Anda di halaman 1dari 20

URGENSI PANCASILLA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Dosen Pembimbing : Muhammad, M.Pd

UNIT D

Di susun oleh:
Riska Fitria 230261201243
Silva Rizkina 230261201224
Nurul Natasya 230261201242
Cut Mawar 230261201127

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan hidayahnya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah
guna memenuhi tugas mata kuliah “pendidikan kewarganegaraan” ini
dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita
selalu berpegang teguh pada sunnahnya. Makalah ini di susun dengan
tujuan untuk menambah wawasan khususnya mengenai pentingnya
pengembangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode yang
penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan
pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis yang
berkompeten dengan tema makalah makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai
sumbangsi pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa
penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan untuk kedepan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3 Tujuan.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

2.1 Pengertian Pancasila sebagai ideologi negara.........................................

2.2 kosep Pancasila ssebagai ideologi negara................................................

2.3 Urgensi Pancasila ssebagai ideologi negara............................................

BAB 111 PENUTUP.............................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar filsafat serta idieologi bangsa dan negara indonesia
bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimanayang terjadipada ideologiidieologi lain di dunia, namun terbentuknya
pancasilamelalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa indonesia.
Secara kualitas pancasila sebelum disahakan menjadi dasar filsafat negara nilai-
nilainya telah ada dan berasal dari bangsa indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai
adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius.
Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang besar danheterogen. Disebut
bangsa yang bes ar karena jumlah penduduknya menempati urutankeempat
terbanyak setelah RRC, Amerika Serikat dan India.Indonesia juga bangsa yang
heterogen karena terdiri atas banyak suku bangsa dengan berbagai macam agama,
budaya, bahasa dan adat istiadat.Kita patut bersyukur bahwa bangsa yang besar
dan he terogen ini dapat bersatudalam naungan Negara KesatuanRepublik
Indonesia. Banyak bangsa bangsa yang besar dalam sejarahnya hancur
karenatidak mampu mempertahankan semangat persatuan dan ke satuan.
Contohnya adalah UniSoviet dan Yugoslavia.Mengapa bangsa Indonesia mampu
mempertahankan persatuandan kesatuan? salah satu jawabannya adalah karena
kita telah sepakat Pancasila sebaga idasar negara dan ideologi nasional Indonesia.
Nilainilai luhur Pancasila merupakankesepakatan bersa ma dan menjadi titik temu
antar kelompok dan golongan masyarakat.
Pancasila merupakan ideologi Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan
ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ideologi berasal dari kata “idea”
cita-cita, dan “logos” ilmu. Jadi ideologi adalah cita-cita yang harus dicapai serta
sebagai dasar, pandangan, atau faham. Sebagai suatu ideologi bangsa Indonesia
maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya suatu hasil pemikiran seseorang
atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun

1
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan kata lain unsur unsur yang merupakan materi atau
bahan Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat indenesia
sendiri.
deologi pancasila berkembang dari pemikiran masyarakat Indonesia,
sehingga ideologi pancasila adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang menjadi norma atau aturan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi negara menjadi tujuan dari kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan mewujudkan pengakuan terhadap adanya Tuhan, pengakuan terhadap
HAM, menjunjung persatuan dan kesatuan Negara Indonesia, menjunjung tinggi
nilai demokrasi, menjunjung tinggi keadilan dengan tidak membedakan suatu
golongan atau kelompok berdasarkan perbedaan SARA. Warga Negara Indonesia
harus mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan
mengimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu uutentang
Pancasila sebagai Ideologi Negara sangatlah penting untuk dipahami. Maka dari
itu dalam makalah ini dibahas mengenai “Pancasila Sebagai Ideologi Negara
(Menelusuri Konsep serta Esensi dan Urgensi Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pacasila sebagai ideologi negara?
2) Apa urgensip Pancasila sebagai idelogi negara

