Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP DASAR PKN SD DAN LAB

MEMPERKUAT IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI USAHA UNTUK MEMPERKUAT


WAWASAN IDEOLOGI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PKN dan LAB

Dosen Pengampuː Dra Hj. Lili Sukarliana, M.Pd/ Sunata, S.Pd, M.Pd

Disusun Olehː Widi Agni Pertiwi

Npmː 205060052

2B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Memperkuat
Ideologi Pancasila Sebagai Usaha Untuk Memperkuat Wawsan Ideologi Indonesia” tepat
pada waktunya.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi


para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena


pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, saya berharap kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii

BAB I.................................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................................. 2

BAB II .................................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................................................. 3

1. Pengertian Pancasila sebagai ideologi dan hubungan Pancasila sebagai


Ideologi......................................................................................................................................................... 3

2. Pancasila sebagai Dasar Negara ................................................................................................. 4

3. Pancasila sebagai Ideologi terbuka dan Ideologi tertutup ...................................... 7

4. Penguatan Ideologi Pancasila dikalangan Generasi Muda ...................................... 8

5. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar negara ...................................... 11

BAB III .............................................................................................................................................................. 21

PENUTUP......................................................................................................................................................... 21

A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 21

B. Saran ................................................................................................................................................... 21

DAFAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan atau
dasar yang kita kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan dasar atau ide
atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Ideologi
sebagai landasan suatu bangsa dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa
tersebut. Didunia ini terdapat berbagai macam ideologi yang telah berkembang
dan dianut oleh berbagai Negara dibelahan dunia ini. Indonesia sebagai Negara
yang mempunyai dasar Negara pancasila juga memiliki ideologi pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila yang sila-silanya diamanatkan dalam
pembukaan UDD 1945 telah menjadi kesepakatan nasional sejak ditetapkan
tanggal 18 agustus 1945 dan akan terus berlanjut sepanjang sejarah Negara
republik Indonesia.
Ideologi pancasila yang dianut dan diamalkan oleh bangsa Indonesia di
harapkan mampu melindungi bangsa Indonesia dari pengaruh-pengaruh buruk
globalisasi. Ideologi pancasila yang bersifat terbuka menerima segala hal yang
datang dari luar namun dapat memfilternya. Dengan tetap berpedoman pada
pancasila diharapkan bangsa Indonesia dapat membentengi diri dari segala hal
buruk yang datang dari luar yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kedudukan pancasila sebagai ideologi menuntut kesetiaan,
nasionalisme, dan patriotisme warga Negaranya dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai panasila. Ideologi pancasila menceminkan cara berpikir masyarakat
Indonesia dan juga membentuk masyarakat Indonesia menuju cita-cita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila sebagai ideologi dan apa hubungan Pancasila
sebagai ideologi?
2. Bagaimanakah Pancasila sebagai dasar negara?
3. Bagaimanakah Pancasila sebagai ideologi terbuka dan ideologi tertutup?
4. Bagaimanakah penguatan Ideologi Pancasila dikalangan Generasi Muda?
5. Jelaskan bagaimana tantangan Pancasila sebagai Ideologi negara?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai ideologi dan hubungan
Pancasila sebagai ideologi
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai dasar Negara
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai ideologi terbuka dan ideologi
tertutup
4. Untuk mengetahui penguatan ideologi Pancasila dikalangan generasi
muda
5. Untuk mengetahui tantangan Pancasila sebagai ideologi negara

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Pancasila sebagai ideologi dan hubungan Pancasila sebagai
Ideologi
Pengertian Pancasila dan Ideologi
Pancasila, adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata Sanskertaː panca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh bagi rakyat Indonesia. Lima sendi utama
penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 (pembukaan) Undang-
Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima
sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa
perumusanan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Ideologi, merupakan suatu ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara
umum dan beberapa arah filosofis atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses normatif. Ideologi adalah
sistem abstrak yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep
ini menjadi inti politik.

Pancasila sebagai Ideologi


Pancasila sebagai ideologi, berarti Pancasila merupakan landasan atau ide
atau gagasan yang fundamental dalam proses penyelenggaraan tata
pemerintahan suatu negara, mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan.
Visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta nilai keadilan. Seluruh warga indonesia menjadikan
Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.

