Anda di halaman 1dari 9

Budaya Asli Indonesia Sebelum Masuknya Hindu-Budha

Menurut penyelidikan ahli purbakala, Dr. J. L. Brandes, Bangsa Indonesia


memiliki 10 unsur budaya asli, yaitu :
1. Kepandaian bersawah
Awalnya sistem yang dikenal adalah sistem berladang kemudian
berkembang ke sistem tegalan dan sistem bersawah. Pada masa purba,
teknik pembukaan ladang dikenal dengan teknik SLASH and BURN
( Tebang dan Bakar).
2. Kemampuan dalam pelayaran
Bukti yang mendukung hal ini adalah
adanya relief kapal pada Candi Borobudur,
yang menunjukkan kegiatan berlayar
dengan menggunakan perahu jenis CADIK
( Bersayap).

3. Mengenal prinsip dasar pertunjukan wayang


Bermula dari kepercayaan Animisme. Dimainkan
pada m alam hari oleh Dalang menggunakan
Boneka sebagai penjelamaan roh nenek moyang.
Biasanya berisi petuah, nasihat kepada penonton.

4. Kemampuan dalam seni gamelan

Digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang dan juga mengiringi


pelaksanaan upacara. Alat yang dipakai misalnya Bonang, Kempul, Saron,
Gendang, Gendher, dll
5. Kepandaian membatik
Berupa kepandaian menghias kain dengan
menggunakancanthing. Motif biasanya menggambarkan alam
sekitar.
6. Mengerjakan barang dari logam
Ada dua (2) teknik yang digunakan dalam membuat barang dari
logam, yaitu :
1. Bivalve, memakai cetakan dari tanah liat yang dibakar,
2. A Cire Perdue, memakai cetakan dari lilin
Menggunakan aturan metrik
Menggunakan alat tukar uang logam
Mengenal sistem perbintangan (astronomi)
Biasanya digunakan dalam kegiatan pelayaran ( terutama malam hari)
dan juga untuk kegiatan pertanaian ( penentuan saat cocok tanam dan
panen)
Telah terbentuknya susunan masyarakat yang teratur.
Dintandai munculnya masyarakat suku-suku yang dipimpin oleh seorang
Kepala Suku ( Primus Interpares)
Mengapa tidak semua budaya luar ditiru begitu saja ? Karena Masyarakat
Nusantara telah memiliki local genius , yaitu kemampuan suatu
daerah/masyarakat untuk menyaring dan mengolah budaya asing yang
masuk dan disesuaikan dengan cita rasa setempat.
Bercocok tanam = Cara bercocok tanam yang pertama dilakukan,
yaitu dengan sistem berladang. Lama kelamaan sistem ini berubah
menjadi bersawah yang kemudian menjadi bagian dari hidup
mereka. Berkenaan dengan hal itu, mereka berusaha mencari

tempat tinggal dan tempat bercocok tanam yang terletak


disepanjang aliran sungai. Akhirnya, mereka mampu mengatur tata
air melalui irigasi sederhana. Mereka juga dapat menentukan jenis
tanaman apa yang cocok ditanam pada suatu musim. Hal ini tidak
mengherankan karena mereka telah mengenal ilmu perbintangan.
Menurut Von Hiene Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari daerah Yunan, di Cina Selatan. Semenjak dulu nenek
moyang kita telah memiliki kemapuan dalam mengarungi lautan.
Ketika memasuki kepulauan Nusantara mereka menggunakan
perahu bercadik, yaitu jenis perahu yang di kanan kirinya
menggunakan bambu dan kayu supaya perahu tetap seimbang.
Pengetahuan arah angin dan astronomi diperoleh melalui
pengalaman bertahun tahun.
Seni = Nenek moyang kita telah pandai membuat boneka boneka
untuk kesenian wayang. Alat alat gamelan pun dibuat untuk
memeriahkan seni pertunjukkan tersebut. Selain itu, mereka telah
mampu membuat batik, kerajinan logam, dengan beragam bentuk,
dan benda benda dari batu yang besar ( tradisi megalitikum ).
Kepercayaan = Nenek moyang kita telah mempercayai adanya
kekuatan maha tinggi di luar darinya. Mereka percaya bahwa jika
seseorang maningga, hanya jasmaninya saja yang hancur, tetapi
rohnya tetap hidup. Roh Roh itu bertempat tinggal di suatu daerah
keramat. Nenek moyang kita lantas memuja roh roh itu sehingga
memunculkan kebiasaan membakar kemenyan, berkenduri, dan
membuat sesaji.
Terdiri dari beberapa kepercayaan :
1. Animisme adalah kepercayaan kepada roh nenek moyang,
2. Dinamisme kepercayaan kepada benda benda yang memiliki
kekuatan gaib, kesaktian atau tuah.
3. Totemisme kepercayaan terhadap hewan hewan yang dianggap
keramat dan membawa berkah.

