Disusun Oleh:
1. M. Ali Amin Nasir (182010200297)
2. Fadilah Herdiana Wanti (182010200298)
3. Rosita Aprilliani (182010200315)
4. Rizki Oktaviano Pradana (182010200261)
5. Chilmiatus Zahro (182010200492)
6. Fahma Camelia (182010200324)
7. Eva Ayu Safitri (182010200250)
8. Rausyan Fikri (182010200337)
KELAS : B4
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA“.
Makalah ini berisikan tentang informasi konsep dan urgensi pancasila sebagai
ideologi, sumber historis sosiologis dan politis pancasila sebagai ideologi negara, dinamika dan
tantangan pancasila sebagai ideologi negara, esensi dan urgensi pancasila sebagai ideologi
negara, serta studi kasus pancasila dalam cengkraman ideologi kapitalisme. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pancasila sebagai Ideologi
Negara.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamin.
Penyusun.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
BAB II .......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
2.2. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara ................................................................................................................................... 3
PENUTUP .................................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.5. Bagaimana contoh penerapan studi kasus pancasila dalam cengkraman ideologi
kapitalisme?
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara
2.2.1. Sumber Historis
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini
menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa
yang tidak disebutkan namanya.
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikan Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
merupakan kenyataan-kenyataan (materil, formal, dan fungsional) yang ada dalam
masyarakat Indonesia. Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar
yang mengikat setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang
berupa norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-undangan, yurisprudensi,
dan traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau
kesepahaman, dan konvensi.
menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan atau pemberontakan oleh
beberapa kelompok masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan
sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ‘ajaibnya’ kedudukan
Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan upaya pemberontakan
yang terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut
dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
adalah negara yang dibentuk berdasar pada persatuan. Banyak perbedaan yang
harus disatukan untuk menjadi Indonesia. Seperti yang kita tahu, Indonesia
mempunyai beragam agama, suku, dan ras di dalamnya. Oleh kerana itu, tanpa
adanya persatuan dari setiap elemen, beberapa elemen kehidupan tidak akan
berjalan baik.
Sila keempat dalam Pancasila menjadi dasar Indonesia untuk menjadi negara
demokrasi. Hal itu menjadi perwujudan dalam penerapan asas-asas demokrasi
pancasila. Dalam hal ini, Indonesia memberi kebebasan kepada rakyat untuk
mengemukakan pendapat. Selain itu, Indonesia juga sangat menghargai suara
rakyat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan politik. Sila kelima yang
berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mempunyai arti yang
sangat luas. Beberapa hal yang berkaitan contoh penerapan nilai–nilai pancasila
dalam bidang politik yang erat dengan konsep sila kelima ini antara lain adalah
gotong royong, tolong menolong, dan kasih sayang terhadap sesama. Dalam ranah
politik, keadilan sosial juga harus diterapkan.
kenegaraan yang terjadi pada waktu itu turut serta membentuk perkembangan
pemikiran mengenai Pancasila pada masa itu.
Periode Berlakunya Konstitusi RIS. Pada masa Republik Indonesia Serikat,
kedudukan pancasila tidak dapat ditangguhkan sebagai dasar negara yang tunggal,
meskipun beberapa kali para nasionalis islam menggugat dasar negara Indonesia
di beberapa sidang konstituante. Meskipun nama Pancasila tidak terdapat di dalam
Pembukaan Konstitusi RIS, status Pancasila sebagai ideologi, dasar negara dan
sumber hukum tetap tertahan di dalam periode ini.
Bahkan perkembangan akan pemikiran mengenai Pancasila menunjukkan
suatu kemajuan di kalangan masyarakat akademis.