3
Hubungan Pancasila sebagai Ideologi
Hubungan Pancasila sebagai Idelogi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-
nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif
bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaa, yang ber-
Persatuan, yang ber-Kerakyatan dan yang ber-Keadilan.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat
atau dasar falsafah negara dari Negara, ideologi negara, dalam pengertian ini
Pancasila merupakan dasar nilai dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan
negara atau dengan kata lain perkataan. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan
dan penyelenggara Negara terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan
diderivasikan dari nilai-nilai Pancasila. Maka Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang
secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta setelah
unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu
sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan
menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang
tidak tertulis atau dalam kedudukanya sebagai dasar negara, Pancasila
mempunyai kekuatan mengingat secara hukum. Sebagai sumber dari segala
hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka dijelmakan atau dijabarkan
lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
Undang-Undang Dasar 1945, yang pada akhirnya dikongritiskan atau dijabarkan
lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
Undang-Undang Dasar 1945, yang pada akhirnya di kongritiskan atau di
jabarkan dari Undang-Undang Dasar 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat di rincikan sebagai berikutː

4
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum
Indonesia. dengan demikian Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dijelmakan lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum yang
tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan
Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-
lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan golongan
fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini dapat
dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggara
negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara. Dasar
formal kedudukan Pancasila dasar Negara Republik Indonesia tersimpul dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi sebagai berikutː “maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan ynag dipimpin oleh hidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia”.
Pengertian kata “Dengan Berdasarkan Kepada” hal ini secara yuridis
memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir
pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 tidak tercantum kata ‘Pancasila’
secara eksplisit namun anak kalimat “dengan berdasar kepada” ini memiliki
makna dasar negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi
historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu
di sebut dengan istilah Pancasila. Sebagaimana telat ditentukan oleh
pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskanya Pancasila adalah
sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok Pancasila
adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia. hal ini sesuai dengan dasar
yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD q945. Dijelaskan bahwa
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum

5
Indonesia yang ada pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita
mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa prikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan
tujuan negar, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan
keagamaan sebagai pengejawatan dari budi nurani manusia. Dalam proses
reformasi dewasa ini MPR melalui sidang istimewa tahun 1998, mengembalikan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. oleh karena itu
segala agenda dalam proses reformasi, meliputi sebagai bidang lain
mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat reformasi, meliputi berbagai
bidang lain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus
mendasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Kedudukan Pancasila bagi masyarakat bangsa Indonesia yang kita tahu


adalah sebagai dasar negara, namun bahasa yang digunakan oleh para pendiri
bangsa Indonesia (the founding fathersand mothers) ketika itu menurut Kaelan
(200;198) adalah falsafah negara (philosofische grounslag) atau jika meminjam
istilah Destrut de Tracy adalah ideology (staatsidee) negara.

Ideologi adalah salah satu prasyarat mutlak dalam pembangunan sebuah negara
modern. Pada abad itu, negara yang tidak berideologi dianggab sebagai bukan
negara modern, oleh karena itu ideologi sangat penting, mengapa? karena
didalam setiap ideologi terkandung nilai yang menjadi acuan system kehidupan
sebuah negara modern sebagai sebuah negara hukum dan bukan negara
kekuasaan.

Sesuai dengan pengertian ideologi di atas, dalam kedudukan sebagai dasar, atau
falsafah, atau ideology, Pancasila merupakan suatu system nilai yang layak dan
dapat digunakan untuk mengatur penyelenggaraan negara Indonesia. Dalam

6
pengertian yang melekat sebagai dasar negara ini maka menurut Kaelan
(2000;198) Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara,
atau dengan kata lain sebagai sumber kaidah hukum negara yang berperan
sebagai sumber tertip hukum nasional.

Sebagai falsafah atau ideology negara Indonesia, Pancasila bukan sebuah


ideologi impor dari bangsa lain, juga bukan sebuah hasil konstruksi ide satu
orang, melainkan sebuah hasil penggalian oleh Sukarno atas nilai kebudayaan
masyarakat Nusantara yang kemudian dirumuskan dan disepakati bersama oleh
para pendiri bangsa.

