Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESENIAN SD/MI

Sejarah Dan Perkembangan Seni


Dosen Pengampuh : Jauhari Kumara Dewi M. Pd

DISUSUN OLEH :
Kelas PGMI 4F
Kelompok
1. Atif Nurhidayat (22591025)
2. Ade Akbar AS (22591001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Seni Indonesia


1. Seni Rupa Prasejarah
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk, volulme, warna, tekstur dan pencahayaan dengan acuan
estetika. Seni rupa dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni Seni rupa murni, seni rupa kriya
dan seni rupa design.
Seni rupa murni meliputi seni lukis, grafis, patung, instalasi, pertunjukan, keramik,
film, koreografi dan fotografi. Seni rupa design kriya meliputi seni arsitektur, design grafis,
design interior, design busana dan design produk. Sedangkan seni rupa kriya meliputi tekstil,
kayu, keramik dan rotan.
Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia
a. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada
suatu kaidah yang turun temurun
b. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar
yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia
sendiri
c. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda,
sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
d. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk
membuat kerajinan
e. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu
bersifat perlambangan / simbolisme
A. Perkembangan Seni Rupa Di Indonesia

1. Seni Rupa Prasejarah Indonesia


Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber
atau dokumen dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang
kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua
dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan
bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme).
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas:
a. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Paleolitikum), jaman batu
menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian
dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besararkofaq), meja batu dll.

Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua )


Karya peninggalanya :
- Kapak gengam ( chopper )
- Batu berwarna ( Chalcedon )
- Lukisan tangan dan babi

Seni Rupa Zaman Meseolitikum (Batu tengah)


Karya peninggalannya :
- Mata panah
- Batu penggiling
- Kapak batu

Seni Rupa Zaman Neolitikum (Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)


Karya peninggalannya :
- Kapak persegi
- Kapak lonjong
- Gelang
- Kalung
- Cincin dari batu berwarna
- Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia)

Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )


Karya peninggalannya :
-Menhir
-Dolmen Kubur batu
-Keranda batu (sarcopagus)
-Punden berundak
-Arca batu

b. Seni Rupa Jaman Logam


Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaitu sejak kebudayaan
indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman
perunggu.disebut zaman perunggu karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari
bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut
dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
-Bivalve ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
- Acire Perdue ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)
B. Seni Rupa Hindu Budha
Masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia membawa pengaruh yang kuat bagi
susunan masyarakatnya. Agama tersebut lahir ratusan tahun yang sebelum masehi. Ajaran
Hindu-Buddha mengajarkan etika hidup layaknua menjadi seorang yang suci yang lepas dari
hawa nafsu keduniawian. Agama ini hanya berkembang di negara-negara Asia. Di
negara-negara Eropa maupun Amerika agama ini kurang pengaruh bagi masyarakat. Di
Indonesia agama inilah yang menjadi pelopor terbentuknya kerajaan tua. Kerajaan tua yang
dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha adalah Kutai, Tarumanegara,Kalingga, Sriwijaya,
Mataram jawa Tengah, Kahuripan, Kediri, Singosari, Majapahit, Sunda dan Bali.

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha Terhadap Masyarakat di Indonesia


Kebudayaan Hindu-Buddha yang dibawa oleh orang-orang India lambat laun diadopso oleh
masyarakat Indonesia. Sudah barang tentu kemudian mempengaruhi tatanan kehidupan
masyarakat Indonesia secara umum. Sebelum datangnya orang India Indonesia sebenarnya
juga memiliki kebudayaan asli yang berkembang dan tumbuh di kalangan masyarakat.
Datangnya orang-orang India ke Indonesia menyebabkan bertemunya dua kebudayaan yang
berlatar belakang berbeda. Pertemuan inilah yang disebut dengan akulturasi budaya, yaitu
bertemunya dua kenudayaan yang kemudian menjadi budaya baru yang dipengaruhi oleh
kedua budaya yang bertemu. Bertemunya dua kebudayaan ini menghasilkan unsur-unsur
kebudayaan baru yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya unsur
kebudayaan India lebih mendominasi dari proses akulturasi budaya akibatnya masyarakat
Indonesia mulai terpengaruh dengan kebudayaan India dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Adapun hasil akulturasi tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal.
a.Bangunan Candi
Bangunan candi sering ditemukan di daerah Jawa. Bangunan ini digunakan sebagai
tempat untuk melaksanakan peribadahan. Candi adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut semua banginan peninggalan di Indonesia, terutama di Jawa tengah dan Jawa
Timur, yang dipengaruhi oleh arsitektur Hindu-Buddha. Dalam agama Hindu, candi adalah
dijadikan sebagai semacam pemujaan dewa belaka. Oleh karena itu, dalam candi Buddha di
dalamnya tidak terdapat peti pripih dan arcanya tidak mewujudkan seorang raja.

b. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu hasil cipta karya manusia yang bertujuan untuk menghibur
masyarakat. Di Indoneisa ada banyak seni yang berkembang, diantaranya adalah seni rupa,
seni tari, dan seni teater. Tetapi seni yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha adalah
seni rupa Hindu-Buddha ditampilkan baik secara antropomorfik(pengenaan ciri-ciri manusia
pada binatang, tumbuhan, atau benda mati) maupun non-antropomorfik. Motif yang paling
umum digunakan adalah “teratai” atau padma, yang banyak dijumpai pada seni patung
Hindu-Buddha.
c. Seni Patung
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga terlihat dari seni patung yang terdapat di
Indonesia. Peninggalan patung di Indonesia mencerminkan ajaran dari Hindu-Buddha.
Peninggalan patung banyak dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada masa ini,
pembuatan patung dikaitkan dengan candi. Jadi, patung-patung tersebut digunakan untuk
melakukan pemujaan dan mengabdi pada agama Hindu-Buddha.
d. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang menjadi mendia hiburan bagi masyarakat Indonesia pada masa
Hindu-Buddha. Banyak pengaruh ajaran Hindu-Buddha yang mempengaruhi karya sastra
Indonesia.

Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar
timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/ceritayang
berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha.
relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara
yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief tersebut mengambil
kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalam kitab Lalitawistara.
Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam
kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana. Yang digambarkan melalui relief candi
Prambanan ataupun candi Panataran

Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana


tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria
sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2)
merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari
setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik.
Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada
zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi

Rembesan Seni Rupa Masa Hindu-Budha


Seni rupa pada masa Hindu-Budha berkembang pesat. Seni rupa pada zaman ini
mendapat pengaruh kuat dari India. Setidaknya ada beberapa ciri dari seni rupa pada masa
ini. Pertama adalah bersifat feodal, yaitu kesenian ini hanya berpusat di istana sebagai media
pengabdian raja atau pengkultusan raja. Kedua, bersifat sakral yang artinya kesenian sebagai
alat untuk upacara agama. Ketiga, bersifat konvensional, yaitu kesenian tersebut bertolak
pada suatu pedoman pada sumber hukum dan agama.

C. Seni Rupa Islam


Seni Rupa Indonesia Islam Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para
pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus
memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan.Seni
rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian
kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama
Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya
da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang.

D. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam


a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada
Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha) Karya Seni
Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil
(seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid
Agung Banten.
Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat
kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi
oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari
tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden
berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif
gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam
yang beratap sungkup
Seni Kaligrafi
Agama Islam masuk ke Indonesia abad VII Masehi yang dibawa oleh para
saudagar Arab yang datang pertama kali di Indonesia lewat pesisir utara Sumatera. Dari
sinilah terbentuk cikal bakal komunitas muslim yang ditengarai dengan pendirian Kerajaan
Islam pertama di Aceh. Selanjutnya hampir semua corak seni budaya masyarakat Arab
mempengaruhi budaya Indonesia, yang mencakup semua aspek bentuk kesenian, seni suara,
musik, sastra, lukis, arca, tari, drama, arsitektur dan lain-lain. Seni kaligrafi menduduki posisi
yang amat penting. Seni kaligrafi merupakan bentuk seni / budaya Islam yang pertama
ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya Islam terdepan hingga kini. Kaligrafi Islam
dibedakan menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan.

II. Seni Rupa Modern Indonnesia


Seni Rupa Indonesi Modern Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk
dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam
perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahan.
a. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman
Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan
hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan
modern.
b. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter
Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang
mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan
Wahid Somantri
c. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang
diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono, sedangkan anggotanya
Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia).
PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif
dan berkepribadan Indonesia
d. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan
Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi
dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat
tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
e. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di
Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan
Budaya Surakarta (HBS) dll.
f. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang
sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori
oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang
menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya
LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap
IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA.
g. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun
otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman
Nuarta, dll.
Contoh Seniman :
- Raden Saleh Syarif Bustaman
- Mooi Indi
- Persagi
- Affandi
- Ahmad Sadali
B. Seni Rupa Mancanegara
Seni rupa mancanegara yang banyak memberikan pengaruh penting terhadap seni rupa
Indonesia adalah seni rupa India, Cina dan Eropa. Pengaruh mereka hingga kini masih
nampak kuat keberadaannya pada perkembangan seni di Indonesia. Selain itu seni dan
kebudayaan besar di dunia ada beberapa yang perlu diketahui antara lain seni dan budaya
Mesir, Yunani, Romawi, Jepang, dan Maya di Amerika.

B. Macam-Macam Seni Rupa Mancanegara


1. Mesir
Seni rupa Mesir Kuno merupakan hasil kebudayaan yang sangat tua dan termasyur di
dunia karena peninggalan berupa piramid dan sphink hingga saat ini masih menjadi misteri
bagaimana manusia 2700 tahun sebelum Masehi dapat membuat bangunan dengan
menggunakan teknologi yang belum jelas diketahui oleh orang modern. Selain itu
peninggalan seni rupanya juga sangat mengagumkan seperti lukisan, patung, dan relief.
Gagasan pembangunan piramid oleh masyarakat Mesir kuno adalah untuk menyimpan
jenazah raja yang meninggal dunia.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan mereka bahwa raja adalah titisan dewa sehingga
ketika meninggal dunia agar arwahnya tetap hidup di alam akhirat, badan wadagnya harus
dipelihara agar tidak rusak dengan Gambar Relief berwarna dengan bahan kayu,
menggambarkan Pharaoh TutanKhamen bersama permaisurinya (sumber: Gombrich .) cara
dibalsem dan Dibungkus dengan kain putih, kemudian diletakkan dalam peti batu tepat
ditengah-tengah piramid. Selain itu tubuh, terutama bagian kepalanya, dibuat patung dan
diletakkan Beberapa ciri seni rupa Mesir Kuno adalah penyederhanaan pada bentuk patung
manusia, tidak mengenal perspektif pada lukisannya. Ketika menggambarkan adegan
tokoh-tokohnya terlihat dari samping, tokoh penting digambarkan lebih besar.
Relief-reliefnya pipih dan timbul, terkadang diberi warna
a. Kepercayaan Hidup Setelah Mati
Mengawetkan jenazah merupakan kebutuhan berkaitan dengan kepercayaan hidup setelah
kematian merupakan kepercayaan penting pada zaman Mesir Kuno, mereka menggangap roh
orang meninggal akan kembali menggunakan raganya suatu saat nati. Pada zaman3000
Sebelum Masehi saat dimulainya zaman Pharaoh jenazah ditanam dalam kuburan di pasir
dengan beberapa sesaji yang sederhana.
Panas dan kekeringan yang bersifat alami mengawetkannya dengan sedikit bantuan
pembalseman. Selanjutnya seiring perkembangan masyarakat, cara penguburan menjadi lebih
meningkat kualitasnya, karena dilakukan perawatan terhadap jenazah untuk melindunginya
dari kehancuran. Jenazah dibuat mumi dibungkus kain dengan pola dekoratif. Bagian muka
biasanya ditutup dengan topeng dari bahan semacam tanah liat atau dari bahan logam
menyerupai orangnya yang meninggal. Bagian organ dalam dipisahkan dari tubuhnya dan
ditempatkan pada tempat sejenis tabung dari tanah liat atau batu. Wadah ini disebut Canopic
Jars ditutupi dengan empat bentuk yaitu: kepala manusia, kera baboon, elang, dan serigala
sebagai lambang empat roh pelindung yang disebut Empat Putra Horus. Dalam periode
tertentu hiasan pada dinding kuburan, peralatan yang digunakan untuk roh disertakan dalam
pemakaman. Misalnya perahu adalah untuk menyeberangi air di akhirat.
b. Kuburan Mesir
Banyak yang diketahui tentang hidup dan seni pada zaman Mesir Kuno dapat dijumpai
pada waktu itu percaya bahwa kehidupan yang akan datang harus dipersiapkan dan
dilengkapi secara detail, sebagai hasilnya kuburan dihiasi dengan penggambaran orang yang
meninggal seperti kegiatan selama hidupnya dan sesaji yang dibutuhkan oleh roh untuk bekal
kehidupannya di akhirat yang terdiri dari berbagai jenis minuman dan makanan dan pewarna
mata untuk melindunginya dari terpaan sinar matahari Mesir yang panas. Oleh karena roh
hidup dalam dunia dewa maka ada standar sesaji yang dipersembahakan yakni yang serba
baik dan suci sesuai dengan apa dipersembahkan kepada para dewa.
c. Binatang Suci
Dalam kepercayaan agama Mesir Kuno, para dewa diasosiasikan dengan aspek alam dan
kosmos, khususnya yang berhubungan dengan geografi secara lokal atau episode pengalaman
hidup dan mati manusia. Misalnya Osiris adalah dewa tumbuh-tumbuhan dan fecondity
adalah dewa yang sangat penting dalam kehidupan setelah kematian.Istrinya Isis adalah
kepala mourner dan juga sebagai image keibuan. Beberapa dewa memiliki binatang
diasosiasikan dengan binatang itu dan beberapa digambarkan dengan sifat binatang. Dewa
Thot yang berkepala ibis sebagai contohnya adalah dewa sastra dan tulisan juga sebagai dewa
bulan. Di antara sekian banyak binatang, kucing bagi masyarakat Mesir Kuno merupakan
binatang suci.
2. Yunani
Seni Yunani Kuno, seperti halnya seni zaman Mesir Kuno, juga merupakan hasil
kebudayaan manusia yang sangat tua usianya. Keberadaaanya diperkirakan telah ada pada
abad 7-5 sebelum Masehi. Kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno merupakan asal muasal
kebudayaan Eropa yang ada saat ini. Kesenian Yunani Kuno dikenal melalui peninggalan
arsitekturnya yang indah dan megah serta patungpatung realis dengan bentuk anatomi sangat
sempurna. Dalam seni rupa maupun arsitektur hal penting yang menjadi peninggalan zaman
Yunani Kuno adalah tentang proporsi bentuk dan pembagian ruang yang disebut ’Proporsi
Emas’ atau Golden Section: bahwa perbandingan bagian yang pendek dengan] bagian yang
panjang adalah 1 : 1,618. Proporsi ini juga dijumpai di alam, yakni pada pertumbuhan
pepohonan dan pada pertumbuhan kulit kerang dan juga pada manusia. Proporsi ini hampir
diterapkan dalam setiap karya seni rupa dan arsitektur (gb. 78, 79). Seni Yunani Kuno dapat
dibedakan menjadi beberapa periode, yakni Geometric, Archaic, Classical dan Hellenistic.
Periode Geometric dimulai sekitar 1000 tahun sebelum Masehi. Pada masa ini pot dihiasi
dengan motif abstrak geometris dan diakhiri dengan motifmotif ketimuran seperti teratai,
bentuk singa, sphinx dan ornamen berkembang semakin halus. Periode Archaic ditandai
dengan produksi patung dan bentuk berwarna hitam pada pot. Kekuatan niaga didominasi
oleh dua kelompok etnis yakni Corinth dan Athen. Produksi pot keramik mereka dijual
diseluruh daerah di Yunani dan menyebar hingga Spanyol,Ukraina dan Italia dan
mengalahkan produksi daerah lainnya. Warna-warna keramik pada masa ini dibatasi oleh
teknik pembakarannya yang hanya mendapatkan warna hitam, merah, putih, dan kuning.

