Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM MEMBANGUN

KESEJAHTERAAN BANGSA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Moulyta Elgi Trinanda, SH.,MH.

Oleh :

REZA AL SAHRI 2101110217

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pancasila.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Perumusan-Perumusan Pancasila..................................................................4

B. Pengertian Ideologi.......................................................................................5

C. Pengertian Ideologi Pancasila.......................................................................6

D. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa..................7

BAB III PENUTUP ...............................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghadapi Era Globalisi yang semakin maju ini .Pastinya bangsa dan negara
Indonesia yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terkecohkan olehk erasnya
masalah kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya perlu memiliki dasar
negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan
negara akan dihadapi dengan makin maraknya budaya asing yang masuk ke dalam
negara indonesia, makin banyaknya terorisme, komunisme dan fundalisme yang
makin membahayakan bagi negeri ini.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa


Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pentingnya
Pancasila sebagai Indeologi yang membangun kesejahteraan bangsa. Oleh sebab
itu kita warga negara indonesia jangan pernah lupa untuk megaplikasikan nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perumusan-Perumusan Pancasila ?
2. Bagaimana pengertian Ideologi Pancasila?
3. Bagaimana ideologi Pancasila dalam Membangun Kesejahteraan
Bangsa ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini di susun agar para pembaca bisa mengetahui tentang pentingnya
Pancasila sebagai ideologi dalam membangun kesejahteraan bangsa dan negara
dengan adanya makalah ini dapat di harapkan kepada para pembaca untuk
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perumusan-Perumusan Pancasila
Lahirnya Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota
“Dokuritsu Zunbi Tyoosakai” atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang diucapkan pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1
juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman
Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-
dasar dan tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu.

Pada bagian pidato itu disebutkan :

“saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4 prinsip,


yaitu: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan; Mufakat,
atau Demokrasi; dan Kesejahteraan sosial. Prinsip yang ke lima hendaknya :
menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”

Susunan rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk


Pancasila (lebih dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya diubah lagi menjadi
Pancasila II. Rumus pancasila II ini atau lebih dikenal dengan Pancasila menurut
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik mengenai kalimatnya sangat berbeda
dengan Rumus Pancasila pertama atau biasa di sebut dengan Pancasila Bung
Karno tanggal 1 Juni 1945. Pada rumus Pancasila pertama, Ke-Tuhanan yang
berada pada sila kelima, sedangkan pada Rumus pancasila kedua setelah pancasila
pertama, ke-Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat dalam
piagam jakarta–dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang
berada pada sila pertama, kalimatnya sangat berubah sekali menjadi Persatuan
Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan tempatnya pun berubah yaitu pada sila
ketiga.
Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi Kemanusiaan yang adil
dan beradab. Selanjutnya pada Rumus Pancasila I, Mufakat atau Demokrasi, yang
berbeda pada sila ketiga, redaksinya berubah sama sekali pada Rumus Pancasila
II, yaitu menjadi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan menempati sila keempat. Dan juga pada Rumus
Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat, baik redaksinya,
maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai pengertian yang jauh
berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.

Pada isi piagam Jakarta diubah pada sila pertama menjadi menghilangkan
anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Landasan Hukum Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia.

B. Pengertian Ideologi.
Pertama kali idiologi dikenalkan oleh filsuf Prancis yaitu Destutt de Tracy pada
tahun 1796. Idiologi berasal dari bahasa Prancis yaitu idéologie, merupakan
gabungan 2 kata yaitu, “idéo” yang mengacu kepada gagasan dan “logie” yang
mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan
rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya,
sebagai “ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Berikut beberapa ideology menurut para ahli :

1. Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan


gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial,
suatu bangsa atau suatu ras tertentu.
2. Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-
gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara.

C. Pengertian Ideologi Pancasila.


Ideologi merupakan pengarahan atau pengucapan terhadap suatu hal yang
terumus di dalam pikiran. Didalam tinjauan terminologis, ideology is manner or
content of thinking characteristic of an individual or class (langkah hidup /
perilaku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat spesifik dari seorang
individu atau satu kelas). Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat kaku atau
tertutup melainkan bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dapat di
artikan bahwa Ideologi pancasila besifat aktual, dinamis, antisipatif dan mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Pengertian dari
ideologi Pancasila adalah pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil
perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi lain
di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa
Indonesia.