Berdasarkan kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa, maka segala hal yang
dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila menjadi inskonstitusional, dan
merupakan pengingkaran terhadap kedudukan Pancasila sebagai dasar negara

3. Pancasila sebagai Ideologi terbuka dan Ideologi tertutup


Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran
terbuka. Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalahː
a) Ideologi Terbuka
1) Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2) Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat
sendiri
3) Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat
4) Bersifat dinamis dan reformasi

b) Ideologi Tertutup
1) Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2) Bukan berupa nilai dan cita-cita
3) Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku
4) Terdiri atas tututan konkrit dan operational yang diajukan secara
mutlak

7
menurut kaelan, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila
sebagai ideologi terbukaː
1) Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila
2) Nilai instrumental, yang merupakan aarahan, kebijakan strategi,
sasaran serta lembaga pelaksanaanya
3) Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
dalam suatu realisasi pengalaman yang bersifat nyata, dalam
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan
bernegara.

4. Penguatan Ideologi Pancasila dikalangan Generasi Muda


Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa Indonesia dan
menjadi ideologi tetap bangsa Indonesia yang mencerminkan kepribadian
bangsa. Salah satu permasalahan yang di hadapi bangsa Indonesia ini adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi
muda. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi
di sebagian besar generasi muda. Oleh sebab itu, generasi muda, sebagai pilar
dan penerus bangsa diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme,
dengan tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, meskipun
banyak budaya asing yang masuk di negara Indonesia.
Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga eksitensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya
globalisasi seakan tidak ada sekat di antara negara, sehingga berbagai
kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Globalisasi saat
ini tingkat pemahaman terhadap ideologi Pancasila generasi muda semakin
rendah. Pembudayaan Pancasila merupakan salah satu wujud nyata dalam upaya
penguatan ideologi bangsa Pancasila, dan harus di dukung oleh sumber daya
manusia yang kompeten, materi dan modul-modul kegiatan, narasumber yang
kompeten serta sarana dan prasarana yang memadai. Penguatan ideologi bangsa
pada generasi muda yaitu dengan menerapkan sila-sila yang terkandung dalam
pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi pribadi yang adil dan
bertanggung jawab, saling membantu dan gotong royong, menjalankan syariat
agama dengan baik dan benar, bijaksana dalam mengambil keputusan. Hal lain

8
yang dapat dilakukan pemuda adalah dengan mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan semboyan
Bhineka Tunggal Ika, untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta menjadikan empat pilar bangsa tersebut sebagai
landasan pergerakan.

Penguatan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara serta pandangan hidup bangsa Indonesia


pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis,
fundamental dan menyeluruh. Maknanya dalam setiap aspek kehidupan
kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai inilah
sebagai nilai dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kaelan (2015:147)
menyebutnya sebagai nilai kerohanian. Selain nilai kerohanian, Pancasila juga
mengandung nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital,
kebenaran (kenyataan), estetis, etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila
merupakan hasil pemikiran yang dianggap paling tinggi sebagai hasil pemikiran
yang maksimal, bijaksana dan baik. Atas dasar ini nilai-nilai Pancasila berguna
sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perwujudan nilai-
nilai Pancasila dilaksanakan dalam berbagai kehidupan baik bidang politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Implementasi Pancasila merupakan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam


bentuk sikap, perilaku dan moral yang sangat tergantung pada kesadaran moral
masing-masing individu warganegara. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa (dalam Notonagoro, 1980:30) disebut sebagai pelaksanaan Pancasila
secara subyektif yaitu pelaksanaan Pancasila oleh setiap individu. Pelaksanaan
Pancasila secara subyektif berkaitan dengan kesadaran, kesiapan serta ketaatan
individu untuk melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sehari-hari. Dalam pengertian ini pelaksanaan
Pancasila secara subyektif mewujudkan suatu bentuk kehidupan kesadaran
wajib hukum yang terpadu menjadi kesadaran wajib moral. Oleh karena itu
perbuatan yang tidak memenuhi kewajiban ini tidak saja menimbulkan akibat

9
hukum, tetapi juga mengakibatkan adanya akibat atau sangsi moral. Sikap dan
tingkah laku nyata individu sebagai realisasi Pancasila secara subyektif disebut
Moral Pancasila.

Aktualisasi Pancasila yang bersifat subyektif sangat berkait dengan


kondisi obyektif yakni berkait dengan norma-norma moral itu sendiri. Bilamana
nilai-nilai Pancasila secara subyektif telah dipahami, dihayati dan diinternalisasi
dalam diri seseorang, maka individu tersebut dikatakan telah memiliki moral
pandangan hidup. Jika hal ini dapat berlangsung terus menerus dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga nilai-nilai Pancasila benar-benar telah mempribadi,
menginternalisasi dan menyatu raga dalam diri seseorang maka dikatakan
Pancasila telah menjadi kepribadian bangsa Indonesia. Dengan demikian, pada
akhirnya bangsa Indonesia memiliki suatu kepribadian sendiri atau memiliki ciri
khas (karakter) sendiri, yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain.

hafalan, pengetahuan, kurang pada tataran interaksi tindakan perilaku


sehari-hari. Padahal pendidikan hendaknya tidak hanya terkait dengan transfer
ilmu dan teknologi namun juga harus mampu membentuk nilai serta karakter
bangsa.

Sejumlah penelitian tentang dampak dan pemanfaatan internet


menunjukkan bahwa internet dapat menjadi sumber utama untuk belajar apa
yang sedang terjadi di dunia seperti untuk hiburan, bergembira, relaksasi, untuk
melupakan masalah, menghilangkan kesepian, untuk mengisi waktu, bahkan
sebagai kebiasaan dan melakukan sesuatu dengan teman dan keluarga (Severin
dan Tankard, 2005:454). Persoalan yang kemudian muncul adalah bagaimana
dampak yang ditimbulkan dari media internet terhadap karakter siswa? Siswa
remaja sebagai salah satu pengguna internet belum mampu memilah aktivitas
internet yang bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan
sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang
akan diterimanya. Terlebih lagi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan
dunia internet dan pemasaran selalu menjadikan kaum muda sebagai "tambang
emas" demi keuntungan belaka.

10
Fasilitas internet dan fungsi perannya dapat menimbulkan pengaruh
positif maupun negatif dalam kehidupan manusia. Berbagai pengaruh positif
diantaranya memperluas pertemanan, menambah wawasan pengetahuan,
berinteraksi dan memperlancar komunikasi serta memudahkan berbagai
aktivitas baik dalam bekerja, berbelanja maupun mendapatkan informasi-
informasi edukatif. Pengaruh Iainnya diakibatkan terbukanya akses negatif bagi
siswa remaja dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet
(Setiawan, 2009:28). Dari internet akan didapatkan materi seks, kekerasan dan
Iain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Bisnis pornografi
merupakan salah satu bisnis nomor satu dalam dunia online. Bahkan tanpa
diundang, situs seperti itu bisa saja muncul tiba-tiba baik melalui e-mail maupun
layar pop-up. Bahkan di dunia maya seorang anak bisa menjadi orang Iain yang
diinginkan, misalnya seorang anak yang pemalu dapat dengan mudah
berkenalan melalui chatting atau e-mail, melalui game online mereka dapat
mengu bah karakter menjadi cantik, kaya, kuat atau hal Iain yang mungkin
berbeda dengan kehidupan nyata. Menggunakan fasilitas internet secara
berlebihan dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol diri sehingga
mengabaikan tugas pokok kehidupan sebagai pribadi, keluarga ataupun sekolah.

Dengan demikian penggunaan internet sebagai sarana komunikasi dan


informasi harus diarahkan serta dibimbing oleh orang tua maupun pihak sekolah
ataupun lembaga-lembaga Iainnya dalam masyarakat. Tanpa adanya
pengawasan yang memadai mengingat informasi-informasi yang disediakan di
internet sangat beragam dan banyak diantaranya tidak cocok untuk dikonsumsi
remaja, maka jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan
karakter mereka. Bimbingan dalam penggunaan internet akan mengarahkan
mereka untuk menambah informasi dan pengetahuan yang didapatkan dari
internet sebagai wahana sumber informasi yang dapat mendukung perilaku
percaya diri sehingga mereka dapat lebih kreatif dalam berfikir dan bertindak.

5. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar negara


Pancasila sebagai ideologi negara artirnya seluruh warga negara
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. Nilai-nilai

11
yang ada pada setiap butir Pancasila sebagai ideologi negara juga bermakna
menjadikan Pancasila sebagai cita – cita atau visi. Hal ini tentunya berlaku untuk
pemerintah dan seluruh warga negara. Pada hakikatnya Pancasila sebagai
ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikutː
a. Dimensi Realitas
Mengandung makna bahwa nilai – nilai dasar yang terkandung
dalam dirinya bersumber dari nilai – nilai reak yang hidup dalam
masyarakatnya.
b. Dimensi Idealitas
Mengadung cita – cita yang ingin di capai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi Fleksibilitas
Mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untuk mengembangkan pemikiran – pemikiran baru tentang
nilai – nilai dasar yang terkandung di dalamnya.

Pancasila sebagai ideologi negara memiliki peran yang konkret sebagai berikutː
a. Sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negara
harus di dasarkan pada preskripsi moral.
b. Sebagai nilai – nilai yang tidak sesuai dengan sila – sila Pancasila.

Pentingnya Pancasila sebagai Ideologi negara adalah untuk


memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga ancaman – ancaman yang datang untuk
negeri ini dapat di cegah dengan cepat. Sehingga apapun yang terjadi dalam
perkembangan zaman harus sesuai dengan kaedah-kaedah yang berlaku atas
dasar Pancasila.
Pancasila sebagai idelogi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno ,
ideologi pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi
komunisme dalam konsep Nasakom. Pancasila sebagai ideologi negara dalam
masa pemerintahan Presiden Soeharto, ideologi pancasila menjadi asas tunggal
bagi semua organisasi politik dan organisasi masyarakat. Pada masa era
reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami pasang surut dengan

12
ditandai beberapa hal, seperti ː engganya para penyelenggara negara
mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional, meskupun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara
negara tentang pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
Dan pada era globalisasi tantangan Pancasila sebagai Ideologi adalah
banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau
oleh seluruh anak bangsa radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Kemudian
tantangan selanjutnya adalah ekslusivisme sosial yang terkait derasnya arus
globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi
identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial.
Unsur – unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai
ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal
meliputi hal- hal berikutː
• Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika
Serikatan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan
bubarnya negara soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
• Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
karena keterbukaaan informasi.
• Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk
dan kemajuan teknologi sehingga terjadi ekspoitasi terhadap sumber
daya alam secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan
lingkungan, seperti banjir dan kebakaran hutan.

Adapun faktor internal sebagai berikutː


• Pergaitain rezim yang berkuasa melahirkan kenijakan politik yang
berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi
Pancasila sering terabaikan.
• Penyalah gunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya
kepercayaan terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan
terhadap ideologi menurun drastis.

13
Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa di
harapkan mampu menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi
negara. Generasi bangsa dapat mempertahankan ideologi pancasila dengan cara
konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sila ketuhanan yang maha esa dapat diwujudkan dengan toleransi
terhadap orang lain yang memiliki keyakinan yang berbeda. Kemanusiaan yang
adil dan beradab dapat di wujudkan dalam bentuk perilaku saling menghargai
martabat sesama manusia dan tidak melakukan diskriminasi. Dila persatuan
Indonesia tercermin dalam sikap gotong royong dan usaha untuk menciptakan
kerukunan. Sedangkan sila kerakyatan yang di pimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dapat diamalkan misalnya
dengan menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Sementara itu sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam bentuk
perilaku menghargai hak orang lain serta melaksanakan kewajiban.

Tantangan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia merupakan


seperangkat nilai yang menjadi pandangan hidup (way of life) bagi negara
Indonesia. Kondisi itu meniscayakan bahwa fondasi bernegara dan praktik
kehidupan berbangsa dan bernegara harus berlandaskan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila.

Konsensus cerdas para pendiri negara tersebut berangkat dari sebuah


paham kebangsaan yang terbentuk dari kesamaan nasib, sepenanggungan, dan
sejarah serta adanya cita bersama untuk menjadi bangsa yang bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur dalam sebuah negara kesatuan.
Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat Pancasila menjadi
semakin kuat dan layak sebagai sebuah ideologi bagi negara Indonesia yang khas
dengan keanekaragamannya. Konsep persatuan yang ideal dengan
mengkondisikan setiap warga negara hidup berdampingan dan gotong royong
tanpa menghilangkan identitas suku bangsa, adat istiadat, ras, ataupun agama.

