Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

“ PERADABAN ISLAM DI MANDAILING “

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Adinda Salsabila

MAN 2 MEDAN
ILMU PENGETAHUAN BAHASA(IPB)
TP 2021/2022
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. S
holawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah. 
Saya disini akhirnya merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini sebagai
tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………..


Daftar isi ……………………………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang …………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………...
C. Tujuan penelitian……………………………………………………………………….
BAB II Perkembangan Islam di Mandailing
A. Proses masuknya islam di Mandailing………………………………………………….
B. Perkembangan muslim pada masa kontemporer………………………………………..
1. Politik dan pemerintahan
2. Keagamaan
3. Sosial budaya
4. Ekonomi
C. Tantangan dan peluang umat islam di Mandailing……………………………………..
BAB III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran dan kritik…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mandailing adalah nama sebuah wilayah terletak di bagian paling selatan dan bagian barat
wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat. Mandailing
terletak 00 13’30”-01 20’24’’ lintang utara dan 98 50’30’’-99 57’19’’ bujur timur dengan batas
wilayah: sebelah utara barbatasan daerah kabupaten Tapanuli selatan (kecamatan Batang
Angkola, Barumun, Padang sidimpuan Barat, Sosopan, dan Kecamatan Siais). Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Tapanili selatan (kecamatan Sosa) dan Kabupaten Pasaman
Propinsi Sumatera Barat. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten pasaman Peropisnsi
Sumatera Barat dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Natal dan Kecamatan
Natal Kabupaten Mandailing Natal (Madina). (Pulungan, 2008:41) Sebelum wilayah Mandailing
menjadi kabupaten 1998, masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Berdirinya Kabupaten Mandailing Natal dan terpisah dari Kabupaten sebelumnya merupakan
perjuangan yang panjang dilakukan oleh bangsa ( suku ) Mandailing sejak masa Kolonial
Belanda. Perjuangan ini dimulai dari keinginan adanya suatu pemerintahan tersendiri yang
mencerminkan identitas social, budaya, dan politik serta agama yang di anut oleh suku bangsa
Mandailing. Jika dilihat pada latar sejarah, bahwa sekitar Sembilan abad yang lalu telah muncul
nama Mandailing dan telah dikenal oleh dunia luar. Pada zaman Majapahit, daerah ini telah di
kenal sebagai bagian dari Nusantara. Hal ini terungkap pada syair ke-13 Ztanza pertama di dalam
buku Negarakartagama karya pujangga Majapahit Mpu Prapanca yang terbit tahun 1395
(Harahap, 1997:25). Islam turun dalam konteks di mana banyak sekali terjadi penindasan
eksploisasi atas manusia. Ketika islam turu suku Quraisy dominana ekonomi dan politik. Karena
itu, ketika islam turun mereka mengaggap Islam sebagai ancaman terhadap posisi mereka yang
dominan tersebut. M. Imdadun Rahmad Setelah Islam turun dan berkembang di Madinah,
barulah Islam menyebar keseluruh dunia termasuk di Nusantara. Sumatera adalah daerah
pertama yang mendapat pengaruh Islam di Nusantara. Kesultanan Perlak dan Kesultanan
Samudera pasai adalah kesultanan Islam yang pertama lahir di Nusantara. Kharisma kesultanan
Perlak dan Kesultanan Samudera Pasai mulai memudar ketika munculnya Kesultanan Malaka di
semenanjung Melayu pada awal abad ke-15 pada masa keemasannya, kesultanan Malaka tampil
sebagai kesultanan Islam terbesar di Asia tenggara. (Darmawijaya. 2010:03)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peroses Sejarah masuk dan berkembannya Islam di Mandailing?


