Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

NILAI-NILAI, PENGAMALAN, DAN PENGAMANAN PANCASILA

Disusun sebagai tugas Pancasila

Dosen Pembimbing:
Hj. Muhajaroh, S.Ag.,MM

Di susun oleh :
Achmad Amir Syarifudin (202120010102154)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Nilai-Nilai
Pancasila, Pengamalan Pancasila, dan Pengamanan Pancasila dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Prambon, 22 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I............................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................4

C. Tujuan.................................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5

PEMBAHASAN...........................................................................................................5

A. Nilai-Nilai Pancasila...........................................................................................5

B. Pengamalan Pancasila.........................................................................................7

C. Pengamanan Pancasila......................................................................................12

BAB III.......................................................................................................................14

PENUTUP..................................................................................................................14

A. Kesimpulan.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, merupakan maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati
diri dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan
berbagai kajian ternyata terdapat beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila
tersebut sebagai sebuah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan dikarenakan antar
sila tersebut saling menjiwai satu dengan yang lain. Ini dengan sendirinya menjadi
ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas desah nafas dan jatuh bangunnya
perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa sulit dari zaman
penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan.

Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnyalah
mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar
filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan. Pancasila selalu
menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang
aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu terbukti dalam sejarah di
mana Pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman
terhadap eksistensi bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara Indonesia yang
beragam. Semua itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan Pancasila, yakni
sebagai; jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana
tujuan hidup bangsa Indonesia, dan pedoman hidup bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek
kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan Pancasila yang baik akan

iv
mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Bagaimana
Pancasila akan aman, jika Pancasila tidak diamalkan atau kita terapkan?. Maka dari
itu, mengamalkan Pancasila termasuk usaha kita dalam mengamankan Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nilai-nilai Pancasila?
2. Bagaimana cara mengamalkan Pancasila?
3. Bagaimana cara mengamankan Pancasila?

C. Tujuan
1. Mengetahui nilai-nilai Pancasila.
2. Mengetahui cara mengamalkan Pancasila.
3. Mengetahui cara mengamankan Pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, pedoman Negara Indonesia terdiri
atas 5 sila yang hakikatnya merupakan sistem filsafat. Pancasila merupakan pedoman
Negara Indonesia yang mempunyai nilai-nilai yang begitu penting untuk diterapkan.
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bahwa rakyat Indonesia mempunyai kepercayaan masing-masing dan agama
yang berbeda-beda. Di Indonesia terdiri dari 5 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik,

v
Hindu, Buddha, Konghucu. Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu Sang Pencipta, Maha
Pengasih, Maha Penyayang, yang dianut oleh agamanya masing-masing.
Dalam aspek keagamaan harus saling mempunyai toleransi satu sama lain
sehingga tidak adanya perpecahan antara kaum mayoritas dan minoritas. Meskipun
di Indonesia mempunyai agama yang berbeda-beda tetapi semua agama adalah suci
dan mengajarkan kepada arah kebaikan.
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab .
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab berarti bahwa manusia harus
mempunyai sifat yang adil terhadap orang lain dan manusia juga harus mempunyai
adab yang baik. Adil berarti sama, seimbang, setara atau tidak membeda-bedakan.
Setiap manusia harus berperilaku adil terhadap orang lain tanpa membeda-bedakan
derajat, profesi, ras, suku dan lainya. Dengan berperilaku yang adil terhadap orang
lain, maka orang lain akan merasa dihargai karena pada hakikatnya manusia ingin
diperlakukan sama.
Sedangkan Beradab berarti bahwa manusia harus mempunyai norma sopan
santun, etika yang baik, mempunyai moral atau akhlak yang baik. Adab merupakan
hal penting karena pada dasarnya adab sudah ditanamkan sejak kecil. Bagaimana
cara kita beradab yang baik terhadap orang lain. Dengan kita beradab, orang lain
akan terasa dihargai karena tanpa beradab orang lain akan merasa bahwa mereka
seperti disepelekan, maka dari itu beradab sangatlah penting untuk kita terapkan di
setiap hari kepada siapa pun, baik dengan orang yang lebih tua maupun dengan yang
lebih muda. Intinya sama saja, kita beradab disertai dengan rasa keadilan.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Bahwa Persatuan Indonesia adalah Persatuan Bangsa. Persatuan bangsa
Indonesia merupakan lambang Negara Indonesia yaitu ‘’Bhinneka Tunggal Ika’’
yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Persatuan sangatlah penting karena
tanpa Persatuan, hubungan antar warga negara Indonesia tidak dapat terjalin dengan
baik. Maka dari itu, Indonesia harus tetap bersatu meski berbeda-beda agama, ras,
suku, budaya, dan lain sebagainya. Pada dasarnya Indonesia tidak bisa berdiri