14
Dalam definisi tertentu, Pancasila sebenarnya Indonesia itu sendiri. Ketuhanan
Yang Maha Esa merupakan spirit/ruh kebangsaan; Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab merupakan watak, karakter, dan kepribadian bangsa; Persatuan
Indonesia merupakan ikatan kebangsaan; Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan merupakan
media/wadah dan alat kebangsaan; dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia merupakan tujuan kebangsaan.

Masih Relevan
1 Juni 2019 menjadi penanda bahwa Pancasila sudah berusia 74 tahun. Rentan
waktu yang begitu panjang dan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia
yang signifikan menimbulkan beberapa pertanyaan baru di kalangan petinggi
negara, akademisi, dan kita semua. Apakah Pancasila masih relevan dengan
kondisi negara dewasa ini? Apakah Pancasila masih mampu menjawab setiap
tantangan di era perkembangan teknologi, revolusi industri 4.0?

Apakah Pancasila masih bisa menjadi bintang pemandu bagi rakyat Indonesia,
khususnya generasi milenial?

Kondisi negara Indonesia sudah sangat jauh berubah dari semenjak awal
kemerdekaan. Perkembangan dan perubahan adalah hal yang tidak bisa
dihindari sebagai prasyarat untuk mencapai kemajuan dan tujuan kemerdekaan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mendatangkan manfaat
sekaligus dan dampak buruk bagi masyarakat. Kemudahan, kecepatan, dan
efektivitas merupakan gambaran umum dampak kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang tidak dikendalikan dan dikontrol akan menghasilkan


masalah baru yang dapat menghambat atau merusak suatu negara. Generasi
milenial adalah generasi yang sangat familier dengan teknologi karena generasi
ini lahir ke dunia di mana segala aspek fisik (manusia dan tempat) mempunyai
ekuivalen digital.

Di Indonesia populasi generasi milenial mencapai 90 juta jiwa. Itu menandakan

15
kelompok milenial mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan dan kemajuan Indonesia. Ditambah dengan jumlah aktivitas
warga negara di dunia maya didominasi oleh anak muda milenial. Generasi
milenial menjadi penyokong utama peredaran informasi di dunia virtual.

Pada waktu yang sama ancaman bangsa terus terus berkembang di setiap
bidang. Bidang ideologi (ancaman ekstremisme, paham radikal), bidang politik
(permasalahan pemilu, pejabat negara yang terjerat korupsi), bidang ekonomi
(kesenjangan yang masih tinggi), bidang sosial budaya (pengangguran,
kekerasan dalam rumah tangga), bidang pertahanan dan keamanan (terorisme,
konflik SARA, ilegal fishing). Revolusi industri 4.0 juga membawa disruption and
bridging generations. Terdapat gap antargenerasi dalam sebuah pola komunikasi
sehingga terjadilah disrupsi atau perubahan mendasar terhadap suatu realitas.
Fakta sosiologis di atas seolah menciptakan sebuah ilusi bahwa Pancasila telah
gagal menjawab setiap tantangan zaman. Kegagalan mendiagnosis permasalahan
yang ada menyebabkan lahirnya ide penyelesaian yang tidak solutif dan
memperburuk keadaan. Apabila kita melihat secara komprehensif dan
merasakan suasana kebatinan setiap masalah yang ada maka sebenarnya yang
terjadi adalah terdapatnya upaya untuk menggantikan atau melunturkan
Pancasila sebagai jati diri bangsa dan pegangan dalam kehidupan bernegara.
Sehingga internalisasi Pancasila dengan metode yang tepat adalah solusi di
tengah krisis nasionalisme yang terjadi saat ini.

Menjawab Problematika
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia merupakan sebuah sistem
nilai kebaikan universal yang bisa diterapkan dalam konteks apapun baik pada
masa hari ini, besok, dan masa yang akan datang. Itu artinya Pancasila dengan
basis filosofinya yang mendalam sebenarnya mampu untuk menjawab setiap
problematika yang ada.

Terdapat dua syarat agar Pancasila dapat beroperasi secara optimal dalam
masyarakat. Pertama, Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap

16
individu. Kedua, mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian
masalah.

Pancasila sebagai nilai universal masih sangat relevan dengan generasi hari ini.
Pancasila hanya perlu terinternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang ada
khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan
kemajuan negara yang kita cintai ini.