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Pancasila sebagai indeologi negara
2. Untuk mengetahui urgensi Pancasila sebagai indeologi negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara

ideologi Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau sistem nilai dasar
yang menjadi landasan bagi negara dan seluruh bangsa Indonesia. Hal ini diakui
sebagai ideologi negara resmi Indonesia dan tercantum dalam Pembukaan Undang
– Undang Dasar 1945.Filosofi Pancasila berasal dari dua kata, “panca”, yang
berarti lima, dan “sila”, yang berarti dasar atau prinsip. Oleh karena itu, Pancasila
secara harfiah berarti lima dasar atau prinsip. Wakil presiden pertama Indonesia,
Bung Hatta, memperkenalkan konsep ini dalam pidatonya pada 1 Juni 1945.
Kelima sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Konsep tentang ideologi negara. Hal ini sangat penting karena ideologi
merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Anda tentu mengetahui
bahwa setiap sistem keyakinan itu terbentuk melalui suatu proses yang panjang
karena ideologi melibatkan berbagai sumber seperti kebudayaan, agama, dan
pemikiran para tokoh. Ideologi adalah gagasan atau teori menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak. Kemutlakannya tidak mengizinkan orang
mengambil jarak terhadapnya. Secara singkat, dengan ideologi dimaksud gagasan-
gagasan tertentu yang dimutlakkan. Para pelaku ideologi merasa akrab,tidak asing
lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi yang diperkenalkan dan
diajukan kepada mereka.
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam
kehidupan bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai
acuan di dalam kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua

3
gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ini di tata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh. pancasila
sebagai ideology anda dipersilakan untuk mencari informasi tentang nilai-nilai
ideal, instrumental, dan praksis dan dihubungkan dengan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi.Diskusikan dengan kelompok Anda dan laporkan secara tertulis.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan kebangsaan indonesia, dinamika rumusan
kepentingan hidup-bersama diwilayah nusantara diuji dan didewasakan sejak
dimulainya sejarah bangsa indonesia. Pendewasaan kebangsaan indonesia
memuncak ketika mulai dijajah dan dihadapkan pada perbedaan kepentingan
ideologi (awal abad XIX) antara Limbralisme, dan Komunisme, Islamisme,
Sosialisme-Indonesia, dan Komunisme yang diakhiri secara yuridis
ketatanegaraan tanggal 18 agustus 1945 bertepatan dengan ditetapkannya
Pancasila oleh PPKI sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia alenia
keempat terdapat rumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia. Rumusan
pancasila itulah dalam hukum positif indonesia secara yuridis dan kosntitusional
sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan
setiap warga negara, tanpa kecuali.
Rumusan pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat
Indonesia dalam kehiduapan berbangsa dan bernegara. Setiap sila pancasila
merupakan satu kesatuan yang integral, yang saling mengendalikan dan saling
mengunci, ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan bernegara,
tetapidiletakkan dalam konteks negara kekeluargaan yang egaliter, yang
mengatasi paham perseorang dan golongan; selaras dengan visi kemanusian yang
adil dan beradab, persatuan kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang
menekankan konsensur serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Rumusan pancasila yang terdapat pembukaan pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana pembukaan tersebut sebagai
hukum derajat tertinggi yang tidak dapat diubah secara hukum positif, maka
pancasila sebagai dasar negara indonesia bersifat final dan mengikat bagi seluruh
penyelenggara negara dan seluruh warga negara indonesia. Dalam perkembangan

4
selanjutnya, pancasila dalam tataran penerapannya dalam kehidupan
kemasyarakatan, kebangsaan, dan keneragaraan masih kerap diuji. Ujian ini
berlangsung sejak ditetapkannya hingga di era reformasi saat ini.
Dengan berbagai pengalaman yang dihadapi selama ini, penerapan pancasila
perlu diaktualisasikan dalam kehidupan kemaysarakatan, kebangsaan, dan
kenegaraan mengingat pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan visi
kebangsaan indonesia yang dipandang sebagai sumber demokrasi yang baik
dimasa depan dan yang lahir dari sejarah kebangsaan indonesia.

