Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“HAKIKAT NILAI-NILAI PANCASILA”

Sila I dan II

Penyusun:
KELOMPOK 1

Ainun Muslimah.w ( G061231037)


Dwiyana (G061231040)
Mudmainna Anisa (G061231044)
Nurul Hijeria Harjum (G061231052)
Glenn Noel Panggalo Tandiara (F041231082)
Ratu Alifiah Syafarima (F041231085)
Nur indah (L011231156)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
[2024]
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa tertuju kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktu. Penulisan makalah
yang berjudul tentang “Hakikat Nilai-Nilai Pancasila” dalam sila pertama dan
sila kedua ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas dari Dosen Pengampuh mata
kuliah serta menambah wawasan tentang “Hakikat Nilai-Nilai Pancasila” bagi
mahasiswa.

Kami Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan kami terima dengan senang
hati demi perbaikan makalah kami kedepannya.

Tulisan ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan masukan demi kelancaran pengerjaan dan kelengkapan makalah kami
ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini bisa bermanfaat
bagi orang banyak.

Makassar, April 2024

Penyusun Makalah

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
1. Pengertian Hakikat Nilai-Nilai Pancasila.....................................................2
2. Pengaruh Konsep Sila Pertama Terhadap Tatanan Sosial Di Indonesia.......2
3. Hubungan Antara Keberagaman Agama Pancasila......................................3
4. Pencerminan Nilai-Nilai Dari Sila Kedua Dalam Praktiknya Di Masyarakat.............4
5. Tantangan Perwujudan Nilai-Nilai Sila Kedua di Tengah Dinamika Dalam Berbagai
Aspek.........................................................................................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila bagaikan jiwa bagi seluruh rakyat Indonesia, memberikan


kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia dan membimbingnya dalam mengejar
kehidupan yang lebih baik (secara fisik maupun spiritual) dalam masyarakat yang
adil dan makmur. Pancasila telah diakui dan dijadikan dasar negara sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila
mencerminkan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang telah
teruji kebenaran dan keunggulannya.
Untuk menjaga kemampuan dan kekuatan Pancasila, diperlukan
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh
setiap warga negara Indonesia, penyelenggara negara, lembaga kenegaraan, dan
lembaga kemasyarakatan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Hal Ini harus
dilakukan secara nyata dan berkelanjutan.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan “Hakikat nilai-nilai pancasila”?
2. Bagaimana konsep sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”
memengaruhi tatanan sosial di Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila?
3. Bagaimana hubungan antara keberagaman agama dan nilai-nilai
Pancasila?
4. Bagaimana pencerminan nilai-nilai dari sila kedua yaitu “Kemanusiaan
yang adil dan beradab” dalam praktiknya di masyarakat?
5. Apa tantangan utama dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab di tengah dinamika dalam berbagai aspek di Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hakikat Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara bagi bangsa Indonesia dan memiliki sifat
universal, yang menunjukkan adanya nilai-nilai yang bersifat abstrak yang bersifat
moral atau nilai kebaikan. Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan
hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup bagi bangsa Indonesia.

Hakikat nilai-nilai Pancasila adalah inti yang mendasari nilai-nilai pancasila. Hal-
hal ini mencakup pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip yang terkandung
di dalamnya, serta keterkaitan juga penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hakikat nilai-nilai Pancasila
mencerminkan filosofi dan visi dari para pendiri bangsa Indonesia dalam
upayanya menciptakan masyarakat yang adil, beradab serta berkeadilan.