Masa Berlakunya UUDS 1950. Pemikiran tentang lima dasar megara ada
terdapat dalam mukaddimah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950,
namun seperti halnya dengan UUD 1945 maupun Konstitusi RIS, nama Pancasila
dalam UUDS 1950 juga tidak tercantum. Meskipun demikian, pendapat bahwa
lima dasar negara itu adalah Pancasila dalam periode ini sudah semakin
berkembang. Perumusan mengenai dasar negara tetap mencerminkan pemikiran
Ideologi Kebangsaan. Dengan demikian status Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi nasional tetap berkelanjutan.
Masa Orde Lama dalam menghadapi krisis dan permasalahan yang terjadi di
dalam Majelis Konstituante, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit
pada tanggal 5 Juli 1959 yang isinya adalah: Membubarkan
konstituante, Menyatakan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakukanya UUDS
1950, Membentuk MPRS.Dengan keluarnya dekrit Presiden merupakan sebuah
pengembalian eksistensi pancasila sebagai dasar Negara. Soekarno menetapkan
sistem demokrasi terpimpin dalam memimpin negara Indonesia yang secara prinsip
bertolak belakang dengan sila keempat Pancasila mengenai pengambilan
keputusan berdasarkan permusyawaratan perwakilan. Soekarno juga
menyampaikan sebuah konsep politik integrasi antara tiga paham dominan saat itu
yaitu nasionalis, agama, dan komunis (NASAKOM) yang kemunculannya lebih
sering dibandingkan dengan dasar negara Indonesia itu sendiri.
Masa Orde Baru. Pada masa ini pelaksanaan Pancasila dilakukan secara
murni dan konsekuen tanpa adanya penanaman ideology-ideologi lain dalam
menafsirkan Pancasila. Pada masa ini,pandangan umum mengenai Pancasila
8
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan
Sila ketiga “Persatuan Indonesia”Rakyat Indonesia adalah suatu kesatuan
dan bukan merupakan bangsa yang terpecah belah. Tentu saja persatuan rakyat
Indonesia yang bersifat positif yang harus dijunjung tinggi. Beberapa kejadian
yang mencerminkan persatuan Indonesia ialah penggalangan dana bagi bencana
alam di Indonesia ini menunjukan rakyat Indonesia saling bersatu untuk saling
membantu.
Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” memiliki nilai sebagai segala hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral
negara, moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintah negara, hukum
11
Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mimiliki nilai-nilai bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang beradab. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada budi
nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Nilai
Kemanusiaan yang Adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia
sebagai mahkluk yang berbudaya dan beradab harus adil.
Sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” memiliki nilai
keadilan distributif yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap
warganya, dalam arti negara yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasarkan atas hak dan kewajiban. Keadilan legal yaitu suatu hubungan keadilan
antara warga terhadap negara dan dalam masalah ini warga yang wajib memenuhi
keadilan untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keadilan
12
komutatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya
secara timbal balik.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika kita memahami politik ketimuran,
pancasila memberikan kita fondasi dalam memandang sistem politik, keadilan sosial
yang diajarkan pancasila, tak bisa menayamakan “perspektif kita” bahwa nilai-nilai
pancasila memiliki perbedaan dengan gagasan-gagasan “liberal”, individual sebagai
pemilik kuasa
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi dari Negara Indonesia. Sebagai ideologi, Pancasila
memiliki nilai-nilai yang mencerminkan sikap dan perilaku rakyat Indonesia. Ideologi
terbentuk melalui proses panjang karena ideologi melibatkan berbagai sumber dari
kebudayaan (sistem religi dan upacara keagamaan), sistem dan organisasi
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem
teknologi dan peralatan. Ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponen-komponen
budaya yang berasal dari sifat dasar bangsa itu sendiri , maka pelaku ideologi lebih
mudah melaksanakan karena pelaku ideologi merasa sudah akrab, tidak asing lagi dengan
nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi yang diperkenalkan dan diajukan kepada mereka.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://yulitaip.wordpress.com/2018/05/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
https://www.kompasiana.com/arifki/551fc3088133112e0d9df5aa/pertempuran-nilai-
kapitalisme-dan-pancasila