Nilai-nilai ketuhanan, Indonesia adalah negara religius yang menjadikan nilai-


nilai religiusitas sebagai sumber etika dan spiritualitas dalam bersikap tindak
termasuk sikap tindak dalam dunia virtual. Menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan dalam bermedia sosial akan menghantarkan kesedepaan dalam
kehidupan beragama. Tidak melontarkan konten penghinaan atau menyudutkan
agama dan kepercayaan tertentu membuat kehidupan beragama menjadi
tentram dan damai.

Nila-nilai kemanusiaan, memahami dan menghargai hak dan kewajiban setiap


orang dalam berselancar di dunia maya adalah salah satu ciri netizen yang
humanis. Tidak menyebarkan konten hoax dan provokasi karena hal tersebut
merupakan tindakan yang tidak beradab.

Nilai-nilai persatuan, forum-forum dunia maya juga dapat dijadikan media untuk
memperkuat semangat nasionalisme. Memprioritaskan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan golongan atau pribadi saat diskusi di forum-forum
dunia maya. Selalu menjunjung tinggi bhinneka tunggal ika dalam setiap
perbedaan di dalam forum online.
Nilai-nilai musyawarah dalam hikmat kebijaksanaan, berlaku santun terhadap
setiap pandangan politik setiap orang dalam dunia maya. Ikut serta menjalankan
setiap keputusan yang dihasilkan melalui diskusi online. Menyelesaikan setiap
perdebatan di grup online dengan mengedepankan musyawarah.

17
Nilai-nilai keadilan sosial, setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk mengakses informasi dan berkumpul dalam kelompok-kelompok
dunia maya dengan tetap menghargai hak asasi manusia setiap orang.

Oleh karena itu, di tengah krisis nasionalisme yang sedang melanda negeri ini,
Pancasila adalah cahaya penuntun untuk mengenal kembali jati diri bangsa dan
perekat untuk mempersatukan perbedaan. Semoga Tuhan yang Maha Esa
merahmati dan mencerahkan hati dan pikiran kita semua.

Solusi Menjawab tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Era


revolusi 4.0
Mencermati substansi dari Pancasila di atas, rasanya kita harus bersyukur
karena memiliki ideologi Pancasila, dan karenanya perlu keiklasan dari kita
semua untuk merealisasikan ideologi Pancasila, dan tidak perlu lagi kita
memiliki orientasi mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Pilihan
untuk tidak menerapkan nilai-nilai Pancasila atau mengganti Pancasila dengan
ideologi lain menurut hemat saya adalah pilihan yang konyol, dan bodoh, karena
tidak akan menyelesaiakan masalah bangsa bahkan semakin memperburuk
kondisi kebangsaan kita hari demi hari,

Terkait dengan segala upaya untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
impor lainnya, tentu itu bukan merupakan sebuah sikap ideologis yang logis
karena Sukarno sebagai penggali Pancasila menganggap bahwa Pancasila
merupakan sebuah ideologi yang memiliki kedudukan sebagai hogere of
tracking atau ideology yang memiliki nilai substansi yang lebih tinggi dari pada
ideologi sekuler lainnya di dunia lainnya, dan bahwa Pancasila merupakan
ideologi yang paling cocok bagi masyarakat Indonesia karena substansi dari nilai
ideologi Pancasila merupakan hasil dari proses sublimasi atas ideology-ideologi
sekuler di dunia saat itu, baik ideologi liberal, komunis, maupun ideologi turunan
dari dua ideologi tersebut.

Pancasila tentunya berperan penting bagi kehidupan bangsa dan Negara


Indonesia, olehkarenanya maka pancasila perlu dipertahankan sebagai ideologi

18
negara. Untuk dapat mempertahankan Pancasila, maka yang penting adalah
menghayati dalam kehidupan sehari-hari filsafat Pancasila secara komprehensif
dan holistic. Penghayatan ini tidak hanya dikhususkan untuk rakyat, melainkan
yang terpenting dan terutama adalah penghayatan dari para aparatur negara
mulai dari presiden, hingga pejabat desa.

Bentuk penjabaran yang lebih konkrit dari Pancasila adalah pada UUD 1945, oleh
karena itu Pancasila dan UUD 1945 (asli) adalah satu kesatuan, dan perwujudan
dari pribadi yang pancasilais adalah menjalankan UUD 1945.Pancasila tentu
bukan suatu hal yangbisatercipta dengan sendirinya, karenanyaiaperlu
dipertahankan, diperjuangkan dan kemudian dilaksanakan oleh seluruh
komponen masyarakat Indonesia.