Sebagai sebuah perangkat prinsip dasar, kelima sila dalam Pancasila memiliki
esensinya masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa yang menegaskan
keterkaitan manusia dengan yang hal-hal berkonteks Keilahian, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab menegaskan penghargaan terhadap manusia tanpa
pandang bulu. Persatuan Indonesia yang menegaskan petingnya menjaga
keutuhan bangsa dalam keberagaman, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menegaskan tentang
bagaimana demokrasi dapat membangun negara dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia yang dijadiikan prinsip penjamin kesetaraan serta kesejahteraan
bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Pengaruh Konsep Sila Pertama Terhadap Tatanan Sosial Di Indonesia

Konsep Sila Pertama dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, memiliki
pengaruh yang bisa disebut mendalam terhadap tatanan kehidupan sosial di
Indonesia. Pengaruh-pengaruh ini tercermin ke dalam berbagai aspek kehidupan

2
masyarakat di Indonesia, termasuk hubungan antarindividu, pribadi atau institusi
keagamaan hingga kebijakan publik. Pengaruh dari nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa mengakibatkan warga negara Indonesia menjunjung tinggi toleransi
antarumat beragama dan menjauhi segala larangan yang diperintahkan dalam
agama.

Di tingkat pribadi atau institusi keagamaan, konsep sila pertama ini memperkuat
peran agama sebagai salah satu pilar utama dalam membentuk identitas serta
moralitas masyarakat. Keberagaman agama di Indonesia dipandang sebagai aset
yang memperkaya, bukan sebagai sumber konflik, karena konsep Ketuhanan
Yang Maha Esa mengajarkan untuk menghargai dan menghormati perbedaan
keyakinan. Pencerminan konsep ini dapat kita lihat dalam berbagai kegiatan lintas
agama yang seringkali dilakukan secara bersama-sama untuk memperkuat
solidaritas sosial dan membangun toleransi antarumat beragama.

Dalam aspek kebijakan publik, konsep Sila Pertama memberikan dasar


pertimbangan bagi negara untuk senantiasa menjaga kebebasan beragama dan
melindungi hak-hak warga negaranya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinan mereka masing-masing. Prinsip ini juga mendorong pemerintah untuk
memastikan adanya ruang bagi setiap agama untuk berkembang tanpa adanya
tekanan atau diskriminasi. Dengan demikian, konsep Ketuhanan Yang Maha Esa
tidak hanya menjadi landasan moral, tetapi juga menjadi fondasi bagi terciptanya
harmoni dan kerukunan sosial di Indonesia.

3. Hubungan Antara Keberagaman Agama dengan Pancasila

Pancasila, sebagai landasan negara, mencakup prinsip-prinsip yang mendukung


keragaman agama. Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menyatakan bahwa
Indonesia bukanlah negara dengan agama resmi dan menghormati semua
kepercayaan agama dengan sepenuhnya. Berpancasila dalam beragama adalah

3
berpraktik agama dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan, yang mengajarkan kita untuk menjalankan agama dengan menghormati
perbedaan, membangun dialog antarumat beragama, dan memprioritaskan nilai-
nilai kemanusiaan dan keadilan.

Pancasila sebagai jembatan keberagaman memiliki potensi untuk menjadi dasar


beragama yang kokoh dan inklusif. Dalam hal ini, hubungan keberagaman agama
dan nilai-nilai Pancasila penting untuk menjaga kerukunan bangsa dan menjamin
kemerdekaan rakyatnya untuk memeluk agama yang di percaya oleh diri mereka
masing-masing. Sebagai konsep yang penting dalam memelihara kerukunan
antaragama, moderasi dalam beragama menjadi instrumen utama dalam menjaga
persatuan dan kesatuan di tengah keragaman agama, suku, etnis, dan budaya di
Indonesia. Kebijakan toleransi yang diterapkan oleh negara menghasilkan
lingkungan yang kondusif bagi berbagai agama untuk berkembang serta hidup
berdampingan dengan damai.

Pendidikan toleransi memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai


Pancasila dan memperkuat hubungan antar agama dengan prinsip-prinsip dasar
negara. Melalui pendidikan, masyarakat diajak untuk memahami pentingnya
menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan dalam keberagaman agama. Hal
ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang memiliki kesadaran akan hak-
hak terkait kebebasan beragama dan mampu hidup berdampingan dalam
keberagaman dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

4. Pencerminan Nilai-Nilai Dari Sila Kedua Dalam Praktiknya Di


Masyarakat

Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila ini memiliki
makna yang menegaskan bahwa kita harus bisa saling menghargai antara satu
sama lain. Sila kedua ini juga mengajarkan tentang pentingnya menghormati
martabat setiap individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta
mengakui hak kemerdekaan, kemanusiaan, dan keadilan setiap individu.

4
Praktik penerapan sila kedua dalam kehidupan sehari-hari mencakup sikap positif
terhadap kemanusiaan yang adil dan beradab, termasuk penghargaan dan
implementasi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban dalam interaksi
sosial dan tindakan sehari-hari, juga menunjukkan empati, kepedulian, serta
kesediaan untuk membantu sesama manusia, serta mengakui pentingnya
memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensinya.

Berikut contoh-contoh pencerminan nilai-nilai dari sila kedua Pancasila dalam


praktiknya di masyarakat, seperti:

1. Sikap Toleransi dan Menghormati Perbedaan: Menghargai keberagaman


budaya, agama, dan kepercayaan, serta berusaha untuk hidup
berdampingan dengan damai meskipun memiliki perbedaan.
2. Perlindungan terhadap Anak-anak dan Perempuan: Mengambil tindakan
untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan
seksual, serta memberikan dukungan kepada perempuan yang menjadi
korban kekerasan atau diskriminasi.
3. Keadilan dalam Sistem Hukum: Memastikan bahwa sistem hukum
memberikan perlindungan dan keadilan bagi semua warga negara, tanpa
memandang status sosial atau kekayaan.
4. Pendidikan untuk Semua: Memastikan akses pendidikan yang adil bagi
semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dari keluarga miskin atau
daerah terpencil.
5. Bantuan kepada Sesama: Memberikan bantuan kepada mereka yang
membutuhkan tanpa memandang suku, agama, atau status ekonomi.
Misalnya, memberikan makanan atau pakaian kepada para pengemis atau
korban bencana alam.
6. Pengembangan Komunitas: Membangun komunitas yang inklusif dan
peduli, di mana setiap anggota merasa didengar dan dihargai.
7. Pekerjaan Layak: Memberikan upah yang adil dan kondisi kerja yang
layak kepada pekerja, tanpa diskriminasi jenis kelamin, agama, atau etnis.
Ini mencakup memberikan akses kepada pekerja migran dan perempuan

5
untuk pekerjaan yang sama dengan upah yang setara dengan pekerja laki-
laki.
8. Penolakan terhadap Diskriminasi: Menghindari sikap diskriminatif
terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras, agama, gender, atau
orientasi seksual.
9. Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang memengaruhi hidup mereka sendiri,
termasuk dalam pembangunan infrastruktur, program kesehatan, dan
lingkungan hidup.
10. Penggunaan Energi dan Sumber Daya yang Berkelanjutan: Mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan memastikan penggunaan
sumber daya yang adil bagi generasi mendatang.

5. Tantangan Perwujudan Nilai-Nilai Sila Kedua di Tengah Dinamika


Dalam Berbagai Aspek

Ada beberapa tantangan utama dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan


yang adil dan beradab di tengah dinamika dalam berbagai aspek di Indonesia,
antara lain:

1. Pembangunan Daerah Terpencil dan Pedalaman: Daerah terpencil dan


pedalaman sering kali terpinggirkan dalam pembangunan, sehingga
memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan akses terhadap layanan
dasar, pendidikan, dan lapangan kerja.
2. Korupsi dan Kepatuhan Hukum: Korupsi masih menjadi masalah serius di
Indonesia dan dapat menghambat pembangunan yang inklusif dan
berkelanjutan. Selain itu, kepatuhan terhadap hukum dan penegakan
hukum yang adil sering kali menjadi tantangan, terutama di tingkat lokal.
3. Akses Terhadap Pendidikan dan Kesehatan: Meskipun telah ada kemajuan
dalam bidang ini, namun masih ada tantangan dalam memastikan akses
yang adil dan berkualitas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan bagi
semua lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil dan pedalaman.
4. Ketegangan Antaragama dan Etnis: Meskipun Indonesia dikenal dengan
keberagaman budaya dan agama, namun masih terjadi konflik antaragama
dan etnis di beberapa wilayah. Hal ini dapat menghambat terciptanya
masyarakat yang inklusif dan beradab.
5. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Indonesia masih menghadapi
kesenjangan yang signifikan dalam hal pendapatan, akses terhadap layanan

