Dosen pengampu:
Abdullah, S.Kom.I., M.Sos.
Di susun oleh kelompok 6
Nama: Nim:
Maulvi Shahab : 12105056
Nikolas Saputra : 12105063
Mohammad Firman : 12105057
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
yang harus diperbaiki. Jika ada kesalahan kata atau isi dari makalah ini, saya mohon maaf
sebesar-besarnya. Saya berharap makalah ini tidak hanya menjadi tugas saja, semoga makalah ini
memberikan banyak manfaat dan pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
A. Pengertian Ideologi................................................................................................................2
B. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa Indonesia........................................................2
C. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka......................................................................................3
D. Implementasi Panasila Sebagai Ideologi Terbuka.................................................................3
E. Peran dan Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia..........................................6
F. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Ideologi Pancasila.............................................6
Kesimpulan..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing
oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar
negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh.Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan
identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.
Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara Ideologi dan dasar
negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka.
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau
berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama
menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di
wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pancasila sebagai ideology nasional Indonesia
2. Maksud dari pancasila sebagai ideologi terbuka
3. Serta implementasi, peran, dan fungsi pancasila sebagai ideology bangsa Indonesia
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
2. Dapat menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi
Secara umum Pengertian Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak
dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Ideologi diambil dari bahawa Yunani, yakni ”idein” dan ”logos”. Idein berarti
memandang, melihat, ide, cita-cita. Logos adalah logia atau ilmu.
Ideologi dianggap sebagai sekumpulan peraturan baik itu berupa ide maupun gagasan dan
kepercayaan yang digunakan untuk mengatur kehidupan di bidang tertentu.
Dimana yang kita bahas tentang pancasila Jadi ideologi pancasila adalah seperangkat ide
atau cita-cita yang menentukan keyakinan dan cara dalam berfikir untuk dapat mewujudkan
suatu tujuan dengan berlandaskan pada lima sila yang ada dalam pancasila.
Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan keyakinan
dan cara berpikir untuk mencapai tujuan berdasarkan lima sila merupakan penjelasan umum
dalam ideologi ini. Selain bunyi kelima pasal yang harus di hafal, masyarakat Indonesia juga
harus mengetahui ideologi yang dipakai, sehingga kecintaan terhadap negara akan semakin
bertambah.
2
Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki pemahaman dalam sudut pandang budaya
bangsa dan bukan melalui sudut pandang kekuasaan, hal ini bermakna bahwa Pancasila bukanlah
sebagai alat kekuasaan namun sebagai alat yang menyatukan bangsa dan negara.
3
1) Nilai Dasar
Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di dalam
Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial), akan dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai instrumental dan
nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel, dalam bentuk norma-norma yang berlaku di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Nilai Instrumental
Merupakan nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar yang dijabarkan secara lebih
kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan Peraturan perundang-undangan
lainnya.
3) Nilai Praxis
Merupakan nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-
hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Nilai praxis yang
abstrak (misalnya : menghormati, kerja sama, kerukunan, dan sebagainya), diwujudkan dalam
bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari. Dengan demikian nilai-nilai tersebut
nampak nyata dan dapat kita rasakan bersama.Jika ditinjau dari segi pelaksanaan nilai yang
dianut, maka sesungguhnya pada nilai praxsislah ditentukan tegak atau tidaknya nilai dasar dan
nilai instrumental itu. Bagi suatu ideologi, yang paling penting adalah bukti pengamalannya atau
aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Suatu ideologi dapat
mempunyai rumusan yang amat ideal dengan ulasan yang amat logis serta konsisten pada tahap
nilai dasar dan nilai instrumentalnya. Akan tetapi, jika pada nilai praksisnya rumusan tersebut
tidak dapat diaktualisasikan, maka ideologi tersebut akan kehilangan kredibilitasnya.