A. PEMBELAJARAN IDEOLOGI NEGARA


Saat ini, ideologi berkembang ke dalam bidang kehidupan yang lebih luas,
seperti ideologi pasar dan ideologi agama.Ideologi pasar berkembang dalam
kehidupan modern sehingga melahirkan sikap konsumtif; sedangkan ideologi
agama berkembang ke arah radikalisme agama. Bagaimana halnya dengan
ideologi Pancasila?Apakah Pancasila itu bersumber dari kebudayaan ataukah
agama, ataukah pemikiran tokoh? Hal inilah yang akan ditelusuri dalam Bab
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Setelah mempelajari bab ini,
diharapkan Anda dapat menguasai kompetensi.
Berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang
berdasar pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; taat
beragama dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
dalam pengembangan keilmuan serta kehidupan akademik dan profesinya;
mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta
damai, responsif dan proaktif; menganalisis ideologi besar dunia dan
ideologiideologi baru yang muncul dan menjelaskan Pancasila sebagai ideologi
yang cocok untuk Indonesia; menalar perbedaan pandangan tentang beragam
ideologi dan membangun pemahaman yang kuat tentang ideologi Pancasila.
ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila.
Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

5
kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengetahui latar belakang atau sejarah Pancasila
dijadikan ideologi atau dasar negara coba baca teks Proklamasi berikut ini.
Apa yang dapat kalian tangkap atau pahami dari teks proklamasi tersebut?
Mengapa pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya? Berarti sebelum tanggal 17 Agustus1945 bangsa Indonesia
belum merdeka, bukan? Jawabannya, betul! Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa
Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak
bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa
Belanda, Portugis, Inggris dan epang. Paling lama menjajah adalah bangsa
Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah
negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut,
bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan
bersenjata maupun politik.

2.2 kosep Pancasila ssebagai ideologi negara

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara. Konsep


Pancasila sebagai Ideologi Negara Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud
dengan ideologi? Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar pengertian
ideologi.Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu.Ideologi secara etimologis,
artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar (Kaelan, 2013: 60-61). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi
didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asa pendapatan
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Ada beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah ,
tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik. Sejarah konsep ideologi dapat
ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destutt de Tracy pada
penghujung abad kedelapanbelas. Tracy menyebut ideologi sebagai science of

6
ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
institusional bagi masyarakat Perancis. Namun , Napoleon mengecam istilah
ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti
praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam
kenyataa. orge Larrain menegaskan bahwa konsep ideologi erat hubungannya
dengan perjuangan pembebasan borjuis dari belenggu feodal dan mencerminkan
sikap pemikiran modern baru yang kritis.Niccolo Machiav merupakan pelopor
yang membicarakan persoalan yang secara langsung berkaitan dengan fenomena
ideologi. Machiavelli mengamati praktik politik para pangeran, dan mengamati
pula tingkah laku.
Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli, yaitu
agama, kekuasaan, dan dominasi.Machiavelli melihat bahwa orang orang
sezamannya lebih dahulu memperoleh kebebasan, hal tersebut lantaran perbedaan
yang terletak dalam pendidikan yang didasarka n pada perbedaan konsepsi
keagamaan. Larrain menyitir pendapat Machiavelli sebagai berikut .“Agama kita
lebih memuliakan orang orang yang rendah hati dan tafakur daripada orang orang
yang bekerja. Agamalah yang menetapkan kebaikan tertinggi manusia dengan
kerendahan hati, pengorbanan diri dan sikap memandang rendah untuk hal hal
keduniawian. Pola hidup ini karenanya tampak membuat dunia itu lemah, dan
menyerahkan diri sebagai mangsa bagi mereka yang jahat, yang menjalankannya
dengan sukses dan aman, karena mereka itu sadar bahwa orang orang yang
menjadikan s u rga sebagai tujuan pada umumnya beranggapan bertahan itu lebih
baik daripada membelas dendam, terhadap pembuatan mereka yang tidak adil.
Sikap semacam itulah yang menjadikan Machiavel li menghubungkan
antara ideologi dan pertimbangan mengenai penggunaan kekuatan dan tipu daya
untuk mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan.Para penguasa – pangeran –
harus belajar mempraktikkan tipuan, karena kekuatan fisik saja tidak pernah
mencukupi.Machiavelli menengarai bahwa hampir tidak ada orang berbudi yang
memperoleh kekuasaan besar “hanya dengan menggunakan kekuatan yang
terbuka dan tidak berkedok”, kekuasaan dapat dikerjakan dengan baik, hanya
dengan tipuan.Machiavelli melanjutkan analisisnya tentang kekuasaan dengan

