1. Sentiya 2021143072
2. Rihto Syahbidin 2021143073
3. Azizi Zamzam 2021143074
4. Wahyu Pratama 2021143075
5. Elsa Octavia 2021143076
UNIVERSITAS PGRIPALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah- Nya, kami dapat menyelesaikannya makalah ini
dengan sesuai dan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang berjudul “NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUP AN M AS Y ARARAT, BANGS A, DAN NEGARA”
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Dan kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen pengampu
Pendidikan Pancasila ibu Sri Wahyuningsih S.H. SM dalam membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
nilai Pancasila dengan baik dan benar yaitu Undang-Undang Dasar 1945
sebagai hukum tertulis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan panasila sebagai dasar Negara?
2. Apa pengertian etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
3. Bagaimana peran Pancasila sebagai sumber etika?
4. Bagaimana pemberdayaan Etika Pancasila dalam konteks kehidupan
akademik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari pancasila sebagai dasar negara dan makna
pancasila sebagai sumber etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Mengorientasikan pengenalan pancasila sebagai sumber etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bidang civitas akademika.
3. Membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika
dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Dasar Negara
Dasar Negara berasal dari dua kata, yaitu “Dasar” yang berarti
landasan atau pondasi utama dan “Negara” yang berarti suatu wilayah yang
ditempati oleh sekumpulan orang dan wilayah tersebut memilik aturan atau
sistem yang berlaku ditempat tersebut, kita dapat mengartikan bahwa Dasar
Negara adalah landasan pokok atau pedoman yang diapakai oleh suatu
Negara untuk mengatur dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara
agar dapat teroragnisir dengan baik. Tujuan dari dibentuknya Dasar Negara
yaitu untuk mengatur penyelenggaraan kehidupan suatu bangsa atau
Negara agar mempunyai pegangan dalam setiap tindakan yang
dilakukan,dan juga sebagai pandangan hidup.
6
Seluruh warga Negara Indonesia bersatu demi kepentingan
bangsa Indonesia, yang berpegang pada semboyan “Bhineka
tunggal ika” yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu, dari
manapun kita, apapun agama kita, ras kita, namun kita harus
bersatu dan mgalahkan rasa egois dan mengedepankan
kepentingan bangsa, untuk kemajuan Negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratn Perwakilan
Mengutamakan kepentingan golongan dari pada
kepentingan pribadi, semua keputusan tidak diambil secara
sepihak, namun haru menempuh jalur yang telah ditentukan
yaitu musyawarah, dalam proses musyawarah ini keputusan
harus diambil secara adil dan dapat dipertanggung jawabkan
kedepannya kepada berbagai pihak.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Seluruh warga Negara Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban sama terhadap Negara.
7
2. Aktualisasi subyektif, pelaksanaan dalam sikap pribadi perorangan,
setiap warga negara, individu, dll, di Indonesia.
8
dan buruk. Ranah pembahasannya meliputi kajian praksis dan refleksi
filsafati atas moralitas secara normatif . Kajian praksis menyentuh
moralitas sebagai perbuatan sadar. Yang dilakukan dan didasarkan pada
norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila) atau buruk
(asusila). Sedangkan, refleksi filsafat tentang ajaran moral filsafat,
mengajarkan bagaimana moral tersebut dapat dijawab secara rasional dan
bertanggung jawab.
9
tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan
budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah agar mampu
melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan
proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi. Untuk itu, diperlukan
penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan
adaptasi, ketahanan, dan kreativitas budaya dari masyarakat.
b. Etika Politik dan Pemerintahan
Etika politik dan pemerintahan dimaksudkan untuk mewujudka
pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif serta menumbuhkan
suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa
bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai
perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima
pendapat yag lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan keseimbangan hak dan kewajiban, dalam kehidupan berbangsa.
c. Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika Ekonomi dan Bisnis dimaksudkan agar prinsip dan
perilaku ekonomi dan bisnis, baik perseorangan, institusi, maupun
pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan
kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya
tahan ekonomi dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana
kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada
rakyat kecil melalui kebijakan serta berkesinambungan
d. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan dimaksudkan untuk
menumbuhan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan, dan
keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan
terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada
keadilan. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya
supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan
rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
e. Etika Keilmuan
Etika Keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-
1
0
nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi agar warga
bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada
kebenaran, untuk mencapai kemaslahatan, dan kemajuan sesuai
dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara
pribadi ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang
tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, inventif, dan
komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis,
berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Etika Lingkungan
Etika Lingkungan dimaksudkan untuk menegaskan pentingnya
kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta
penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
1
1
semangat “Bhineka Tunggal Ika”, yaitu bersatu dalam perbedaan
dan berbeda dalam persatuan.
d. Sila Keempat, yaitu kebebasan, kemerdekaan, kebersamaan,
dimiliki dan dikembangkan dengan dasar musyawarah untuk
mencapai kemufakatan secara jujur dan terbuka dalam menata
berbagai aspek kehidupan.
e. Sila kelima, yaitu membina dan mengembangkan masyarakat yang
berkeadilan sosial yang mencangkup kesamaan derajat (equality)
dan pemerataan (equantity) bagi setiap orang atau setiap warga
negara.
J. Pemberdayaan Etika Pancasila dalam Konteks Kehidupan
Akademik
1
2
membedakan bangsa itu dari bangsa lain.
c. Terbuka, dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu
yang tentatif, bahwa kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang hanya
sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang hanya sekali ditentukan
dan bukan sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat, yang
implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma etika tidak
hanya tekstual melainkan juga kontekstual untuk diberi makna baru
sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
d. Open mindedness, dalam arti rela dan dengan rendah hati (modest)
bersedia menerima kritik dari pihak lain terhadap pendirian atau
sikap intelektualnya.
e. Jujur, dalam arti menyebutkan setiap sumber atau informasi yang
diperoleh dari pihak lain dalam mendukung sikap atau pendapatnya.
f. Independen, dalam arti bertanggung jawab atas sikap dan
pendapatnya, bebas dari tekanan atau “kehendak yang dipesankan”
oleh siapapun dan dari manapun.
1
3
nilai filsafati, jika tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya,
maka yang kita tangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja tanpa
menyentuh inti hakikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar Negara merupakan hal yang sangat penting, karena Dasar
Negara merupakan pegangan atau pedoman bagi suatu Negara untuk
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan juga pedoman yang
menentukan cara bagaimana Negara menjalankan fungsi-fungsinya dalam
mencapai berbagai macam tujuan Negara.
Selain menjadi Dasar Negara, Pancasila juga menjadi sumber etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana dimaksudkan untuk
membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan
moral dalam kehidupan berbangsa dalam pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa yang mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan,
1
4
ketahanan, kemandirian, keunggulan, Kejayaan, serta kelestarian
lingkungan yang dijiwai oleh nilai nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
B. SARAN
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus
dilakukan peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat. Yang
lebih penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan
Pancasila. Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan
dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
menuju negara aman, damai, tentram, adil, makmur dan sejahtera dalam
semua aspek kehidupan terutama dalam penegakan hukum di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
1
5
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil & Christine S,T Kansil, Modul Pancasila dan Kewarganegaraan,
Pradnya Paramita, Jakarta, 2005, him. 244.
1
6