Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETUHANAN YANG MAHA ESA (AKU, AGAMA, & SESAMA)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

IWAN (220332040)

STI YUNIARTI (220332045)

NUR RISKI (220332050)

A. YUSRAN (220332055)

ISHAK (220332070)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehdirat tuhan yang maha esa atas segala rahmat karunia-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ketuhahanan yang maha
esa“ dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan kami
ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dalam
memberikan pelajaran tentang penerapan sila pertama bagi kita dan orang banyak.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah kami ini dimasa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan
yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Sinjai, 4 november 2022

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………


Daftar isi ………………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….

BAB II : PEMBAHASAN
A. Bagaimana ketuhanan yang maha esa dalam pancasila dan Nilai-nilai yang
terkandung didalamnya …………………………………………………………
B. Apa makna sila pertama pada pancasila ………………………………………
C. Bagaiman Cara menerapkan sila pertama pada diri (Aku) …………………
D. Hubungan Negara dengan Agama menurut pancasila (Agama) ……………
E. Makna Penting Pancasila Bagi Kita Sebagai Warga Negara (Sesama) ……

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
B. Daftar Pustaka …………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secarah resmi
di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan UDD 1945, diundangkan dalam berita republic Indonesia tahun II No.7
bersama - sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasilah merupakan pandangan hidup, dasar Negara dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh pancasilah
terhadap bangsa dan Negara Indonesia ? kondisi ini dapat terjadi karna perjalanan
sejarah dan kompleksitas keadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku,
agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit
jauh berbeda satu sama laintapi mutalak harus dibersatukan.
Sejarah pancasila adalah bagian dari sejarah inti Negara Indonesia. Sehingga
tidak heran dari sebagian rakyat indonsia, pancasilah di aggap sebagia sesuatu
yang sakral yang harus kita hafal kan dan mematuhi apa yang diatur di dalam nya.
Ada pula sebgian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-
aturan yang di miliki pancasila. Namun, dilain pihak muncul orang-orang yang tidak
sepihak atau menolak akan adanya pancasil sebagai dasar Negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara memang sudah final. Menggugat pancasila
hanya akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos
( kesalahan) yang memecah belah eksistensi Negara kesatuan. Akhirnya Indonesia
akan tercecer menjadi Negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk
menghindarinya maka penerapan hokum-hukum agama ( juga hokum-hukum adat)
dalam sistem hokum Negara menjadi urgen untuk diterapkan. Sejarah Indonesia
yang awalnya merupakan kumpulan kerajaan yang berbasis agama dan suku
memeperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengigat
agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang
dimiliki setiap agama dan suku.
Ketuhanan yang maha esa mengandung makna adanya keyakinan terhadap
tuhan yang maha esa tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan
diantara makhluk ciptaan tuhan yang maha esa yang berkaitan dengan sila ini ialah
manusia. Sebagai maha pencipta, kekuasaan tuhan tidaklah terbatas, sedangkan
selainnya adalah terbatas.
Dalam memahami dan mengamalkan sila ketuhanan yang maha esa tak
dapat dikotak-kotakkan dengan keempat sila lainnya karena hakikat manusia
sebagai makhluk tuhan yang maha esa ( sebagai sebab) ( hakikat 1 dan 2) yang
membentuk persatuan mendirikan Negara dan persatuan manusia dalam suatu
wilayah disebut rakyat( hakikat sila 3 dan 4) dan yang ingin mewujudkan suatu
tujuan bersama yaitu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat negara
( keadilan sosial) ( hakikat sila 5)
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan
ketuhanan yang maha esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin
kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana ketuhanan yang maha esa dalam pancasila dan Nilai-nilai
yang terkandung didalamnya
B. Apa makna sila pertama pada pancasila
C. Bagaiman Cara menerapkan sila pertama pada diri (Aku)
D. Hubungan Negara dengan Agama menurut pancasila (Agama)
E. Makna Penting Pancasila Bagi Kita Sebagai Warga Negara (Sesama)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketuhanan Yang Maha Esa dan Nilai yang Terkandung dalam Sila Pertama

Dalam menjadi dasar para pemuka agama dalam menganjurkan kepada


pemeluk agama masing-masing untuk menaati norma-norma kehidupan beragama
yang dianutnya. Sila pertama, negara wajib:

1. Menjamin kemerdekaan setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk


beribadah menurut agama dan kepercayaannya dengan menciptakan
suasana yang baik.
2. Memajukan toleransi dan kerukunan agama.
3. Menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum
sebagai tanggung jawab yang suci.

Bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan


menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya. Sila pertama ini juga
mengajak manusia Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi,
dan seimbang antar sesama manusia Indonesia, antar bangsa, maupun dengan
makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Dengan demikian, di dalam jiwa bangsa
Indonesia akan timbul rasa saling menyayangi, saling menghargai, dan saling
mengayomi. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama antara lain
sebagai berikut.

1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-


sifatnya yang Maha sempurna.
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara
menjalankan semua perintah-Nya, dan sekaligus menjauhi segala
larangan-Nya.
3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang
berbeda-beda.
4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.

Sejarah mengatakan bahwa Pancasila dasar Negara Kesatuan Republik


Indonesia (NKRI) lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila lahir didasarkan pada pemikiran
tokoh proklamator yang tidak lain adalah Bung Karno. Mungkin banyak di antara kita
yang tidak mengetahui apa dasar pemikiran Bung Karno pada waktu mencetuskan
ide dasar negara hingga tercetuslah ide Pancasila. Dasar pemikiran Bung Karno
dalam mencetuskan istilah Pancasila sebagai Dasar Negara adalah mengadopsi
istilah praktek-praktek moral orang Jawa kuno yang di dasarkan pada ajaran
Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme terdapat praktek-praktek moral yang disebut
dengan Panca Sila (bahasa Sanskerta/Pali) yang berarti lima (5) kemoralan yaitu:
bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup, bertekad menghindari berkata
dusta, bertekad menghindari perbuatan mencuri, bertekad menghindari perbuatan
berzinah, dan bertekad untuk tidak minum minuman yang dapat menimbulkan
ketagihan dan menghilangkan kesadaran.

Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam
bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali. Banyak di antara kita yang salah paham
mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah
menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Tuhan Yang Satu, atau Tuhan Yang jumlahnya satu Sila pertama dari Pancasila
NKRI ini tidak bersifat arogan dan penuh paksaan bahwa rakyat Indonesia harus
beragama yang percaya pada satu Tuhan saja, tetapi membuka diri bagi agama
yang juga percaya pada banyak Tuhan, karena yang ditekankan dalam sila pertama
Pancasila NKRI ini adalah sifat-sifat luhur / mulia. Dan diharapkan Negara di masa
yang akan datang dapat membuka diri bagi keberadaan agama yang juga
mengajarkan nilai-nilai luhur dan mulia meskipun tidak mempercayai adanya satu
Tuhan.

Secara rinci dan sistematis oleh Sukarno dalam risalah-risalah teoritis.


Dengan demikian ia tidak maksudkan untuk membuat suatu pernyataan tentang
hakikat ke-Allah-an atau paham ketuhanan dalam agama tertentu. Ketuhanan
menjadi salah satu prinsip dasar pembentuk dan penyatu bangsa Indonesia.
Pemahaman tentang ditempatkan dalam konteks keempat sila yang lain. Ketuhanan
dalam pancasila menjadi faktor transcendental, unsur pembentuk ilahi dari prinsip
kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sosial. Berarti ketuhanan dalam
pancasila sudah berimplikasikan pluralism dan pluralitas. Ketuhanan dalam
pancasila bukanlah teori ketuhanan, melainkan merupakan bagian hakiki perjuangan
Soekarno untuk membentuk Indonesia sebagai bangsa, nation.

B. Makna Sila Pertama pada Pancasila


Dengan sila ketuhanan yang maha esa bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dan oleh karenanya
manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar Kemanusiaan.
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina kerukunan hidup dan antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Sadar bahwa
agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah masalah yang
menyangkut kepentingan pribadi dan Tuhan yang maha esa yang dipercayai dengan
diyakininya maka dikembangkan nah Sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan dan tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaannya itu kepada orang lain.
Negara Indonesia adalah negara kebangsaan yang mengakui Ketuhanan
Yang Maha Esa. Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama sebagai suatu
bagian dari masyarakat bangsa di dunia adalah ketuhanan yang maha esa lain
negara berketuhanan yang maha esa setiap warga negarapun juga ketuhanan yang
maha esa Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina kerukunan hidup dan
antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
masyarakat bangsa dan negara konsekuensinya dalam negara harus di realitas kan
dalam penyelenggaraan negara yang berketuhanan yang maha esa baik
menyangkut sifat negara dasar politik negara tujuan negara sistem pendidikan
dalam negara kantor utama dalam sistem hukum di Indonesia.
Dengan demikian negara Indonesia yang berketuhanan yang maha esa
adalah negara yang bukan atheis demikian pula negara Indonesia bukan negara
kebangsaan yang chauvinistic yang Congkak dan sombong melainkan negara
Indonesia dan negara dan bangsa yang mendasarkan pada moral agama dan
kemanusiaan demikian pula Negara Indonesia bukanlah negara liberal yang
mendasarkan pada kebebasan manusia sebagai makhluk individu sehingga di
samping kebebasan dalam ketuhanan tetapi bebas juga untuk arti Tuhan dan tidak
percaya terhadap Tuhan agama apa pun akhirnya negara Indonesia yang
berketuhanan yang maha esa adalah bukan negara agama dalam arti negara yang
berdasarkan pada salah satu ajaran agama tertentu meskipun agama terbesar
sekalipun dengan cara memakan kepada semua warga negara untuk menjalankan
agama tertentu dalam kehidupan kenegaraan.

