Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI


THAILAND (PATTANI) DAN MALAYSIA
Dosen Pengampu: Neni, M. Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


ANGGOTA:
Muhammad Insan Gemilang(201220290)
Muhammad Akbar(201220295)
Khoirunnisa Efrina(201220299)
Nur Hamidah(201220132)
Wina Andriyani(201220300)
Wahyuni Klara Lastari(201220318)

PENIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN STS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini gunamemenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Tafsir Ayat Tarbawi,
dengan judul: “Sejarah Perkembangan Dan Dinamika Islam Di Thailand (PATTANI Dan
Malaysia”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk sarana masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kamiberharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jambi, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumus Permasalahan................................................................................3
1.3 Tujuan masalah.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI THAILAND.............4

2.1.1 SEJARAH MASUKNYA ISLAM DALAM THAILAND.............................4


2.1.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI THAILAND (PATTANI) ..........................5
2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI MALAYSIA............6
2.2.1 SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI MALAYSIA......................................6
2.2.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA............................................7
BAB III PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................9
3.2 SARAN.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Thailand
Thailand merupakan sebuah negara dengan mayoritas penduduknya
menganut agam Budha aliran Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk
agama Islam. Dari sekian banyak penganut agama Islam di sana, dengan etnik
Melayu di beberapa negara mayoritas Islam di Asia Tenggara seperti Malaysia,
Indonesia, dan Brunei. Meskipun dari segi politik mereka bagian dari negara
Thailand, tetapi dari segi Bahasa dan budayam mereka adalah Melayu, yang
berbeda dengan etnik Siam(etnik mayoritas di Thailand). Mereka pada umumnya
berada di empat provinsi yaitu Patani, Satun, Yala dan Narathiwat.
Sejarah Patani tidak terlepas dari sejarah awal kerajaan Melayu Patani yang
masih diselimuti kekaburan. Dalam catatan sejarah tidak dapat dipastikan mengenai
asal-usul atau tarikh yang sebenarnya kapan kerajaan Melayu Patani didirikan.
Menurut catatan pelaut-pelaut China yang menjalin hubungan dengan negri-negri
Asia Tenggara pada abad kedua Masehi, sebuh negeri yang Bernama Lang-ya-shiu
(Langkasuka) telah ada pada waktu itu. Berdasarkan catatan tersebut, ahli-ahli
sejarah Eropa percaya bahwa negeri Langkasuka yang terletak di pantai timur
Semenanjung Tanah Melayu antara Senggora (Songkhla) dan Kelantan adalah lokasi
asal negeri Patani. Kerajaan tersebut beribu kota di sekitar daerah Yarang.
Kedudukan Patani yang sangat strategi dari segi geografism menyebabkan kota
itu menjadi tujuan pedagang-pedagang asing baik dari barat maupun timur. Dalam
waktu yang singkat, Patani telah muncul sebagai kerajaan yang penting, maju dari
segi ekonomi, dan stabil dari segi politik dan pemerintahan.
Hubungan awal Patani dengan Islam terjadi akibat hubungan perdagangan
antara Arab, India dan China. Saudagar India dan Arab menduduki pusat-pusat
perdagangan Patani pada akhir abad ke-12 dan mereka menikahi penduduk setempat
dan membentuk masyarakat Islam awal. Lebih dari tiga abad setelah itu Islam
tersebar luas di Kawasan tersebut hingga mempengaruhi golongan istana untuk
memeluk Islam. Karena sejalan dengan tradisi simbiosis antara agama dan sistem
pemerintahan kerjaan di Nusantara, serta kelaziman di kalangan pemegang
kekuasaan untuk menerima “ideologi yang memberi legitimasi” sebelum rakyat
sendiri memeluknya, maka Islam dianut oleh keluarga para raja.

1
Pemeluk agama Islam oleh golongan istana kerajaan Patani tidak jauh berbeda
dengan proses yang terjadi dengan kerajaan-kerajaan Islam yang lain di Nusantara.
Dalam hal ini, raja Patani memeluk agama Islam disebabkan oleh faktor Nusantara.
Menurut Azyumardi Azra, karenapenyakit selalu dikaitkan dengan sebab-sebab
spiritual, agama-agama baru tidak dapat berkembang kecuali jika mereka dipandang
mempunyai jawaban terhadapt penyakit. Dalam Hal ini, penyakit Raja Patani diobati
oleh seorang ulama Muslim yang berasal dari Pasai yaitu Syeikh Sa’id atau Safiyy al-
Din yang selanjutnya berhasil mengajak raja tersebut memeluk Islam.

