Anda di halaman 1dari 8

Akulturasi Budaya Islam, Hindu-Buddha, dan Asli :

1.

Masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam lingkup suatu masyarakat dapat


menimbulkan tiga kemungkinanm, yaitu : kedua kebudayaan itu akan berakulturasi,
berjauhan, atau salah satu hancur. Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi
sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam Unsur-unsur tersebut
saling berakulturasi dan membentuk perpaduan budaya di Indonesia

2.

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Akulturasi

3.

Budaya Asli / Tradisi Lokal Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur


budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro & Micro
Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya supranatural atas kehidupan bumi.
Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi
meghalithikum (adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu
besar, seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga
menjadi benda pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu
dan merupakan tempat sesaji). Pada dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya
aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan
dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan
keteraturan. Seperti tradisi lokal itu adalah melakukan upacara adat, menghadirkan tata
cara menanam dan memanen, melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan
hidup.

4.

Contoh Tradisi Lokal : Di Tapanuli, kepercayaan lokal dikenal dengan nama parmalim
atau agama si Raja Batak. Di Kepulauwan Mentawai disebut Sabulungan, di Dayak
disebut Kaharingan, di Toraja disebut Aluk to dolo. Di Sulawesi Tengah di sebut
Parandangan, di Sumbawa disebut Baramarapu, di Nias disebut Ono niha. Di Sika
(Maumere) disebut Ratu bita bantara. Kepercayaan lokal tersebut memang berbeda di
setiap daerah, hal itu menunjukkan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Masyarakat Jawa telah mengenal cerita wayang yang merupakan asli budaya Jawa.

5.

Masuknya Budaya Hindhu- Buddha di Indonesia Masuknya budaya Hindu-Budha di


Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di

Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan
penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan
unsur-unsur asli.
6.

Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja karena :
Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga
masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan
Indonesia. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius
merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan
mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pengaruh
kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai
sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing
sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

7.

Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas
3 periode, yaitu : Periode Awal (Abad V-XI M) 1 Periode Tengah (Abad XI-XVI M) 2 3
Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)

8.

Periode Awal (Abad V-XI M) Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih
terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat
dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di
kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.

9.

Periode Tengah (Abad XI-XVI M) Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia
berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu- Budha melemah sedangkan
unsur Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan
munculnyasinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan
zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir
aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan
Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha. Raja bukan sekedar pemimpin tetapi
merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam
leluhur.

10. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang) Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat
dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut
karena perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi
yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk

Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang
Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang
berasal dari Bali bukan lagi dari India.
11. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
12. Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah menggunakan
bahasa melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya Hindu- Budha masyarakat
menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa podi. Bidan g Sosia l Ekonomi Bidang
Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sistem
Pemerintahan
13. Bidang Sosial Ekono mi Sistem Pemerintahan Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni &
Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Dalam ekonomi tidak begitu besar
pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah
mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di
Indonesia.
14. Bidang Sosial Ekonomi Sistem Pemerintah an Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni &
Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia
dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan
tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha
masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara
turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan,
dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah
kerajaan secara turun temurun serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
15. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidik an Kepercayaan Seni & Budaya Bidang
Teknologi Sistem Kalender Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan
masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat
Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian
masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis. Bukti pengaruh dalam
pendidikan di Indonesia yaitu : Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf
Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Telah dikenal juga sistem
pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari
agama Hindu-Budha. Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu
tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh

:Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma. Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada
berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Sistem
Pemerintahan
16. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaa n Seni & Budaya Bidang
Teknologi Sistem Kalender Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa
Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu- Budha mendorong
masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak
meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan
dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham
lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha. Sistem
Pemerintahan
17. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang
Teknologi Sistem Kalender 1) Seni Bangunan Seni bangunan tampak pada bangunan
candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni HinduBudha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan
India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden
berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur.
Sistem Pemerintahan
18. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang
Teknologi Sistem Kalender 2) Seni Rupa Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun
Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain
patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur
ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia. Sistem Pemerintahan
19. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang
Teknologi Sistem Kalender 3) Seni Sastra dan Aksara Periode awal di Jawa Tengah
pengaruh sastra Hindu cukup kuat.Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan
penyaduran atas karya India.Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan
Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Sistem Pemerintahan
20. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a Bidang
Teknologi Sistem Kalender 4) Seni Wayang Seni wayang yang sudah popular dalam
kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita

Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh
dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya
berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha, keduanya mempercayai adanya
hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum tersebut mengandung makna filosofis, yaitu
bahwa manusia harus berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar lepas dari
samsara atau penderitaan. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu
telah berkembang suatu konsep berupa petuah-petuah, nasehat atau pesan yang
mengandung makna filosofis tentang kebenaran, kejujuran dan kebaikan. Sistem
Pemerintahan
21. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi
Sistem Kalender Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat
Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian. Perkembangan
kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota- kota pelabuhan, ekspedisi
pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang awalnya
baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat
perahu bercadik.Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan
Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari
agama Hindu maupun Budha. Sistem Pemerintahan
22. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi
Sistem Kalende r Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan
adanya : Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun
Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu
raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Ditemukan
Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan tahun/
kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran
kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat. Sistem Pemerintahan
23. Masuknya Budaya Islam ke Indonesia Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya
agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan
kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi
kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga
mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha.
24. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Seni Bangunan Seni Rupa Seni
Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

25. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Masjid Dilihat dari segi
arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia yang menampakan gaya arsitektur asli
Indonesia, ciri-ciri sebagai berikut : Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya
(mustaka). Pondasinya kuat dan agak tinggi. Ada serambi di depan atau di samping.
Ada kolam/parit di bagian depan atau samping. Contoh : Masjid Agung Cirebon, Masjid
Agung Demak, Masjid Baiturahman di Aceh Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra &
Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
26. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Sedangkan gaya arsitektur
bangunan masjid yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut: Ada hiasan
kaligrafi Memiliki kubah Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik &
Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
27. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Makam Ciri-ciri dari wujud
akulturasi padabangunan makam terlihat dari: a. makam-makam kuno dibangun di atas
bukit atautempat-tempat yang keramat. b. makamnya terbuat dari bangunan batu yang
disebutdengan Jirat atau Kijing,nisannya juga terbuat dari batu. c. di atas jirat biasanya
didirikan rumah tersendiriyang disebut dengan cungkup atau kubba. d. dilengkapi dengan
tembok atau gapura yangmenghubungkan antara makam dengan makam atau kelompokkelompok makam. Bentukgapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan
berpintu) dan adayang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu). e. Di
dekat makam biasanya dibangun masjid, makadisebut masjid makam dan biasanya
makam tersebut adalah makam para wali atauraja. Contohnya masjid makam Sendang
Duwur di Tuban. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya
Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit
(Tuban). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem
Kalender Sistem Pemerintahan
28. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 3) Istana Bangunan istana yang
berasal dari peninggalan zaman Hindu- Budha sudah tidak dapat ditamukan lagi pada
zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang mudah hancur.
Berbeda dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat dari batu bata
dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan terakhir
dari suatu Negara ataukerajaan. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni
Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
29. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Dalam perkembangan sejarah
Islam dikenal adanya kalifah, artinya seorang pengganti setelah Nabi wafat yang bertugas

mengurus Negara dan agama, serta melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan
Negara. Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan
sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam. Sebelum
masuknya agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam
bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun.
Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam
penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan
atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun
disesuaikan dengan nama Islam (Arab). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara
Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
30. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi bidang seni rupa
terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis
dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber
pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadits.Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif
batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan
sebagainya. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
31. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Seni Sastra Kesusastraan
pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar selat Malaka (daerah Melayu)
dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia.
Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Di
samping itu, pengaruh budaya Hindu- Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia.
Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair
Panji Semirang. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
32. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Aksara Akulturasi
kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya
tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam
bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya
tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul. Seni Bangunan
Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem
Pemerintahan
33. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi pada seni musik
terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang

seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang
diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan
Minangkabau. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Wujud akulturasi budaya Indonesia dan
Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau Tarikh
Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau
1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka
yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender Jawa, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda
Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal, Zulkaidah, dan Besar. Nama
harinya adalah Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran,
seperti Legi, Pahing, Pon, Wege, dan Kliwon. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni
Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai