut. Terlihat dari bangunan candi yang semakin ke atas
bentuk bangunannya semakin mengerucut. Pola ini mencirikan bahwa semakin ke atas,
tingkatan tertentu ditempati oleh sebagian kecil orang-orang suci. Konsep ini sesuai dengan
kepercayaan
agama
Hindu-Budha
yang
mengenal
konsep
Moksa,
dan
Nirwana.
makam-makam Islam. Dibuatnya nisan dan makam yang di atasnya didirikan bangunan
(astana) merupakan konsep perupaan yang terpengaruh dari masa Hindu-Budha.
C.
a.
Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian
kepada Raja / sultan
b.
Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a.
Seni Bangunan
Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil
(seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid
Agung Banten.
Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat
kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang
dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi
non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden
berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif
gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada
makam yang beratap sungkup
b.
Seni Kaligrafi
Agama Islam masuk ke Indonesia abad VII Masehi yang dibawa oleh para saudagar
Arab yang datang pertama kali di Indonesia lewat pesisir utara Sumatera. Dari sinilah
terbentuk cikal bakal komunitas muslim yang ditengarai dengan pendirian Kerajaan Islam
pertama di Aceh. Selanjutnya hampir semua corak seni budaya masyarakat Arab
mempengaruhi budaya Indonesia, yang mencakup semua aspek bentuk kesenian, seni suara,
musik, sastra, lukis, arca, tari, drama, arsitektur dan lain-lain. Seni kaligrafi menduduki posisi
yang amat penting. Seni kaligrafi merupakan bentuk seni / budaya Islam yang pertama
ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya Islam terdepan hingga kini. Kaligrafi Islam
dibedakan menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan.
Lukisan kaligrafi terbagi menjadi dua yaitu murni dan bebas, yang pertama i
menggunakan bentuk huruf baku biasanya dibuat oleh lulusan pondok pesantren, sedangkan
yang kedua tidak menggunakan huruf baku yang dikerjakan oleh seniman akademik. Aneka
bentuk lukisan kaligrafi mengandung dua elemen, fisioplastis dan ideoplastis. Elemen
fisioplastis berupa penerapan estetis menyangkut unsur-unsur rupa, bentuk, garis, warna,
ruang, cahaya dan volume. Elemen ideoplastis meliputi semua masalah langsung/tidak yang
berhubungan erat dengan isi atau cita perbahasaan bentuk.
Diangkatnya kaligrafi sebagai tema sentral dalam melukis, menjadi sejarah penting
terbentuknya lukisan kaligrafi Indonesia. Lukisan kaligrafi sangat diperhitungkan dalam
kancah seni rupa Indonesia ketika muncul pendalaman-pendalaman spiritual, penghayatan,
perenungan yang mengarah ke kedalaman kemanusiaan dan keTuhanan. Sadali dan AD
Pirous layak dicatat sebagai pelopor lukisan kaligrafi Islam Indonesia tahun 1960-an.
Selanjutnya seni lukis kaligrafi berkembang pesat dengan tokoh seni Amri Yahya di Yogya,
yang menggunakan medium batik, di Surabaya Amang Rahman menciptakan surealisme
dengan mengambil kekuatan kaligrafi Islam.
Momentum penting pameran seni rupa (seni lukis kaligrafi Islam) mulai marak di dalam
maupun di luar negeri, antara lain pada tahun 1975 pameran lukisan kaligrafi pertama pada
MTQ Nasional XI di Semarang, pameran pada Muktamar pertama media masa Islam sedunia
tahun 1980 di senayan Jakarta, pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun 1981,
kemudian pada pameran kaligrafi Islam Balai Budaya Jakarta tahun Hijriyah 1405 (1984),
disusul pada MTQ XVI di Yogyakarta tahun 1991. Sambutan masyarakat yang mayoritas
Islam terhadap pameran-pameran itu tak diragukan. Momentum penting lainnya ketika
diselenggarakan festifal Istiglal I (1991) dan II (1995) dengan tema utama seni lukis kaligrafi
Islam, yang melibatkan para perupa di antaranya AD. Pirous, Amri Yahya, Hendra Buana,
Salamun Kaulam, dan Syaiful Adnan. Mereka menampilkan aneka bentuk, gaya dan
ragamnya
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam
menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat ayat suci Al
Quran. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1.
2.
3.
Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka
untuk
penyamarannya
dibuatkan
stilasinya
(digayakan)
atau
diformasi
Istilah modern dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi
akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan
perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
a.
Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 1880), seorang seniman
Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia
menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak
perintis seni lukisan modern.
b.
c.
f.
g.
Jakarta) disusul dengan jurusan jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag
pada tingat SLTA.
g.
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun
otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi,
Nyoman Nuarta, dll.
Contoh Seniman :
-
Mooi Indi
Persagi
Affandi
Ahmad Sadali
B.
1.