2. Bagaimana perkembangan muslim pada masa kontemporer?
3. Bagaimana tantangan dan peluan umat islam di mandailing?

C. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh gambaran tentang masuk dan perkembangan Islam di Kabupaten


Mandailing
2. Memperoleh gambaran perkembangan muslim pada masa kontemporer
3. Memperoleh gambaran mengenai peluan umat islam di mandaili
BAB II
PERKEMBANGAN ISLAM DI MANDAILING

A. Proses masuknya islam di Mandailing

Awal masuknya agama Islam di Mandailing Natal, pola dan sistem penyebar islam
menyebarkannya kepada masyarakat setempat dan masuknya agama Islam, mempengaruhi
kehidupan sosial, politik, ekonomi budaya dan teradisi masyarakat setempat. Hasil penelitian
kepustakaan maupun penelitian di lapangan, menunjukkan bahwa agama Islam pertama kali
diperkenalkan oleh para syekh yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat pada masa
perang paderi, dan jalur masuknya orang luar ke Mandailing adalah dari pantai barat Sumatera
yaitu di pelabuhan Natal, dari Natallah awal masuknya Islam di Mandailing Natal dan akhirnya
menyebar keseluruh Mandailing Natal. Dengan masuknya agama Islam di Mandailing Natal
maka islam tidak hanya menjadi idetitas formal etnis, melainkan Islam telah tumbuh dan
mengakar kedalam semua aspek kehidupan, baik dalam kehidupan sosial, budaya, politik,
pendidikan dan pemerintahan. Dengan masuknya dan diterimanya Islam sebagai keyakinan,
masyarakat Mandailing menjadi berubah dalam banyak hal, semisal sistem siosial dan politik
serta budaya yang diwarisi secara perlahan termodifikasi dan mengikut pada perinsip-perinsip
dan aturan-aturan Islam.

Masyarakat Mandailing mayoritas memeluk agama Islam. Sementara agama lain masih dianggap
asing dalam kehidupan mereka. Jika diamati secara mendalam ada 3 alasan mengapa agama
Islam dengan cepat berkembang dan menyatu dengan kehidupan masyarakat dan yang berakar
adalah mazhab Syafiiyah. Pertama islam yang di bawa pandri adalah pengakuan takluk dari raja-
raja adat. Kedua para ulama yang mengemban tugas menyiarkan agama Islam pada periode
berikutnya berasal dari etnis Mandailing atau Tapanuli selatan yang sudah belajar Islam di
Makkah dan daerah timur tengah lainnya. Paham keislaman mereka adalah syafii dan bersifat
moderat terhadap kehidupan sosilal budaya setempat. Bersamaan dengan itu mendirikan
perguruan-perguruan (Madrasah) Islam pada waktu itu termasuk suatu kebutuhan dalam
masyarakat . ketiga, paham keislaman yang berkembang di masyarakat lebih dulu dipengaruhi
oleh sufisme yang mempunyai jaringan-jaringan dengan luar, dan belakangan paham modern
yang dikembangkan oleh Muhammadiyah dari sumatera Barat di sebagian daerah kurang dapat
di terima masyarakat, khususnya sebelum pemberontakan PRRI 1958-1651 (Pulungan, 2008:94)
Pondok pesatren adalah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam dimana
didalamnyaterjadi interaksi aktif antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai
murid dengan mengambil tempat di masjid/musolla atau beranda masjid/ musolla, ruang kelas,
atau emper asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya
ulama masalalu. Maka dari itu pengembangan agama Islam di Mandailing juga dipengaruhi oleh
pesatren yang bernama/Madrasah Mustothafawiyah di purba baru mandailing. Pesantren ini
adalah pesantren terbesar dan tertua, yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein pada tahun
1915. Dalam perkembangannya pesantren ini telah memberikan peranan yang besar terhadap
pendidikan Islam di Tapanuli selatan. (Pulungan, 2008:120- 121). Dan walaupun setelah
Indonesia merdeka telah berkembang jenis-jenis pendidikan Islam formal dan bentuk madrasah
dan pada tingkat tinggi IAIN, namun secara luas sisi dominan yang dipegang oleh pesantren ini
sebagian di sebabkan oleh susksesnya lembaga tersebut menghasilkan sejumlah besar’ ulama’
yang berkualitas tinggi yang di jiwai oleh semangat untuk menyebar luaskan untuk
memantapkan keimanan orang-orang islam, pesantren juga mendidik guru-guru madrasah, guru-
guru lembaga pengajian, dan para khotib jum’at. Intinya pesantren bertugas menyebarkan agama
Islam kepada masyarakat luas.

