Anda di halaman 1dari 82

Seni Rupa Tradisional – Pengertian,

Ciri, Sejarah & Contoh


Pengertian Seni Rupa Tradisional

Seni rupa tradisional adalah seni rupa yang berlandaskan sikap atau cara
berpikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma, filsafat,
adat kebiasaan yang telah dan masih ada dari masa ke masa karena terus
dipertahankan secara turun-temurun. Untuk mengetahui pengertian lebih
dalam dari tradisional, maka kita harus mengetahui istilah tradisional itu
sendiri.

Istilah tradisional merupakan turunan dari kata tradisi. Tradisi sendiri dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “adat kebiasaan turun-
temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat, yang
berangkat dari penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan yang paling baik dan benar” (KBBI, 2005, hlm. 1208).

Pengertian tradisi di atas sangat berkenaan dengan seni tradisional. Hal itu
karena seni tradisional masih sangat terikat pada berbagai aturan dan
pakem yang masih sangat ketat dan absolut berdasarkan adat kebiasaan
turun-temurun dari nenek moyang. Bahkan seni tradisional biasanya masih
bersifat spiritual dan relijius.

Beberapa prinsip-prinsip karya seni tradisional sering dikaitkan dengan


kepercayaan dan legenda sekitar. Meskipun begitu, terkadang kebudayaan
setempat juga akan terpengaruhi oleh budaya luar. Terutama budaya luar
yang sudah lebih mapan

Namun demikian, seni rupa tradisional tidak akan dapat dilepaskan dari
kearifan budaya lokalnya sendiri. Sehingga berbagai daerah biasanya
memiliki karya seni rupa tradisional yang unik dan berbeda dari daerah lain.
Meskipun terkadang beberapa daerah dan budaya yang berdekatan juga
saling mempengaruhi dan terdapat tradisi yang mirip.
Pada akhirnya hukum intertekstual (kemiripan dan campuran teks antar
karya) juga turut membentuk watak budaya setempat. Dengan demikian
seni tradisional juga erat kaitannya dengan khazanah lokal budayanya.
Khazanah loka budaya sangat erat kaitannya dengan local genius.

Local Genius

Dalam perspektif arkeologi, khazanah tradisi dan budaya lokal kerap


diistilahkan sebagai local genius (Koentjaraningrat, dalam Ayatrohaedi,
1986, hlm.80). Konsep local genius pertama kali dikemukakan oleh arkeolog
H.G. quaritch Wales dalam tulisannya berjudul “The Making of Greater
India: A Study in South-East Asia Culture Change.

Menurut Wales (dalam Poespowardojo, 1986, hlm. 30) Local genius adalah,
“the sum of the cultural characteristic which the vast majority of a people
have in common as a result of their experience in early life”. Artinya, local
genius adalah keseluruhan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki bersama oleh
suatu masyarakat sebagai hasil dari pengalaman mereka di masa lalu). Local
genius merupakan manifestasi dari kepribadian masyarakat, tercermin
dalam orientasi yang menunjukkan pandangan hidup dan norma lain.

Kedudukan local genius sentral, karena merupakan kekuatan yang mampu


bertahan terhadap unsur-unsur yang datang dari luar. Local genius juga
mampu berkembang untuk masa-masa mendatang. Hilangnya local
genius berarti memudarnya juga kepribadian suatu masyrakat. Karena itu
penting sekali adanya usaha pemupukan dan pengembangan local genius.

Meskipun demikian hubungan suatu masyarakat dengan masyarakat lain


(bangsa lain) akan membuka terjadinya proses akulturasi, yaitu masing-
masing masyarakat yang berbeda saling memberi dan menerima pengaruh.
Tidak jarang juga proses akulturasi tersebut mendatangkan dominasi
kebudayaan asing, yang mengancam hilangnya local genius.
Ciri-ciri Seni Rupa Tradisional

Setelah menelusuri makna dan definisi dari seni rupa tradisional kita dapat
menarik beberapa kesimpulan yang dapat digunakan untuk menentukan
ciri-ciri dari seni tradisional. Sehingga kita dapat memastikan apa saja yang
termasuk pada seni tradisional. Ciri-ciri tersebut adalah:

1. Seni rupa tradisional terbentuk berdasarkan pada lingkungan dan budaya


setempat yang menunjangnya
2. Cerminan dari suatu budaya yang disesuaikan dengan berbagai sistem
sosial dan budaya yang terbentuk oleh masyarakatnya.
3. Seni tradisional adalah ciri khas dari masyarakat yang menjadi pembeda
dari lingkungan budaya lain.
4. Karya seni diciptakan berdasarkan norma, filosofi dan adat kebiasaan yang
ada dari masa ke masa dan dipertahankan secara turun-menurun.
5. Seni tradisional bersifat cenderung statis, karena terikat pada aturan dan
pakem yang ketat dari norma dan budaya lokal tempat seni tersebut
terbentuk.

Seni Rupa Tradisional Indonesia

Seni Rupa Tradisional Indonesia dipengaruhi oleh Moyang yang berasal


dari Sungai Brahmaputra, yaitu sungai yang menembus batas Tiongkok,
India dan Bangladesh. Kedatangan moyang Indonesia terjadi melalui dua
gelombang: 2000 SM (Mesolitikum) hingga ke 500 SM (Zaman Perunggu).
Kemudian berdatangan juga bangsa Austronesia yang telah mempunyai
kebudayaan tempat tinggal dan bercocok tanam (Neolitikum).

Tampak jelas bahwa pengaruh moyang Indonesia sangatlah beragam dan


kaya. Datang dari pelbagai belahan duni, sehingga akan banyak
menciptakan ragam budaya yang berbeda-beda. Pada awalnya seni
digunakan sebagai perwujudan ritual magis, bersifat simbolik.

Masyarakat Nusantara mulai mengenal pemujaan punden berundak2


sebagai Local Genius bangsa Indonesia. Setelahnya beragam pengaruh lain
juga bedatangan. Untuk mengetahui bagaimana proses budaya tersebut
berlangsung, kita harus sedikit menggali mengenai sejarah seni rupa
Indonesia pada masa prasejarah.

Sejarah Seni Rupa Tradisional Indonesia

Bagaimana dengan seni rupa tradisional di Indonesia? Perkembangan seni


rupa tradisional Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Zaman
prasejarah Indonesia meninggalkan beberapa karya seni rupa yang bersifat
tradisional seperti gelang, kalung, tembikar hingga ke lukisan di dinding
gua. Lukisan gua tersebut ditemukan di gua leang-leang sulawesi. Lukisan
tersebut berupa jiplakan telapak tangan pada dinding gua.

Selain itu di gua Sulawesi Selatan terdapat juga lukisan mengenai orang
yang berlayar di lautan. Pada zaman logam (500 SM) juga terdapat pelbagai
peninggalan seni tradisional, seperti: genderang perunggu, bejana dan
beragam perhiasan yang terbuat dari logam. Selain itu banyak juga
ditemukan alat-alat pertanian hingga ke perlengkapan upacara adat.

Lukisan prasejarah di Gua Sulawesi: Orang sedang berlayar di laut. Gambar diperoleh
melalui: “Seni Rupa Indonesia dalam Masa Prasejarah”, Soedarso Sp.
Zaman Hindu-Budha juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni
tradisional. Beragam prasasti banyak ditinggalkan oleh kerajaan-kerajaan
pada masa itu. Seperti prasasti ciaruteun (Kerajaan Tarumanegara), prasasti
kedukan bukit (Kerajaan Sriwijaya), prasasti canggal (Kerajaan Mataram
Kuno). Kerajaan pada masa ini juga meninggalkan banyak Candi yang
dibangun untuk tujuan hiasan, kuburan, spiritual (semedi), hingga ke
tempat pemandian.

Setelah masa itu Nusantara memasuki zaman Islam. Seperti zaman Hindu-
Budha, zaman Islam juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni
rupa yang cukup beragam. Seperti seni hias, kaligrafi, wayang, hingga ke
kain batik. Zaman Islam juga meninggalkan berbagai arsitektur yang cukup
megah seperti Masjid. Beragam kebudayaan seni rupa tradisional di zaman
ini masih banyak ditemukan hingga sekarang. Bukan hanya masih ada
keberadaannya, namun juga masih dipertahankan budayanya.

Sifat-Sifat Umum Seni Rupa Tradisional Indonesia

Karya-karya seni tradisional ini umumnya masih dipertahankan di


lingkungan masyarakat yang masih memegang kuat norma dan adat
istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Tapi umumnya fungsi dari benda-
benda seni tersebut berubah. Semula berfungsi sebagai benda pusaka, kini
menjadi benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya
masyarakat telah mempengaruhi fungsi benda-benda tersebut. Berikut
adalah sifat-sifat umum seni rupa tradisional Indonesia:

1. Bersifat Progresif karena adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia


sering dipengaruhi budaya luar yang kemudian di padukan dan
dikembangkan sehingga memiliki ciri khas bangsa Indonesia.
2. Bersifat Tradisional atau statis. Kebudayaan agraris di nusantara
mengarahkan sistem kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang
turun temurun. Seperti bagaimana masyarakat agraris umumnya yang akan
terus mewariskan pengetahuannya dalam bercocok tanam.
3. Bersifat Beragam (Kebinekaan). Indonesia terdiri dari banyak daerah dan
pulau dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga
menciptakan ungkapan seni yang beraneka ragam juga.
4. Bersifat Kerajinan, karena kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan
pelbagai bahan alami untuk membuat kerajinan.
5. Bersifat Non Realis karena latar belakang kepercayaan yang murni dan
primitif berpengaruh pada ungkapan-ungkapan seni yang bersifat simbolis
/ perlambangan.

Contoh Seni Rupa Tradisional Indonesia

Melalui sejarah singkat mengenai sejarah seni rupa tradisional Indonesia,


kita dapat mengetahui ragam contoh seni rupa tradisional Indonesia yang
masih ada hingga sekarang. Banyak sekali benda-benda kriya yang tersebar
dikepulauan Indonesia. Bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat
ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa
contoh sei rupa tradisional Indonesia:

1. Kain Batik

Kain batik, contoh seni rupa tradisional indonesia, gambar diperoleh


melalui: tinuku.com
2. Wayang Golek

Wayang Golek, contoh seni tradisional Indonesia. foto oleh:


lifevoyagephotoblog.wordpress.com

3. Kain Songket

Kain songket, contoh seni rupa tradisional Indonesia. vemale.com


4. Keris

Keris, contoh seni tradisional Indonesia. catawiki.hk

5. Kujang
6. Berbagai Arsitektur Rumah Daerah

7. Berbagai Ukiran pada Mebel dan Rumah Daerah.

Seni Rupa Kontemporer: Pengertian,


Sejarah, Ciri & Contoh

Seni rupa kontemporer adalah sosok yang selalu menjadi sorotan


kontroversi masyarakat. Meskipun sederhananya seni kontemporer adalah
seni masa kini yang tengah mengalami proses perkembangan, namun
representasinya tidak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah
yang selalu menimbulkan kontroversi.

Seni kontemporer tidak sesederhana seni klasik yang telah mapan


dan berada pada puncak penciptaan tertinggi pada suatu masyarakat. Seni
kontemporer itu radikal, sulit dipahami bahkan tidak sedikit publik yang
dibuat gerah karenanya. Maka dari itu subjek ini sangat penting untuk
dipahami agar kita dapat mengikutinya atau bahkan mematahkan idenya.
Pengertian Seni Rupa Kontemporer

Pengertian seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang diciptakan


terikat pada berbagai konteks ruang dan waktu yang menyelimuti seniman,
audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari Bahasa
Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa atau mereka yang hidup pada
masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000). Artinya Seni rupa kontemporer
bersifat kekinian karena diciptakan di masa yang masih bersamaan dengan
kita dan dunia seni secara umum.

Meskipun begitu istilah “seni rupa kontemporer” tidak dapat


diterjemahkan begitu saja sebagai seni masa kini seperti yang dijelaskan di
atas. Istilah seni rupa kontemporer di dunia masih menimbulkan
perdebatan. Terutama karena tidak ada ciri khusus yang dominan dan
dapat dirujuk untuk menunjuk pada suatu praktik atau bentuk seni yang
baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih dalam
tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik sebagai
seniman, kritikus maupun hanya sekedar penikmat.

Polemik Istilah Seni Rupa


Kontemporer

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, seni kontemporer hingga saat


ini masih menjadi perdebatan, tidak hanya dalam praktik wacana seni rupa
saja, tapi juga di dunia seni secara umum, baik itu seni musik, tari, dsb.
Secara garis besar, polemik yang hingga kini masih terjadi dapat dipilah
menjadi dua perspektif utama, yakni sebagai berikut.

Pertama, secara leksikal istilah dari Bahasa Inggris “Contemporary” terikat


dengan waktu, yaitu “masa kini” yang jelas mengandung masalah. Sebab
masa lalu pun ketika masa kini belum muncul adalah masa kini (Sumartono,
2000, hlm. 23). Temporal sense masa kini atau semasa (dengan
masyarakatnya) menimbulkan persoalan, sebab “semasa” dapat mengacu
pada waktu yang fleksibel, misalnya sepanjang waktu yang dilalui oleh
seniman atau beberapa tahun belakangan ini, atau satu dekade? (Irianto,
2000, hlm. 75).
Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih
dikatikan dengan eksistensi wujud karya seni yang representasinya berbeda
dari prinsip-prinsip seni modern atau seni klasik yang telah mapan. Seperti
yang disampaikan oleh Arthur Danto dalam bukunya The End of Art (1995,
hlm. 10) sebagai berikut.

“Contemporary” in its most obvious sense means simply what is happening


now: contemporary art would be the art produced by our contemporaries…
But as the history of art has internally evolved, contemporary has come to
mean an art produced within a certain structure of production never, I think,
seen before in the entire history of art. So just as ‘modern’ has come to
denote a style and even a period, and not just recent art, ‘contemporary art’
has come to designate something more than simply the art of present
moment.

Pemaknaan istilah kontemporer yang terkait dengan persoalan


representasinya ini pun cakupannya sangat luas. Pengertian yang beredar
luas di masyarakat sendiri menganggap bahwa seni rupa kontemporer
berarti seni rupa modern dan seni rupa alternatif. Misalnya seperti:
Instalasi, happening art, performance art, video art dan video mapping yang
berkembang di masa kini.

Dengan demikian, salah satu pemaknaan yang dapat disimpulkan untuk


mendefinisikan seni kontemporer adalah berbagai fenomena dan karya seni
yang diciptakan oleh seniman di masa yang terikat dengan berbagai
konteks yang menyelubunginya seperti keadaan dan berbagai peristiwa
serta fenomena di zaman ia hidup yang representasinya cenderung
berbeda dengan seni klasik dan modern (masa-masa sebelumnya).

Sejarah Seni Rupa Kontemporer

Pemahaman mengenai seni rupa kontemporer juga bisa kita dapatkan


dengan bercermin pada sejarah seni. Terutama, sejarah seni rupa
kontemporer sendiri. Meskipun terhitung baru, tetapi kita sudah dapat
melacak kemunculannya dari zaman modern.
Di Barat, wacana seni rupa kontemporer dimulai dengan menunjukkan
pada berakhirnya era modernisme dalam seni rupa (modern art). Sebab-
sebab terjadinya krisis itu di antaranya adalah penciptaan karya seni rupa
yang menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah karya yang baru saja
diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya.

Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan


istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang berarti “pernah dilihat”
(Sumartono, 2000, hlm. 22). Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern
yang sudah tidak relevan lagi dengan berbagai karya baru yang tercipta
pada masa itu.

Berakhirnya era seni rupa modern memunculkan kebutuhan untuk


terminologi baru. Munculah istilah post modernism (masa setelah modern)
sebagai penggantinya. Kemudian istilah itu dipakai dalam praktik seni rupa
di Barat yaitu karya seni yang berkecenderungan dengan masa postmodern
(setelah zaman modern).

Namun penggunaan istilah postmodern ternyata mengandung persoalan.


Hal itu karena kompleksitas dan keragaman pengertian yang dibawanya.
Pada akhirnya istilah yang lebih banyak digunakan adalah seni rupa
kontemporer.

Seni rupa kontemporer dapat dikatakan sebagai wacana dalam praktik seni
rupa di Barat yang praktiknya menunjuk kepada kecenderungan masa
postmodern. Kecenderungan tersebut secara tidak langsung menyiratkan
wacana dalam seni rupa yang anti modern. Hal itu disebabkan karena salah
satu paradigma kemunculan posmodern adalah paradigma yang menolak
modernisme.

Sifat-sifat modern yang ditolak diantaranya adalah semangat universalisme


dalam budaya, kolektivitas, membelakangi tradisi, mengedepankan
teknologi dan individualitas (I. M. Pirous, 2000). Dominasi Barat akan seni
juga sudah terhitung banyak disadari saat ini, bahkan bagi masyarakat
Barat sendiri. Oleh karena itu, seni kontemporer juga biasanya diiringi oleh
penolakan terhadap budaya Barat, termasuk oleh orang Barat sendiri,
seperti bagaimana sebagian filsuf Barat juga kini memilih untuk berfilosofi
secara ketimur-timuran.

Dalam perjalanannya, sifat-sifat modern dianggap mengesampingkan


berbagai produk kesenian non-Barat yang dianggap lebih rendah dari seni
modern karena bersifat tradisional. Sifat itulah yang ditentang oleh para
seniman postmodern. Karena sifat-sifat modern dianggap tidak mengakui
karya seni rupa tradisonal yang dihasilkan oleh suatu budaya komunal
sebagai karya seni rupa yang sejajar dengan karya seni rupa modern.

Ciri dan Sifat Seni Rupa Kontemporer

Berikut adalah beberapa ciri seni rupa kontemporer yang dapat kita
pastikan untuk sementara waktu ini.

1. Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni dengan meleburnya


batas-batas antara seni lukis, patung, kriya, teater, musik,dan sebagainya
2. Sebaliknya Isu-isu yang diwacanakan adalah kesetaraan antara etnis dan
gender, HAM, lingkungan hidup, nilai tradisi dan persatuan keberagaman
yang lain
3. Memiliki gairah moralistik yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik
sebagai tesis.
4. Karena sifatnya yang masih radikal dan kontroversional, seni kontemporer
cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan
sebagai aktualitas berita dengan issue terkini dan fashionable
5. Mengutamakan jenis media seni baru seperti instalasi, performance art,
video dan sebagainya.
6. Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer sebagai wujud seni

Ciri kontemporer dalam wacana seni rupa dikukuhkan dengan semangat


pluralisme (keberagaman). Berorientasi bebas namun menghilangkan
batasan-batasan kaku (konvensional) dalam dunia seni rupa. Dalam seni
rupa kontemporer batasan medium dan dikotomi seni seperti “seni lukis”,
“seni patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan.
Orientasi bebas dan medium yang tidak terbatas memunculkan karya-karya
dengan media-media non konvensional. Hal itu menimbulkan perspektif
baru tentang keindahan seni, serta lebih berani menggunakan konteks
sosial, ekonomi serta politik (Sumartono, 2000).

Walaupun ada pemaknaan khusus dan ciri dalam wacana seni rupa
kontemporer seperti telah disebutkan di atas, arti leksikal kontemporer
yang menunjukkan konteks kekinian tidak dapat diabaikan.

Berdasarkan konteks masa kini, seni rupa kontemporer dipandang sebagai


karya seni yang ide dan pembahasannya dibentuk serta dipengaruhi
sekaligus merefleksikan kondisi yang mewarnai keadaan zaman ini tempat
“budaya global” menyeruak, yang menebarkan banyak pengaruh dan
menjadi penyebab berbagai perubahan dan perkembangan (Sumartono,
2000).

Pada akhirnya seni rupa kontemporer adalah wacana yang masih dalam
tahap perkembangan dan belum memiliki ciri atau ide yang dapat
dibakukan.

Contoh Seni Rupa Kontemporer

Jika kita membedahnya berdasarkan jenis atau ragam (yang sebetulnya


ditolak pula oleh seni kontemporer), maka kita dapat menemui beberapa
media baru yang sering digunakan oleh para seniman kontemporer,
meliputi:

1. Seni Instalasi,
2. Happening Art,
3. Performance Art,
4. Video Art,
5. Video Mapping.
Seni Instalasi

Seni Instalasi adalah karya seni rupa yang dibuat dengan menggabungkan
berbagai media baik dua dimensi maupun tiga dimensi dan tidak terbatas
pada pengelompokan jenis seni rupa (seni lukis, patung, dll) sehingga
membentuk kesatuan baru.

Karya seni ini juga biasanya menawarkan interaktivitas bagi pengunjung


pameran, misalnya pengunjung dapat menulis pendapatnya pada kanvas
atau sesederhana pengunjung dapat menekan tombol untuk menggerakan
sesuatu.

Interaktivitas tersebut menimbulkan dialog langsung, sehingga


memberikan perspektif dan nilai lain yang selama ini kurang mendapatkan
sorotan dari seni yang telah mapan sebelumnya (seni klasik).

Seni Instalasi – Pengertian, Sejarah,


Kategori (Lengkap)
Pengertian Seni instalasi (Installation
Art)

Seni Instalasi adalah karya seni yang dibuat dengan menyusun, merakit dan
memasangkan berbagai media Seni, baik dua maupun tiga dimensi
sehingga membentuk kesatuan realitas dan makna baru. Intinya, seni ini
tidak membedakan berbagai jenis media karya (patung, lukisan, dsb) lalu
menyatukan dan merakitnya menjadi satu kesatuan media baru, yakni
media instalasi.
Secara harfiah, instalasi diambil dari bahasa inggris, yaitu Installation yang
artinya “pemasangan” atau “menempatkan”. Sehingga Seni Instalasi
berkaitan dengan pemasangan sesuatu, yaitu karya yang akan dipamerkan.

Contoh
Seni Instalasi: Unlimited Space, oleh Esther Stocker

Berbeda dengan Seni Lukis atau Seni Patung yang tinggal dipajang, Seni
Instalasi harus dipasang dan disusun terlebih dahulu karena terdiri dari
banyak benda, baik komponen benda seni, maupun benda lain diluar
konteks seni rupa. Misalnya terdapat bentangan tali yang harus diikat
sedemikian rupa pada karya. Bisa juga karya harus dirakit terlebih dahulu
sebelum membentuk suatu kesatuan.

Dalam kamus Oxford, Instalasi berarti tindakan untuk menempatkan


peralatan atau furnitur pada posisi sehingga dapat digunakan. Dalam
konteks umum tujuan dari penempatan dimaksudkan agar benda dapat
dipakai. Pada Seni Instalasi, tindakan tersebut dilakukan agar karya dapat
dipamerkan.

Pembicaraan komponen benda non-seni disini sangat bersinggungan


dengan konsep Readymade Dadaisme yang dipelopori oleh Duchamp.
Sejarah Seni Instalasi

Robert, A. (1990: 90), mengatakan bahwa Seni Instalasi di dunia pertama


kali muncul pada era aliran Pop Art di sekitar 1950-1970-an. Awal
kemunculannya ditandai oleh karya Judy Pfaff yang membuat taman bawah
laut dari ribuan jenis sampah yang malah menjadi tampak fantastis dan
monumental.

Meskipun telah muncul pada tahun 1950-an, Seni Instalasi pertama kali
berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Tokoh-tokoh lain
yang memprakarsarai seni ini antara lain: Daniel Buren, Joseph Beuys (dari
Jerman), Daniel Buren (asal Prancis), Robert Irwin dan Hans Haacke.

Happening Art

Happening Art adalah persilangan antara pameran seni rupa dan


pertunjukan teatrikal. Biasanya bentuk seni ini menghindari penggunaan
unsur-unsur teater tradisional, seperti: alur cerita, karakter pemain dan
adegan. Meskipun begitu tema dan naskah tetap dibuat pada karya ini,
hanya saja di dalamnya lebih banyak terjadi monolog.

Performance Art

Banyak masyarakat bahkan kalangan seniman sendiri sering keliru


membedakan antara Performance Art dan Happening Art. Performance art
memang mirip dengan happening art, yaitu gabungan seni pertunjukan
dan seni rupa, tetapi penekanan representasinya tetap menjurus pada
aspek visual. Performance Art tidak membutuhkan dialog atau monolog
sama sekali.
Contoh seni rupa kontemporer: Performances art: Freak on a leash. bridgetmoser.com

Video Art

Sebetulnya media seni ini tidak begitu baru, namun kemunculannya lebih
banyak di ‘era masa kini’ yang mengacu pada tahun 1970-an hingga
sekarang (setidaknya hingga saat artikel ini ditulis). Intinya Video Art
menampilkan gambar bergerak pada layar monitor.

Video Mapping

Video Mapping setidaknya menggabungkan dua jenis seni rupa yang salah
satunya adalah Video Art yang disorotkan menggunakan proyektor pada
jenis seni lainnya. Berbagai aspek visual pada video yang disorotkan
disesuaikan (di mapping/dipetakan) dengan jenis seni lain seperti:
arsitektur, instalasi bahkan ke seni tari dan pertunjukan. Pemetaan antara
video dan jenis karya lainnya tersebut memberikan nuansa dan perspektif
baru bagi dunia seni rupa dan seni secara umum.
Kesimpulan

Seni kontemporer hingga kini masih menunjukkan wacana seni anti


modernisme yang mengagungkan pluralisme. Namun ironisnya tidak ingin
menggunakan jenis atau media seni yang dianggap kaku dan terlalu
universal. Sehingga seniman memilih menggunakan medium non
konvensional, berorientasi bebas, tidak terikat pada konvensi-konvensi
yang baku.

Meniadakan dikotomi/pengkotakan serta lebih berani menyentuh


persoalan sosial, ekonomi, dan politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik
ini diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak
memberikan pengaruh yang cepat terhadap perubahan dan perkembangan
sosial dan budaya seluruh masyarakat dunia.

Jadi, apa dan seperti apa seni kontemporer itu? Berkacalah ke dunia hari ini
dan beberapa dekade ke belakang. Jika kita melakukannya, maka semakin
jelas bahwa seni telah dipengaruhi atau dipaksa untuk ikut bersinggungan
dengan berbagai momen besar dunia meliputi:
1. internet, kemudahan dalam mendapatkan informasi memberikan distrupsi
besar-besaran terhadap semua sektor industri termasuk seni;
2. semakin berkembangnya teknologi digital yang kini mulai semakin
menyentuh dunia nyata dan tidak hanya ada di dunia maya, yakni revolusi
industri 4.0;
3. pergolakan kebebasan berpendapat dan pilihan gaya hidup mulai dari
kebebasan beragama, kesetaraan gender, keruntuhan demokrasi (berbagai
kelemahannya semakin muncul ke permukaan), dsb.

Semua itu telah memaksa seni menghadapi babak baru di zaman yang
serba cepat dan transformatif ini. Semuanya dapat tiba-tiba berubah baik
dalam segi postitif dan negatif. Bahkan, bisa jadi sebenarnya kita sedang
mengalami kematian kedua dari seni pula.

Dapat disimpulkan bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang sedang
dalam tahap perkembangan dan bereksplorasi tanpa henti berdasarkan
konteks yang sedang terjadi di masa kini, detik ini, ruang temporal ini,
beserta berbagai ramalan atau prakiraan masa depan dan tentunya masih
melibatkan pengaruh masa lalu yang bisa jadi diangkat ulang dalam
dialektika yang tak pernah usai.

Seni Rupa Modern – Sejarah, Sifat,


Ciri & Penjelasan para Ahli
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada suatu tradisi,
pakem atau adat suatu daerah yang berusaha mengembangkan seni rupa
berdasarkan filsafat, ilmu dan prinsip-prinsip seni yang lebih maju. Istilah
modern dalam seni rupa dikaitkan dengan seni di mana tradisi masa lalu
telah dikesampingkan dalam rangka mengangkat eksperimen demi
kemajuan seni (Gombrich, 1958, hlm. 419).
Menurut periodisasinya seni rupa modern adalah istilah yang digunakan
untuk mengategorisasikan berbagai karya seni rupa yang dihasilkan pada
tahun 1860-an hingga 1970-an (Atkins, 1990, hlm. 102).

Namun apakah berarti seni rupa modern lebih baik dari seni rupa
tradisional? Jika modern berarti terbaru atau lebih maju mengapa rentang
waktu periodenya dibatasi? Jika seni rupa modern adalah karya yang lebih
maju, Apa yang membuat karya seni rupa dianggap inovatif?

Apa itu Modern?

Modern secara harfiah berarti terbaru atau mutakhir, semua seni pernah
menjadi modern pada masanya. Seniman selalu mencoba teknologi baru
dalam berkarya. Teknologi dan media terbaru selalu membuka posibilitas
pada bentuk seni yang baru juga.

Bahkan penggunaan teknologi baru juga adalah salah satu jalan yang
membuka peluang untuk terbentuknya kebudayaan baru seperti
bagaimana pertamakali terbentuknya kebudayaan berkesenian. Sehingga
selalu bereksperimen dan mencoba hal baru menjadi bagian yang wajib
untuk mengembangkan dunia seni.

Namun jika semua karya seni pernah menjadi modern, lalu karya mana
yang disebut karya modern? Hari ini mungkin salah satu karya inovatif yang
baru dipamerankan adalah karya seni rupa modern. Tapi apakah 100 tahun
kedepan karya tersebut masih modern? Bagaimana dengan karya lama
yang ternyata telah menggunakan inovasi serupa dengan karya yang hari
ini dianggap inovatif dan baru?

Modern itu Kapan?

Salah satu cara untuk menghilangkan berbagai ketidakjelasan di atas


adalah dengan menegaskan batasan periode waktu untuk karya yang
disebut karya modern. Periode tersebut harus memiliki batasan yang jelas
dalam waktu pertama kali muncul hingga masa akhirnya. Maka dari itu,
beberapa ahli memberikan rentang waktu seperti tahun 1860-an hingga
1970-an.

Seni rupa modern juga merupakan istilah yang digunakan untuk


mengklasifikasi karya seni yang mulai menanggalkan pakem-pakem lama
yang dianggap sudah tidak relevan dengan masanya. Hal ini dimulai ketika
aliran seni rupa impresionisme muncul dan berakhir pada sekitar 1970
(aliran Pop Art hingga Minimalisme).

Claude Monet adalah tokoh utama aliran impresionisme, namun sebetulnya


tokoh penting yang memulai transisi seni rupa modern ini adalah Edouard
Manet. Hanya saja ia menolak untuk menggunakan teknik aliran
impressionist yang dianggap aliran seni pertama yang dikategorikan
modern. Dia memilih untuk menggunakan teknik yang dikembangkannya
sendiri dan masih mirip dengan aliran realisme.

Spesifiknya periode Seni Rupa Modern di Barat dimulai ketika Manet


melukis “Déjeuner sur l’Herbe” pada tahun 1863. Lukisan tersebut ditolak
mentah-mentah oleh institusi seni pemerintah masa itu: The Paris Salon.
Teknik lukis manet tampak kasar, mengacuhkan banyak detail dan
menggunakan perspektif yang tidak akurat.

Selain itu subjek/tema yang dipilihnya juga kontroversial, karena ia melukis


tema keseharian yang dianggap tidak indah dan kurang pantas. Sementara
seniman yang lain selalu melukiskan berbagai subjek yang indah:
pemandangan alam, perempuan cantik, hingga keluarga bangsawan yang
mengenakan pakaian mewah.

Hal itulah yang menyebabkan Edouard Manet menjadi tokoh penting


transisi dari aliran realisme ke impresionisme. Karena salah satu ide dasar
impresionisme sebetulnya sudah hadir pada lukisan-lukisannya.

Apa yang membuat Karya Seni disebut


Modern?
Pada akhirnya ketika publik seni siap untuk menerima perubahan, teknik
lukis Manet disanjung sebagai sapuan kuas yang berani dan ekspresif, lebih
menunjukan emosi manusia. Perspektifnya yang sengaja tidak akurat juga
dinilai dapat memberikan nilai lebih pada tata ungkapan lukisan dan
menjadi salah satu keunggulan lukisan dibandingkan dengan fotografi.
Pemilihan subjeknya juga dianggap tidak mendiskriminasi golongan
masyarakat menengah kebawah sebagai model/tema lukisannya.

Pada lukisan ini Manet sengaja menambahkan sosok Pria di bagian cermin Bar. Karakter tersebut
seharusnya tidak tersorot jika menggunakan perspektif yang akurat. Namun dengan menambahkan
sosok tersebut karyanya menjadi enigmatik dan memberikan pertanyaan Apakah sebetulnya sosok
tersebut sebetulnya tidak ada? dan hanya ada dipikiran model wanitanya saja? A Bar at the Folies
Bergere oleh Edouard Manet, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Sikap Manet adalah salah satu contoh yang bagus untuk memperlihatkan
karya seperti apa yang dianggap karya modern. Bagaimana eksperimennya
membawa perubahan positif yang dapat mengembangkan dunia seni rupa
ke tingkat yang lebih baik. Sikapnya dalam berkarya adalah salah satu ciri
dari seni rupa modern.

Manet menggunakan teknik baru, subjek baru dan mencari cara lain untuk
mengungkapkan pernyataannya lewat cara yang khas (berani mengurangi
keakuratan perspektif). Selain periodisasi waktu yang jelas, sikap yang
dimiliki manet dapat dijadikan salah satu ciri dari karya seni rupa modern.
Dapat dikatakan bahwa Manet adalah bapak seni rupa modern.

Sifat dan Ciri Seni Rupa Modern

Berdasarkan narasi singkat mengenai Manet diatas kita dapat menarik


beberapa sifat dan ciri utama seni rupa modern. Berikut adalah
pemaparannya.

Sifat Seni Rupa Modern

Sifat dan ciri seni rupa modern adalah sebagai berikut.

1. Eksperimental
2. Memiliki inovasi/pembaruan (Inovation)
3. Mengusung Nilai Baru (Novelty)
4. Orisinal (tidak mengulang tradisi)

Ciri Seni Rupa Modern

Ciri atau hal yang menjadi pembeda terhadap seni rupa modern jika
dibandingkan dengan seni di periode lain adalah sebagai berikut.

1. Tidak terikat pada pakem-pakem tradisi atau budaya


2. Penjabaran visual lebih ekspresif dan bebas, namun tetap berbasis pada
berbagai penemuan filsafat, prinsip-prinsip dan ilmu yang baru.
3. Tidak memiliki kepentingan lembaga diluar seni itu sendiri
4. Rasionalitas/Rationality
5. Mulai dominan bentuk-bentuk geometris (pengaruh ilmu geometri)
6. Ornamen-ornamen tradisional ditinggalkan
7. Universal, tidak terpaku pada satu aliran
8. Fungsionalitas mulai diangkat dan dipertanyakan
9. Mengutamakan orisinalitas
10. Penguatan dalam konsep dan penuturan ungkapan
11. Kreatif, selalu mencoba menciptakan yang baru
12. Berlandaskan seni untuk kepentingan seni itu sendiri

Sejarah Seni Rupa Modern

Di masa lalu, pada masa kekaisaran yang absolut dan masa keemasan
agama di barat, seni rupa yang menonjol adalah jenis kesenian yang
megah, kolosal, lukisan dinding yang besar dan arsitektur istana dan gereja
yang megah dan mewah. Patung-patung yang dipahat juga memiliki
ukuran yang besar dengan material yang tidak murah (marmer, dll).
Sehingga karya tidak mungkin dibuat sendiri secara independen oleh
Seniman.