C. Cara Menerapkan Sila Pertama pada Diri (AKU)

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan way of life
life life, Weltanschauung,wereld EN levensbschouwing. Pandangan hidup,pegangan
hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup sebagai pandangan hidup Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata lain Pancasila
sebagai petunjuk arah bagi semua kegiatan dalam aktivitas hidup dan kehidupan.
Pancasila sebagai pandangan hidup pegangan hidup pedoman hidup dan petunjuk
hidup berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak-tanduk serta perbuatan setiap
manusia Indonesia harus dijiwai oleh sila-sila Pancasila. Dan cara pengamalan kita
terhadap sila pertama adalah dengan menyakini ketakwaan terhadap tuhan yang
maha esa, dengan dibuktikannya dengan menjalankan perintahnya dan mejauhi
larangan. Berikut secara umum larangan yang harus dihindari antara lain:

1. Tidak boleh melakukan kekerasan


2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak Boleh mabok minuman keras.

D. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila (AGAMA)

Menurut pancasila Negara adalah berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa


atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam penjelasan UUD 1945 yaitu
alinea keempat,hal ini tercantum dalam pasal 29 ayat 910, bahwa Negara adalah
bedasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa. Nilai-nilai yang berasal dari tuan yang
pada hakikatnya adalah merupakan hukum tuhan, sumber material bagi segala
norma. Pasal 29 ayat (2) memberikan kebebasan kepada seluruh warga Negara
untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan
ketakwaan masing-masing.

1. Hubungan Negara dengan agama menurut paham theokrasi


Bahwa antara Negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Negara
menyatu dengan agama, pemerintah dijalankan berdasarkan firman-firman
tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat,bangsa dan Negara
berdasarkan firman-firman tuhan.
2. Hubungan Negara dengan agama menurut sekulerisme
Paham ini membedakan dan memisahkan antara Negara dan agama. Oleh
karena itu dalam suatu Negara yang berpaham sekulerisme bentuk, system,
serta segala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama.
Sekulerisme berpandangan bahwa Negara adalah masalah keduniawian
hubungan manusia dengan manusia, adapun agama adalah urusan akherat
yang menyangkut hbungan manusia dengan tuhan.
3. Hubungan Negara dengan agama menurut paham liberalisme
Negara liberal hakekatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Negara
adalah alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam Negara
sangat ditentukan oleh kebebasan individu. Negara memberi kebebasan
warganya untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-
masing. Dan didalam Negara liberal juga diberi kebebasan untuk tidak
percaya kepada tuhan (atheis), bahkan memberi kebebasan untuk menilai
dan mengkritik agama lain. Misalnya Salman rusdi yang mengkritik kitab suci
dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa
kebenaran individu adalah sumber kebenaran tertinggi.
4. Hubungan Negara dengan agama menurut paham komunis
Paham ini mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme dealektis dan
materialisme historis. Hakekat kenyataan tertinggi adalah materi, dalam
pengertian inimaka komunisme berpaham atheis, karena manusia ditentukan
pada diri sendir. Agama menurut komunisme adalah suatu suatu kesadaran
menghasilkan diri manusia yang kemudian menghasilkan masyarakat
Negara.
Oleh karenanya Pancasila harus dibaca sebagai kalimat aktif dan tidak pakai
frase yang netral jadi ketuhanan yang maha esa dibaca sebagai maha esa kan
Tuhan dan sebagainya sehingga Pancasila benar-benar efektif dan menyejarahnya
tidak sekuler tapi juga bukan merupakan agama sebagai ideologi Pancasila.
Objektifikasi dari Islam hal ini berarti bahwa unsur-unsur objektif agama ada dalam
Pancasila dengan demikian Pancasila mendapat dukungan ganda Ia adalah ideologi
dengan categoricl imperative dan melalui proses internalisasi yakini tidak secara
mekanis melainkan dengan kesadaran ia dapat masuk dalam wilayah agama. Di sini
nilai-nilai universal Islam secara eksplisit menjiwai muatan Pancasila yang berprinsip
ketuhanan kemanusiaan persatuan permusyawaratan dan keadilan hal ini sejalan
dengan Islam yang menekankan persamaan persatuan permusyawaratan keadilan
dan ketuhanan.
Dengan demikian sama-sama murni antara Islam sebagai agama dan
Pancasila sebagai ideologi tidak ada pertentangan. Namun sama-sama praktis
antara Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi dapat berseberangan
dikarenakan perbedaan kepentingan Politik. Berkaitan dengan ideologi nasional
keinginan umat Islam sangat. Mereka menginginkan kesatuan ideologi dengan
kenyataan murni dengan praktis satuan kata dengan perubahan Pancasila harus
disosialisasikan sebagai common denominator semua golongan agama ras suku
dan kelompok kepentingan. Semua agama perlu melihat Pancasila sebagai suatu
objektivitas ajaran agama sebagai rujukan bersama. Demikian juga halnya dengan
ras suku dan kelompok kepentingan. Indonesia sudah amat beruntung Islam
sebagai agama mayoritas penduduknya adalah agama damai kita agresif hal ini
identik dengan watak dan moral dasar bangsa Indonesia yang terkenal dengan
keramahannya.

