Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA & NEGARA BERAGAMA (DIALOG)


SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

NAMA ANGGOTA : UTARI RAHMATILLAH (220714001)


: DARA RAMADHANY (220714010)
: FURQAN HAMID A. (220714003)
PROGRAM STUDI : TEKNIK FISIKA
DOSEN PENGAJAR : HARDIANSYAH A., S,Th.I., M.Hum.

DINAS KEMENTRIAN AGAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta pertolongannya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar saintek islam
pada semester pertama ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
pembawa risalah ALLAH,yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan pemenuhan dari salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Saintek Islam. Namun makalah ini juga dapat dijadikan sebagai
referensi untuk mengetahui dan mendalami islam dan pengembangan ilmu
pengetahuan alam.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan
keislaman kepada pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian
yang dibahas berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada
saat-saat ini. Makalah ini membekali pencerahan spiritual dan intelektual yang
dikemas dengan bahasa yang mudah dipahamai.
Sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalh ini
lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, aamiin.

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...... ..............................................................................1
1.2 TUJUAN LAPORAN.......................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................2
2.1 PRINSIP PANCASILA DALAM NEGARA BERAGAMA...........................2
2.2 PENERAPAN HUKUM AGAMA DALAM PANCASILA............................3
2.3 KONDISI PENERAPAN NILAI AGAMA DI INDONESIA..........................4
BAB III PENUTUP................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis mempunyai landasan
yang kuat sebagai mana termaktub dalam dasar negara maupun Undang-
Undang Dasar 1945. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mengandung prinsip bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama
atau bukan negara yang berdasarkan agama tertentu dan bukan pula
suatunegara sekuler yang memisahkan agama dengan urusan negara.
Indonesia memiliki falsafah negara Pancasila yang mengakui tentang
ketuhanan. Oleh karena Pancasila sebagai dasar negara dan merupakan Fiat
JustisiaJurnal Ilmu Hukum Volume 8 No. 3,Juli-September 2014 ISSN 1978-
5186411 sumber dari segala sumber hukum, maka apapun aturan atau hukum
yang terbentuk harus mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Pengakuan agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta jaminan terhadap penduduk yang beragama dan menjalankan ibadah
berdasarkan atas agama atau kepercayaan itu, merupakan ciri negara
berketuhanan Yang Maha Esa. Negara memberikan perlindungan pada semua
agama dan aliran kepercayaan. ini berarti bahwa setiap orang berhak atas
kebebasan beragama atau berkepercayaan.

1.2 TUJUAN LAPORAN


1. Memahami bagaimana prinsip kerja Pancasila dalam negara beragama.
2. Memahami penerapan hukum agama yang berdampingan dengan Pancasila
3. Mengamati kondisi penerapan keagamaan pada negara Indonesia.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PRINSIP PANCASILA DALAM NEGARA BERAGAMA

Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah kenegaraan Indonesia


diterima dan ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila merupakan
hasilkesepakatan luhur para pendiri bangsa dalam mendirikan negara
Indonesiayang terdiri dari keanekaragaman suku, ras, agama, dan budaya
(Pluralitas). Pancasila yang secara sadar dan sengaja itu ditempatkan dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai landasan kefilasafatan yang mendasari dan
menjiwai dalam penyusunan ketentuan- ketentuan dalam Undang - Undang
Dasar itu. Dengan demikian, maka Pancasila melandasi kebijakan - kebijakan
dalam penyelenggaraan bernegara dan berbangsa yang dituangkan dalam
politik hukumnya, sejak berlakunya undang-undangdasar tersebut, maka
penyusunan dan pelaksanaan dari Sistem Tata Hukum Indonesia harus dijiwai
Pancasila.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa berpangkal pada satu
keyakinan bahwa alam semesta berserta isinya sebagai suatu keseluruhan
yang terjalin secara harmonis adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan dan akan kembali kepada-
Nya. Karena itu bertakwa dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
adalah suatu kewajiban manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. Manusia
sebagai mahluk ciptaan Tuhan adalah makhluk yang bermasyarakat Dalam
kebersamaan itu, manusia dikodratkan memiliki kepribadian yang berbeda
manusia yang satu dengan yang lainnya. Keseluruhan kepribadian yang
berbeda-beda itu mewujudkan satu kesatuandalam perbedaan dalam Lambang
Negara Republik Indonesia, kodrat itu dirumuskan dalam semboyan:
“Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan tersebut memberikan pedoman bagi
manusia dalam bermasyarakat artinya untuktetap mempertahankan
eksistensinya sebagai masyarakat manusia maka masyarakat manusia harus
mengakui dan menghormati perbedaan yang ada di masyarakat.

2
2.2 PENERAPAN HUKUM AGAMA DALAM PANCASILA

Pancasila mempersatukan berbagai keragaman yang Indonesia miliki,


baik dari segi agama, budaya, bahasa, suku, etnis, dan keragaman lainnya.
Akan tetapi, dalam perjalanan Bangsa Indonesia, masih ada pihak-pihak yang
masih berusaha membenturkan nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai agama.
Ada sebagian pihak yang menyebutkan bahwa tidak ada hukum yang lebih
tinggi selain hukum Tuhan. Padahal, Pancasila itu sendiri dirumuskan oleh
para pendiri bangsa yang termasuk di dalamnya ahli agama (Fachrul 2020).
Indonesia sebagai negara Pancasila juga memfasilitasi dan
mengakomodasi penyelenggaraan aktivitas keagamaan setiap warga negara,
serta pada saat yang sama tetap menjamin kebebasan setiap warga negaranya
untuk menjalankan keyakinan serta kepercayaannya masing-masing, tanpa
ditentukan oleh Negara. Maka, Pancasila sama sekali tidak bertentangan
dengan nilai-nilai agama mana pun.
Pancasila sebagai sebuah ideologi negara telah teruji karena lahir dari
kesepakatan bersama antar kelompok yang beragam. Lahirnya Pancasila tidak
hanya melibatkan tokoh dari kalangan satu agama saja, melainkan juga tokoh-
tokoh agama lain dan kelompok nasionalis. Dalam implementasinya, nilai-
nilai Pancasila masih perlu diterjemahkan secara lebih konkret agar dirasakan
manfaatnya oleh seluruh umat beragama (Fachrul 2020).
Kementerian Agama (Kemenag) RI telah merumuskan sebuah gagasan
yang disebut sebagai Moderasi Beragama. Melalui Moderasi Beragama,
Kemenag mendorong pertumbuhan cara pandang, sikap, dan perilaku
beragama yang moderat, tidak ekstrem atau berlebihan, karena agama apapun
memang melarang setiap umatnya untuk berlebih-lebihan. Kemenag sudah
merumuskan sejumlah indikator keberhasilan Moderasi Beragama, yang salah
satunya adalah adanya wawasan kebangsaan yang kuat pada umat beragama.
Komitmen kebangsaan umat beragama penting sebagai benteng dari dalam
untuk menghalau merebaknya ideologi yang berlawanan dengan Pancasila.

3
2.3 KONDISI PENERAPAN NILAI AGAMA DI INDONESIA

Keragaman dalam hal agama merupakan salah satu tantangan terbesar


yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Saat ini, konflik yang berbasis isu
keagamaan masih sesekali terjadi diakibatkan menajamnya perbedaan
penafsiran, hingga konflik yang diakibatkan oleh adanya sikap intoleransi,
ekstremisme, radikalisme, hingga terorisme. 
Oleh karena itu, perlu ada upaya terus menerus untuk menjelaskan dan
memberikan pengertian bahwa nilai-nilai Pancasila sama sekali tidak
bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun. Bahkan Pancasila dapat
dianggap sebagai jalan tengah yang mampu mengakomodasi nilai-nilai agama
untuk diterjemahkan dalam konteks bernegara dan dapat dikatakan bahwa
pengaruh agama sangat kuat mewarnai rumusan berbagai isi perundang-
undangan, peraturan, serta regulasi-regulasi turunannya di Indonesia.
Indonesia sampai sekarang masih menderita intoleransi antar sesama,
serta berbagai macam kriminalitas seperti kekerasan, perampokan, bahkan
pembunuhan yang terjadi akibat kurangnya iman yang disebabkan oleh
lemahnya ilmu agama. Bentuk upaya untuk meminimilasir hal-hal tersebut
adalah seperti didirikannya pondok pesantren, diadakannya pengajian pada
tiap kampung, dilakukannya kegiatan sosialisasi agama pada hari tertentu, di-
edarkannya siaran ilmu agama pada televisi dan radio, juga disebarnya ilmu
agama pada perangkat sosial media agar banyak kalangan terutama kalangan
anak anak muda untuk dapat mengingat dan timbul rasa cinta akan agamanya.
Serta timbul rasa untuk mendalami ilmu agama.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dimana
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bukanlah negara yang terpisah dari agama,
tetapi juga tidak menyatu dengan agama. Hubungan ideal antaranegara
dengan agama dalam negara yang memiliki, prinsip berdasar Ketuhanan Yang
Maha Esa, adalah negara secara aktif dan dinamis membimbing, menyokong,
memelihara, dan mengembangkan agama dan kepercayaan.yang berarti setiap
warga negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama dan kepercayaan
sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian
ini berarti bahwa keputusan beragama dan beribadah diletakkan pada domain
privat atau pada tingkat individu. Dapat juga dikatakan bahwa agama
merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara.
Negara dalam hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan
memfasilitasi agar warga negara dapat menjalankanagama dan beribadah
dengan rasa aman, tenteram,dan damai tanpa adaganguan dari setiap orang
atau sekelompok masyarakat selama pelaksanaankeyakinan tersebut tidak
menimbulkan ganguan ketertiban dan ketentraman masyarakat, hubungan
agama dan negara adalah saling membutuhkan.Agama membutuhkan negara
untuk perkembangan agamanya dan negaramembutuhkan agama untuk
peningkatan moral bangsa.

5
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, 2015, Hubungan Negara dan Agama Dalam Negara Indonesia, Lampung:
Universitas Lampung.

Mahfud, M.D. “Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Hukum”,Yogyakarta Jurnal Filsafat


Pancasila, Pusat Studi PancasilaUniversitas Gadjah Mada, 1999.

https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/835-menteri-agama-ri -nilai-dalam-
sila-sila-pancasila-sejalan-dengan-ajaran-semua-agama

Anda mungkin juga menyukai