6
dasar seperti pendidikan dan kesehatan, serta kesempatan ekonomi. Hal ini
dapat menghambat upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
beradab.
6. Keterbatasan Infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah
terpencil, dapat menghambat akses terhadap layanan dasar seperti air
bersih, sanitasi, dan transportasi, yang penting untuk mewujudkan
kehidupan yang layak bagi semua.
7. Ketimpangan Gender: Meskipun telah ada kemajuan dalam mengatasi
ketimpangan gender, namun masih banyak perempuan yang menghadapi
diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di tempat kerja
dan dalam kehidupan politik.
8. Ketahanan Lingkungan: Perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan
kebutuhan akan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
menjadi tantangan besar. Pemahaman akan pentingnya keseimbangan
antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan masih perlu
ditingkatkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila, sebagai pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup, dan


petunjuk hidup bagi bangsa Indonesia, mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang
universal dan abstrak yang menjadi landasan bagi pembangunan yang inklusif dan
berkelanjutan. Nilai-nilai Pancasila (dalam hal ini Ketuhanan Yang Maha Esa
danKemanusiaan Yang Adil Dan Beradab) memainkan peran penting dalam
membentuk tatanan sosial yang inklusif juga harmonis di Indonesia. Nilai-nilai ini
tidak hanya memengaruhi praktik agama dan keberagaman agama, tetapi juga
meresap ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam upaya
mengatasi tantangan-tantangan seperti kesenjangan sosial, korupsi, ketimpangan
gender, dan ketahanan lingkungan.

Meskipun Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mewujudkan


nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, namun dengan komitmen yang
kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta,
serta melalui kerja sama lintas sektor dan lintas masyarakat, upaya untuk
menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan beradab tetap dapat
dilakukan.

Dengan demikian, Pancasila bukan hanya menjadi sebuah ideologi atau konsep
yang terpatri dalam konstitusi, tetapi juga menjadi landasan yang kokoh bagi
bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.

8
B. Saran

Pokok bahasan makalah ini telah dipresesntasikan di depan seluruh anggota kelas.
Besar harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembacanya.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari bahwa tulisan ini
masih jauh dari kata sempuma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun kembali menjadi lebih
baik dan sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://sipejar.um.ac.id/pluginfile.php/1122753/mod_resource/content/1/materi
%206.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/akuntansi-
akreditasi-a/makalah-hakikat-sila-sila-pancasila/44332753
https://samberan-bjn.desa.id/artikel/2023/6/1/nilai-nilai-pancasila-dalam-
kehidupan-sehari-hari
https://www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila/
https://nasional.sindonews.com/read/1340327/15/20-contoh-penerapan-nilai-
ketuhanan-dalam-pancasila-nomor-11-tidak-menistakan-agama-1710410620
https://www.pasuruankab.go.id/isiberita/sinergitas-nilai-nilai-agama-dan-
pancasila-untuk-menjaga-kerukunan-bangsa
https://fahum.umsu.ac.id/sikap-positif-pancasila-sila-kedua-kemanusiaan-yang-
adil-dan-beradab/
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_262_1.%20Reaktualisasi%20Implementasi
%20Nilai-Nilai%20PANCASILA%20-%20Prof%20Adji%20Samekto.pdf
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/305/265/893
https://an-nur.ac.id/blog/dinamika-dan-tantangan-pancasila-sebagai-sistem-
etika.html

10

Anda mungkin juga menyukai