Dalam Konstelasi regional, Kabupaten Mandailing Natal berada di bagian selatan wilayah
Propinsi Sumatera Utara yang secara geografis terletak pada 0°10′-1°50′ Lintang Utara dan
98°10′-100°10′ Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut (dpl).

Batas-batas wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut:

 Utara – Kabupaten Tapanuli Selatan


 Selatan – Provinsi Sumatera Barat
 Barat – Samudera Indonesia
 Timur – Kabupaten Padang Lawas dan Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 Kecamatan dengan kepadatan penduduk sebanyak 62
jiwa/ Km² dan rata-rata penduduk per desa sejumlah 1.010 jiwa. Kecamatan Lembah Sorik
Merapi merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu 456 jiwa/ Km² dan
kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Muara Batang Gadis yakni 11 jiwa/ Km².
Jumlah penduduk Mandailing Natal pada tahun 2012 adalah 410.931 jiwa dengan rincian jumlah
laki-laki sebanyak 201.686 orang dan perempuan sebanyak 209.245 orang. Dengan demikian sex
ratio terhitung sebesar 96,39. Artinya, perbandingan antara penduduk perempuan dengan laki-
laki adalah 100 banding 96.

B. Perkembangan muslim pada masa kontemporer

1. Politik dan Pemerintahan

Bupati Mandailing Natal adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten


Mandailing Natal. Bupati Mandailing Natal bertanggungjawab
kepada gubernur provinsi Sumatra Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di
Kabupaten Mandailing Natal ialah Jafar Sukhairi Nasution, dengan wakil bupati Atika Azmi
Utammi Nasution. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Mandailing Natal 2020.
Sukhairi merupakan bupati Mandailing Natal ke-4 setelah kabupaten ini didirikan tahun 1998.
Sukhairi dan Atika dilantik oleh gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, pada 22 Juli 2021
di Kota Medan, untuk masa jabatan 2021-2024.

2. Keagamaan

Sejak dulu Wilayah Mandailing merupakan kawasan yang harmonis serta memiliki tingkat
kerukunan antar pemeluk agama yang baik. Umat muslim yang mayoritas di kawasan
Mandailing (Pasaman, Mandailing Natal (Madina), Tapanuli Selatan (Tapsel), Kota
Padangsidimpuan, Padang Lawas (Palas), Padang Lawas Utara (Paluta) hingga Sidalu-dalu)
selama ini hidup rukun dengan umat Nasrani.
Mayoritas penduduk kabupaten Mandailing Natal memeluk agama Islam, dan sebagian kecil
beragama Kristen. Suku asli di kabupaten Mandailing Natal yakni suku Mandailing, umumnya
memeluk agama Islam dan sebagian memeluk Protestan dan Katolik. Berdasarkan
data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa pemeluk agama Islam sebanyak
95,93%, dan hampir merata di semua kecamatan. Sementara pemeluk
agama Kekristenan sebanyak 4,07% dengan rincian Protestan 3,73% dan Katolik 0,34%.Pemeluk
agama Kristen kebanyakan berada di kecamatan Panyabungan Utara, Natal, Siabu, Naga
Juang, Muara Batang Gadis dan Sinunukan
Sementara untuk jumlah rumah ibadah menurut jenis rumah ibadah pada tahun 2021 di
Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut:

 Masjid sebanyak 545 bangunan dan 662 musholah.