7
mengatakan bahwa meskipun menjalankan kekuasaan memerlukan kualifikasi
yang baik, seperti menepati janji, belas kasihan, tulus ikhlas.Penguasa tidak perlu
memiliki semua persyaratan itu, tetapi dia harus tampak secara meyakinkan
memiliki kesemuanya itu (Larrain, 1996: 9). Ungkapan Machiavelli tersebut
dikenal dengan istilah adagium, “tujuan menghalalkan segala macam cara”.
1. Martin Seliger, lebih lanjut menjelaskankan bahwa ideologi sebagai
sistem kepercayaan didasarkan pada dua hal, yaitu ideologi fundamental
dan ideologi operatif .Ideologi fundamental meletakkan preskripsi moral
pada posisi sentral yang didukung oleh beberapa unsur, yang meliputi:
deskrip si, analisis, preskripsi teknis, pelaksanaan, dan penolakan.
Ideologi operatif meletakkan preskripsi teknis pada posisi sentral dengan
unsur unsur pendukung. Meliputi :deskripsi, analisis, preskripsi moral,
pelaksanaan, dan penolakan.
2. Alvin Gouldner: Ideologi sebagai Proyek Nasional Gouldner mengatakan
bahwa ideologi merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara baru
dalam wacana politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas atau tradisi
atau retorika emosi. Lebih lanjut, Gouldner mengatakan bahwa ideologi
harus dipisahkan dari kesadaran mitis dan religius, sebab ideologi itu
merupakan suatu tindakan yang didukung nilai-nilai logis dan dibuktikan
berdasarkan kepentingan sosial. Gouldner juga mengatakan bahwa
kemunculan ideologi itu tidak hanya dihubungkan dengan revolusi
komunikasi, tetapi juga dihubungkan dengan revolusi industri yang pada
gilirannya melahirkan kapitalisme.
3. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi Sosial Hirst meletakkan ideologi di
dalam kalkulasi dan konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi
merupakan suatu sistem gagasan politis yang dapat digunakan dalam
perhitungan politis. Lebih lanjut, Hirst menegaskan bahwa penggunaan
istilah ideologi mengacu kepada kompleks nir-kesatuan (non-unitary)
praktik sosial dan sistem perwakilan yang mengandung konsekuensi dan
arti politis (Thompson, 1984:94-95). Untuk lebih memperdalam
pemahaman, berikut ini beberapa corak ideologi. a. Seperangkat prinsip