vi
sendiri, maka dengan persatuan satu dengan lainnya maka terjadilah kebersamaan
untuk mencapai tujuan. Persatuan sangatlah penting karena apabila bangsa Indonesia
terpecah-pecah, maka Indonesia akan roboh karena kehilangan kesatuan bangsa yang
lainnya. Jadi bangsa Indonesia harus mempertahankan kesatuan dan persatuan untuk
mewujudkan tujuan bersama.
4. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Bahwa rakyat Indonesia dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Indonesia dipimpin secara Demokrasi, Demokrasi
adalah tatanan hidup bersama. Dalam kata tatanan yang berarti susunan atau
menyusun bagaimana cara hidup bersama atau sistem hidup bersama. Demokrasi
bercirikan kebebasan, bahwa rakyat bebas dalam menentukan pemimpin Negara
Indonesia.
Dipimpin oleh hikmat artinya bahwa Negara Indonesia harus dipimpin oleh orang
yang bertanggung jawab, cerdas, dan tahu bagaimana cara memimpin rakyat
Indonesia yang baik dan benar. Indonesia tidak bisa dipimpin oleh sembarangan
orang, karena apabila Indonesia dipimpin oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab atas tugasnya maka Indonesia akan berantakan, oleh karena itu kita harus
benar-benar memilih siapa yang patut untuk dijadikan pemimpin Indonesia.
Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan artinya kita harus bijaksana
atau berpikir dewasa dalam bermusyawarah untuk memutuskan tujuan bersama.
Dengan bermusyawarah bersama-sama lebih membantu kita untuk memutuskan
tentang apa yang kita tidak ketahui. Bermusyawarah juga memudahkan kita untuk
berbagi argumentasi, bertukar argumentasi satu sama lain. Maka dari itu
bermusyawarah sangat penting untuk memutuskan tujuan bersama dan perwakilan
rakyat haruslah orang yang benar-benar bertanggung jawab atas tugasnya.
Jadi, kesimpulannya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sistem
demokrasi harus dipimpin oleh orang yang bertanggung jawab, profesional, dan
dipilih dengan berfikir dewasa dengan cara bermusyawarah.

vii
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti antara keadilan pribadi
dan sosial. Keadilan pribadi adalah keadilan secara individu atau perseorangan,
sedangkan keadilan sosial adalah keadilan secara bersama-sama seluruh Rakyat
Indonesia berhak mendapatkan keadilan dalam bentuk hukum, ekonomi, politik dan
sosial budaya. Jadi, seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilannya
masing-masing tanpa perbedaan.

