Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KANDUNGAN MORAL PUBLIK PANCASILA

Dosen Pengampu :
Muhammad Nur Ikhwan, M. Pd.

Kelompok :

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul "Kandungan Moral
Publik Pancasila" sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang selalu kita nantikan syafaatnya kepada kita di hari
akhir nanti aamiin yaa robbal 'alamin.

1
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pancasila, yaitu
bapak Muhammad Nur Ikhwan, M. Pd. yang telah membimbing kami dengan penuh
kesabaran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami berharap mendapat kritik dan
juga saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah
ini, kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga pengetahuan
bagi orang banyak. Terima kasih.

Wassamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salatiga, Oktober 2021

Kelompok 1

DAFTAR ISI
COVER
Kata
Pengantar .....................................................................................................................................
..... 2
Daftar
Isi .................................................................................................................................................
..... 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang ......................................................................................................................................
..... 4

2
Rumusan
Masalah ......................................................................................................................................
4
Tujuan ..........................................................................................................................................
.................. 4
BAB II PEMBAHASAN
Kedudukan
Pancasila .................................................................................................................................. 5
Pengertian
Pancasila .................................................................................................................................. 6
Pancasila Mengandung Moral
Publik ...................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................................................
.................. 9
Saran ............................................................................................................................................
.................. 9
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam
segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk
peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam
penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan
bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal
dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga

3
negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata
tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari
nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan
dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman
penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan.
Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan
Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika. Pancasila membuat Indonesia
tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila
sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain. Karena ikatan
yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan Pancasila?
2. Apa Pengertian Pancasila?
3. Bagaimana Pancasila menjadi moral publik?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang seperti yang telah dijelaskan, maka penulisan makalah
mengenai “Kandungan Moral Publik Pancasila” tujuan yaitu
1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan Pancasila tersebut
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Pancasila
3. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila menjadi moral publik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Pancasila
Bangsa Indonesia mengenal istilah Pancasila jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pancasila merupakan Ideologi bangsa Indonesia. Secara harfiah Pancasila terdiri dari
dua kata yaitu “Panca” yang beraati lima dan “sila” yang berarti aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan sesuai
dengan adab yang dijadikan sebagai dasar. Karena itu, Pancasila berarti rangkaian
lima aturan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip petunjuk perilaku dan perbuatan
masyarakat bangsa indonesia. Kelima sila tersebut kemudian berperan menjadi
pandangan hidup, keyakinan, atau cita-cita bangsa indonesia yang berfungsi sebagai
dasar dalam mengambil suatu keputusan terhadap berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa indonesia.1

1
Tobroni dkk, Pendidikan kewarganegaraan Demokrasi, HAM, Civil Society dan multikulturalisme (Malang:
Pusapom, 2007), 8

4
Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan para founding
fathers yaang kemudian sering disebut sebagai “perjanjian luhur” bangsa Indonesia.
2
Piagam jakarta merupakan kristalisasi dari kebudayaan bangsa Indonesia yang
menjadi sumber inspirasi dan motivasi para pendiri bangsa untuk membentuk suatu
negara merdeka yang lebih baik. Pancasila lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia,
bukan berasal dari negara lain. Sehingga pada hakikatnya Pancasila merupakan
manifestasi bangsa Indonesia yang sudah tumbuh dalam jiwa manusia Indonesia dan
kemudian diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir yang makin baik dalam didalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Menyadari bahwa untuk kelestarian
keampuhan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus
menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya
oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun daerah.3
Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem falsafah.
Yang dimaksud sistem disini adalah suatu kesatuan bagianbagian yang saling
berhubungan,saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:4
1. Suatu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan , saling ketergantungan.
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama(tujuan
sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

B. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi bagi bangsa Indonesia sebab Pancasila merupakan
suatu kepercayaan yang dianggap paling tepat dalam menjalankan sistem kenegaraan
Republik Indonesia. Prinsip Pancasila yang digali oleh Soekarno hingga kini masih
tertanam kokoh di hati rakyat Indonesia, sehingga tetap menjadi watak yang
berbudaya kebangsaan Indonesia. Salah satu dimensi gerakan pembudayaan, yang
juga berarti pengamalannya dalam kehidupan nyata adalah pengembangan pemikiran
tentang nilai-nilai Pancasila yang tetap berada dalam kerangka paradigma atau
kandungan hakekat yang sesungguhnya dan dijadikan fondasi dalam membentuk
moral dan karakter bangsa Indonesia yang multikultural, sehingga hubungan harmonis
dalam keberagaman bangsa tetap terjaga.5

2
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), 52.
3
Kansil dan Christin S.T Kansil, Modul Pancasila dan Kewarganegaraan (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2005), 21
4
Kaelan, Pendidikan keawarganegaraan (Jogjakarta: Universitas Gajahmada, 2010), 9.
5
MA. Aminudin, Jurnal Al Harakah 3(1), 2020

5
Pancasila sudah disepakati sebagai Dasar Negara Republik Indonesia oleh
para pendiri bangsa. Nilai-nilai Pancasila ini oleh Bung Karno digali dari kekayaan
nilai budaya Nusantara Indonesia. Artinya nilai-nilai yang dijadikan dasar negara ini
sudah tertanam sejak lama dalam budaya bangsa Indonesia dan sudah merupakan
pegangan hidup bagi masyarakat Indonesia. Tidak heran, Pancasila menyandang
banyak peran penting, mulai dari fungsinya sebagai dasar negara, jati diri bangsa,
falsafah, sampai ke etika bangsa, Weltanschauung, yang menjiwai kehidupan orang
Indonesia.6
Pancasila lahir di dalam kandungan kebudayaan Indonesia. Nilai-nilai
pancasila telah diintegrasikan ke dalam adat istiadat dan budaya Indonesia. Ini juga
terlihat korelasi antara budaya Pancasila dan nilai-nilai budaya Indonesia meliputi
adat istiadat, masyarakat, agama, filosofi dan ekonomi.7
Pancasila yang sejatinya adalah prestise moralitas budi luhur harus
digelorakan citra melalui media yang menyatakan kehormatan dan kewibawaan
sebagai dasar hukum dan pandangan dunia masyarakat majemuk.8
Pancasila dan UUD 1945 mempunyai misi membentuk warga negara
Indonesia yang berakhlak mulia, cinta tanah air dan bangsa, menjadi warga negara
yang baik serta bertanggung jawab. Pancasila merupakan jiwa bagi seluruh rakyat
Indonesia, yang memberikan kekuatan hidup bangsa Indonesia serta menjadi
pembimbing dalam mengejar kehidupan yang lebih baik, demi masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.
Pancasila harus dikembangkan dengan melalui kajian ilmiah di dunia
pendidikan di Indonesia. Kontekstualisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam dunia pendidikan tidak hanya mencetak manusiamanusia yang cerdas, terampil,
namun juga mempertahankan, mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai
filosofis bangsa sebagai local wisdom sekaligus sebagai ciri khas dan identitas
bangsa.
C. Pancasila Mengandung Moral Publik
Dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok
dalam berpikir dan berbuat, dan hal ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk
merealisasikan nilai-nilai Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku nyata baik dalam
perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan karakter
berbasis nilai-nilai luhur Pancasila adalah media yang tepat untuk merealisasikan hal
tersebut, dengan tindakan yang tepat maka akan dihasilkan pula output atau keluaran
yang tepat yaitu bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila. Tanpa adanya realisasi atau
perwujudan nyata nilai-nilai luhur tersebut, maka Pancasila hanya tinggal ucapan-
ucapan tanpa makna.
Lunturnya nilai-nilai luhur Pancasila dari dalam jiwa bangsa Indonesia
menimbulkan dampak negatif yang kian menenggelamkan bangsa ini dalam masalah-
6
Benyamin Molan, Respons : Jurnal Etika Sosial 22(2), 2017
7
Jurnal Syntax Fusion 1(2), 1-11, 2021
8
Respons : Jurnal Etika Sosial 22(2), 2017