 Gereja Protestan sebanyak 62 bangunan
 Gereja Katolik sebanyak 4 bangunan

3. Sosial budaya
Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh suku Mandailing yang
secara bahasa, adat-istiadat, dan budaya merupakan bagian dari subsuku/puak/cabang
etnis dari suku Batak. Suku Mandailing sering disebut sama dengan Angkola, meski
sebenarnya keduanya masih berbeda, tetapi kebanyakan adalah sama, mulai dari bahasa
yang sangat mirip, baju adat pernikahan, dan rumah adat. Demikian juga halnya dengan
marga, orang Angkola dan Mandailing sering disebutkan sebagai marga yang sama.
Masyarakat etnis Batak Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga Nasution,
Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, dan Daulay.
Kemudian diikuti oleh suku Minangkabau yang banyak bermukim di daerah-daerah
pesisir sejak masa lalu, ada pula suku lain seperti Melayu, dan juga Nias. Masyarakat
Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir
seperti Natal, Kotanopan, Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan dengan Sumatra
Barat. Orang Minang di Madina terlihat dari tidak adanya nama marga seperti orang
Mandailing dan Nias. Meski begitu, sebagian masih mengetahui nama suku Minang
mereka yang mirip dengan di Sumatra Barat. Selain berdagang, masyarakat Minang juga
banyak yang memiliki perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak
ditemukan bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minang Agam,
seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan garabak ni Agom.
Dari daerah Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang menghiasi sejarah
Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin
Nasution, dsb. Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Jawa, Sunda, dsb yang masuk
belakangan.
4. Ekonomi
 Perekonomian Mandailing Natal tahun 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 9.288,65 miliar dan PDRB
perkapita mencapai Rp.20,59 juta.
 Perekonomian Mandailing Natal tahun 2020 jika dibandingkan capaian  tahun
sebelumnya terkontraksi sebesar 0,94 persen. Dari sisi produksi, kontraksi tertinggi dialami oleh
Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 6,79 persen. Dari sisi
pengeluaran, kontraksi tertinggi dialami pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto
sebesar 3,88 persen.
 Berdasarkan pendekatan produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha
Jasa Pendidikan sebesar 4,31 persen. Berdasarkan pendekatan pengeluaran, komponen
pengeluaran konsumsi rumah tangga masih terkontraksi paling sedikit yaitu sebesar 0,72 persen.
 Tiga lapangan usaha yang memberi peran dominan terhadap PDRB Mandailing Natal
pada tahun 2020 yaitu: sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 43,55 persen;
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,47 persen dan sektor
konstruksi sebesar 13,00 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran
konsumsi rumah tangga (PKRT) memberi kontribusi terbesar yaitu sebesar 64,94 persen,
menyusul komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 22,15 persen dan komponen
pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,61 persen.
Secara nominal, PDRB Mandailing Natal tahun 2020 atas dasar harga berlaku mencapai
Rp.13.843,00 miliar dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp.9.288,65 miliar.
C. Tantangan dan peluang umat islam di Mandailing
Menerapkan nilai pendidikan Islam di tengah masyarakat tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan, ditambah pada era tekhnologi informasi sekarang membuat beragam nilai mudah
mempengaruhi tatanan hidup bermasyarakat. Budaya-budaya baru yang datang dari luar sudah
tak terbendung akibat derasnya arus informasi yang mengglobal hingga menyentuh pada sendi
kehidupan masyarakat di setiap daerah.
pendidikan Islam pada masyarakat Kalang terjadi saling respons antar nilai yang bertemu antara
nilai Islam dengan nilai-nilai yang sudah lama dianut oleh masyarakat Kalang. Sehingga yang
terjadi adalah Pendidikan agama Islam dijadikan sebagai fasilitasi pertemuan antar nilai budaya,
kemudian terjadi reproduksi budaya baru yang berbentuk akulturasi antara nilai-nilai ajaran
Islam dengan budaya Kalang (Abdul Kholiq, 2015:342). Sementara Pendidikan Islam dan
kebudayaan di Mandailing Natal terlihat saling dukung-mendukung dan saling menguatkan.
Dilihat dari kondisi daerah Mandailing Natal dapat dikatakan bahwa daerah ini sebagai
“serambi” mekkahnya Sumatera Utara, karena di kabupaten Mandailing Natal banyak terdapat
pesantren dan madrasah (Emis Pendis Kemenag, diakses 2020). Adat kebudayaan Mandailing
Natal terdiri dari adat Mandailing dan adat pesisir yang bernuansa Islami. Dengan kenyataan
bahwa Mandailing Natal sangat kental dengan adat kebudayaannya, kami merasa penting untuk
mendalami bagaimana upaya dan eksistensi pemerintah daerah dalam menjaga nilai pendidikan
Islam di tengah kentalnya adat istiadat di wilayah ini.
Eksistensi pemerintah kabupaten Mandailing Natal dalam menjaga nilai pendidikan Islam
dengan menguatkan kebudayaan setempat. Upaya memajukan dan menjaga kebudayaan menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah di tengah kemajuan tekhnologi saat ini, pemerintah
Kabupaten Mandailing Natal bekerjasama dengan masyarakat, tokoh adat, dan pemuka agama.
Dalam memajukan dan menjaga kebudayan adat istiadat di Mandailing Natal. Pemerintah juga
berupaya agar nilai pendidikan Islam tetap terjaga dan diindahkan oleh masyarakat. Upaya yang
telah dilaksanakan pemerintah kabupaten Mandailing Natal dalam menjaga nilai pendidikan
Islam di antaranya adalah pemerintah kabupaten Mandailing Natal, membangun dan
mengaktifkan rumah adat/Bagas Godang sebagai sarana: 1) pendidikan karakter budaya melalui
pendidikan adat;. 2) pelatihan seni budaya Mandailing yang sifatnya Islami; 3) tempat
pendidikan tahfidz Al-quran: 4) wisata budaya lokal yang Islami. Dengan adanya bagas godang
tersebut pemerintah daerah kabupaten selalu berupaya menjaga nilai-nilai pendidikan Islam.
Istilah “nilai” sering kita jumpai dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari, baik
secara lisan ataupun tertulis, seperti nilai religius, nilai moral, nilai keindahan ataupun nilai
kebudayaan. Istilah tersebut seperti sudah dimengerti baik bentuk ataupun maknanya. Namun
jika kita kaji lebih dalam apa makna nilai itu, akan kita temukan arti yang lebih dalam pula dari
makna kata tersebut. Banyak para ahli yang menafsirkan makna dari nilai itu sendiri menurut
sudut pandang yang mereka anut, karena sifat nilai itu sendiri adalah riil atau abstrak, sehingga
sulit menentukan dan mengetahui nilai itu dari pribadi yang lain. Keluasan, keabstrakan nilai
merupakan standar k