Berikut implementasi nilai-nilai sila pancasila yang mengacu pada kehidupan berbangsa dan
bernegara :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya masyarakat Indonesia meyakini
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.Di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut yang berbeda-beda, sehingga dapat selalu dibina kerukunan hidup di antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sadar bahwa agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakini, maka dikembangkanlah sikap
saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan itu kepada orang lain.oleh karna itu sikap toleransi
kepada sesame warga Negara harus lebih di junjung agar idak terjadi selisih paham atau konflik
antar keyakinan
4
2. Kemanusian Yang Adil dan Beradab
Pada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab manusia diakui dan diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya,
yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, dan sebagainya. Karena itu
kita harus menanamkan pada diri kita sikap saling mencintai sesama manusia sikap tenggang
rasa serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Kemanusian yang adil dan beradap
berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, gemar melakukan kegiatan-kegiatan
kemanusian dan berani membela dan mengakui kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa Manusia
adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa
lain.
3. Persatuan Indonesia
Pada sila Persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menempatkan Kepentingan Negara dan Bangsa di atas kepentingan pribadi berarti bahwa
manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa itu
dilandasi oleh rasa cinta tanah air dan bangsanya, maka dikembangkanlah rasa kebanggaan
kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan atas
dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Pada sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan Negara dan kepentingan masyarakat. Karena mempunyai
kedudukan hak dan kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak boleh ada satu kehendak
yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum mengambil keputusanyang menyangkut
kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah. Keputusan disyahkan secara
mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini diliputi oleh semangat kekeluargaan, yang
merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Manusia Indonesia menghormati dan menjunjung tinggin
setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan menerima dan
melaksanakan dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia.
Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Demikian Perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan
5
agar dapat berdiri sendiri. Demikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai
hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Pemerintahan tidak akan bisa berhasil tanpa adanya ide, cita-cita dan tujuan hidup, dari
sinilah ideologi pancasila berperan.
Ideologi pancasila mempunyai arah dan tujuan yang jelas dan pasti. Dengan berdasar
pada pancasila pendidikan, pembangunan, perekonomian Indonesia berjalan.
Ideologi pancasila mampu dalam menjawab setiap hambatan dan tantangan dalam
kehidupan nyata.
Pancasila sebagai ideologi berperan dalam menjaga integrasi nasional.
Ideologi sebagai pokok fundamental dan normatif untuk kehidupan negara dan mentalitas
sebagai martabat bangsa.
Pancasila sebagai ideologi mempunyai fungsi yang nyata dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Fungsi ideologi pancasila tersebut adalah:
Pancasila dijadikan sebagai dasar acuan bagi persatuan dalam kehidupan berkelompok.
Pancasila bisa mempererat hubungan-hubungan sosial dalam bermasyarakat.
Pancasila dapat mengantarkan kita membentuk moral yang baik terhadap sang pencipta,
antar sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi dasar negara Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya adalah:
1. Terdapatnya pihak-pihak yang belum ikhlas dan/atau belum memahami Pancasila sebagai dasar
negara dan ingin menggantinya dengan faham lain. Ternyata masih banyak peraturan perundang-
undangan, utamanya peraturan daerah yang bertentangan dan menyimpang dari Pancasila, karena
menerapkan prinsip atau asas lain.
6
2. Masih terbatasnya ahli penyusun undang-undang (legal drafter) yang belum memahami
Pancasila sebagai dasar negara di lembaga legislatif, sehingga terjadi penyimpangan dalam
menyusun peraturan perundang-undangan.
3. Kurang difahami atau diabaikannya makna Undang-undang Nomor 10 tahun 2004, tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan oleh para anggota lembaga legislatif, sehingga
terjadi kerancuan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.
4. Kesalahan dalam memaknai kearifan lokal atau local wisdom di daerah, sehingga dalam
penyusunan peraturan daerah mengarah pada terjadinya eksklusivisme daerah.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat
tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk
mewujudkannya.
8
DAFTAR PUSTAKA