Untuk dapat mempertahankan ideologi Pancasila maka yang penting adalah


mengoperasionalkan seluruh system nilai Pancasila dalam segala level
kehidupan sosial masyarakat, baik pada system nilai, maupun kelembagaan
negara. Dalam konteks tersebut, negara tidak bisa memaksa rakyatnya untuk
menjalankan Pancasila secara baik dan benar, kalau negara sendiri belum
mampu mengkonstruksi UU ataupun kebijakan negara serta membangun
kelembagaan negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Jika hal ini yang terjadi maka sama saja bahwa negara menuntut rakyat berjiwa
Pancasila akan tetapi negara sendiri menjalankan konsepsi-konsepsi liberal yang
tidak menunjukan jiwa dan kepatuhan pada ideologi Pancasila. Ambil contoh,
Negara menuntut masyarakat menjalankan Pancasila, namun di satu sisi,
negaramenjalankan nilai-nilai liberal kapitalisme.

Bukti terkait fakta ini nampak pada pertambangan energi dan mineral yang
seharusnya dikelolah oleh negara, tetapi pada kenyataannya negara memberikan
ijin pengelolaan terhadap pihak swasta dan asing pula. Demikian pula sistem
pemerintahan yang liberal nampak pada sistem pendidikan, sitem politik dengan
multi partai, bahkan sistem hukum kita yang sangat liberalistik saat ini, semua
itu menunjukan tidak adanya kecocokan dan kekompakan, karenapada satu sisi

19
negara menyuruh rakyatnya untuk berjiwa Pancasila tetapi negara sendiri
mempraktikan nilai nilai liberalisme. Hal ini tentu menunjukan kegagalan
negara, tetapi tentu ini bukan kegagalan negara semata, melainkan merupakan
kegagalan kita bersama.

Berdasarkan kegagalan kita dalam menoperasionalisasi konsep Pancasila pada


seluruh sistem nilai, hukum dan kelembagaan negara seperti yang dijabarkan di
atas, maka dapat dikatakan bahwa negara Indonesia ini gagal dalam usahanya
untuk mewujudkan cita-cita peradaban Pancasila itu sendiri, karena itu, untuk
dapat mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, hal yang harus kita
laksanakan saat ini adalah bersama-sama berusaha untuk merealisasikan
konsepsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
sifatimperatif atau memaksa serta memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila yang berifat obyektif-subyektif. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang
sesungguhnya dari pancasila adlah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai
dasar Negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita pahami akan
hakikatnya. Selaim dari penggertian tersebut , pancasila memiliki beberapa
sebutan yang berbeda.
Menurut Harol H.Titus definisi dari ideology adalah salah suatu istilah
yang digunakan sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik
ekonomi filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencanayang sistematis
tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat
Pancasila sebagai ideology terbuka adalah sebagai suatu system pemikiran
terbuka yang dimana memiliki ciri-ciri ideology dan fungsi ideology sesuai
bidangnya. Pancasila sebagai ideology terbuka memiliki dua ciri yaitu ideology
terbuka dan ideolgi tertutup.

B. Saran
Dari hasil bahan yang telah kami bahas, kami memberikan saran
kepada semua pihak, khususnya para generasi Indonesia untuk lebih
meningkatkan rasa kesatuan terhadap bangsa indonesia agar tercapai
kehidupan yang aman dan tentram.Karena kita sebagai bangsa indonesia sebagai
penerus perjuangan dan menjaga nama baik negara kita tercinta ini. Dan kita
harus memiliki sikap yang menjaga ketahaanan dan keutuhan negara Indonesia
kita tercinta ini. Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih
memahami tetang pancasila sebagai ideologi negara yang lebih mendalam.
mohon pemakluman dari semuanya jika dalam makalah ini kami masih terdapat
banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman. karena tiadalah sesuatu
yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.

21
DAFAR PUSTAKA
https://beritabojonegoro.com/read/19147-penguatan-ideologi-pancasila-pada-
pemuda-generasi-penerus-bangsa.html

https://www.kompasiana.com/sinta77790/5fab9d0bd541df511b3f1792/tantangan-
pancasila-sebagai-ideologi-negara

22

Anda mungkin juga menyukai