1.1.2 Malaysia
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang
terletak di semananjung Malaka dan sebagai Kalimantan Timur yang penduduknya
mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehingga syariat islam
ditegakkan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para
pedagang yang mempunyai semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan
mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka, yang saat itu sebagai pusat
perdagangan. Karena memang jalur perdagangan merupakan salah satu media yang
efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat
heterogeny terutama bila dilihaet dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di
Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu,
bahkan suku Bugis dan Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah
satu negara yang masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja
menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan
bagaimana pola perkembangannya.
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya insitusi-institusi
dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial keagamaan,
politik, ekonomi, dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi Islam berkembang
yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO) berusaha menyokong oposisi
keagamaan sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh agama dan berjanji
memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang
menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim terhadap warga China dan
India. Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya kepedulian ekonomi tetapi juga
kepedulian terhadap Perkembangan Islam. Malaysia dewasa ini semakin
menunjukkan adanya plularitas keberagamaan yang dapat memberi perlindungan
bagi masyarakat non melayu yang pada umumnya menganut agama non-Islam,
sehingga mereka hidup berdampingan satu sama lain tanpa menimbulkan gejolak.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan tentang sejarah perkembangan dan dinamika Islam di Thailan?
2. Jelaskan tentang sejarah perkembangan dan dinamika Islam di Malaysia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang sejarah pekembanga dan
dinamika Islam yang ada di Thailand.
2. Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang sejarah perkembangan dan
dinamika Islamyang ada di Malaysia.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI THAILAND
Daerah Thailand terdiri dari dua bagian dengan agama, suku, etnis, daerah dan
budaya yang berbeda-beda. Bagian utara yang dikenal dengan kerajaan Thai
merupakan penganut agama Hindu terbesar, sementara di Selatan penganut agama
Islam. Dengan adanya dua wilayah tersebut, sehingga memberikan gambaran dari
sejarah kedua negara yang bersangkutan. Dinamika sejarah tentang kedua daerah
tersebut pada awalnya adalah sebuah kerajaan dengan mempunyai dua raja dengan
kepemimpinan yang sama, tetapi mempunyai agama yang sama yakni penganut
agama Hindu.
Daerah bagian Utara, pada awalnya terbentuk sebuah kerajaan yang Bernama
Sukhothai, kemudian digantikan oleh kerajaan Ayutthaya pada pertengahan abad ke
14, Kerajaan Ayutthaya dikenal juga dengan kerajaan Siam. Sementara, dibagian
Selatan dikenal dengan kerajaan Pattani. Perpindahan kerajaan ini dari kerajaan yang
selanjutnya tidak diketahui secara pasti penyebab dan pengaruhnya, tetapi hal yang
pasti adanya perebutan kekuasaan untuk memperluas wilayahnya masing-masing.
Kerajaan yang kalah maka akan diambil oleh kerajaan yang menang dengan dibawah
naungan kerjaaan yang baru.
2.1.1 SEJARAH MASUKNYA ISLAM DALAM THAILAND
Kerajaan Thai yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau
dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi
Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang
berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan,
dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam
sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai" berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai,
namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam
masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa.
Muslim di Thailand sekitar 15 persen, dibandingkan penganut Budha, sekitar
80 persen. Mayoritas Muslim tinggal di Selatan Thailand, sekitar 1,5 juta jiwa, atau 80
persen dari total penduduk, khususnya di Pattani, Yala dan Narathiwat, tiga provinsi
yang sangat mewarnai dinamika di Thailand Selatan. Thailand Selatan terdiri dari lima
provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla, dengan total penduduk
6.326.732 (Kantor Statistik Nasional, Thailand, 2002).
Mayoritas penduduk Muslim terdapat di empat provinsi: Pattani, Yala,
Narathiwat dan Satun, yaitu sekitar 71% diperkotaan, dan 86 % di pedesaan