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Islam pertama kali diperkenalkan melalui Islam Minangkabau yang lebih dahulu menganut Islam
dibagian pantai barat Sumatera, dimana kedudukan pelabuhan Natal sebagai jalur perhubungan
dagang dengan dunia luar, disamping pelabuhan ini pula menjadi jalur keluar bagi orang
Mandailing pergi merantau kenegara jiran Kedah, Malaka pada abad ke- 19 masehi. Kemudian,
Islamisasi yang terjasi di Mandailing pertama kali dilakukan oleh Pandri dari Tanah Datar
Minangkabau, pada waktu itu dilakukan oleh lasykar yang dipinpin Tuanku Imam Bonjol dari
jalur perbatasan Minangkabau dengan Mandailing.Terdapat jaringan-jaringan kekerabatan antara
pengembang agama Islam yang datang dari Minangkabau dengan penduduk setempat. Bagi
pengembang Islam periode awal, melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui struktur
kekrabatan, yaitu, kepada mereka diberikan marga Mandailing, semisal kalau ditempat/desa itu
yang menjad raja pamusuk (keturunan pembuka kampung pertama) Marga Nasution, maka
marga yang diberikan harus diberikan marga yang lain dan kepadanya diberikan diberikan
perempuan untuk menjadi istri dari marga Nasution. Apabila terjadi perkawinan, maka posisi
pendatang ini adalah sebagai anak boru dari huta/kampung yang bersangkutan. Demikian
sebaliknya, jika marga yang diberikan kepada mereka sama dengan marga raja huta (penduduk
asli), maka posisinya adalah sebagai kahanggi, yaitu mereka masuk dalam anggota keluarga
pendiri huta/kampung. Hal yang demikian, cukup banyak ditemukan diwilayah Mandailing
apabila di telusuri lebih jauh tentang silsilahketurunan ulama dan pemuka agama. Di Mandailing
julu, mereka banyak memakai marga Lubis karena yang menjadi raja-raja adat di wilayah ini
adalah keturunan dari marga tersebut. Sedangkan Mandailing jae/godang, para ulama dan
pemuka agama kebanyakannya memakai marga Nasution, karena raja-raja adat di wilayah
tersebut adalah dari keturunan marga ini.