Minimalis
Rasionalitas/Rationality
Univeesal
Fungsionalitas diprioritaskan
Orisinalitas/kemurnian/purity
Kreativitas
2.
Unsur-unsur Modernisme
C.
1.
Eksperimen
Pembaruan (Inovation)
Kebaruan (Novelty)
Orisinalitas
Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
-
Fisik :
Psikis:
Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru
seperti pada seni lukis dan cabang seni lainnya.
2. Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu menyertakan nama
senimannya pada setiap karya yang diciptakan
3. Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari
hasil eksperimen para seniman modern.
Seniman seni rupa modern Indonesia
1.
menangkap watak seni lukis Barat. Oleh karena itu , melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat
Belanda
terperangah. Lukisan-lukisannya
yang dibuat
Raden
Saleh menampilkan
Lukisan Raden Saleh yang berjudul Badai ini merupakan ungkapan khas karya
yang beraliran Romatisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan
gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia
(imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah. Dari petualangan
penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional,
misterius, dan imajiner. Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya
berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan Badai ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan
perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.
Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak
tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas secercah sinar matahari yang
memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis.
Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema
lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai lan vital yang tinggi. Karya-karya Raden
Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang
yang bergulat dalam tragedi. Sebagai contoh adalah lukisan Een Boschbrand (Kebakaran
Hutan), dan Een Overstrooming op Java (Banjir di Jawa), Een Jagt op Java (Berburu di
Jawa) atau pada Gevangenneming van Diponegoro (Penangkapan Diponegoro). Walaupun
Raden Saleh belum sadar berjuang menciptakan seni lukis Indonesia, tetapi dorongan hidup
yang diungkapkan tema-temanya sangat inspiratif bagi seluruh lapisan masyarakat, lebihlebih kaum terpelajar pribumi yang sedang bangkit nasionalismenya.
Noto
Soeroto
dalam
tulisannya
Bi
het100 Geboortejaar
van
Raden
Saleh(Peringatan ke 100 tahun kelahiran Raden Saleh), tahu 1913, mengungkapkan bahwa
dalam masa kebangkitan nasional, orang Jawa didorong untuk mengerahkan kemampuannya
sendiri. Akan tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan (kesenian) tak banyak dijumpai.
Untuk itu, keberhasilan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan perhatian orang Jawa
pada kesenian nasional.
2.
Mooi Indie
atau
cara
pandang
kolonialisme
Belanda
atas
negeri
jajahannya
Latar Belakang.
1.
Munculnya
usaha
dari
pemerintah
kolonial
Hindia
Belanda
untuk
nusantara
adalah
Adanya
pengaruh
penelitian
Wallace
yang
mengatakan
Adanya
untuk
usaha
dari
pemerintah
mengeksploitasi
keindahan
Hindia
alam
Belanda
nusantara
dan
untuk
pelukis-pelukis
dijual
kepada
asing
para
turis.
C.
1. Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang
juga air.
2. Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3. Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
E.
1. A AJ Payen.
2. Arie Smith.
3. Raden Saleh
4. Van Dick.
5. R. Abdullah Suryosubroto
6. Mas Pirngadi.
7. Wakidi.
F.
Menimbulkan
penentangan
terhadap
Mooi
Indie
yang
di
pelopori
oleh
nilai-nilai
yang
mencerminkan
kepribadian
Indonesia
yang
a.)
b.)
c.)
1.
d.)
e.)
f.)
g.)
h.)
Affandi
Affandi dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema, seorang
mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang
yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya,
memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan
yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri.
Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam
kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau
pemuka bidang lainnya.
Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya
yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun
Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris
Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih
sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan
jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan
rasakan tentang sesuatu.
Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University
of Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran
ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh
orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya.
Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya.
Kesederhanaan cara berpikirnya terlihat saat suatu kali, Affandi merasa bingung
sendiri ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat,
lukisan Affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionisme.
Kopi dari lukisan diri yang dibuat oleh pelukis Affandi sendiri.
Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, dan 300-an di
antaranya adalah karya Affandi. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah
karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga selesai,
sehingga tidak dijual.
Sedangkan galeri II adalah lukisan teman-teman Affandi, baik yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra, Rusli,Fajar
Sidik, dan lain-lain. Adapun galeri III berisi lukisan-lukisan keluarga Affandi.
Di dalam galeri III yang selesai dibangun tahun 1997, saat ini terpajang lukisanlukisan terbaru Kartika Affandi yang dibuat pada tahun 1999. Lukisan itu antara lain "Apa
yang Harus Kuperbuat" (Januari 99), "Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari
99), "Tidak Adil" (Juni 99), "Kembali Pada Realita Kehidupan, Semuanya Kuserahkan
KepadaNya" (Juli 99), dan lain-lain. Ada pula lukisan Maryati, Rukmini Yusuf, serta Juki
Affandi.
2.