( Good Governance )
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa
manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang
berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang mencakup di segala
bidang yang di antaranya disebabkan tata pemerintahan yang tidak dikelola
dengan baik. Kita dapat menyaksikan pelanggaran kasus-kasus korupsi, kolusi
dan nepotisme serta penyalahgunaan jabatan pemerintahan, penegakan hukum
yang belum berjalan dengan sebagaimana mestinya hukum tumpul ke atas dan
tajam ke bawah dan kualitas pelayanan masyarakat yang buruk seolah-olah
mempersulit atau memberatkan masyarakat kalangan bawah yang
menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Tata pemerintahan yang baik merupakan landasan yang harus diambil
dalam kebijakan pemulihan ekonomi, sosial maupun politik. Dalam
perkembangan globalisasi maupun demokrasi menuntut peran pelaku-pelaku
penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat
kendali pemerintahan cepat atau lambat mengalami pergeseran peran dari posisi
mengatur segala kebijakan ke posisi sebagai fasilitator. Dan sebaliknya
masyarakat yang sebelumnya sebagai penerima manfaat, harus mulai
menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus
berfungsi sebagai pelaku.
Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik harus segera dilaksanakan
agar segala permasalahan yang timbul dapat segara terselesaikan dan juga
proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Disadari, mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan waktu yang
tidak singkat dan juga upaya terus menerus. Di samping itu, perlu juga dibangun
kerja sama dari seluruh komponen bangsa yaitu para aparatur negara, pihak
swasta dan masyarakat madani untuk menumbuhkembangkan rasa
kebersamaan dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian tata pemerintahan yang baik?
2. Bagaimana membangun tata pemerintahan yang baik?
3. Apa saja prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik?
4. Apa saja pilar-pilar tata pemerintahan yang baik?
5. Apa saja manfaat tata pemerintahan yang baik?
C. Tujuan
Melihat rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tata pemerintahan yang baik.
2. Untuk mengetahui cara membangun tata pemerintahan yang baik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.
4. Untuk mengetahui pilar-pilar tata pemerintahan yang baik.
5. Untuk mengetahui manfaat tata pemerintahan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
daerah yang bijaksana dan efektif, serta didukung penegakan hukum yang
adil dan tepat. Pemerintah daerah, DRPD maupun masyarakat perlu
menghilangkan kebiasaan yang dapat menimbulkan KKN.
3. Transparansi
Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan
didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Transparansi
(transparency) secara harafiah adalah jelas (obvious), dapat dilihat secara
menyeluruh (able to be seen through) (Collins, 1986). Dengan demikian
transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan
perusahaan (Wardijasa, 2001). Tranparansi merupakan salah satu syarat
penting untuk menciptakan Tata pemerintahan yang baik . Dengan adanya
transparansi di setiap kebijakan dan keputusan di lingkungan organisasi,
maka keadilan (fairness) dapat ditumbuhkan.
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut
pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi lengkap tentang
kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah
daerah perlu mendayagunakan berbagai jalur komunikasi seperti melalui
brosur, leaflet, pengumuman melalui koran, radio serta televisi lokal.
Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi
yang dapat diakses masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat
rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan
informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada
masyarakat.
4. Kesetaraan
Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk
menjamin agar kepentingan pihak-pihak yang kurang beruntung, seperti
mereka yang miskin dan lemah, tetap terakomodasi dalam proses
pengambilan keputusan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada kaum
7
8. Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta
dan masyarakat luas. Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga berwenang
perlu memberi peluang bagi masyarakat dan organisasi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam pemantauan, evaluasi, dan pengawasan kerja,
sesuai bidangnya. Walaupun demikian tetap diperlukan adanya auditor
independen dari luar dan hasil audit perlu dipublikasikan kepada
masyarakat.
9. Efisiensi dan efektivitas
Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggungjawab. Pelayanan masyarakat harus mengutamakan kepuasan
masyarakat, dan didukung mekanisme penganggaran serta pengawasan
yang rasional dan transparan. Lembaga-lembaga yang bergerak di bidang
jasa pelayanan umum harus menginformasikan tentang biaya dan jenis
pelayanannya. Untuk menciptakan efisiensi harus digunakan teknik
manajemen modern untuk administrasi kecamatan dan perlu ada
desentralisasi kewenangan layanan masyarakat sampai tingkat
kelurahan/desa.
10. Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan
agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya
yang terjangkau.
Tujuannya adalah menciptakan birokrasi profesional yang dapat
efektif memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini perlu didukung dengan
mekanisme penerimaan staf yang efektif, sistem pengembangan karir dan
pengembangan staf yang efektif, penilaian, promosi, dan penggajian staf
yang wajar.
Prinsip-prinsip di atas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi
dalam hal pelaksanaan tata pemerintahan yang baik yang berkaitan dengan
kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik
9
1. Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil;
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan;
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable;
d. Menegakkan HAM;
e. Melindungi lingkungan hidup;
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
Konsepsi ke pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan
atau pemerintah daerah untuk menjalankan tugas kenegaraan yang
bertujuan untuk menyejahterakan rakyat.
2. Sektor swasta
a. Menjalankan industri;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Menyediakan insentif bagi karyawan;
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat;
e. Memelihara lingkungan hidup;
f. Menaati peraturan;
g. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat;
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM.
Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam
interaksi sistem pasar, seperti: industri pengolahan peradangan, perbankan,
dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal.
3. Masyarakat madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi;
b. Mempengaruhi kebijakan publik;
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah;
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah;
e. Mengembangkan SDM;
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya
berada di antara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan,
12
A. Kesimpulan
tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan
administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata
pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di
mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani
perbedaan-perbedaan di antara mereka. Membangun tata pemerintahan yang
baik adalah mengubah cara kerja pemerintah, membuat pemerintah akuntabel,
dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk ikut berperan
membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum.
Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah
diakumulasikan adalah partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan,
daya tanggap, wawasan ke depan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan
efektivitas, dan profesionalisme. Tata pemerintahan yang baik hanya bermakna
bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan
publik. Jenis lembaga tersebut adalah negara, sektor swasta, dan masyarakat
madani.
B. Saran
Lembaga pemerintahan yang di dalamnya terdiri dari wakil rakyat
seharusnya mengabdikan diri kepada rakyat dan memperhatikan hak rakyat
bukan sebaliknya pemerintah menjadikan rakyat sebagai alat untuk kepentingan
politik yang sebenarnya bukan rakyat yang di untungkan dalam proses politik
di negara ini. Serta transparansi dan informasi mengenai pemerintahan
cenderung tertutup kepada rakyat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi/Anti Korupsi. Jakarta: Kemendikbud.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Pendidikan
dan Budaya Antikorupsi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan.