DOSEN PENGAJAR
Wartono, M.Pd.
DISUSUN OLEH
EDWARD FEBRIANSYAH(2103030019)
ALFIN NUHA(2103030006)
ARJUN SUGIHARSO(2103030018)
KATA PENGANTAR....................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................2
BAB I.........................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................4
A. Latar belakang...............................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................4
C. Tujuan...........................................................................4
BAB II.......................................................................................6
BAB II......................................................................................13
A. Penutup........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Sila pertama:
Sila kedua:
Sila ketiga:
Sila keempat:
Sila kelima:
a) Adanya kesatuan dari kelima unsur sila silanya , yang satu sama
lain tak dapat dipisahkan
b) Adanya keteraturan dari sila silanya , yaitu bereksistensi secara
dierarkis konsisten, masing masing sila berada dalam satu urutan
tingkat yang runtut. Yang nilaainya lebih esensial didahulukan
,artinya yang lebih luas cakupannya didahulukan .
c) Adanya keterkaitan antar sila yang satu dengn sila yang lain,
hingga merupakan suatu kesatuan yang utuh merupakan suatu
totalitas (gestalt) ,saling hubungan dan salung ketergantungan
(intercorelations) antar sila yang satu dengan yang lain.
d) Adanya kerja sama antara sila yang satu dengan yang lain . hal ini
mutlak sebab dasar filsafat negara harus merealisasikan tujuan
ujuan negara
e) Adanya tujuan Bersama ,dimana untuk mewujudkannnya
diperlukan pemerintah yang stabil dalam satu wadah negara yang
mempunyai dasar filsafat tersebut (Daroeso dan Suyahmo ,
1991:42-43).
I. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai isi sila
2, 3, 4, dan 5, artinya dalam segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus dijiwai nilai-nilai
ketuhanan Yang Maha Esa.
II. Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang dijiwai sila
ke-1 dan isinya meliputi sila 3, 4, dan 5, dalam sila ini terkandung
makna bahwa sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk tuhan yang beradab, maka segala hal
yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara harus
mencerminkan bahwa negara ini mempunyai peraturan yang
menjunung tinggi harkat dan martabat manusia.
III. Sila ketiga Persatuan Indonesia yang dijiwai sila 1, 2 dan
menjiwai isi dari sila 4, dan 5, sila ini mempunyai makna manusia
sebagai makhluk sosial wajib mengutamakan persatuan negara
Indonesia yang disetiap daerah memiliki kebudayaan-kebudayaan
maupun beragama yang berbeda.
IV. Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan dijiwai sila 1, 2, 3 dan
menjiwai isi dari sila ke-5. Sila ini menjelaskan bahwa negara
Indonesia ini ada karena rakyat maka dari itu rakyat berhak
mengatur kemana jalannya negara ini.
V. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu dijiwai
oleh isi dari sila 1, 2, 3, dan 4. Sila ini mengandung makna yang
harus mengutamakan keadilan bersosialisasi bagi rakyat
Indonesia ini sendiri tanpa memandang perbedaan-perbedaan
yang ada
BAB III
A. Penutup
1. Kesimpulan