Hanya seniman dengan koneksi tertentu yang disponsori atau diberi komisi
oleh institusi yang mapan yang karyanya diakui oleh public seni. Sehingga
institusi-institusi (kerajaan, gereja, kaum bangsawan) tersebutlah yang
mengarahkan kemana arah dunia melaju. Hal itu juga membuat karya seni
memiliki kepentingan khusus untuk mendukung institusi tersebut.

Pecahnya Revolusi Perancis pada tahun 1789 adalah titik akhir dan
kekuasaan feodalisme. Pengaruhnya terasa juga di bagian-bagian dunia
lain, Kawasan Barat utamanya. Revolusi ini juga ternyata tidak hanya
memberikan perubahan kehidupan sosial dan politik saja, tatapi juga
berpengaruh pada dunia seni. Karena dengan berakhirnya masa feodalisme,
berakhir juga pengaruh kerajaan dan institusi unggul lain atas kehidupan
dan perkembangan seni.

Sebetulnya telah terjadi keretakan hubungan yang signifikan antara gereja


dan para seniman dari zaman Renesans. Hal itu disebabkan oleh
kemunduran fungsi dan daya tarik gereja di masyarakat sejak zaman
Renesans. Di lain pihak hal itu juga disebabkan karena dunia seni telah
menemukan alternatif lain untuk mendapatkan sponsor. Yakni dari raja dan
para bangsawan yang merupakan penguasa dan pemilik harta yang dapat
memberikan modal finansial bagi seniman untuk berkarya. Oleh karena itu
para seniman dapat menjadi individu yang relatif lebih bebas, tidak harus
menggunakan tema keagamaan saja dalam karyanya.

Asal Muasal Seni Rupa Modern

Seniman mulai dapat membebaskan diri dari kerajaan. Karena mereka tidak
hanya memiliki fungsi hanya sebagai tukang lagi, melainkan menjadi
individu yang disejajarkan dengan profesi professional lain. Secara perlahan
terbentuklah kelompok baru dalam masyarakat, yaitu kelompok seniman.

Mereka melukis bukan karena ada yang meminta, melainkan karena ingin
berkarya, berkesenian untuk perkembangan seni. Di masa itulah dimulai
seni rupa modern dalam sejarah yang ditandai dengan isolasi diri dari
berbagai institusi dan pihak yang unggul di masanya. Salah satu kelompok
seni pionir yang muncul dan berhasil itu adalah para impressionis.

Kebangkitan Impresionisme

Karena berkarya demi mengembangkan dunia seni, impressionis peka


terhadap perkembangan zaman. Mereka menilai bahwa karya realis tidak
relevan lagi dengan adanya teknologi fotografi. Mereka mencari
keunggulan lain dari seni lukis untuk menyaingi fotografi, meliputi:

1. mempercepat sapuan kuas mereka untuk mengimbangi kecepatan


fotografi,
2. mengambil teori warna Newton untuk mengambil “warna sebenarnya” dari
alam, dan
3. menggunakan perspektif yang dimodifikasi (tidak akurat) untuk
memberikan ungkapan lain yang tidak dapat diraih oleh foto.

Impresionis juga muncul ketika banyak seniman baru yang karyanya ditolak
oleh The Paris Salon, Institusi yang disponsori oleh pemerintahan Perancis
untuk memilih karya yang layak dipamerkan. Nama gerakan tersebut
berasal dari karya Claude Monet “Impression, Sunrise” pada pameran
independen asosiasi senimannya di Paris.

Karya itu memprovokasi kritikus Louis Leroy untuk membuat kritik negatif
yang diterbitkan di LeCharivari. Leroy mengatakan bahwa karya mereka
seperti lukisan yang belum selesai, kurang detail, tidak realistik dan hanya
impresi (hanya tampak realistik bila dilihat dari jauh).

Contoh karya seni rupa modern. Impression,


Sunrise oleh Claude Monet

Pada akhirnya karya para impressionis diterima oleh publik seni. Karya
mereka menarik banyak perhatian kritikus seni yang menganggap mereka
memberikan kontribusi terhadap perkembangan seni lukis, utamanya
dalam menyaingi fotografi.

Seniman dari berbagai dunia lain juga berdatangan ke Paris untuk


mempelajari bentuk seni rupa modern tersebut. Impresionisme membuka
jalan bagi aliran seni rupa modern lain untuk turut bermunculan.

Aliran Seni Rupa Modern

Aliran seni rupa modern lainnya terus bermunculan dan berkembang


setelah pergerakan para impressionist. Beberapa diantaranya saling
berdialog satu sama lain. Terdapat aliran yang saling mengembangkan,
juga saling bertentangan. Berikut adalah tabel periodisasi aliran seni rupa
modern Barat:
Aliran Seni Rupa Modern 1870 hingga 1930

Aliran Tahun

Impresionisme 1870 – 1892

Simbolisme 1880 – 1910

Post Impresionisme 1880 – 1914

Fauvisme 1899 – 1908

Ekspresionisme 1905 – 1933

Kubisme 1907 – 1922

Futurisme 1909 – 1920


Aliran Tahun

Suprematisme 1913 – 1920

Bauhaus 1919 – 1933

Surealisme 1924 – 1966

Sosial Realisme 1929 – 1950

Aliran Seni Rupa Modern 1940 hingga 1980

Aliran Tahun

Abstrak Ekspresionisme 1943 – 1965

Color Field Painting 1940 – 1960


Aliran Tahun

Kinetic Art 1954

Optical Art 1964

Pop Art 1950 – 1970

Minimalisme 1960

Penjelasan aliran seni rupa berdasarkan periodisasi sejarah seni dunia dapat
ditemukan

Akhir dari Seni Rupa Modern

Gustave Courbet, Seorang pionir realisme dari Perancis pernah berharap


agar museum-museum ditutup saja sekurang-kurangnya 20 tahun lamanya,
agar para seniman muda tidak sempat berdialog dengan karya-karya yang
ada di dalamnya. Ia berkeinginan agar apa yang pernah diciptakan orang
lain tidak mempengaruhi pelukis generasi selanjutnya. Meskipun dia
dimasukan kedalam periode pra-Modern, Ia telah memperlihatkan sikap
modern yang ingin menghilangkan pengaruh tradisi yang ditakutkan akan
menghambat kreativitas dan inovasi seniman. Meskipun mungkin idenya
agak terdengar terlalu radikal.
Sikap seperti itulah yang membedakan seniman modern dan tradisional.
Sikap batin yang selalu ingin sesuatu yang baru dan berbeda daripada yang
lain. Kreativitas sangat penting dalam seni modern, dan dalam kretivitas ini
berkembanglah sifat-sifat orisinalitas, kepribadian individu, kesegaran, dan
sebagainya. Dengan melakukan apapun yang diperlukan dan terus
bereksperiman. Para seniman modern amat menghargai dan mengejar-
ngejar nilai-nilai tersebut yang singkat kata dapat disebut sebagai nilai
kebaruan atau novelty.

Namun apa itu orisinalitas? Bukankah manusia adalah mahluk mimesis?


Semua yang kita lakukan adalah dengan meniru apa yang telah dilakukan
oleh orang lain sebelumnya (misal: orangtua). Benarkah ada hal yang
disebut orisinal? Adakah hal baru yang dapat tercipta di dunia ini? Selama
ini manusia terus meniru dan memanfaatkan alam untuk menciptakan
inovasi yang digunakannya.

Meskipun tampak canggih atau modern, namun pada intinya kita tetap
mencontek alam dunia. Itulah salah satu pertanyaan yang muncul di akhir
masa modernisme yang sekaligus menjadi kemunculan seni rupa
kontemporer. Ketika kritik post modernisme hadir dan memberikan
berbagai pilihan perspektif yang baru.

Aliran Seni Rupa Berdasarkan


Periodisasi Sejarah Seni Dunia
oleh GAMAL THABRONI13-03-201805-12-2021
Daftar Isi ⇅

Pengertian Aliran Seni Rupa


(Mazhab Seni Rupa)
Aliran seni rupa atau mazhab seni rupa adalah pergerakan seniman-
seniman yang memiliki satu prinsip-prinsip dan gaya/style yang sama
dalam menciptakan karya yang tercetus dalam periode waktu tertentu.

Aliran seni rupa terbagi melalui skala pergerakan (mazhab besar atau kecil)
dan sumber tercetusnya aliran seperti pergerakan bersama seniman dalam
menyikapi sesuatu (movement), school (paguyuban/perguruan) dan lain-
lain. Ada pergerakan yang sengaja dicetuskan oleh suatu grup/ instansi, ada
juga yang terjadi secara alamiah dalam konteks masyarakat tertentu.
Aliran seni rupa sangat beranekaragam, terdapat banyak aliran-aliran kecil
yang masih belum mendapatkan banyak sorotan publik seni. Aliran juga
dapat bersifat saling berdialog satu sama lain, dalam artian misalnya aliran
B dapat menjadi pergerakan menentang aliran A yang telah mapan terlebih
dahulu.

Aliran seni rupa juga bersifat fluktuatif, aliran lama yang sebelumnya
ditentang atau telah banyak ditinggalkan dapat muncul kembali dengan
berbagai pengembangan retrospektifnya. Aliran juga dapat terpengaruh
satu sama lain dan mungkin saja melahirkan aliran baru.

Sementara itu, seniman secara individu juga dapat terpengaruh atau


sengaja mengambil khazanah yang disukai/disetujuinya kedalam karyanya
jika memang pengaruhnya dinilai positif dalam memperkaya kedalaman
karyanya.

Sekilas tentang Periodisasi Aliran


Seni Rupa
Untuk memaksimalkan pengetahuan mengenai aliran seni rupa ada baiknya
kita menelusuri berbagai aliran seni rupa tersebut mengikuti periodisasi
seni. Melalui penjelajahan waktu aliran seni rupa, kita dapat mengenal
berbagai keterkaitan satu sama lain antara aliran seni rupa tersebut.
Berbagai konteks yang menyelubungi masing-masing aliran di masa aliran
itu tercetus akan tampak dengan lebih jelas.

Penampakan wujud aliran berdasarkan konteks waktunya dapat kita


bandingkan satu sama lain untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih
berlapis mengenai aliran seni rupa itu sendiri. Irisan antar aliran dapat
dijadikan parameter lebih dalam untuk menganalisis keunikan masing-
masing aliran seni lukis.

Di sini akan dibahas beberapa aliran seni rupa yang paling dominan dalam
kualitas catatan sejarah dan aliran-aliran yang besar pada masanya.
Diurutkan sesuai periodisasi seni rupa dunia karena tujuan tulisan ini adalah
untuk memperkenalkan beberapa pergerakan aliran seni lukis.

Aliran yang akan dibahas adalah aliran seni era Renaisans hingga ke Pop
Art. Sejarah seni era klasik (sebelum masehi) akan dibahas dilain
kesempatan pada artikel sejarah seni rupa, sementara seni era kontemporer
masih terlalu radikal dan belum cukup mapan untuk dibandingkan di
periodisasi ini. Seni kontemporer memerlukan artikel khusus untuk
membahasnya dan dapat dibaca disini: Seni rupa kontemporer: Sejarah, Ciri
& Pengertian para Ahli.

Artikel ini memuat konten yang cukup panjang karena membahas secara
komprehensif masing-masing aliran yang dibicarakan. Oleh karena itu,
pastikan bookmark terlebih dahulu dan manfaatkan fitur daftar isi pada
website ini.

