KELOMPOK :
ZAHROTUN AMALIA
NILTA ROSIDAH
RIDHO MAHFUDHO
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Muhammad Taufiqurrahman, M. Pd. pada mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membantu akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar belakang........................................................................................................
B. Rumusan masalah...................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pancasila sebagai ideologi
2. Untuk mendeskripsikan makna pancasila sebagai ideologi
3. Untuk mendeskripsikan fungsi pancasila sebagai ideologi
4. Untuk mendeskripsikan nilai pancasila sebagai ideologi
5. Untuk mendeskripsikan perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi
yang lainnya
6. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih
sebagai ideology
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Moeljono, D, Pancasila: Dasar Filsafat Negara Indonesia (Jakarta, Pustaka Jaya, 1982).
6
Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang
menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh
seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup.
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi
idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu
lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa
nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung
sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi
juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara
dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat
dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena
memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat
yang berkembang secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan
beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila
yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan
dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:
a. Stabilitas nasional yang dinamis
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme dan komunisme
7
c. Mencegah berkembangnya paham liberalism
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat
e. Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita
normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah
dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang berKemanusiaan, yang
ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita
normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai
golongan masyarakat di Indonesia.2
2
Kaelan, Filsafat Pancasila (Yogyakarta, 2005).
8
Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-
Keadilan.3
D. Makna Pancasila Sebagai Ideologi
Makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam
mencapai cita-cita yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan bernegara.
2. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa
kesepakatan bersama, dan menjadi sarana pemersatu bangsa.
3. Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau cita-cita
terwujudnya kehidupan bernegara,
Tertuang dalam ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa depan,
yaitu:
a. Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam UUD 1945.
b. Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020
makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam
mencapai cita-cita yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan
bernegara.
Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa
kesepakatan bersama, dan menjadi sarana pemersatu bangsa.
Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau
cita-cita terwujudnya kehidupan bernegara tertuang dalam
ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa depan, yaitu:
Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam UUD 1945.
Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020.
(https://fkip.umsu.ac.id/2023/07/15/pengertian-pancasila-sebagai-
3
ideologi-terbuka-beserta-perannya/)
9
•Visi lima tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN. lima
tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN.4
4
(https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/)
10
3. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin merupakan tokoh yang ikut berperan
dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, Pancasila adalah rumusan yang menggambarkan cita-cita
dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Ia menekankan bahwa
Pancasila memiliki arti mendalam, yaitu menjunjung tinggi hak asasi
manusia, keadilan sosial, persatuan, dan kesatuan bangsa. Bagi Yamin,
Pancasila adalah cerminan dari semangat perjuangan kemerdekaan
yang harus terus dijaga dan diperjuangkan oleh seluruh rakyat
Indonesia.
4. Ali Sastroamidjojo
Ali Sastroamidjojo, seorang ahli hukum dan diplomat
Indonesia, memberikan pengertian Pancasila yang lebih terfokus pada
aspek politik. Menurutnya, Pancasila adalah landasan dan sumber
hukum tertinggi di Indonesia. Ia menganggap Pancasila sebagai
konstitusi yang bersifat fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Ali Sastroamidjojo juga menekankan bahwa
Pancasila adalah landasan bagi pembentukan lembaga-lembaga negara
dan sistem pemerintahan yang berkeadilan.
5. Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Dr. Radjiman Wedyodiningrat, salah seorang tokoh pergerakan
nasional dan perumus pertama Pancasila, memberikan pemahaman
Pancasila dari sudut pandang historis. Baginya, Pancasila adalah hasil
sintesis nilai-nilai budaya Indonesia dan konsep-konsep perjuangan
nasional yang terbentuk selama ribuan tahun. Ia menggambarkan
Pancasila sebagai suatu ideologi yang mencerminkan kepribadian dan
identitas bangsa Indonesia, yang mencakup keberagaman dan keadilan.
11
F. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi
Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan
bangsa dan Negara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya
(cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah
mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.5
5
(https://an-nur.ac.id/fungsi-pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara/)
6
Dewi Aniaty, Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), hal 6.
12
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Bentuk negara Republik yang berkedaulatan rakyat.
3. Segala sesuatu berdasarkan undang-undang dasar negara.
4. Nilai-nilai Pancasila.
Sedangkan pengertian nilai adalah kegunaan, taraf atau harga. Sesuatu
bernilai bila berguna (nilai kegunaan), sesuatu dianggap baik berartimengandung
nilai etika dan sesuatu memiliki nilai religius (agama). Jadi, kita dapat menilai atau
menimbang suatu perbuatan manusia denganmenghubungkan “sesuatu” dengan
sesuatu yang lain guna mengambil satu kesimpulan benar-salah, berguna atau
tidak berguna, dan seterusnya.7
Keunggulan Pancasila terletak pada kemampuannya untuk mewujudkan
aspirasi yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, Pancasila juga
berperan dalam menjaga keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia dalam
menghadapi berbagai rintangan, tantangan, ancaman, dan gangguan. Di samping
keunggulan tersebut, Pancasila juga memiliki kekuatan karena didasarkan pada
nilai-nilai fundamental yang berakar dalam budaya dan sejarah masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai ini mencerminkan visi tentang masa depan yang lebih baik
dan memiliki fleksibilitas untuk menerima ide-ide baru tanpa mengurangi hakiki
Pancasila. Oleh karena itu, sebagai ideologi, Pancasila dapat menjadi pedoman
dalam berbagai bidang. Pengembangan nilai-nilai dasar Pancasila diwujudkan
dalam nilai-nilai instrumen dan nilai-nilai praktis, yang tercermin dalam
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah. Dalam konteks ini, penting untuk
mempertimbangkan kesatuan, persatuan, dan proses seleksi budaya bangsa dalam
merinci nilai-nilai tersebut.
Nilai dasar mengacu pada prinsip-prinsip umum yang mencakup tujuan,
dasar-dasar tata nilai, dan karakteristiknya. Nilai instrumen adalah implementasi
nilai dasar dalam bentuk kebijakan dan rencana tindak lanjut. Sementara itu, nilai
7
Dewi Aniaty, Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), hal 7.
13
praktis mencerminkan hubungan antara nilai instrumen dengan situasi nyata, dan
bagaimana nilai-nilai ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
nilai moral berkaitan dengan konsep etika dan etika berfokus pada pertimbangan
tentang kebaikan atau keburukan suatu tindakan. Nilai juga dapat dihubungkan
dengan nilai kegunaan, harga, nilai etika, dan nilai religius, yang memungkinkan
kita menilai atau mengevaluasi perbuatan manusia dengan mempertimbangkan
kaitannya dengan faktor lain untuk mengambil kesimpulan tentang kebenaran atau
kesalahan, manfaat atau kurang manfaat, dan sebagainya.
Ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara
mengandung nilai-nilai yang apa apabila dirangkum didapatkan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan.
2. Aspek ideal, material, spiritual, pragmatis, dan nilai-nilai yang
bersifat positif.
3. Unsur logis, estetis, etis, sosial, dan religius.8
Oleh karena itu, setiap prinsip dalam Pancasila mencerminkan karakteristik dan
nilai-nilai yang mewakili kepribadian bangsa Indonesia dan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa, mencerminkan bahwa masyarakat
Indonesia memiliki keyakinan terhadap Tuhan masing-masing, dengan
menjalankan seluruh perintah-Nya dan larangan-Nya.
2. Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab, mencerminkan bahwa seluruh
komponen masyarakat Indonesia saling menghormati dan menjaga sesama
tanpa memandang latar belakang atau kepentingan. Setiap orang
mendapatkan perlakuan yang sama.
3. Sila 3: Persatuan Indonesia, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia
meskipun memiliki pemberdayaan budaya, latar belakang, kultur, tradisi,
8
Dewi Aniaty, Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), hal 7.
14
keyakinan, dan suku tetap bersatu sebagai satu kesatuan, yaitu Bangsa
Indonesia.
4. Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia
menempatkan kedaulatannya di tangan rakyat, yaitu dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak,
kewajiban, serta kedudukan yang sama saat menyampaikan pendapat.
5. Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan
bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki perwujudan keadilan sosial
dalam bidang kehidupan secara menyeluruh, seperti politik, ekonomi,
sosial budaya, keamanan, dan lain sebagainya. Selain itu, sila ini juga
mencerminkan bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan
keadilan serta kemakmuran secara merata baik dan konteks material
maupun spiritual.9
9
Dewi Aniaty, Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), hal 8.
15
bagi ideologi terbuka sebenarnya dapat ditemukan dalam penjelasan umum
Konstitusi 1945. Ideologi yang sewajarnya bersumber dari pandangan hidup
dan falsafah hidup suatu bangsa. Dengan demikian, ideologi tersebut akan
berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan intelektualitas
bangsa. Berbeda halnya dengan ideologi yang diimpor, yang cenderung tidak
sesuai dan seringkali memerlukan paksaan dari sekelompok kecil yang
mengimpor ideologi tersebut. Oleh karena itu, ideologi semacam ini bersifat
tertutup, seperti yang terjadi pada ideologi komunis yang diimpor ke berbagai
negara, sehingga akhirnya tidak dapat bertahan lama.10
1. Politik Hukum
a. Pancasila
Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi
keadilan dankeberadaan individu dan masyarakat.
b. Sosialisme
Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan,
Masyarakatsama dengan negara.
c. Komunisme
Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum
untukmelanggengkan komunis.
d. Liberalisme
Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam
politikmementingkan individu.
10
Drs. Syamsu Ridhuan, M. Pd, Rahmah Ningsi, S.H.I.,MA.Hk, Perbandingan Ideologi Pancasila
dengan Ideologi Lain (Jakarta, Universitas Esa Unggul, 2017).
16
2. Ekonomi
a. Pancasila
Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang
merugikanrakyat.
b. Sosialisme
Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.
c. Komunisme
Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi
Negara,Monopoli Negara.
d. Liberalisme
17
b. Sosialisme
Masyarakat lebih penting daripada individu.
c. Komunisme
Individu tidak penting, Masyrakat tidak penting, Kolektivitas
yang dibentuk negara lebih penting.
d. Liberalisme
Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat
diabdikanbagi individu.
5. Ciri Khas
a. Pancasila
Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.
b. Sosialisme
Kebersamaan, Akomodasi.
c. Komunisme
Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.
d. Liberalisme
Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak
dogmatis.
I. Faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih sebagai
ideologi
1. Pancasila merupakan gagasan para pahlawan bangsa.
2. Pancasila adalah akar dari semua sumber hukum.
3. Pancasila merupakan prinsip dasar yang paling umum di
indonesia.11
11
Eko Wibowo, Makalah Pancasila Sebagai Ideologinasional (Magelang, Sekolah tinggi agama islam
Al-Husain, 2020) hal.12.
18
BAB III
PENUTUP
Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup, juga berfungsi sebagai
ideologi negara. Sebagai ideologi negara, Pancasila adalah konsep dasar yang
berkaitan dengan kehidupan negara. Ini tidak hanya menjadi landasan statis untuk
berdirinya negara Indonesia, tetapi juga memberikan pandangan tentang masyarakat
yang diinginkan dan prinsip-prinsip dasar yang harus dipromosikan untuk
mewujudkannya. Pancasila mengandung nilai-nilai yang berasal dari realitas sosial
dan budaya bangsa Indonesia. Ideologi ini memiliki keunikan yang membedakannya
dari ideologi lain, yaitu keyakinan akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
menghasilkan konsekuensi dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam dimensi realitasnya, ideologi Pancasila mencerminkan nilai-nilai
yang tercermin dalam realitas sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Dari segi
idealisme, ideologi ini memberikan keyakinan terhadap terwujudnya masyarakat yang
diharapkan. Selain itu, dalam dimensi fleksibilitasnya, nilai-nilai dalam ideologi ini
dapat disesuaikan secara kontekstual untuk mengikuti dinamika dan perkembangan
masyarakat.
19
Daftar Pustaka
(t.thn.). Diambil kembali dari https://fkip.umsu.ac.id/2023/07/15/pengertian-pancasila-
sebagai-ideologi-terbuka-beserta-perannya/
Drs. Syamsu Ridhuan, M. P. (2017). Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
Jakarta: Universitas Esa Unggul.
WIbowo, E. (2020). Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. Magelang: STAI AL Husain.
20