4
sedangkan di Songkhla, Muslim sekitar 19 %, minoritas, dan 76.6 % Buddha.
Sementara mayoritas penduduk yang berbahasa Melayu, ratarata 70 persen berada
di tiga provinsi: Pattani, Yala dan Narathiwat, sementara penduduk berbahasa China,
ada di tiga provinsi: Narathiwat, 0.3 %, Pattani, 1.0 %, dan Yala, 3.0 % (Sensus
Penduduk, Thailand, 2000).
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam di Thailand. Diantaranya ada yang
mengatakan Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10 melalui para pedagang dari
Arab. Ada pula yang mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui Kerajaan Samudra
Pasai di Aceh. Jika melihat peta Thailand, akan mendapatkan daerah-daerah yang
berpenduduk muslim berada persis di sebelah Negara-negara melayu, khususnya
Malaysia.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan sejarah masuknya Islam di Thailand, “jika
dikatakan masuk”. Karena kenyataanya dalam sejarah, Islam bukan masuk Thailand,
tapi lebih dulu ada sebelum Kerajaan Thailand “ Thai Kingdom” berdiri pada abad ke-
9. Islam berada di daerah yang sekarang menjadi bagian Thailand Selatan sejak awal
mula penyebaran Islam dari jazirah Arab.
Hal ini bisa dilihat dari fakta sejarah, seperti lukisan kuno yang
menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah di Thailand dan juga
keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah Pattani menjadi bukti
bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan Thai. Lebih dari itu, penyebaran
Islam di kawasan Asia Tenggara merupakan suatu kesatuan dakwah Islam dari Arab,
masa khilafah Umar Bin Khatab” (teori arab). Entah daerah mana yang lebih dahulu
didatangi oleh utusan dakwah dari Arab. Akan tetapi secara historis, Islam sudah
menyebar di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka, Aceh
(Nusantara), serta Malayan Peninsula termasuk daerah melayu yang berada di
daerah Siam (Thailand).
Pada tahun 1613, d’Eredia memperkirakan bahwa Patani masuk Islam
sebelum Malaka yang secara tradisional dikenal sebagai “darussalaam (tempat
damai) pertama” dikawasan itu (mills 1930:49). Dalam penelitiannya mengenai
kedatangan Islam di Indonesia G.W.J Drewes menemukan bahwa di Trengganu, yang
merupakan salah satu tetangga Patani, agama baru itu sudah dianut secara mapan
menjelang 1386 atau 1387.

2.1.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI THAILAND (PATTANI)


Ketika Sultan Ismail Syah masuk Islam, banyak rakyat Pattani yang kemudian
menjadi pemeluk islam pada sekitar tahun1457. Hal itu menjadi tanda bahwa islam
berkembang di Pattani, dan sejak saat itu, islam menjadi agama resmi di Kesultanan

5
Pattani. Pada abad ke-17, ditemukan bahwa Kesultanan Pattani telah menerapkan
kebijakan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam.
Hal ini kemungkinan pengaruh dari hubungan yang intensif antara Asia
Tenggara dengan para pedagang dari Arab. Pattani kemudian menjadi salah satu
pusat pengajian tamadun berunsur sastra islam dan keilmuan yang melahirkan
ulama-ulama terkemuka. Selain itu, Pattani juga menjadi disegani sebagai tempat
kegiatan Islam yang mengajarkan hukum Islam berlandaskan Al-Qur’an dan hadis.
Sistem pendidikan Islam di Pattani juga berkembagn dengan meniru system asrama
atau pesantren seperti di Timur Tengah.

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI MALAYSIA


Sejarah masuknya Islam di Malaysia tidak terlepas dari peran kerajaan-
kerajaan Melayu jauh sebelum datangnya Inggris di Kawasan tersebut. Sebab,
kerajaan-kerajaan di Malaysia dalam sejarahnya dikenal sebagai Kerajaan Islam. Dan
oleh pedangang Gujarat, keberadaan kerajaan tersebut dimanfaatkan untuk
mendakwahkan Islam ke Malaysia pada sekitar abad kesembilan.
Dari sini dapat dipahami bahwa Islam sampai ke Malaysia lebih belakangan
ketimgbang sampainya Islam di Indonesia yang sudah terlebih dahulu pada abad
ketujuh. Berdasarkan keterangan ini pula, maka asal usul masuknya islam ke
Malaysia, sebagaimana dikemukakan Azyumardi Azra, datang dari India, yakni Gujara
dan Malabar.
Sejak sebelum Islam dating ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia berada di jalur
perdagangan dunia yang menghubungkan kawansa-kawasan Arab dan India dengan
wilayah China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang
amat penting. Maka tidak heran jika wilayah ini juga menjadi pusat bertemunya
berbagai keyakinan dan agama (a cross-roads of religion) yang berinteraksi secara
kompleks.

2.2.1 SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI MALAYSIA


Para sejarahwan belum sepakat mengenai kapan Islam masuk ke wilayah
Malaysia. Jika diperkirakan masuk ke wilayah Asia tenggara, mereka telah banyak
memberikan argumentasinya. Seperti halnya Islam masuk ke Indonesia melalui para
pedagang Arab pada tahun 674 Masehi, ketika mereka mendarat di pantai Sumatera.
Pada awal abad permulaan Islam, agama ini belum menjamah ke wilayah Malaysia.
Kemudian pada abad ke 12 Islam baru masuk ke wilayah Malaysia melalui para
pedagang Muslim yang berasal dari India. Hal ini diketahui ketika sultan Madzafar

6
Syah I pada abad tersebut menganut agama Islam melalui seorang pedagang dari
India.
Jika melihat keberadaan transportasi laut di sekitar Malaka pada abad ke-7
sudah sedemikian ramai, karena dunia pada saat itu ada beberapa imperium besar,
yakni China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abadke-7- 14), dan
Dinasti Umayyah (660-749), Kehancuran Persia oleh Islam (590 -628), maka
keberadaan penguasa penguasa dunia tersebut menjadi gambaran jelas, bahwa
pertukaran budaya, hasil bumi dan pergulatan intelektual dapat mewarnai interaksi
mereka sudah berlangsung pada saat itu.
Etos dakwah Islam ke wilayah Asia dimulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan
ke-2 H), orang Muslim Persiadan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran
dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan TaiTsung (627-
650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, diketahui telah datang empat orang Muslim dari
jazirah Arabia. Hal ini sebagaimana pernyataan Muhlis (2017) bahwa Yang pertama,
bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga
dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’adbin Abi
Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah
Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-
Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China
membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa
langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan
sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai
pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam.
2.2.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA

Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya Islam ke Asia


Tenggara termasuk di Malaysia, sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang
menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam
datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datang dari Benggali (kini
Banglades).

Sedangkan mengenai pola penerimaan Islam di Nusantara termasuk di


Malaysia, kita dapat merujuk pada pernyataaan Ahmad M. Sewang, bahwa
penerimaan Islam pada beberapa tempat di Nusantara memperlihatkan dua pola yang
berbeda. Pertama, Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah,
kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas atau elite penguasa
kerajaan. Kedua, Islam diterima langsung oleh elite penguasa kerajaan, kemudian
disosialisasikan dan berkembang ke masyarakat bawah. Pola pertama biasa
7
disebut bottomup, dan pola kedua biasa disebut topdown. Pola ini menyebabkan Islam
berkembang pesat sampai pada saat sekarang di Malaysia.

Pola pertama melalui  jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang
dari berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar
pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan. Di tengah
komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul dan
menghadiri kegiatan perdagangan termasuk merancang strategi penyebaran agama
Islam mengikuti jaringan-jaringan emporium yang telah mereka bina sejak lama.
Seiring itu pula, pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa di mana istana
sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial.
Dengan dukungan ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi pemerintahan, hukum
Islam dirumuskan dan diterapkan,  kitab sejarah ditulis sebagai landasan legitimasi
bagi penguasa Muslim.

Memasuki awal abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris,


urusanurusan agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-
sultan, dan hal itu diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan atau pun kantor
sultan. Setelah tahun 1948, setiap negara bagian dalam Federasi Malaysia telah
membentuk sebuah departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga
tunduk pada hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk
pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama.
Bersamaan dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan
dengan didirikannya perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama.
Perguruan tinggi kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal
Universitas Kebangsaan Malaysia.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Thailand
Sebelum menjadi negeri Islam, Patani dikenal sebagai kerajaan Hindhu
Brahma. Rajanya yang terkenal adalah Bhaga Datta (515M) yang berarti “pembawa
kuasa” Ketika kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukkan Nakom Sri Thamrat (sekarang
legor di Thailand). Patani kini menjadi salah satu dari lima provinsi di Thailand Selatan
dengan idsebut provinsi Pattani, Yala, Naratiwat, Satun dan Songkhla, yang banyak
dihuni oleh umat Islam.
3.1.2 Malaysia
Islam masuk pertama kali di Malaysia dibawah oleh pedagang Gujarat sekitar
abad ke-9 dengan pola penerimaan bottom up yang selanjutanya mengalami
perkembanganyang signifikan dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan
telah dibangun Lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20
dengan ciri khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan di setiap
negara bagian dalaam menegakkan hukum Islam. Setelah masa kemerdekaan
pemeluk islam dari segi kuantitasnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, akmi
mohon maaf sebesar-besarnya dan kami mengharapkan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/49518794/
Sejarah_Perkembangan_Dan_Dinamika_Islam_Di_Thailand_Pattani_Dan_Malaysia
https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/10/150000479/sejarah-
perkembangan-islam-di-thailand?page=all
https://an-nur.ac.id/sejarah-perkembangan-islam-di-malaysia/

https://e-jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Tasamuh/article/download/78/73

10

Anda mungkin juga menyukai