3. Romawi
Seni dan budaya Eropa selain didasari oleh kebudayaan Yunani Kuno juga didasari
oleh kebudayaan Romawi yang terkenal karena kerajaannya sangat agresif dalam melebarkan
wilayah kekuasaannya. Seni budaya Romawi pada awalnya sangat mirip dengan seni
Etruscan,oleh karenanya memiliki hubungan yang dekat dengan seni budaya Yunani. Seni
budaya Romawi menemukan ciri khasnya bersamaan dengan perkembangan sistem
pemerintahannya yang bersifat republic sekitar 500 tahun sebelum masehi. Masyarakat
Romawi sangat senang dengan seni potret, yaitu penggambaran orang persis seperti aslinya
terutama orang terkenal. Sebaliknya masyarakat Yunani lebih bersifat idealis yakni
menggambarkan manusia secantik mungkin dan seatletis mungkin bagi lakilaki. Namun
masyarakat Romawi lebih menyukai yang relistik. Masyarakat Romawi nampaknya memiliki
sistem kepercayaan melalui seni rupanya, bahwa orang yang meninggal dunia dibuat
image-nya seindah mungkin agar arwahnya bahagia sehingga tidak mengganggu orang yang
masih hidup. Oleh karena itu, selama Romawi berbentuk republik, banyak sekali karya seni
berupa potret lukisan maupun patung.
4. Renaissance dan Eropa
Istilah Reanissance muncul pertama kali di Italia pada abad XIV, atau awal abad
XV yang berarti kelahiran kembali. Hal ini muncul ketika masyarakat Italia pada waktu itu
mengagumi karya seni yang dibuat oleh seniman berupa puisi dan lukisan, mereka
menganggap bahwa karya seni para seniman sebaik karya seni zaman klasik Yunani dan
Romawi. Hal inilah memicu masyarakat Italia untuk menggali kembali nilai-nilai kebudayaan
klasik terutama Romawi yang pernah jaya tetapi dihancurkan oleh bangsa Jerman dari suku
Goths dan Vandal. Dari sinilah muncul istilah barbar dan vandalisme yang berarti suka
merusak sesuatu yang bernilai baik. Oleh masyarakat Italia, antara zaman kejatuhan Romawi
hingga zaman Renaissance disebut sebagai periode Ghotic. Perkembangan Renaissance tidak
dapat lepas dari perkembangan perekonomian di kota Florence sebagai pusat kota bisnis. Hal
ini melahirkan banyak keluarga kaya yang memerlukan karya seni untuk membuat
istanaistana mereka. Guna melahirkan kembali keunggulan kedua zaman tersebut para
senimannya mempelajari patung dan arsitekturnya secara cermat terutama prinsip harmoni
dan simetrinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditjondro, George Y. Pengetahuan-pengetahuan Lokal yang tertidas,Kalam/_Edisi
I, 1994
Asikin. Gerakan Seni Rupa Baru. Skripsi sarjana ITB, 1992
Sumartono Dkk, Direktorat Geografi Sejarah Departemen Kebudayaan dan]
Pariwisata 2007
Bakar, M. Aboe. 1995. Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di dalamnya. Banjarmasin: TB Adil
Casson, Lionel. 1983. ABM. Sejarah Kebudayaan Dunia Mesir.
Myers. Bemard, S. 1963, understanding the Art. New York Holt, Rinehart and Weston, Inc.
Mail, Wiliam H. Mc. 1967. A World History Volume I. New Yard: Ciford University Press.
Purwanto Tanpa tahun. Hand Out Sejarah Seni rupa Barat

Anda mungkin juga menyukai