PROSES AKULTURASI BUDAYA NUSANTARA dengan BUDAYA


HINDU-BUDHA
Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain
menurut pendapat Harsoyo.
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompokkelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda
bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus;
yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang
original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya (Harsoyo).
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama
dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda
melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak
menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.
Dengan adanya kontak dagang antara Indonesia dengan India, maka
mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasi yang menghasilkan
bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian
kebudayaan sendiri.
Hal ini berarti kebudayaan Hindu Budha yang masuk ke Indonesia tidak
diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan
dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya
tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk
akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu Budha.
Ketika kebudayaan Hindu masuk wilayah Nusantara, dapat langsung
diterima dengan baik oleh masyarakat. Mengapa? Karena Kebudayaan
Hindu memiliki beberapa persamaan dengan kebudayaan nenek moyang
masyarakat di Nusantara. Misalnya dengan kepercayaan animisme,
kebudayaan Hindu pun menyembah roh para dewa. Kemudian kedua
budaya itu berakulturasi..
(TAMBAHIN APA GITU YA GUYS)

PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Anisa Mutiara Priyadi/PIS


Tersebarnya
pengaruh
Hindu
dan
Buddha
di
Indonesia
menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan itu terlihat dengan jelas
pada kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai daerah di Indonesia.
1.

Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat di Berbagai Daerah


dengan Tradisi Hindu-Buddha
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
menimbulkan perpaduan budaya antara budaya Indonesia dengan budaya
Hindu-Buddha. Perpaduan dua budaya yang berbeda ini dapat disebut
dengan akulturasi, yaitu dua unsure kebudayaan bertemu dan dapat
hidup berdampingan serta saling mengisi dan tidak menghilangkan unsurunsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Namun, sebelum masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha,
masyarakat di wilayah Indonesia telah memiliki kebudayaan yang cukup
maju. Unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia
diterima dan diolah serta disesuaikan dengan kondisi kehidupan
masyarakat Indonesia, tanpa menghilangkan unsur-unsur asli.
Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Buddha yang
Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan :

masuk

ke

Masyarakat di Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayan yang


cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing menambah
perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
Masyarakat di Indonesia memiliki kecakapan istimewa yang disebut
dengan local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima

unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai


dengan kepribadiannya.
Munculnya pengaruh Hindu-Buddha (india) di Indonesia sangat besar dan
dapat terlihat melalui beberapa hal seperti :
a.

Seni Bangunan
Seni bangunan yang menjadi bukti berkembangnya pengaruh HinduBuddha di Indonesia pada bangunan Candi. Candi Hindu maupun Candi
Buddha yang ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali pada dasarnya
merupakan perwujudan akulturasi budaya local dengan bangsa India. Pola
dasar candi merupakan perkembangan dari zaman prasejarah tradisi
megalitikum, yaitu bangunan punden berundak yang mendapat pengaruh
Hindu-Buddha, sehingga menjadi wujud candi, seperti Candi Borobudur.

b.

Seni Rupa/Seni Lukis


Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Seni
rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha
dari India adalah seni pahat atau ukir dan seni patung. Hal ini terbukti
dengan telah ditemukannya arca Buddha berlanggam Gandara di Kota
Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemukan di
Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada
pada relief-relief ceritera sang Buddha Gautama.

c.

Seni Sastra
Seni sastra India turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia.
Bahasa Sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh HinduBuddha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur,
Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa. Dalam perkembangan bangsa Indonesia
dewasa ini, pengaruh bahasa Sansekerta cukup dominan terutama dalam
istilah-istilah pemerintahan juga kitab-kitab kuno di Indonesia banyak
yang menggunakan bahasa Sansekerta.

d.

Kalender
Diadopsinya system kalender atau penanggalan India di Indonesia
merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka.
Di samping itu,juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam
usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka.

e.

Kepercayaan atau Filsafat


Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, bangsa
Indonesia telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan
terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat animisme dan

dinamisme. Kemudian masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia


mengakibatkan terjadinya akulturasi. Dibandingkan agama Hindu, agama
Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga
dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Sebabnya
adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan
manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di
hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap
manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan
berjasa terhadap masyarakat.

f.

Pemerintahan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah
mengenal system pemerintahan. Sistem pemerintahan kepala suku
berlangsung secara demokratis, yaitu salah seorang kepala suku
merupakan pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena
memiliki kelebihan dari anggota kelompok suku lainnya. Akan tetapi,
setelah
masuknya
pengaruh Hindu-Buddha, tata
pemerintahan
disesuaikan dengan system kepala pemerintahan yang berkembang di
India. Seorang kepala pemerintah bukan lagi seorang kepala suku,
melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara
turun-temurun.

g.

Sistem perdagangan dan transportasi


Kekayaan bumi Nusantara telah dikenal luas sejak dahulu. Kemenyan,
kayu cendana, dan kapur barus dari Indonesia telah dikenal di Cina
menyaingi bahan wangi-wangian lainnya dari Asia Barat. Begitu pula
berbagai jenis rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh, serta hasil-hasil
kerajinan dan berbagai jenis binatang khas yang unik. Awalnya,
pedagang-pedagang dari India yang singgah di Indonesia membawa
barang-barang tersebut ke Cina.
Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional, hubungan
dagang antara Indonesia India Cina pun berkembang . Wolters
berpendapat bahwa perkembangan ini akibat dari sikap terbuka dan
bersahabat dengan orang asing serta penghargaan terhadap barang
dagangan yang dibawa orang asing. Sikap ini pula yang memungkinkan
agama Hindu-Buddha dapat berkembang di Indonesia

kehidupan budaya masyarakat dan sosial dari hindu ke budha


bangsa indonesia adalah sebuah bangsa baru yang terdiri dari
berbagai suku bangsa, yang semua pada dasarnya adalah pribumi,

artinya, semua adalah suku-suku bangsa yang, meskipun dahulu kala


berimigrasi dari tempat lain, secara turun-temurun telah tinggal di wilayah
geografis indonesia sekarang ini, dan merasa bahwa itu adalah tanah
airnya. Bangsa baru ini terbentuk karena suatu kemauan politik untuk
menyatukan diri, dan dengan itu membangun sebuah negara serta
membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan oleh bangsa lain. Dalam
paparan berikut pemahaman mengenai dari mana kita berasal, dan
pengalaman sejarah apa yang ada pada bangsa kita ini.
Tak lepas sepanjang sejarah indonesia terdapat sejumlah kerajaankerajaan hindu-budha. sejarah indonesia ini terlah terjadi beberapa
perubahan tatanan kehidupan budaya masyarakat, dan kehidupan sosial
masyarakat yang dimana suatu tatanan hidup mereka ini, mengalami
perubahan yang berubah dalam setiap periodenya zaman kerajaan hindubudha. Ketika sebelumnya masuk agama hindu-budha, masyarakat
indonesia
ini
dalam
tatanan
masyarakatnya
telah
memiliki
kepercayaannya
sendiri
yaitu;
animisme
&
dinanisme
dalam
kehidupannya sehari-hari dan sebelum masuknya agama hindu-budha ke
indonesia.
Namun ketika pada masuknya agama hindu suatu tatanan
kehidupan budaya dan kehidupan sosial berubah dan ini dapat dilihat dari
kehidupan budaya hindu sendiri saat itu di saat-saat awal masuknya hindu
masyarakat ini telah mengenal upacara untuk para dewa-dewanya, dan
saat ini juga mereka mengenal tulisan dan mendapat pengaruh dari luar
atau daerah asing lalu yang mengenal suatu sistem kalender, lalu dalam
kehidupan sosial pada masa hindu, saat itu masyarakat dan raja maupun
dewa mereka tejalin hubungan yag harmonis yang dimaksud saling
berkaitan satu sama lain hidup dengan tentram, selain itu juga kehidupan
sosial pada saat hindu yang adanya suatu perekonomian yang begitu
kompleks maka kehidupan sosial masyarakat pun menjadi cukup baik dan
masyarakat saat itu saling bergotong royong atau saling kerja sama satu
sama lain.
Lalu apabila dikaitkannya suatu kehidupan budaya dan kehidupan
sosial masyarakat hindu ini dengan keidupan budaya, sosial masyarakat
buddha jelas telah terjadinya mengalami suatu pergeseran perubahan
makna tatanan kehidupan budaya,sosiall mayarakat pada saat masa
hindu dan pada saat masa buddha. Salah satu pola tatanan kehidupan
budaya masyarakat di pada masa budha yaitu salah satunya majunya
suatu teknologi dalam penulisan huruf, bahasa, dan arsitektur dll, bisa
diambil salah satu contonya yaitu candi borobudur yang dalam cadi

tersebut sudah terlihat suatu tenik perubahan dalam bahasa, penulisan


dan segi teknologi arsitektur pembuatan candi borobudur sendiri.
Dan yang selanjutnya dalam suatu kehidupan budaya masyarakat
telah berkembangnya dalam bidang pembangunan seperti yang diatas
tadi namun yag dimaksudkan pembangunan ini dibuatnya suatu
monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan suatu agama.
Lalu dalam kehidupan sosial masyarakat pada jaman budha ini suatu
perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya yang meningkat dalam
bidang pendidikan contohnya pada jaman budha ini ketika pada masa
kerajaan sriwijaya, kerajaan ini telah menjadi pusat sekolahnya budha
yang sebelum mempelajari agama budha ini ke india mereka mesti
difukuskan ke kerajaan sriwijaya dan yang mengubah kehidupan sosial
masyarakat pada jaman budha ini, dan selanjutnya terjalinnya
kesejahteraan masyarakat menjadi bertambah meningkat yang
masyarakat hidup menjadai tenang, dan hal ini terlihat dari rumah-rumah
rakyatnya yang baik, bersih, rapi dan berlantai, lalu dalam kehidupan
sosial berpakaian pakaian yang sudah cukup berkembang dari
sebelumnya yang hanya memakai kain hanya memakai kain saja dan
memekainya di atas lutut akan tetapi pada jaman ini masyarakat berubah
menjadi memakai kain dibawah lutut dan rakyat pun memakai kain dan
baju, dan tiap laki-laki sudah mulai anak berumur 3 tahun dan disertainya
keris, yang hulunya indah sekali, tersebut dari mas, cula badak atau
gading.

Anda mungkin juga menyukai