E. Makna Penting Pancasila Bagi Kita Sebagai Warga Negara (SESAMA)

 Pertama, “kita harus menjunjung tinggi Pancasila, bukan hanya sebagai dasar
negara ataupun tujuan berbangsa, melainkan juga menjadikan Pancasila
sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari.”
 Kedua, “Pancasila harus bisa digunakan sebagai jati diri atau identitas bagi
bangsa Indonesia.”
 Ketiga, “Pancasila bukan hanya lima poin yang dibacakan saat upacara
bendera. Pancasila bukan hanya untuk dibaca dan didengar melainkan,
Pancasila harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sila yang
terdapat di dalamnya tentu sangat bermakna dengan betul-betul
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan tertanam di
dalam hati bahwa Pancasila sebagai sumber hukum bagi bangsa Indonesia.”
 Keempat, “cintailah Indonesia beserta Pancasila sebagai semboyan dasar
dan sebagai sumber hukum bangsa Indonesia. Berawal dari rasa cinta
terhadap bangsa sendiri, kita akan mampu mengerti betapa pentingnya
pelaksanaan Pancasila di tengah-tengah bangsa Indonesia.”
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi-materi diatas dapat kita simpulkan bahwa tuhan adalah pencipta
alam semesta, penguasa segalanya. Sila ketuhanan yang maha esa sangatlah
penting karena merupakan kunci dari lahirnya sila-sila selanjutnya, dan itu
merupakan penyatu bangsa Indonesia yang mempunyai sangat banyak kebudayaan
dan ras. Oleh karena itu kita harus menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di
dalam bangsa kita dengan tidak saling menghina antar agama, suku, ras , karena itu
semua merupakan hakikat pribadi masing-masing.
Kita dapat menjadi bangsa yang maju apabila kita dapat menghilangkan rasa
tidak suka/sentiment antar ras, suku, dan umat beragama, mungkin kita mempunyai
kepercayaan dan pendapat yang berbeda-beda, akan tetapi kita merupakan bangsa
Indonesia, satu nusa satu bangsa, satu ibu pertiwi, mulai dari sabang sampai
merauke.
Pendiri bangsa kita adalah orang orang yang sangat berjasa, maka dari itu
kita harus menjunjung tinggi dan menghormati dengan sepenuh hati, karena berkat
jasa-jasa merekalah Negara kita dapat merdeka.

B. DAFTAR PUSTAKA
H. subandi Al marsudi,SH.,M, Pancasila dan UUD 45 dalam paradigm reformasi,
( Jakarta: pt raja gafindo persada, 2006)
Prof.H.A.M.effendy,S.H, falsafah Negara pancasila(semarang:cv cendekia,1995)
Dr.M.Abdul karim,M.A,M.M, penggali muatan pancasila dalam perspektif islam
( jogyakarta:surya raja, 2004) prof.dr.hamid darmadi,M.Pd, pengantar pendidikan
kewarganegaraan,( bandung:alfabeta,2010)

Anda mungkin juga menyukai