8
dasar sosial politik yang menjadi pegangan kehidupan sosial politik yang
diinkorporasikan dalam dokumen resmi negara. b. Suatu pandangan
hidup yang merupakan cara menafsirkan realitas serta mengutamakan
nilai tertentu yang memengaruhi kehidupan sosial, politik, budaya. c.
Suatu

model atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan sebagai
ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi, misalnya ideologi pembangunan. d.
Berbagai aliran pemikiran yang menonjolkan nilai tertentu yang menjadi pedoman
gerakan suatu kelompok (Sastrapratedja, 2001: 45-46). Anda dipersilakan untuk
menelusuri corak-corak ideologi dunia dengan berbagai karakteristiknya.
Diskusikan dengan teman kelompok Anda dan laporkan secara tertulis. Di dunia
ini ada dua ideologi yang terkenal yaitu liberalisme dan sosialisme. liberalism dan
sosialisme merupakan ideologi yang terkenal di dunia Negara - negara atau
bangsa mana yang menganut ideologi liberalisme? Negara-negara mana pula yang
menganut ideology sosialisme? Ideologi liberalisme banyak dianut oleh negara-
negara Barat. Tahukah kamu contoh-contoh negara yang termasuk Negara Barat?
Termasuk Negara Barat adalah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa seperti
Inggris, Belanda, Spanyol, Italia dan lain- lainnya. Sekarang, negara-negara
manakah yang menganut ideologi sosialisme? Contoh Negara yang menganut
paham sosialisme adalah Uni Soviet (sekarang Rusia), Cina, Korea Utara,
Vietnam. Perbedaan pokok antara ideologi negara sosialisme dengan ideologi
negara liberalisme?
2.3 Urgensi Pancasila ssebagai ideologi negara

Ideologi Merupakan Sebuah Konsep Yang Fundamental Dan Aktual Dalam


Sebuah Negara. Fundamental Karena Hampir Semua Bangsa Dalam
Kehidupannya Tidak Dapat Dilepaskan Dari Pengaruh Ideologi. Aktual, Karena
Kajian Ideologi Tidak Pernah Usang Dan Ketinggalan Jaman. Harus Disadari
Bahwa Tanpa Ideologi Yang Mantap Dan Berakar Pada Nilai-Nilai Budaya

9
Sendiri, Suatu Bangsa Akan Mengalami Hambatan Dalam Mencapai Cita-
Citanya.
Menurut Syafiie (2001:61), Ideologi Adalah “Sistem Pedoman Hidup Yang
Menjadi Cita-Cita Untuk Dicapai Oleh Sebagian Besar Individu Dalam
Masyarakat Yang Bersifat Khusus, Disusun Secara Sadar Oleh Tokoh Pemikir
Negara Serta Kemudian Menyebarluaskannya Dengan Resmi”.Menurut Sutrisno
(2006:24), Istilah “Ideologi Pertama Diciptakan Oleh Desstutt De Tracy Tahun
1976 Di Perancis, Telah Terjadi Pergeseran Arti Begitu Rupa Sehingga Ideologi
Dewasa Ini Merupakan Istilah Dengan Pengertian Yang Kompleks”.Menurut
Syamsudin (2009:98),Ideologi Adalah Ideologi Secara Etimologis Ideologi
Berasal Dari Kata Idea Dan Logosidea Berarti Gagasan, Konsep, Pengertian
Dasar, Cita-Cita. Kata Idea Berasal Dari Bahasa Yunani Ideos Yang Berarti
Bentuk Atau Idean Yang Berarti Melihat,Sedangkan Logos Berarti Ilmu. Dengan
Demikian Ideologi Berarti Ilmu Pengertian- Pengertian Dasar Ide-Ide (The Scince
Of Ideas) Atau Ajaran Tentang Pengertian- Pengertian Dasar. Ide Dapat Di
Artikan Cita-Cita Yang Bersifat Tetap Dan Yang Harus Dicapai”. Berarti Cita-
Cita Ini Pada Hakikatnya Merupakan Dasar Pandangan Atau Faham Yang
Diyakini Kebenarannya.
Ideologi Diharapkan Dapat Memberikan Tuntunan Atau Pedoman Perilaku
Bagi Warga Masyarakat Dalam Kehidupan Bernegara Dan Berbangsa. Inilah Arti
Pentingnya Sebuah Ideologi Bagi Bangsa Dan Negara.Menurut Syamsudin
(2009:98),
Ideologi Adalah “Keseluruhan Prinsip AtauNorma Yang Berlaku Dalam
Suatu Masyarakat Yang Meliputi Berbagai Aspek, Seperti Sosial Politik,
Ekonomi, Budaya, Dan Hankam”.Menurut W.White Sebagaimana Dikutip Kansil
(2005:27),
Ideologi Ialah Soal Cita-Cita Mengenai Berbagai Macam Masalah Politik
Dan Ekonomi Filsafat Sosial Yang Sering Dilaksanakan Bagi Suatu Rencana
Yang Sistematis Tentang Cita-Cita Yang Dijalankan Oleh Kelompok Atau
Lapisan Masyarakat.Dengan Demikian Ideologi Merupakan Alat Pengikat Yang
Baik Karena Didasarkan Pada Pemikiran Yang Menyatakan Bahwa Jika Persatuan

