Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PENGANTAR SAINTEK ISLAM

TEORI PEMBENTUKAN GUNUNG


SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

NAMA ANGGOTA : QHUSAY RIZKI R. (220714002)


: SAIFUL RIZAL (220714013)
: ALIF FURQAN (220714009)
PROGRAM STUDI : TEKNIK FISIKA
DOSEN PENGAJAR : MUSLICH HIDAYAT, M.Si.

PEMERINTAH ACEH
DINAS KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
Lorong Ibnu Sina No.2, Kopelma Darussalam, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh
Telp : +62-651-7557321 Web : https://uin.ar-raniry.ac.id/index.php/id
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik ini.
Shalawat dan salam saya hanturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad
SAW yang selalu saya nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Dalam Penyusunan laporan ini, penulis mendapat bantuan baik tenaga
maupun pikiran. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok 2 yang saling melengkapi dan
saling merangkul dalam membuat tugas projek ini. kedua orang tua dan Saudara y
ang senantiasa memberikan dukungan semangat serta doa restu selama kami mela
ksanakan membuat tugas makalah ini. Kepada teman-teman seperjuangan kami
yang telah memberi kami ide dan juga motivasi serta inspirasi untuk kami, agar
kami dapat menyelesaikan projek dan laporan kami.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan
keislaman kepada pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian
yang dibahas berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada
saat-saat ini. Makalah ini membekali pencerahan spiritual dan intelektual yang
dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami.
Sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
1.3 TUJUAN LAPORAN........................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 2
2.1 PEMBENTUKAN GUNUNG MENURUT SAINS DUNIA............................2
2.2 PEMBENTUKAN GUNUNG MENURUT AL-QURAN.................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................5
3.2 SARAN..............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gunung adalah bagian kerak bumi yang lebih tinggi dari area di


sekitarnya. Gunung biasanya memiliki sisi curam yang secara signifikan
menyingkap batuan dasarnya. Gunung berbeda dari dataran tinggi karena
memiliki daerah puncak yang terbatas, gunung lebih besar dari sebuah bukit,
biasanya memiliki ketinggian setidaknya 300 meter (1.000 kaki) di atas tanah
sekitarnya. Beberapa gunung adalah puncak yang berdiri sendiri, tetapi
sebagian besar merupakan bagian dari rangkaian pegunungan.
Ketinggian di pegunungan menghasilkan iklim yang lebih dingin
daripada di permukaan laut pada garis lintang yang sama. Iklim yang lebih
dingin ini sangat mempengaruhi ekosistem pegunungan: ketinggian gunung
yang berbeda-beda menjadi habitat tumbuhan dan hewan yang berbeda pula.
Karena medan dan iklim yang kurang ramah, gunung cenderung lebih sedikit
digunakan untuk pertanian dan lebih banyak untuk ekstraksi sumber daya,
seperti pertambangan dan penebangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendapat sains dunia dalam proses pembentukan gunung?


2. Bagaimana pembentukan gunung dalam pandangan islam terutama yang
dijelaskan dalam Al-Quran?

1.3 TUJUAN LAPORAN

1. Untuk mengetahui proses pembentukan gunung dalam perspektif sains.


2. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan alam semesta sesuai
dengan yang dijelaskan dalam Al-Quran.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PEMBENTUKAN GUNUNG MENURUT SAINS DUNIA

Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja dalam
bumi yang disebut dengan orogenesis dan epeirogenesis. Dalam proses
orogenesis ini sedimen yang terkumpul menjadi berubah bentuk karena
mendapat gaya tekan dari tumbukan lempeng tektonik.Ada tiga tipe
tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan benua,
lautan dan benua, dan antara benua dengan benua. Tumbukan lempeng lautan
dan benua menimbulkan deposit sedimen laut terhadap tepi lempeng benua.
Tumbukan antara lempeng busur kepulauan dengan benua berakibat lempeng
lautan menyusup ke lapisan asthenosfir dan batuan vulkanik dan sedimen
menumpuk pada sisi benua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di
California pada zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua
dengan benua merupakan proses pembentukan sistem pegunungan Himalaya.
Sedangkan dalam proses epeirogenesis merupakan gerakan yang
membentuk benua yang bekerja sepanjang jari-jari bumi. Proses ini juga
disebut gerakan radial karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat
bumi dan terjadi pada daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih
lambat dibandingkan dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah
(graben) dan dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses
epeirogenesis. Terdapat tiga jenis tipe utama dari gunung. Gunung api,
gunung lipatan, dan gunung patahan. Ketiga tipe ini terbentuk dari lempeng
tektonik ketika bagian dari kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam.
Tenaga endogen, pengangkatan isotasi dan intrusi magma mengangkat
lapisan batuan ke atas dan membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari
dataran sekitar. Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika
bukitnya lebih tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung.
Pegunungan utama cenderung terbentuk dalam garis panjang yang
menandakan batas dan aktivitas sebuah lempeng tektonik.

2
2.2 PEMBENTUKAN GUNUNG MENURUT AL-QURAN

Gunung dalam Al-Qur’an diungkapkan dengan kata jabal (jamak: jibāl).