Tabel Periodisasi Sejarah Seni Dunia

Secara singkat periodisasi aliran seni rupa berarti gaya/style seni dari masa
ke masa berdasarkan inskripsi yang terekam di sejarah seni rupa. Periodisasi
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Periode Seni Tahun

Egyptian Art/ Seni Mesir Kuno 3000 – 350 SM

Greek Art/ Seni Yunani Kuno 900 – 30 SM


Periode Seni Tahun

Roman Art/ Seni Roma 500 SM – 400

Chinese Art / Seni Cina 202 SM – 220

Pre-Columbia/ Pra Kolombia 900 – 1299

India 1200 – 1299

Romanesque 1000 – 1200

Gothic Art 1100 – 1300

China (Dinasti Ming) 1368 – 1643

Italian Renaissance/ Renaisans Itali 1400 – 1600


Periode Seni Tahun

Northern Renaissance/ Renaisans Utara 1400 – 1600

Baroque 1600 – 1700

India (Pengaruh Islam) 1725 – 1775

Rococo 1700 – 1776

Oceania Sekitar 1780-an

Neo Classicism 1780 – 1820

Romanticism/ Romantisisme 1800 – 1850

Oceania 1875 – 1970


Periode Seni Tahun

Realism/ Realisme 1850 – 1900

Impressionism/ Impresionisme 1860 – 1886

Africa/ Afrika 1900 – 1950

Africa/ Afrika 1900 – 1999

Fauvism/ Fauvisme 1904 – 1908

Japan/ Jepang 1880 – 1920

Cubism/ Kubisme 1908 – 1914

Surrealism/ Surealisme 1921 – 1942


Periode Seni Tahun

Abstract Expressionism/ Abstrak Ekspresionisme 1946 – 1960

Pop Art 1950 – 1960

Minimalism/ Minimalisme 1960 – 1970

Neo Expressionism Sekitar 1980-an

Garis besar periodisasi pergerakan seni

Aliran Seni Rupa Berdasarkan


Periodisasi Seni Dunia
Berikut adalah berbagai aliran-aliran seni rupa yang disusun berdasarkan
periodisasi perkembangan seni di dunia, dimulai dari aliran gothic.
Aliran Gothic Art/ Seni Goth

Gothic adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah


periode yang dimulai sekitar pertengahan abad kedua belas dan
berlangsung sampai akhir abad kelima belas, di beberapa daerah hingga
abad keenam belas. Nama istilah itu dibuat oleh kritikus sebagai cemoohan
seni periode tersebut karena tidak berpegang pada standar seni Yunani dan
Romawi kuno.

Nama tersebut diambil dari Suku Goth (suku barbar) yang telah berhasil
menjatuhkan Roma. Istilah Gothic diberikan pada bangunan-bangunan
baru yang didirikan berdasarkan keinginan suku Goth. Suku Goth tidak
mendesain atau sengaja membangun berbagai arsitektur yang bergaya
gothic. Style yang digunakan masih berpatok pada standar seni roma.
Banyak bangunan yang telah dirancang berdasarkan gaya Romawi. Tetapi
saat penyelesaiannya dipaksa untuk diubah oleh kaum Goth yang telah
berhasil menaklukan Roma, untuk menghilangkan pengaruh budaya
aslinya.
Contoh
Gothic Art: Mary Magdalene, oleh Torun SS Johns. Foto: Pko, gambar asli
diperoleh melalui: wikipedia.com.

Aliran Seni Rupa Renaissance/ Renaisans

Secara garis besar, periode renaisans berlangsung sekitar 200 tahun pada
tahun1400-1600. Kata renaissance secara harfiah berarti “kelahiran kembali”
dan merupakan terjemahan Perancis dari bahasa itali: rinascita. Dua
komponen utama gaya Renaisans adalah sebagai berikut:
1. Membangkitkan kembali bentuk klasik yang awalnya dikembangkan oleh
orang Yunani dan Romawi kuno yang telah ‘dihilangkan’ oleh kaum Goth
pada periode sebelumnya.
2. Renaisans juga melakukan penekanan dan perhatian intensif terhadap
kepentingan sekuler dalam humanisme dan penegasan pentingnya
individu.
3. Periode Renaisans dalam sejarah seni berbarengan dengan awal zaman
besar penemuan dan eksplorasi barat, ketika keinginan umum bangsa barat
adalah untuk terus berkembang serta menguji semua aspek yang ada di
alam dunia.

Pada masa Renaisans, para seniman tidak lagi dianggap sebagai perajin
(artisan) belaka, seperti pada masa lalu di abad pertengahan. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah seniman muncul sebagai kepribadian
independen, serupa/sederajat dengan penyair dan penulis. Seniman
mencari solusi baru untuk masalah formal dan visual, dan banyak dari
mereka juga dikhususkan untuk melakukan eksperimen ilmiah. Dalam
konteks renaisans, perspektif matematis atau linier dikembangkan, sebuah
sistem di mana semua benda dalam lukisan atau relif dihubungkan baik
secara proporsional maupun rasional. Akibatnya, permukaan yang dicat
dianggap sebagai jendela alam, dan menjadi tugas pelukis untuk
menggambarkan dunia ini dalam karya seni mereka.

Akhirnya pelukis mulai mencurahkan lebih banyak perhatian pada


penggambaran pemandangan alam seperti pohon, bunga, tanaman,
pegunungan jauh, dan langit. Seniman mempelajari efek cahaya di alam
terbuka dan bagaimana cara mata memandang semua elemen yang
beragam di alam. Mereka mengembangkan aerial perspective, di mana
semakin jauh objek semakin tidak mencolok dan kurang tajam objek
tersebut saat dipandang. Pelukis dari Flanders dan Belanda
memperkenalkan cat minyak sebagai media baru seni di masa ini, dimana
tempera (adonan gips dan putih telur) adalah media seni yang sebelumnya
umum digunakan.
Tokoh Penting Renaisans

Raphael /Rafael

Pelukis dan arsitek renaisans asal Italia, Raphael terkenal dengan karyanya
yang berjudul Sistine Madonna (Madonna di San Sisto) dan untuk komposisi
tokoh besarnya di Vatikan, Roma. Karyanya dikagumi karena kejelasan
bentuk dan kesederhanaan komposisi untuk pencapaian visual berideologi
Neoplatonis; mengangkat keagungan manusia.
Contoh karya
aliran renaisans: Sistina Madonna oleh Raphael, gambar asli diperoleh
melalui wikipedia.com

Michelangelo

Michelangelo dianggap sebagai salah satu seniman terbesar sepanjang


hidupnya. Ia terkenal melalui karyanya yang berupa lukisan, patung, dan
arsitektur. Meskipun lukisan di langit-langit Kapel Sistina adalah yang
paling dikenal dari karyanya, dia lebih menganggap dirinya sendiri sebagai
seorang pematung. Praktiknya terhadap seni dianggap tidak biasa pada
masanya. Michelangelo selalu berkarya berdasarkan rancangan desain
(menyiapkan sketsa desain terlebih dahulu sebelum mengeksekusi karya
asli). Michelangelo lebih banyak menghabiskan masa hidupnya sebagai
pematung dan membuat media seni lain hanya dalam periode tertentu.

Contoh karya aliran renaisans:


David oleh Michelangelo, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Leonardo Da Vinci

Leonardo da Vinci adalah Pelukis, desainer, pematung, arsitek, dan insinyur


asal Italia adalah salah satu sampel terbaik sebagai individu seniman
renaisans. Tidak hanya mengeksplorasi keindahan, memiliki banyak talenta
dan mengeksplorasi sains adalah salah satu ciri khas seniman renaisans.
Leonardo da Vinci dapat menjadi lambang idealisme humanis era renaisans.
Last Supper/ Perjamuan Terakhir (1495- 98) dan Mona Lisa adalah lukisan
Renaisans yang paling populer dan berpengaruh di masanya. Sayangnya
dibalik kebrilianannya itu hanya 17 lukisan yang bisa bertahan dan
beberapa di antaranya belum selesai. Leonardo tampak memiliki etos kerja
yang kurang baik dalam menyelesaikan karyanya, bisa jadi karena dia
terlalu banyak menghabiskan masa hidupnya untuk melakukan bermacam
hal sekaligus.
Contoh karya aliran renaisans: The Last Supper oleh Leonardo da Vinci,
gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Aliran Seni Rupa Romantisisme

Aliran seni rupa romantisisme terdengar identik dengan kisah drama cinta,
tetapi perlu digarisbawahi bahwa aliran Romantisisme tidak berasosiasi
dengan hal tersebut. Romantisisme diambil dari kata dasar ‘Roman’
dilengkapi dengan imbuhannya maka Romantisisme adalah Hal yang ke-
roman-roman-an, bukan romantis. Roman adalah tulisan-tulisan karya
klasik yang biasanya memuat kisah-kisah dramatis yang bercerita tentang
kehebatan manusia, pencapaian manusia dalam penaklukan alam,
penaklukan bangsa asing (penjajah) dan yang lainnya dalam jangkauan
tematiknya. Dalam sastra cara mudah untuk membedakan referensi kita
terhadap makna yang dituju ke romantisisme adalah dengan mengganti
kebutuhan penulisan istilah romantis di romantisisme menjadi romantik.
Romantisisme adalah salah satu era yang sulit untuk dipahami. Era
romantisisme dipengaruhi oleh datangnya revolusi industri yang mulai
meninggalkan kealamian dunia dan destruktif terhadap lingkungan. Banyak
seniman yang menolak praktik-praktik industrialisasi yang kurang
memperhatikan dampak negatifnya terhadap alam. Kata romantik diambil
dari kata roman, yaitu tulisan fiksi romansa abad pertengahan yang
dramatis dan cenderung memiliki berbagai fantasi aneh. Kata itu kemudian
dikaitkan dengan rasa yang muncul untuk pemandangan alam, prospek
“luhur” atau ilahiah, sebuah kecenderungan yang tercermin dalam
meningkatnya penekanan pada teori estetika yang agung dibandingkan
dengan yang indah.

Romantisisme tidak dapat diidentifikasi dengan gaya, teknik, atau sikap


yang tunggal, namun ciri umum seni pada masa ini adalah: imajinatif,
subjektif, menggunakan intensitas emosional yang tinggi, dreamy atau
visioner. Seni romantik berusaha untuk mengekspresikan perasaan yang
kuat, mistis, dan tidak harfiah dan menggunakan banyak simbol/
perumpaan, berbeda dengan seni zaman klasik yang mudah dipahami dan
didefinisikan dengan jelas.

Ciri Umum Aliran Seni Rupa Romantisisme

1. Secara umum, masyarakat percaya bahwa seni memiliki peran penting


dalam kehidupan manusia dan budaya.
2. Seni memiliki makna dan peran religius dalam masyarakat manusia. Seni
memiliki peran penyembuhan, mengarah pada kesatuan manusia dengan
alam.
3. Seni menjadi sumber kebenaran
4. Kemampuan imajinasi menjadi sesuatu yang dikagumi
5. Muncul gagasan tentang kesatuan estetis
6. Muncul gagasan tentang estetika sebagai ranah otonom, tidak hanya dari
alam
7. Penciptaan seni dianggap sebagai ekspresi diri, hal ini mengarah pada
pengembangan teori ekspresi seni
Tokoh Penting Aliran Seni Rupa Romantisisme

Fransisco Goya

Francisco Goya (30 Maret 1746 – 16 April 1828) adalah seorang pelukis
aliran seni rupa romantisisme yang berasal dari Spanyol. Dia dianggap
sebagai seniman Spanyol yang paling penting pada akhir abad 18 dan
diawal 19. Sepanjang karirnya yang panjang ia banyak mengabadikan
sejarah melalui lukisannya. Goya sering disebut sebagai Old Masters yang
terakhir dan pelukis modern pertama (transisi dari renaisans menuju
romantisisme). Selain melukiskan sejarah dia juga sering melukis potret
bernuansa kontemporer (pada masanya).
Contoh karya aliran romantisisme: The Second of May 1808 oleh Fransisco
Goya, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

J.M.W Turner

Joseph Mallord William Turner (23 April 1775 – 19 Desember 1851), adalah
seniman asal Inggris yang dikenal dengan pewarnaan ekspresif,
pemandangan imajinatif dan gambar dramatisnya. Subjek lukisan Turner
yang paling terkenal adalah lukisan pemandangan lautan dramatisnya.
Turner lahir di Maiden Lane, Covent Garden, London, di keluarga kelas
menengah rendah yang sederhana. Dia tinggal di London sepanjang
hidupnya, mempertahankan aksen Cockney-nya dan tetap bersikap rendah
hati di masa tenarnya.

Turner belajar di Royal Academy of Arts dari tahun 1789, mendaftar saat
berusia 14 tahun, dan menunjukkan karya pertamanya di sana pada usia 21.
Selama periode ini, dia juga menjabat sebagai juru gambar arsitektur. Dia
memperoleh penghasilan tetap dari komisi dan penjualan. Dia membuka
galeri sendiri pada tahun 1804 dan menjadi profesor perspektif di Royal
Academy pada tahun 1807, di mana dia mengajar sampai tahun 1828. Ia
gemar melakukan perjalanan ke Eropa dari tahun 1802 dan biasanya
pulang dengan membawa banyak sketsa pemandangan di perjalanannya.

Contoh karya aliran romantisisme: Fishermen at Sea oleh J.M.W Turner,


gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com
Contoh karya aliran romantisisme: Rome, from Mount Aventine oleh J.M.W
Turner, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Caspar David Friedrich

Caspar David Friedrich (5 September 1774 – 7 Mei 1840) adalah pelukis


pemandangan Romantik Jerman abad ke-19. Ia dianggap sebagai salah
satu seniman Jerman yang paling penting pada masanya dan akhirnya
menjadi tokoh terpenting dalam sejarah Romantisisme. Friedrich terkenal
karena pemandangan alegoris atau simbol utuh, semua karya lukis/seluruh
tulisan bersifat simbolik seperti fabel; cerita bintang yang menyimbolkan
prilaku manusia. Lukisan Friedrich biasanya menampilkan sosok
kontemplatif siluet melawan langit malam, kabut pagi, pohon tandus atau
reruntuhan kuno.

Minat utamanya sebagai seniman adalah perenungan terhadap alam dunia


dan karyanya yang seringkali simbolis berusaha menyampaikan tanggapan
subjektif dan tanggapan emosional terhadap alam. Lukisan Friedrich
biasanya menempatkan kehadiran manusia dalam perspektif kecil di tengah
pemandangan yang besar, mengurangi nilai-nilai mereka ke skala yang,
menurut sejarawan seni Christopher John Murray, mengarahkan
“pandangan pemirsa terhadap dimensi metafisik mereka”.
Wanderer Above the Sea of Fog (Pengelana di atas Lautan Kabut) oleh
Caspar David Friedrich, gambar diperoleh melalui wikipedia.com

Aliran Seni Rupa Realisme

Aliran seni rupa realisme disini bukanlah istilah untuk kemiripan atau
keakuratan gambar/lukisan pada model atau subjeknya. Aliran Realisme
adalah pergerakan prinsip aliran seni lukis yang ingin menggambarkan
subjek apa adanya, tidak dramatis seperti romantisisme atau aliran lain
yang telah mapan sebelumnya. Setelah era romantisisme lama berjaya,
banyak seniman yang merasa bahwa mereka harus menggambarkan
masalah politik, sosial, dan moral, tanpa mengagungkan masa lalu atau
menyajikan pandangan romantik saat itu. Para seniman realis menyajikan
adegan yang familiar terjadi ditengah-tengah masyarakat apa adanya.
Tidak mendramatisir atau melebih-lebihkan manusia.

Realisme disebut sebagai gerakan seni modern pertama, yang menolak


bentuk tradisional seni, sastra, dan organisasi sosial yang dianggap sudah
tidak relevan setelah Era Pencerahan dan Revolusi Industri. Dimulai di
Prancis pada tahun 1840an, Realisme merevolusi lukisan, memperluas
konsepsi tentang apa yang merupakan seni. Realisme muncul di era yang
dianggap distruptif, ditandai dengan revolusi industri dan perubahan sosial
yang luas. Pelukis realis menggantikan gambaran idealistik dan
keadiluhungan seni tradisional dengan peristiwa kehidupan nyata,
mengangkat masyarakat biasa untuk mendapatkan bobot yang serupa
dengan lukisan dan alegori sejarah yang sebelumnya hanya mengangkat
kasta atas. Pilihan mereka untuk membawa kehidupan sehari-hari ke dalam
kanvas mereka adalah manifestasi awal keinginan avant garde untuk
menggabungkan seni dan kehidupan.

Ciri Utama Aliran Realisme

1. Realisme memberontak terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan


(dramatis) ala Romantisisme.
2. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas
dengan keadaan sehari-hari, dan tidak menghindari aspek kehidupan yang
rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah mewah atau pakaian mahal
seperti kaum bangsawan.
3. Karena poin kedua diatas, aliran realisme disebut sebagai aliran seni
modern pertama.
4. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan
kondisi aslinya, dan sering mencerminkan perubahan yang ditimbulkan
oleh revolusi industri yang terjadi pada saat itu.
5. Popularitas karya ‘realistis’ tumbuh seiring dengan diperkenalkannya
fotografi yang baru muncul pada masa itu. Fotografi memberikan sumber
subjek visual baru yang menciptakan keinginan seniman untuk
menghasilkan representasi situasi karya seni yang objektif dan nyata seperti
yang dapat dilakukan oleh fotografi.

Tokoh Penting Aliran Seni Lukis Realisme

Gustave Courbet

Gustave Courbet adalah salah satu pencetus munculnya aliran seni lukis
Realisme di pertengahan abad ke 19. Menolak gaya klasik dan teatrikal
Akademi Prancis, seninya berfokus pada realitas fisik benda-benda yang dia
amati walaupun kenyataan itu ‘tidak indah’ dan kontras. Dia juga melihat
Realisme sebagai sarana untuk memperjuangkan kaum tani dan rakyat
negara dari kota asalnya. Dia telah lama terkenal karena tanggapannya
terhadap pergolakan politik yang mencengkeram Prancis dalam masa
hidupnya. Sejarawan menganggap karyanya sebagai pemicu penting bagi
seniman modernisme awal lainnya seperti Edouard Manet dan Claude
Monet dengan aliran impresionisme-nya.
Contoh karya aliran seni rupa realisme: A Burial at Ornans oleh Gustave

Courbet, gambar asli diperoleh melalui: wikipedia.com


Contoh karya aliran realisme: Jo, a Beautiful Irish Girl oleh Gustave Courbet,
gambar asli diperoleh melalui: wikipedia.com

Jean-Francois Millet

Jean-Francois Millet (4 Oktober 1814 – 20 Januari 1875) adalah seorang


pelukis Prancis dan salah satu pendiri sekolah Barbizon di pedesaan Prancis.
Millet adalah sosok yang sikap hidupnya yang sederhana, kontras dengan
seniman lain di zamannya. Dia selalu melihat dan ingin menggambarkan
ketuhanan dan kebajikan dalam kerja fisik manusia. Terkenal karena lukisan
adegan petani yang sedang bekerja di pedesaan, dan sub-teks religius yang
sering menyertainya.

Millet melihat bagian kesuksesan dan kegagalannya dengan kritik dan


publik. Millet berkesenian di tengah iklim politik “kasta” yang tengah
bergejolak di Perancis. Millet merayakan ‘kebangsawan’ kelas petani dalam
karyanya dan sempat menjadi sorotan kaum elitis yang pada masa tersebut
tidak menyukai pergerakan seperti itu.

Contoh karya aliran realisme: The Potato Harvest oleh Jean-Francois Millet,
gambar asli diperoleh melalui: wikipedia.com
Edouard Manet

Edouard Manet (23 Januari 1832 – 30 April 1883) adalah seorang pelukis
yang berasal dari Perancis, ia adalah salah satu seniman abad ke-19 yang
pioner melukis kehidupan modern, dan sosok penting dalam transisi dari
Realisme ke Impresionisme.Lahir di keluarga kelas atas dengan koneksi
politik yang kuat, Manet menolak prospek masa depan yang cerah dari
keluarganya dan memilih bergelut dengan dunia seni.

Contoh karya aliran realisme: A Bar at the Folies Bergere oleh Edouard
Manet, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com
Aliran Seni Rupa Impresionisme

Aliran seni rupa Impresionisme adalah gerakan seni abad ke-19 yang
dimulai melalui terbentuknya asosiasi seniman independen yang berbasis di
Paris. Pameran indepen pertamanya membawa mereka menuju kesuksesan
pada tahun 1870-1880-an. Nama gerakan tersebut berasal dari judul karya
Claude Monet, “Impression, Sunrise” (Impression, soleil levant), yang
memprovokasi kritikus Louis Leroy untuk membuat istilah tersebut dalam
sebuah kritik negatif yang diterbitkan di LeCharivari. Leroy mengatakan
bahwa karya mereka tampak seperti lukisan yang belum selesai, kurang
detail, tidak realistik dan hanya impresi/ kesan yang hanya tampak realistik
bila dilihat dari jauh.

Karakteristik lukisan impresionis adalah sapuan yang relatif kecil, tipis,


namun marka bekas kuas terlihat dengan jelas, sapuan kecil tersebut
disebut ‘dab’. Komposisi terbuka, penekanan pada penggambaran cahaya
yang akurat dalam kualitas perubahan cahaya (sering menonjolkan efek
cahaya dari berlalunya waktu). Impresionisme disebut sebagai elemen
penting dari persepsi dan pengalaman manusia; sudut pandang visual yang
tidak biasa.

Pengaruh Teori Warna terhadap Impresionisme

Impresionisme terpengaruh oleh teori warna yang dikemukakan oleh Sir


Isaac Newton dan Eugene Chevreul. Newton adalah salah satu ilmuwan
pertama yang meneliti tentang teori warna. Sekitar 1671-an ia menemukan
asal-muasal warna saat ia menyoroti seberkas sinar melalui prisma dan
membaginya menjadi spektrum – berbagai warna pelangi. Percobaan
sederhana ini menunjukkan bahwa warna berasal dari cahaya, bahkan
warna sebetulnya hanyalah cahaya. Salah satu teori warna yang muncul
setelah pembagian warna itu adalah bahwa masing-masing warna memiliki
warna kebalikannya (Complementary Color). Seperti warna kebalikan kuning
adalah ungu, sementara warna kebalikan merah adalah hijau, biru warna
kebalikannya adalah oranye.
Para seniman impresionis meninggalkan gagasan lama bahwa bayangan
objek dibuat dari warna objek dengan warna coklat atau hitam. Sebagai
gantinya, mereka menghidupkan kembali kanvas mereka dengan sebuah
gagasan baru bahwa bayangan warna apapun dapat dicampur dari warna
murni dan dipecah dengan warna kebalikannya. Misalnya, bayang-bayang
di permukaan kuning bisa memiliki beberapa goresan ungu (warna
kebalikan kuning) yang dilukis ke dalamnya untuk meningkatkan
vitalitasnya. Dalam pengerjaan karyanya Impresionis harus bekerja cepat
untuk menangkap efek cahaya pada saat pergantian hari menjadi senja
atau sebaliknya, mereka harus mengorbankan detail lukisan. Meskipun
demikian, kesegaran kuas teknik Impresionis secara naluriah menarik
perhatian banyak orang.

Tokoh Penting Aliran Seni Lukis Impresionisme

Claude Monet

Claude Monet (14 November 1840 – 5 Desember 1926) adalah pencetus


gerakan impresionis Prancis, Sebagai seniman berbakat yang memiliki
kepribadian inspirasional, dia adalah tokoh penting dalam membentuk
asosiasi seni independen yang memulai lahirnya aliran impresionisme.
Monet lebih menyukai melukis di udara terbuka dan menangkap cahaya
alami. Hasil karya monet yang paling terkemuka adalah lukisan berseri yang
dia hasilkan dengan melukis subjek pemandangan yang sama berkali-kali
pada berbagai waktu (sore, subuh, malam, dll).
Contoh karya aliran impresionisme: Water Lilies oleh Claude Monet,

gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com


Contoh karya
aliran impresionisme: Woman with a Parasol – Madame Monet and Her Son
oleh Claude Monet, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Berthe Morisot

Berthe Marie Pauline Morisot (14 Januari 1841 – 2 Maret 1895) adalah
seorang pelukis wanita anggota asosiasi pelukis independen yang
dicetuskan oleh Monet di Paris. Masa itu kemudian dikenal sebagai para
Impresionis. Ketika pameran impresionis kedua dibuka pada musim semi
tahun 1876 di Paris, seorang Kritikus menyebut para partisipannya sebagai
“lima atau enam orang gila (mad man), yang salah satunya adalah seorang
wanita.” Morisot mengembangkan bakat artistiknya dan mencapai
kesuksesan di usia dini, pada usia 23.
Berthe Morisot menikah dengan Eugene Manet, yang meripakan adik dari
Edouard Manet. Sebagai pelukis wanita apada masa itu Morisot
mendapatkan berbagai kendala karena gender-nya. Morisot memiliki
subjek yang lebih terbatas dari pria dan ia dilarang untuk mengejar
pendidikan yang sama dengan rekan-rekan prianya. Walaupun begitu
Morisot tetap mengembangkan koneksi dan dukungan keluarga yang
memungkinkannya untuk mengukir karir independennya sebagai seniman
wanita lebih dari tiga dekade. Ia berhasil menulis namanya di sejarah seni
Perancis, bahkan dunia.
Contoh Karya Aliran Impresionis: Eugene Manet and His Daughter at
Bougival oleh Berthe Morisot, gambar asli diperoleh melalui: wikipedia.com

Pierre-Auguste Renoir

Pierre-Auguste Renoir ( 25 Februari 1841 – 3 Desember 1919), adalah


seorang seniman Perancis yang merupakan pelukis terkemuka di
pengembangan aliran impresionisme. Sebagai perupa yang fokus terhadap
kecantikan dan terutama sensualitas feminin, dikatakan bahwa “Renoir
adalah perwakilan terakhir dari sebuah tradisi yang berjalan langsung dari
Rubens ke Watteau.” Dia adalah ayah dari aktor Pierre Renoir (1885-1952),
pembuat film Jean Renoir (1894-1979) dan seniman keramik Claude Renoir
(1901-1969).
Contoh Karya Aliran Impresionis: Dance at Le moulin de la Galette oleh
Pierre-Auguste Renoir, gambar asli diperoleh melalui: wikipedia.com

Aliran Seni Rupa Surealisme

Aliran Seni Rupa Surealisme adalah salah satu gerakan seni unggulan abad
ke-20. Gerakan tersebut diproklamirkan oleh Andre Breton dalam
Manifesto Surealisnya pada tahun 1924. Seperti semua gerakan seni,
Surealisme adalah produk dari periode sejarahnya. Terdapat polemig
diantara para sejarawan mengenai tahun akhir dari gerakan tersebut. Bagi
banyak sejarawan, Surealisme berakhir setelah Perang Dunia II, ketika
gerakan seni modern lainnya menjadi populer. Kematian André Breton
pada tahun 1966 menandai berakhirnya gerakan surealis bagi yang lainnya.
Sementara polemig lain berpendapat bahwa gerakan berlanjut sampai hari
ini dan tercermin dalam karya seniman kontemporer.

Dampak Perang Dunia I

Surealisme mendapatkan pengaruh konteks sosial Perang Dunia I, di zaman


modern. Eropa terbengkalai dan kecewa setelah bertahun-tahun berperang
dalam Perang Dunia I. Dampak perang terlihat di mana-mana di Eropa saat
populasi menjadi stagnan, ekonomi merosot, reruntuhan bangunan yang
hancur dimana-mana dan banyak korban selamat menderita depresi.
Banyak kekosongan besar yang tersisa di kota-kota Eropa yang telah
dihancurkan oleh kekejaman perang.

Dadaisme dan Surealisme

Banyak seniman Dada yang pindah ke Paris mengadopsi gagasan André


Breton, pendiri Surealisme. Breton mengungkapkan gagasan serupa kepada
Dada dalam Manifesto Surealisme pertamanya pada tahun 1924. Dia juga
menertawakan tradisi artistik konvensional dan kepercayaan Barat akan
reasoning dan kerapihan. Breton pertama kali membayangkan aliran seni
rupa Surealisme sebagai kelompok sastra dan baru beberapa tahun setelah
konsepsinya, menular ke dunia seni rupa. Psikoanalisis Freud yang populer
pada masa itu, merupakan salah satu sumber inspirasi bagi Breton dan
Surealis lainnya.

Freud adalah Ilmuan psikologi yang mengeksplorasi pikiran alam bawah


sadar dan citra mimpi untuk mengungkap hasrat manusia dan memecah
tabu seputar seksualitas manusia. Dalam beberapa hal, gambaran surealis
dapat dianggap sebagai penafsiran visual dari analisis Freudian. Keinginan
alam bawah sadar seniman bisa memanifestasikan dirinya dalam citra
wanita terbaring, bentuk manusia, burung, atau serangga. Fragmen-
fragmen terasing ini mengapung dalam ruang mimpi dan seringkali tampak
mengganggu pikiran pemirsa (memberikan perasaan kurang nyaman) baik
dalam media lukisan, fotografi atau film.

Aliran seni rupa Surealisme mencakup dreamscape realistik yang diberikan


Salvador Dali serta karakter biomorfik Joan Miró. Breton
memproklamasikan dalam Manifesto Surealis bahwa bentuk seni ideal
diciptakan melalui alam bawah sadar. Tulisan otomatis, dan kemudian,
melukis, didorong untuk membebaskan pikiran dari batasan yang
ditempatkan oleh masyarakat modern. Psikoanalisis Freudian, yang menjadi
populer selama ini, merupakan salah satu sumber inspirasi bagi Breton dan
Surealis lainnya.

Freud adalah pendukung utama untuk mengeksplorasi pikiran bawah sadar


dan citra mimpi untuk mengungkap hasrat manusia dan memecah tabu
seputar seksualitas manusia. Dalam beberapa hal, gambaran surealis dapat
dianggap sebagai penafsiran visual dari analisis Freudian. Keinginan akal
bawah sadar seniman bisa memanifestasikan dirinya dalam citra wanita
yang terbaring, bentuk manusia, burung, atau serangga. Fragmen-fragmen
terasing ini mengapung dalam mimpi seperti ruang dan seringkali sangat
mengganggu baik yang ada dalam cat, fotografi atau film.

Surealisme dan Fantasi

Salah satu yang harus menjadi catatan penting dalam aliran seni rupa
surealisme adalah surealisme tidak sama dengan fantasi. Surealisme
terinspirasi dari citra mimpi dan bawah alam sadar manusia. Dengan begitu
surealisme tidak akan membawa konteks suatu subjek atau objek yang
tidak berada dilingkungan manusianya sendiri. Berbeda dengan fantasi
surealisme mengambil objek-objek keseharian yang terdapat di kehidupan
dan alam kita lalu memanipulasinya sedemikian rupa hingga tidak tampak
seperti kenyataan lagi. Surealisme tidak berfantasi mengenai mahluk seperti
naga atau mahluk lainnya dalam mite, etos dan bentuk fantasi lainnya.
Tokoh Penting Surealisme

Rene Magritte

Rene Mgritte (21 November 1898 – 15 Agustus 1967) adalah seniman


Belgia yang paling terkenal di abad kedua puluh. Rene Magritte telah
mendapatkan pengakuan populer yang luar biasa atas pendekatannya yang
istimewa terhadap Surealisme. Untuk menunjang kehidupannya sendiri ia
menghabiskan bertahun-tahun bekerja sebagai seniman komersial,
memproduksi dan mendesain cover buku. Magritte tertarik pada
keberadaan kelas menengah, sebuah kehidupan yang dilambangkan oleh
pria yang mengenakan topi bowler.

Contoh Karya Aliran Surealisme: Golconda oleh Rene Magritte, gambar asli
diperoleh melalui: wikiart.org

Frida Kahlo

Frida Kahlo (July 6, 1907 – July 13, 1954) biasanya menggunakan


simbolisme visual dari rasa sakit fisik yang dialaminya dalam usaha untuk
lebih memahami penderitaan emosional. Sebelum Kahlo, bahasa
kehilangan, kematian, dan kedirian, telah diteliti dengan baik oleh beberapa
seniman pria (termasuk Albrecht Durer, Francisco Goya, dan Edvard
Munch), namun belum dibedah secara signifikan oleh seorang wanita.
Memang Kahlo tidak hanya masuk ke bahasa yang ada, tapi dia juga
meluaskannya dan membuatnya sendiri. Dengan secara harfiah
mengekspos organ interior, dan menggambarkan tubuhnya sendiri dalam
keadaan berdarah dan patah, Kahlo membuka bagian dalam kita untuk
membantu menjelaskan perilaku manusia di luar.

Kahlo tidak hanya dikategorikan sebagai seniman surealisme, tapi juga


menjadi tokoh pergerakan seni feminis. Dia mengumpulkan motif yang
akan berulang sepanjang karirnya, termasuk pita, rambut, dan binatang
pribadi, dan pada gilirannya menciptakan cara baru dan artikulat untuk
membahas aspek identitas wanita yang paling kompleks. Tidak hanya
sebagai ‘artis hebat’ tapi juga sosok yang layak untuk kita kagumi, wajah
Kahlo yang ikonik memberikan sorotan trauma yang kekal mengenai
manusia dan dia memiliki pengaruh besar bagi dunia seni.

Contoh Karya Aliran Surealisme: The Wounded Deer oleh Frida Kahlo,
gambar asli diperoleh melalui: fridakahlo.org
Salvador Dali

Salvador Dali (11 Mei 1904 – 23 Januari 1989) adalah salah satu seniman
surealis paling dominan dan produktif di abad kedua puluh. Dali disebut
sebagai pioner seniman yang mengerti bahwa keteran komersil juga
diperlukan untuk seorang seniman. Ia sering muncul di TV dan intensif
mendapatkan wawancara pers. Dalam perjalanan karirnya yang panjang, dia
berhasil beralih ke seni pahat, seni grafis, desain, periklanan, penulisan dan
mungkin yang paling terkenal adalah kolaborasinya dengan Luis Buñuel
dan Alfred Hitchcock.

Selain karena keahlian teknisnya yang tak terbantahkan Dali juga terkenal
karena kepribadiannya yang flamboyan dan eksentrik. Dalam penggunaan
awal morfologi organik, karyanya membawa ciri khas seniman spanyol
Pablo Picasso dan Joan Miro. Lukisannya juga menunjukkan ketertarikan
pada seni Klasik dan Renaisans, hal tersebut terlihat jelas melalui gaya hiper
realistik dan penggunaan simbolisme religius dalam karyanya.
Contoh Karya Aliran Surealisme: The Persistence of Time oleh Salvador Dali,
gambar asli diperoleh melalui: wikiart.org

Contoh Karya Aliran Surealisme: Dali Atomicus oleh Salvador Dali, gambar
asli diperoleh melalui: wikiart.org

Aliran Seni Abstrak Ekspresionisme

Aliran yang berkembang di New York pada tahun 1940-1950an tidak hanya
mencakup karya pelukis yang mengisi kanvas mereka dengan bidang warna
dan bentuk abstrak, tetapi juga yang melukis diatas kanvas mereka dengan
ekspresionisme gerakan yang dinamis dan spontan. Abstrak Ekspresionisme
telah menjadi istilah yang paling diterima untuk sekelompok seniman yang
memiliki banyak kesamaan.