B. Pengamalan Pancasila
Tidak semua orang tahu tentang makna isi Pancasila, sehingga tidak semua
orang dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila. Padahal Pancasila sering diucapkan,
tetapi ada beberapa orang yang masih belum mengetahui betapa pentingnya makna
Pancasila yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pengamalan Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan yang maha esa diamalkan atau diterapkan dengan beribadah kepada
tuhan yang maha esa, selalu bertakwa menjalankan ibadahnya menjauhi larangannya.
Negara kesatuan republik Indonesia terdiri dari 5 agama yaitu Islam, Kristen, Hindu,
Budha, Konghucu sehingga kita harus mempunyai toleransi yang tinggi terhadap
agama lainnya.
Berteman dengan baik terhadap teman yang berbeda agama, tidak
mendiskriminasi, saling menghormati kebebasan terhadap tempat ibadah agama
lainnya, tidak membanding-bandingkan agama satu dengan yang lainnya, tidak
memandang agama lain dengan sebelah mata misal, banyak terjadi bom bunuh diri
yang dilakukan oleh orang-orang yang radikal dalam beragama. Mungkin ada
beberapa orang berpendapat bahwa pelaku adalah orang bercadar (orang beragama
muslim), sehingga secara personal ada yang beranggapan bahwa orang yang bercadar
atau beragama muslim adalah teroris padahal tidak semua orang bercadar (beragama
muslim) adalah teroris.

viii
2. Pengamalan Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sistem politik di Indonesia adalah demokrasi. Demokrasi merupakan tatanan
hidup bersama dan dalam bentuk pemerintahan di mana semua warga Negara
mempunyai hak sama atau setara. Dalam demokrasi semua warga negara mempunyai
kebebasan berpolitik, sosial, budaya, dan ekonomi. Dalam demokrasi mempunyai
prinsip internasionalisme yaitu humanisme (kemanusiaan).
Apakah masyarakat kita sudah terbuka, transparan? Disebut transparan, biasanya
untuk mengatakan keterbukaan. Apakah masyarakat Indonesia sudah menampilkan
keterbukaan? Internasionalisme belum sepenuhnya menjadi bagian mentalitas
bangsa. Dengan internasionalisme, bukan dimaksudkan bukan sekedar pergaulan di
dunia internasionalisme, melainkan - meminjam gagasan Soekarno dalam pidatonya
1 Juni 1945; dan Soekarno meminjam prinsip internasionalisme yang digagas oleh
Gandhi (bahwa internasionalisme ialah humanisme) – pemegangan secara kokoh
prinsip-prinsip kemanusiaan universal dalam tatanan hidup bersama. (Dewantara,
2019:25).
Jadi, pengamalan atau penerapan kemanusiaan yang adil dan beradab yang pertama
yaitu dengan cara melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Banyak kasus-kasus
pelanggaran HAM yang terjadi pada zaman sekarang terutama pada anak. Seperti
kasus penganiayaan anak balita yang masih berumur 3 tahun menjadi korban
penganiayaan ayah tirinya sampai meninggal. Ada juga kasus pelanggaran hak anak
yang masih ditingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Kasus-kasus tersebut
merupakan kasus kekerasan seksual yang pelakunya adalah gurunya sendiri. Guru
yang harusnya mendidik yang baik namun malah memperlakukan muridnya tidak
dengan semestinya. Maka dari itu perlindungan HAM pada anak harus benar-benar
dilindungi dan dikedepankan, supaya anak mendapatkan perlindungan, kasih sayang,
dan pendidikan untuk meraih masa depannya.
Penerapan yang kedua yaitu saling menghormati, saling mencintai, dan tidak
saling bertindak dengan semena-mena dengan orang lain. Contohnya tidak
melakukan bullying (kekerasan) yang berupa fisik ataupun psikologis. Zaman