6
masalah berkepanjangan yang tidak kunjung usai. Kemiskinan, Ketidak adilan,
pelanggaran HAM, korupsi, konflik antar agama, antar suku, dan lainnya telah
memperburuk wajah Indonesia di mata dunia dan membuat goresan-goresan kelam di
sejarah bangsa ini. Padahal bangsa ini mempunyai Pancasila yang “sakti” yang tidak
dapat diubah oleh siapapun, karena luhurnya nilai-nilai yang ia simpan, karena
istimewanya.
Pancasila dapat diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya pada
bidang kehidupan hukum. Penerapan atau realisasi Pancasila pada bidang kehidupan
hukum itu menumbuhkan ketentuan-ketentuan hukum yang dijiwai atau diwarnai oleh
Pancasila. Keseluruhan Tata Hukum sebagai suatu sistem aturan hukum positif
merupakan penjabaran atau Penerapan Pancasila pada bidang hukum, dapat disebut
juga Hukum Pancasila. Hukum Pancasila sebagai hukum positif tumbuh dari dalam
dan/atau dibuat oleh masyarakat Indonesia untuk mengatur dan mewujudkan
ketertiban yang adil dalam kehidupan kemasyarakatan di Indonesia.
Hukum Pancasila dapat juga disebut Hukum (Nasional) Indonesia. Proses
terbentuknya peraturan-peratuan hukum positif itu sendiri dapat terjadi melalui
tindakan nyata para warga masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan mereka
sehari-hari, dari perulangan perilaku yang sama tiap kali terjadi situasi
kemasyarakatan yang sama. Dalam hal ini, maka terbentuk hukum tidak tertulis
(hukum kebiasaan dan hukum adat). Proses terbentuknya peraturan hukum itu dapat
juga terjadi secara disengaja melalui keputusan-keputusan para pejabat, yurisprudensi
dan perundang-undangan. Produk dari keseluruhan proses pembentukan peraturan
hukum positif tersebut mewujudkan Tata Hukum.
Bangsa Indonesia harus benar-benar menjadikan Pancasila sebagai pandangan
hidupnya, agar Pancasila ini tidak hanya menjadi sekedar nama tanpa rupa. Pancasila
adalah hasil karya, ide, dan pemikiran para pejuang kemerdekaan, oleh karena itu
marilah kita gali dan amalkan apa yang telah mengantar kita menjadi dasar negara
kita, apa yang dihasilkan oleh para pahlawan kita, karena bangsa yang besar adalah
bangsa yang mau mengamalkan apa yang menjadi ide para pahlawannya, bangsa yang
mau mewujudkan apa yang menjadi cita-cita nasionalnya dan cita-cita para
pendahulunya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perpaduan atau kombinasi antara
pendidikan moral dan pendidikan karakter yang berbasiskan nilai-nilai luhur
Pancasila saat iniakan akan membawa pengaruh positif terhadap pembentukan
karakter dan moral generasi muda bangsa Indonesia. Negara Indonesia dengan
berbagai macam masalah yang mendera di dalamnya ibarat sebuah “piring yang sudah
kotor”, yang apabila piring itu digunakan tanpa dibersihkan terlebih dahulu maka
akan mengotori tangan pengguna berikutnya. Jadi diperlukan adanya treatment atau
perlakuan khusus pada generasi muda sebagai calon penerus pemerintahan, pemegang
tongkat estafet kekuasaan dan pengelola negara agar mereka tidak turut melakukan
hal-hal negatif yang justru akan menimbulkan derita dan krisis berkepanjangan bagi
rakyat Indonesia. Perlakuan khusus tersebut berupa penanaman dan peingkatan
pemahaman mereka terhadap Pancasila dan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya.

7
Penerapan Pancasila sebagai Moral Publik dalam setiap sila Pancasila :
1. Ketuhanan: Sanctity
Terdapat pada Pancasila sila pertama berisi Sila Ketuhanan yang mencerminkan
nilai “sanctity” (kesucian). Pengertian suci disini mengacu pada arti nilai yang
dipandang penting atau dimuliakan.
2. Kemanusiaan: Care and Liberty
Terdapat pada Pancasila sila ke dua. Berisi sila kemanusiaan mencerminkan nilai
“care” (peduli terhadap bahaya/harm yang mengancam keselamatan bersama) dan
liberty (bebas dari penindasan dan pengekangan). Sila ini berhubungan dengan
kepedulian terhadap hak-hak dasar manusia, dengan menjunjung tinggi keadilan dan
keberadaban
3. Persatuan Kebangsaan: Loyalty
Sila persatuan (kebangsaan) mencerminkan nilai loyalty (kesetiaan) terhadap tanah-
air, tradisi dan konsensus bersama. Dalam kaitan ini, cinta negeri merupakan basis
moralitas yang penting.
4. Kerakyatan: Authority
Sila keempat meyakini bahwa dalam mengembangkan kehidupan bersama, cara
mengambil keputusan yang menyangkut masalah bersama ditempuh dengan semangat
cinta kasih Atau dapat di artikan sebagai musyawarah. Bahwa komunitas moral
memerlukan respek terhadap otoritas yang menjadi pusat kedaulatan dan keteraturan
dalam kehidupan publik.
5. Keadilan Sosial: Fairness
Menghendaki nilai “fairness” (keadian dan kepantasan). Sila kelima meyakini
bahwa keberadaan manusia adalah roh yang menjasmani. Secara jasmaniah, manusia
memerlukan papan, sandang, pangan, dan pelbagai kebutuhan material lainnya.
Perwujudan khusus kemanusiaan melalui cara mencintai sesama manusia dengan
berbagi kebutuhan jasmaniah secara fair itulah yang disebut dengan keadilan sosial.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai generasi muda kita harus tetap berpegang teguh pada Pancasila. Apalagi , dijaman
sekarang dengan perkembangan teknologi dan penyebaran informasi yang secara cepat
membuat kita terkadang menjadi mudah menyimpulkan segala sesuatu tanpa
dipertimbangkan kebenarannya. Dengan memahami "Kandungan Moral Publik Pancasila"
kita diharapkan mampu mengamalkan hal tersebut sehingga hubungan tiap warga terjalin
harmonis dan keberagaman bangsa Indonesia tetap terjaga.
B. Saran
Dari materi diatas bisa disimpulkan bahwa pada saat ini perlu adanya pengharusan untuk
membentuk moral serta merealisasikan nilai-nilai pancasila itu kedalam sikap dan perilaku
nyata baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pahlevi, F. (2014). Reaktualisasi Pancasila Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas


Pendidikan Moral Bangsa Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan
Keagamaan, 9(2), 21-44.
Suryatni, Luh. 2016. "Filsafat Pancasila dan Filsafat Hukum sebagai Dasar Rule of Moral"
dalam Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara Volume 6 No.2. Universitas Suyadarma.
Sekti Pahlevi, Farida. "Reaktualisasi Pancasila sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
Pendidikan Moral Bangsa Indonesia." Ponorogo : INSURI Ponorogo.
Latif, Yudi. "Menjaga Negara-Bangsa, Menjaga Moral Republik : Menimbang Ulang
Negara-Bangsa".
MA. Aminudin. 2020. Jurnal Al Harakah Volume 3 No.1.
Molan, Benyamin. 2017. Respons : Jurnal Etika Sosial Volume 22 No.2.
2021. Jurnal Syntax Fusion Volume 1 No.2 Halaman 1-11.

10

Anda mungkin juga menyukai