10
Sudah Terwujud Maka Alat Pengikat Sudah Tidak Diperlukan.Kenyataan
Menunjukkan Bahwa Kebersamaan Masyarakat Sebenarnya Dibangun Diatas
Keanekaragamaan (Budaya, Etnis, Bahasa, Agama Dan Sebagainya), Sehingga
Perpecahan Merupakan Benih Yang Subur Dan Siap Meledak Setiap Saat.
Mengingat Pentingnya Ideologi Bagi Sebuah Negara, Maka Pembinaan Secara
Terus Menerus Agar Ideologi Yang Diterimanya Semakin Mengakar Dan Pada
Gilirannya Mampu Membimbing Masyarakat Menuju Pemikiran Yang Relatif
Sama Upaya Memahami Ideologi Bagi Suatu Bangsa Juga Dapat Dilakukan
Melalui Pemahaman Tentang Fungsi Ideologi Yang Dianut Oleh Suatu Negara.
Ppkn Yang Menjadi Mata Pelajaran Wajib Bagi Peserta Didik. Ppkn Mempunyai
Peranan Penting Dalam Membentuk Karakter Dan Menjadikan Manusia Yang
Memiliki Rasa Kebangsaan.
Sesuai Dengan Visi Dan Misi Ppkn Yaitu Menanamkan Komitmen Yang
Kuat Dan Konsisten Terhadap Prinsip Dan Semangat Kebangsaan Dalam
Kehidupan Bermasyarakat Dan Berbangsa, Dan Bernegara Yang Berdasarkan
Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945Guna Memberikan Pemahaman
Mendalam Tentang Negara Kesatuan Republikindonesia. Misi Pkn Ialah
Menghindarkan Indonesia Dari Sistem Pemerintah Otoriter Yang Memasung Hak-
Hak Warga Negara Untuk Menjalankan Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara (BSNP, 2006:155)
Hal Tersebut Bertujuan Untuk Memupuk Sikap Dan Perilaku Yang Sesuai
Dengan Nilai-Nilai Pancasila. Adanya Arah Untuk Mendukung Persatuan Bangsa
Dan Bersikap Atau Bertindak Adil Dalam Mengatasi Segmentasi Atau
Promodialisme Sempit Dengan Jiwa Dan Semangat “Bhineka Tunggal Ika” Yaitu
Bersatu Dalam Perbedaan Dan Berbeda-Beda Dalam Satu Jiwa.
Muatan-Muatan Ppkn Diharapkan Memahami Dan Menghayati Pelaksanaan
Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945 Yang Berjiwa Pancasila. Menguasai
Pemahaman Tentang Beragram Masalah Dasar Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa Dan Bernegara Yang Hendak Diatasi Dengan Penerapan Yang
Berlandaskan Pancasila. Dengan Demikian Tujuan Ormas Dapat Tercapai
Diantaranya Meningkatkan Partisipasi, Keberdayaan Masyarakat, Memberikan