Dalam kamus kosakata Al-Qur’an, jabal adalah bagian dari permukaan bumi
yang besar, panjang, dan menjulang tinggi. Kata ini disebut dalam Al-Qur’an
sebanyak 39 kali: 6 di antaranya dalam bentuk tunggal (singular) dan sisanya
dalam bentuk jamak (plural). Selain kata jabal/jibāl, Al-Qur’an juga
menggunakan kata rawāsī, yang sering diartikan sebagai gunung, dalam 9
ayat. Kata ini terambil dari kata rasā-yarsūrusuwwan, yang berarti tetap,
teguh, kuat, dan kukuh. Rawāsī berarti sesuatu yang menancap ke dasar dan
tampak sangat kukuh dan kuat. Kata al-a‘lām yang disebut dalam Al-Qur’an
sebanyak dua kali, yaitu pada Surah asy-Syūrā/42: 32 dan ar-Raĥmān/55: 24
juga diartikan sebagai gunung.
Dalam Al-Qur’an, isyarat pembentukan pegunungan ini banyak ditemui
dalam beberapa ayat, diantaranya seperti pada surah ar-Ra‘d/ 13:3 yang
artinya “Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-
gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua
buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berpikir”. Ayat lain yang menjelaskan tentang
pembentukan gunung adalah pada surah Qāf/50:7 yang artinya “Dan bumi
yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung
yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah”.
Dan pada surah Al-Ghsyiyah/88:19-20 “Dan gunung-gunung bagaimana
ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?”.
Dengan demikian, frasa “Dia yang menghamparkan bumi” dapat
ditafsirkan bahwa awal pembentukan pegunungan yang berasal dari batuan
sedimen sebelum akhirnya diangkat ke atas permukaan laut oleh gaya-gaya
tektonik. Meski demikian, ada pula sejumlah ilmuwan yang menafsirkan
penghamparan bumi ini berkaitan dengan lempeng-lempeng tektonik yang
bergerak.

3
Pada surah An-Naba’/78:7 juga diberi sedikit ciri ciri mengenai
pembentukan gunung. “Dan gunung-gunung sebagai pasak?”. Serta pada
surah Fussilat/41:10 yang artinya “Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung
yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan
makanan-makanan (bagi penghuni) nya dalam empat masa, memadai untuk
(memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya”.
Frasa “gunung-gunung yang dipancangkan dengan kokoh” dan “gunung-
gunung sebagai pasak”. Kedua frasa ini saling berhubungan. Gunung-gunung
yang dipancangkan dengan kokoh mengandung arti sekaligus sebagai pasak
yang secara harfiah gunung-gunung itu tentu memiliki bagian yang masuk ke
dalam perut bumi, layaknya kita memaku sebuah kayu, tentu ada bagian paku
yang masuk ke dalam kayu.
Pegunungan yang menjulang tinggi memiliki akar, ibarat pasak yang
menghunjam dalam bumi. Dalamnya pasak sangat tergantung pada rapat
massa (density) dan ketinggian massa pegunungan. Semakin tinggi dan
semakin berat rapat massa (density) dan ketinggian massanya, pasak akan
menancap lebih dalam dan membuat kedudukan pegunungan stabil. Melalui
pengamatan geofisika dengan metode gaya berat (gravity) dapat diketahui
seberapa dalam pasak yang masuk dalam Bumi. Dengan demikian, firman-
firman Allah yang merupakan isyarat-isyarat tersembunyi tampak konvergen
dengan fakta-fakta ilmiah di alam.

4
5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kita melihat gunung-gunung yang berdiri tegak dan tampak kukuh dan
diam ditempatnya. Gunung-gunung itu masing-masing menyimpan sejarah
pembentukannya dari awal hingga kini. Bebatuan pembentuk gunung-gunung
itu ibarat rekaman film yang bila dibuka akan memperlihatkan peristiwa
pembentukannya yang sangat dinamis. Semula di tempat itu, berjuta-juta
tahun yang lalu, tidak tampak onggokan raksasa itu. Lambat laun dengan
berjalannya waktu, sedikit demi sedikit, mulai muncul sosoknya ke
permukaan seperti yang kita lihat sekarang. Suatu saat gunung-gunung itu
tenang dan di saat lain bergolak. Demikianlah alam bekerja mengikuti
sunatullah. Semua tunduk dan patuh pada ketentuan Allah.

3.2 SARAN

Dengan mempelajari gunung-gunung yang diciptakan oleh Allah, maka


patutlah kita bersyukur dan selalu bertakwa serta memohon ampun padanya.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan izinnya, bahkan seluruh hal yang
dibuatnya pasti ada hikmahnya dan prosesnya pun di buat sedemikian rupa
agar manusia dapat berpikir dan mensyukuri nikmatnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) “Gunung dalam perspektif Al-
Quran dan Sains”. Jakarta Timur: Kementerian Agama RI. November 2016 M.

“Gunung” Wikipedia the Free Encyclopedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung

“Proses Terjadinya Gunung” E-dukasi.net, Copyright © 2010


https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Proses-Terjadi
nya-Gunung-2010/konten1.html#proses-terjadinya-gunung

Anda mungkin juga menyukai