ix
sekarang ini banyak sekali kasus bullying misalnya kasus bullying siswi SMP yang
bernama Audrey yang pelakunya masih siswi SMA. Ada juga kasus bullying yang
dilakukan di media sosial dengan cara mengomentari dengan komentar jahat
sehingga menyebabkan korban menjadi depresi dan akhirnya bunuh diri. Bullying
merupakan perbuatan yang dapat menyebabkan ketakutan, trauma psikologis, depresi
bahkan sampai terjadinya bunuh diri, maka dari itu stop bullying tidak bertindak
semena-mena terhadap orang lain.
3. Pengamalan Persatuan Indonesia
Pengamalan atau penerapan persatuan Indonesia yaitu dengan cara cinta tanah
air. Contohnya dengan menjaga nama baik tanah air Indonesia dan bangga menjadi
warga negara Indonesia. Misalnya saat kita berada di luar negeri, kita harus menjaga
nama baik Indonesia, mengharumkan tanah air Indonesia, tidak malu menjadi rakyat
Indonesia.
Penerapan yang pertama yaitu menuntut ilmu dengan sungguh- sungguh
termasuk mencerminkan cinta tanah air, maka dari itu sebagai seorang pelajar harus
menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh, giat belajar, supaya menjadi orang
yang berprestasi, yang bisa menjadi perwakilan pada ajang lomba internasional.
Kemudian menjadi kebanggaan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
Penerapan yang kedua yaitu menjaga kelestarian lingkungan, banyak sekali
manfaatnya dengan menjaga lingkungan antara lain terhindar dari bencana banjir,
longsor, dan lingkungan menjadi asri. Cara menjaga kelestarian lingkungan adalah
dengan cara mengurangi sampah plastik, tidak membuang sampah sembarangan, dan
tidak menebang pohon sembarangan.
Penerapan yang ketiga yaitu hidup gotong-royong, ciri khas bangsa Indonesia
adalah saling bergotong-royong. Dengan bergotong-royong kita lebih mudah dan
cepat dalam mengerjakan sesuatu, bergotong-royong dapat menimbulkan rasa
kebersamaan, kerukunan, dan kekeluargaan. Negara Indonesia adalah Negara

x
persatuan, maksud dari persatuan yaitu perpaduan antara satu sama lain yang saling
bekerja sama yaitu gotong-royong bukan individualisme.
“ Manusia sebagai seseorang tidak terpisah dari seseorang lain atau dunia luar,
golongan-golongan manusia, malah segala golongan makhluk, segala sesuatu
bercampur baur dan bersangkut-paut, segala sesuatu berpengaruh-pengaruhi dan
kehidupan mereka bersangkut paut. Inilah ide totaliter, ide integralistik dari bangsa
Indonesia, yang berwujud juga dalam ketatanegaraannya yang asli. Dalam suasana
persatuan dengan rakyat dan pemimpinnya, antara golongan-golongan rakyat satu
sama lain, segala golongan diliputi oleh semangat gotong royong, semangat
kekeluargaan.”(Muhammad Yamin,1959:113) (Dewantara 2019:48).

4. Pengamalan Kerakyatan Yang Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan.
Pengamalan atau penerapan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang pertama yaitu lebih
mengutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya saat akan
memilih pengurus kelas kita harus melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Namun, apabila cara ini tidak dapat dilakukan maka harus melakukan voting.
Penerapan yang kedua yaitu menghormati hasil musyawarah, saat hasil
musyawarah sudah keluar maka harus menerima siapa yang menjadi pemimpinnya.
Meskipun hasil musyawarah tidak sesuai dengan keinginan kita harus tetap
menerimanya dengan baik dan selalu menjaga hubungan baik antara siapa yang
memimpin dan siapa yang akhirnya tidak menjadi pemimpin. Dan harus menerima
kekalahan dengan lapang dada tidak melakukan kerusuhan seperti demo yang
anarkis.
Penerapan yang ketiga yaitu tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
karena setiap pribadi seseorang pasti sudah memikirkan siapa yang nantinya akan
dipilih. Misalnya apabila ada seseorang yang membagikan sejumlah uang, lalu kita
disuruh untuk memilih calon pemimpin yang tidak kita inginkan maka bisa jadi calon