B. Saran dan Kritik

Penelitian tentang sejarah dan perkembangan Islam di Mandailing Natal yang dilakukan ini harus
disadari belum menyetuh pada akar yang sesungguhnya atau masih sangat sederhana, tapi
setidaknya ini adalah sebagai batu loncatan awal apabiala ada orang-orang yang ingin mengkaji
lebih lanjut yang ingin menggali lebuh dalam lagi tentang sejarah dan keberadaan Islam di
Mandailing Natal. Masih banyak pertanyaanpertanyaan yang belum terjawab tentang penelitian
ini misalnya mengapa sulut ditemukan literatur dan kepustakaan tentang islam di Mandailing
Natal, dan untuk menjawab pertanyaan ini peneliti yang ingin melanjutkan tentang hal ini
mungkin harus dilakukan semacam penelitian dan kajian-kajian tentang masyarakat Mandailing,
siapa saja yang ingin mengkaji tentang ini islam di Mandailing Natal maka yang bersangkutan
atau peneliti harus ikut peduli terhadap masa depan Mandailing Natal itu sendiri Catatan untuk
para masyarakat Mandailing Natal secara kualitas, bahwa orang Mandailing termasuk yang
banya sumberdaya manusianya (sdm-nya) jika dibanding dengn daerah lain di Indonesia. Potensi
ini masih perlu di dikembangkan pada masa- masa yang akan datang. Kekuatan suatau bangsa
adalah terletak pada kualitas manusianya. Apabila masa dulu, banyak muncul ulama-ulama besar
berasal dari Mandailing, maka dengan pendekatan sejarah dan logika yang jernih, bahwa
ulamaulama besar seperti masalalu itu harus diwarisi oleh generasi berikutnya. Insya Allah
masarakat Mandailing masih bisa mendapatkan kejayaan di masa lalu dengan cara membekali
para generasi muda Mandailing dengan ahlak yang baik, dimana dapat kita liat pada zama
sekarang ini bahwa terjadi kerisis ahlak mulia di mana-mana, di manamana terjadi pemerkosaan,
perampokan, pencurian, pembunuhan, dal masih banyak lagi yang tidak mencerminkan ahlak
mulia. Maka dari itu ini tugas kita semua pada umumnya pada masarakat seluruh Indonesia, dan
khususnya pada masyarakat mandailing dan para pemerintahhan kabupaten Mandailing Natal,
pasti masih banyak cara untuk menyelamatkan generasi Mandailing Natal kejalan yangbenar,
contohnya dengan dengan menanamkan ajaran agama dalam keluarga, masyarakat, dan didalam
pendidikan. Kita pernah mendapat julukan serambi Mekkah dan kenapa sekarang kita tidak
mulai lagi, Insya Allah kita bisa.

DAFTAR PUSTAKA
https://node2.123dok.com/dt03pdf/123dok/000/171/171882.pdf.pdf?X-Amz-Content-
Sha256=UNSIGNED-PAYLOA
https://text-id.123dok.com/document/qmj29x7q-perkembangan-agama-islam-di-kabupaten-
mandailing-natal-1821-1915.html
https://media.neliti.com/media/publications/317136-tradisi-intelektual-ulama-mandailing-aba-
694c852f.pdf
https://berita.madina.go.id/bupati-mandailing-natal-silaturahmi-dengan-ulama-dan-pimpinan-
pesantren/

Anda mungkin juga menyukai