Semua seniman Abstrak Ekspresionisme berkomitmen pada seni sebagai


ungkapan diri, lahir dari emosi dan tema universal yang mendalam, dan
sebagian besar dibentuk atau terpengaruh oleh warisan Surealisme, sebuah
gerakan yang mereka terjemahkan ke dalam gaya baru yang sesuai dengan
suasana hati pasca perang yang penuh kecemasan dan trauma di masa itu.
Dalam kesuksesan mereka, pelukis New York ini berhasil menumbangkan
Paris dari tahta-nya sebagai pemimpin seni modern, dan menjadi
panggung pertama bagi dominasi Amerika dalam dunia seni internasional.

Ketidakstabilan politik di Eropa pada tahun 1930an membawa beberapa


Surealis terkemuka untuk pindah ke New York. Karena itu banyak penganut
aliran Abstrak Ekspresionisme yang dipengaruhi oleh fokus Surealisme
dalam menambang alam bawah sadar yang mereka gunakan dalam
karyanya. Ini mendorong ketertarikan mereka terhadap simbol mitos dan
simbol dasar dan ini membentuk pemahaman mereka tentang melukis
dirinya sebagai pertarungan antara ekspresi diri dan kekacauan alam bawah
sadar.

Sebagian besar seniman yang terlibat dengan Abstrak Ekpresionisme baru


mendapatkan pemahan yang sepenuhnya pada tahun 1930an. Mereka
dipengaruhi oleh politik yang berhaluan kiri, dan menghargai sebuah seni
yang didasarkan pada pengalaman pribadi/ subjektif. Sedikit yang
mempertahankan pandangan politik radikal mereka sebelumnya, namun
banyak yang terus mengadopsi sikap avant-gardists yang blak-blakan.
Setelah dewasa sebagai seniman pada saat Amerika terpuruk secara
ekonomi dan merasa terkucil dan terisolasi secara budaya, ekspresi Abstrak
Ekspresionis kemudian disambut sebagai avant garde pertama yang
otentik.

Tokoh Penting Abstrak Ekspresionisme

Jackson Pollock

Pollock selalu menjadi kontroversi di dunia seni. Mungkinkah seorang


pelukis drip painting alias seseorang yang melemparkan cat ke kanvas
dengan tongkat, yang menuangkan dan melemparkannya untuk
menciptakan pusaran, cipratan warna dan garis yang tak tentu arah, dapat
dianggap seniman hebat? Kritikus New York nyatanya berpikir seperti itu.
Keunggulan Pollock di antara para Abstrak Ekspresionis telah melegenda.
Dilengkapi dengan kisah kehidupan pribadinya yang tragis. Ia memiliki
ketergantungan alkohol hingga menyebabkan kematiannya di umur yang
relatif masih muda. Teknik Drip painting yang menjadikannya terkenal
dimulai disekitar akhir 1940-an dianggap salah satu dari teknik lukis yang
paling orisinal abad ini.

Contoh aliran abstrak ekspresionisme: Number 5 oleh Jackson Pollock,


gambar asli diperoleh melalui: jackson-pollock.org

Willem de Kooning

Setelah Jackson Pollock, Willem de Kooning adalah seniman asal Belanda


(tinggal di Amerika) yang paling menonjol dan terkenal dari aliran Abstrak
Ekspresionis. Lukisannya menggambarkan gaya gerak gestasional yang
kuat. De Kooning mengembangkan gaya lukisan abstrak yang tampak
merupakan percampuran dari beberapa aliran yaitu: Kubisme, Surealisme
dan Ekspresionisme. Meskipun ia membangun reputasinya dengan
serangkaian karya abstrak, ia merasakan ketertarikan yang kuat terhadap
seni lukis tradisional dan akhirnya karyanya yang paling terkenal adalah
perpaduan dari gaya abstrak dan figuratif klasik. Kooning tertarik dengan
subjek wanita sebagai inspirasi lukisannya. Dia terus melukis sampai usia
delapan puluhan, bahkan ketika pikirannya mulai terganggu secara
signifikan oleh penyakit Alzheimer.
Contoh aliran abstrak ekspresionis: Woman I oleh Willem de Kooning,
gambar asli diperoleh melalui moma.org

Mark Rothko

Tokoh terkemuka di antara pelukis New York School lainnya, Mark Rothko
bergerak melalui banyak gaya artistik sampai mencapai gaya khasnya pada
tahun 1950an dengan bentuk lembut dan bentuk persegi panjang yang
mengambang di bidang warna lain yang sedikit bernoda. Dipengaruhi oleh
mitologi dan filsafat, dia berkeras agar seninya penuh dengan konten, dan
penuh dengan gagasan tetapi hanya mengguratkan sedikit bentuk. Pemikir
revolusioner sosial, dan hak untuk mengekspresikan diri, Rothko juga
menjelaskan pandangannya dalam banyak esai dan tulisan kritis.

Contoh aliran abstrak ekspresionis: Blue Green and Brown oleh Mark
Rothko, Gambar diperoleh melalui: mark-rothko.org
Aliran Seni Pop Art

Aliran seni rupa Pop art dimulai oleh beberapa seniman New York seperti
Andy Warhol, Roy Lichtenstein, James Rosenquist, dan Claes Oldenburg.
Semuanya menggambarkan subjek citra yang populer di masyarakat. Pop
Art merupakan gerakan menentang ide karya seni yang selalu harus
didasari oleh nilai-nilai luhur dan keagungan tertentu (tema klasik atau
abstrak, dll). Pop Art tidak bertema populer, melainkan mengisolasi
berbagai kultur-kultur populer tersebut dari ketenarannya dan
menjadikannya karya seni.

Masih terpengaruh oleh Abstrak Ekspresionis, Pop Art melakukan


reproduksi ulang gambar yang bisa populer, diambil dari media massa dan
budaya populer lainnya, merupakan pergeseran besar bagi arah
modernisme. Materi subjek seni menjadi jauh dari tema tradisional ‘seni
tinggi’ tentang moralitas, mitologi, dan sejarah klasik; Sebaliknya, seniman
Pop merayakan benda-benda biasa dan orang-orang dalam kehidupan
sehari-hari pada masa modern. Melalui cara itu, seniman Pop Art berusaha
mengangkat budaya populer ke tingkat yang sama dengan ‘seni tinggi’.

Dengan menciptakan lukisan atau patung benda budaya massa dan


bintang media, gerakan seni Pop bertujuan mengaburkan batas antara
budaya seni ‘tinggi’ dan budaya ‘rendah’. Konsep bahwa tidak ada hirarki
budaya dan seni itu dapat meminjam dari sumber manapun telah menjadi
salah satu karakteristik Pop art yang paling berpengaruh di dunia seni.

Pop Art dan Abstrak Ekspresionisme

Bisa dikatakan bahwa Abstrak Eskpresionisme mencari dan


menggambarkan ekspresi trauma manusia setelah zaman perang dalam
alam bawah sadar dan jiwa. Sementara seniman Pop mencari jejak trauma
yang sama di dunia periklanan, kartun, dan citra populer yang dimediasi
secara luas. Tapi mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa seniman
Pop adalah seni pertama yang menyadari bahwa tidak ada akses instant
pada emosi/ekspresi apa pun, baik itu jiwa atau alam. Seniman Pop Art
percaya semuanya saling terhubung, dan karena itu berusaha membuat
koneksi tersebut harfiah dalam karya seni mereka.

Meskipun Pop At mencakup beragam subjek dengan sikap dan postur


yang berbeda satu sama lain, namun sebagian besar merujuk ke formula
yang sama: ekspresi emosional karyanya dihilangkan. Berbeda dengan
ekspresi yang lugas dari abstraksi gestur Abstrak Ekspresionis yang
mendahuluinya, Pop Art umumnya memiliki ekspresi yang netral.

Industri Produksi Massal pasca Perang Dunia II

Seniman aliran seni rupa Pop Art memperhatikan manufaktur dan produksi
massal pasca Perang Dunia II yang lebih besar dari revolusi industri dan
kesuksesan media massa seperti Koran, radio dan TV dalam mengambil
perhatian banyak masyarakat. Beberapa kritikus telah menyebutkan pilihan
subjek seni Pop Art sebagai dukungan antusias dari pasar kapitalis dan
barang-barang yang beredar, sementara yang lain menganggap unsur kritik
budaya dalam peningkatan seni pop sehari-hari terhadap seni tinggi:
dengan mengikat status komoditas barang yang diwakili pada status objek
seni itu sendiri, berarti menekankan tempat seni sebagai sebuah komoditas.

Mayoritas seniman Pop memulai karir mereka dalam seni komersial: Andy
Warhol adalah ilustrator majalah dan desainer grafis yang sangat sukses; Ed
Ruscha juga seorang desainer grafis, dan James Rosenquist memulai
karirnya sebagai pelukis papan reklame. Latar belakang mereka di dunia
seni komersil melatih mereka dalam kosakata visual budaya massa serta
teknik untuk memadukan alam seni dan budaya populer dengan mulus.

Tokoh Penting Pop Art

Andy Warhol

Andy Warhol adalah seorang ilustrator komersil yang sukses dan dibayar
mahal di New York. Ia telah sukses bahkan sebelum dia mulai membuat
karya seni yang ditujukan untuk galeri. Karya grafis (gesut) dari Marilyn
Monroe, kaleng sup Campbell, dan berita koran sensasional menjadi ciri
khasnya. Karya-karya tersebut dengan cepat menjadi salah satu ciri identik
seni Pop Art. Dia berhasil keluar dari belenggu kemiskinan keluarganya
yang adalah imigran Eropa Timur di Pittsburgh. Prestasi puncaknya adalah
meninggikan kepribadiannya sendiri sampai pada tingkat ikon populer. Hal
itu membuatnya mewakili tingkat ketenaran baru bagi seniman, yaitu
sebagai selebriti.

Contoh aliran pop art: Marilyn Diptych oleh Andy Warhol, Gambar
diperoleh melalui: wikipedia.org

Roy Lichtenstein

Roy Lichtenstein adalah salah satu seniman Pop Art Amerika pertama yang
mencapai popularitas tinggi, dia sering disebut juga menjadi penangkal
petir untuk kritik gerakan Pop Art. Karya awalnya beragam, ia telah
bereksperimen dan mencoba banyak aliran, menunjukkan pemahaman
yang cukup besar tentang karya modern. Namun, gaya Pop yang matang
yang ia dapatkan pada tahun 1961, dan terinspirasi oleh komik. Gambar-
gambar ikonalnya sejak itu menjadi identik dengan seni Pop. Metodenya
menciptakan gambar memadukan aspek reproduksi mekanis dan gambar
tangan telah menjadi pusat pemahaman kritik tentang pentingnya gerakan
tersebut.
Contoh aliran pop art: Drowning Girl oleh Roy Lichtenstein, Gambar
diperoleh melalui: wikipedia.org

James Rosenquist

James Rosenquist paling dikenal karena lukisan kolase kolosal gambar


fragmen yang disandingkan secara misterius. Gambar yang di kolase
sebagian besar diambil dari iklan dan media massa. Dalam kanvas yang
besar, gambar produk konsumen, persenjataan, dan selebriti yang tampak
tidak terkait ini mengisyaratkan masalah sosial, politik, dan budaya
senimannya sendiri. Selama enam dekade dalam karirnya, Rosenquist terus
menciptakan lukisan-lukisan provokatif yang besar. Relevansi karyanya
bergantung pada keterlibatan mereka dalam isu-isu ekonomi, politik,
lingkungan, dan ilmiah saat ini
Contoh aliran pop art: President Elect oleh James Rosenquist, Gambar diperoleh melalui:
guggenheim.org

Anda mungkin juga menyukai