xi
pemimpin tersebut adalah pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Apabila ada
yang memaksakan kehendak maka hasil keputusan itu bukanlah keputusan bersama
melainkan hasil paksaan. Jadi kita harus benar-benar memilih orang yang tepat,
benar-benar bertanggung jawab yang patut untuk menjadi pemimpin yang bijaksana
dan tidak terkecoh oleh iming-iming uang.
Penerapan yang kelima yaitu mengikuti pelaksanaan pemilu, rakyat berhak
menentukan siapa orang yang akan memerintah, maka dari itu rakyat harus
melakukan pemilu pada setiap 5 tahun sekali untuk pemungutan suara dan memilih
siapa yang nantinya bertanggung jawab menjadi pemimpin Negara Indonesia.
5. Pengamalan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pengamalan atau penerapan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang
pertama yaitu dengan cara menyejahterakan rakyat secara merata, Indonesia memang
sudah merdeka selama 74 tahun tetapi belum sepenuhnya rakyat Indonesia sudah
sejahtera.
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu susunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” (UUD 1945:4)
Dalam UUD 1945 pada alinea ke-4 tertera bahwa tujuan kemerdekaan adalah untuk
menyejahterakan umum, tetapi masih banyak desa-desa yang belum ter aliri alur
listrik, ada juga daerah yang masih kesulitan mendapatkan air bersih, dan minimnya
infrastruktur darat.

xii
Penerapan yang kedua yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan cara
meningkatkan pendidikan. Pendidikan bisa membuat anak-anak Indonesia menjadi
cerdas dan mempunyai ilmu pengetahuan yang luas. Pendidikan merupakan hal
penting untuk anak Indonesia supaya menjadi generasi yang bisa memajukan Negara
Indonesia.

C. Pengamanan Pancasila
Secara garis besar, usaha pengamanan Pancasila dapat dilakukan melalui dua
cara yaitu preventif dan represif.

1. Preventif (usaha pengamanan yang bersifat percegahan)

Usaha yang bersifat pencegahan ini pada hakekatnya merupakan upaya yang
lebih mendasar, termasuk di dalamnya adalah kewaspadaan yang setinggi-tingginya
dan terus-menerus terhadap berbagai kemungkinan adanya usaha dari manapun , baik
dari dalam negeri maupun di luar negeri yang dapat merongrong Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Pengamanan preventif atau bersifat pencegahan itu antara lain dapat


dilakukan dengan membina keadaan wawasan Nusantara, membina kesadaran
ketahanan nasional, melaksanakan sistem dan doktrin Hankamrata (pertahanan
keamanan rakyat semesta), melaksanakan pendidikan moral Pancasila, meningkatkan
pengertian, pemahaman, dan penghayatan tentang Pancasila melalui sarana
pendidikan, penerangan, santiaji.

2. Represif (usaha pengamanan yang bersifat penindakan)

Usaha yang bersifat atau berupa penindakan ini dilakukan untuk membasmi bahaya
yang mengancam, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

xiii
BAB III

PENUTUP

xiv
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, pedoman Negara Indonesia dan
fondasi Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara yang memiliki aturan lima
unsur atau sila. Di setiap sila memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda dan makna yang
berbeda-beda, namun saling menjiwai antara sila satu dengan sila yang lainnya.
Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan dapat kita lihat dari nilai-nilai
Pancasila dan bagaimana cara mengamalkan Pancasila. Tanpa kita sadari dalam
setiap harinya kita mengamalkan Pancasila. Tetapi, banyak orang yang masih
melanggar aturan dari nilai-nilai Pancasila. Untuk mengatasi pelanggaran dibutuhkan
pendidikan sejak dari dini supaya semua warga Negara Indonesia tahu tentang makna
Pancasila.
Pancasila merupakan identitas Negara yang harus dilindungi seluruh warga
Negara Indonesia. Siapapun yang akan merubah ideologi Negara yaitu Pancasila,
maka akan menjadi musuh bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

xv
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1945/UUDTAHUN~1945UUD.HTM

https://rumusrumus.com/nilai-nilai-pancasila/

Dewantara, Agustinus. 2017. “Dikursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini”.

xvi

Anda mungkin juga menyukai