Makna dari Ideologi Pancasila, yaitu :

1. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita yang hendak


dicapai menjadi pedoman hidup dalam penyelenggaraan bernegara.
Pancasila disepakati bersama dan digunakan sebagai prinsip yang
dipegang teguh dan menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia.
2. Kedua makna di atas menunjukkan bahwa pancasila menjadi fundamental
dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Apabila sebuah wilayah di
Indonesia memiliki kebijakan tanpa berlandaskan pancasila maka secara
otomatis aturan tersebut tidak berlaku.
3. Pada fungsi Ideologi Pancasila, Nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila digunakan sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia. Sehingga
tidak dapat dipungkiri bahwa pancasila yang digunakan sebagai ideologi
negara memiliki peranan atau fungsi yaitu :
a. Sarana pemersatu bangsa Indonesia.
b. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai
tujuan.
c. Memberikan motivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri
bangsa Indonesia.
d. Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan
cita-cita yang terkandung dalam pancasila.
e. Menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan
negara.
f. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.

D. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa.


Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejahtera ialah aman sentosa dan
makmur, Menurut Wikipedia sejahtera merupakan kondisi yang baik, situasi
manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat
dan damai. Sejahtera memiliki kunci, di dalam islam kunci kesejahteraan
penduduk itu adalah iman dan takwa. Iman dan taqwa dasar dari kesejahteraan,
sedangkan kesejahteraan berdasarkan kemaksiatan merupakan kesejahteraan yang
semata dan sementara. Kesejahteraan masyarakat yang akan selalu menjadi
prioritas, lantas terpinggirkan oleh mengedepankan politik kekuasaan. Menurut
Kaelan (2006), reformasi yang berjalan dengan bergulir ini tidak di dasarkan pada
core philosophy bangsa Indonesia, sehingga dapat berakibat pada krisis yang
berkepanjangan berupa konflik kekerasan, terorisme, konflik etnis, ras, suku,
golongan dan agama di negeri ini. Dengan demikian peran ideologi pancasila
dalam membangun kesejahteraan bangsa adalah :

1. Ideologi pancasila sebagai arah nyata dan kebudayaan hidup masyarakat


luas, arahan nyata di dalam masyarakat luas akan menjunjung harga diri,
harkat dan martabat sebagai bangsa yang besar yang sejahtera dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang penuh kedamaian.
2. Pancasila mempunyai tujuan dan nilai luhur yang mempunyai ciri
masyarakat yang beradab, bermutu, demokratis dan berbudaya.
3. Pancasila yang berfalsafah dasar, yaitu peningkatan tujuan reformasi
mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemerintah yang
berwibawa, bebas KKN dan melaksanakan demokrasi di segala bidang,
menjunjung tinggi supremasi hukum dan melaksanakan otonomi daerah.
4. Ideologi pancasila sebagai alat pemersatu, yaitu khususnya untuk pemacu
upaya pemberdayaan masyarakat mendiri, profesional, sejahtera dan
berbudaya.
5. Pancasila sesungguhnya telah diarahkan sebagai landasan untuk
membangun masyarakat yang sejahtera.
6. Pancasila di jadikan bangsa Indonesia sebagai tujuan dalam berpikir dan
bertindak dalam menentukan suatu gagasan.

Sikap Positif Pancasila di dalam Kehidupan Bermasyarakat. Sikap positif


dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap positif terhadap
nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan
nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-
hari. Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah,
bangsa Indonesia harus tetap berusaha melakukannya. Berikut ini diuraikan secara
singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan silanya masing-masing.

a. Pelaksanaan Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”.


b. Pelaksanaan Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
c. Pelaksanaan Sila “Persatuan Indonesia”.
d. Pelaksanaan Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan”.
e. Pelaksanaan Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga sumber pedoman hidup masyarakat dan negara
Republik Indonesia yang real. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai tujuan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap kepribadian
warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengalaman pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

B. Saran
Sebagai warga negara indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang
ada dalam pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
berbangsa dan bernegara karena pancasila adalah pedoman hidup,jangan mudah
terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke negara kita. Kita harus menyeleksi
dan tidak menerima begitu saja pengaruh yang masuk kedalam negara kita karena
tidak semuanya sesuai dengan kepribadian bangsa kita yaitu PANCASILA.
DAFTAR PUSTAKA

H, Subandi, Al-Marsudi, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 Dalam


Perakdima Refarmasi Jakarta: Rajawali Pers, 2003.

http://Hendraabisgaul.Blogspot.com/2010/04/ Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa.

Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi Aksara,


1983.Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius, 1993.

Anda mungkin juga menyukai