11
Pelayanan Kepada Masyarakat, Menjaga Nilai Agama, Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Melestarikan, Memelihara Norma, Nilai, Moral, Etika,
Dan Budaya Yang Hidup Dalam Masyarakat, Melestarikan Sumber Daya Alam
Dan Lingkungan Hidup. Selain Itu Tujuan Ormas Untuk Mengembangkan
Kesetiakawanan Sosial, Gotong Royong, Toleransi Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Menjaga, Memelihara, Dan Memperkuat Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa, Serta Mewujudkan Tujuan Negara. Berdasarkan Fenomena Dan
Hasil Pengamatan Menegaskan Masih Adanya Organisasi Masyarakat Yang
Tidak Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila Khususnya Nilai Persatuan Indonesia.
Hal Tersebut Mendorong Peneliti Untuk Melakukan Penelitian “Penanaman Nilai-
Nilai Pancasila Khususnya Nilai Persatuan Indonesia Pada Etnis Thionghoa (Studi
Kasus Organisasi Perkumpulan Masyarakat Surakarta Tahun 2014).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Urgensi Pendidikan Pancasila Dapat Memperkokoh Jiwa Kebangsaan
Mahasiswasehingga Menjadi Dorongan Pokok Dan Penunjuk Jalan Bagi Calon
Pemegang Kepemimpinan Bangsa Di Berbagai Bidang Dan Tingkatan. Calon
Generasi Kepemimpinan Bangsa Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Paham-Paham
Asing Yang Dapat Mendorong Untuk Tidak Dijalankannya Nilai-Nilai Pancasila.
Pentingnya Pendidikan Pancasila Diperguruan Tinggi Adalah Untuk Menjawab
Tantangan Dunia Dengan Mempersiapkan Warga Negara Yang Menpunyai
Pengetahuan, Pemahaman, Penghargaan, Penghayatan, Komitmen Dan Pola
Pengamalan Pancasila. Untuk Melahirkan Lulusan Yang Menjadi Kekuatan Inti
Pembangunan, Generasi Muda Bangsa Dalam Setiap Tingkatan Lembaga-
Lembaga Negara, Badan-Badan Negara, Lembaga Daerah, Lembaga Infrastruktur
Politik, Dan Lembaga Lain Menjunjung Tinggi Nilai Nilai Luhur Pancasila.

13
DAFTAR PUSTAKA

Darmini Roza Dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam

Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47,

Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM Dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak

Pidana, Deepublish, Yogyakarta, 2015.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human

Trafficking Di Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1,

2016.

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak

Anak Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia

Islamica, Volume 13, Nomor 2, 2016.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi

Secara Ekonomi Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas Et Justitia, Volume 2,

Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan

Perundang-Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016

Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies

Dalam Penegakan Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14,

Nomor 2, 2017.

14
Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

Berkelanjutan Di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2,

Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk

Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal,

Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In

Protecting Child Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin And

Islamic Thought International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Perundang

Undangan Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik

Pemerintahan Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017,

Https://Doi.Org/10.33701/Jppdp.V10i1.379.

Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk

Mewujudkan Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.

Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik

Orang Lain Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan

Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara

Indonesia, Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati,

Yasri, Pengaruh Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap

Kualitas Pelayanan Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya

15
Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian Dan

Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta,

2020.

Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-

Undang Dasar 1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,

Http://Dx.Doi.Org/10.46839/Lljih.V6i2.151.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia

Untuk Mencapai Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum,

Volume 8, Nomor 7, 2020.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai

Sebagai Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban

Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.

Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah,

Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip,

Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat

Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.

Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat

Reserse Narkoba Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti

Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law Review, Volume 4, Nomor 2, 2020,

Https://Doi.Org/10.25299/Uirlrev.2020.Vol4(1).3779.

Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi

4.0, Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.

16
Muhammad Afif Dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of

The Islamic And Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia,

Proceeding: Internasional Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash),

Volume 1, Nomor 2, 2020.

Otong Rosadi Danlaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan

Idelogipancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies

Yang Merawat Pancasila Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding

Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan Dan Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19: Tantangan Untuk

Keilmuan Hukum Dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai