Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas makalah kuliah Pendidikan pancasila yang di


ampu oleh Nur Wachdatul Chilmy, M.Si.

Oleh

Kelompok 5:

1. LINDA SRI WAHYUNI :2203402071017


2. SILFIA ALFININDA NINGTIAS :2203402071019
3. IRFANDI :2203402071029
4. MOHAMMAT HOLIL :2203402071008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2022/2023

1
LATAR BELAKANG

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami cukup mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya tugas kami dapat terselesaikan dengan tepat waktu, Karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:

a. Orangtua dan keluarga tercinta, yang telah memberikan banyak motivasi, dorongan, serta
bantuan, baik secara materi, maupun moral.
b. Ibu Nur Wachdatul Chilmy, M.Si. yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah.
c. Serta teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika Kelas J Angkatan 2022 yang
telah memberikan semangat pada kami, selaku Kelompok 5.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam peyusunan makalah ini, kami mengharap saran dan
kritikan dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Semoga senantiasa meridhoi segala usaha kita.
.

Jember,..........................,2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I PEMBUKAAN

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ............................................................................................................... 6
1.4 MANFAAT ........................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IDEOLOGI ................................................................................. 7


2.2 MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA .............................................................. 8
2.3 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA .............................................. 10
2.4 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA ............................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN .................................................................................................. 12


3.2 SARAN .............................................................................................................. 12
3.3 DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 13

3
BAB II PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila sebagai ideologi bangsa yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana
yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang kongkret, dan oprasional aplikatif
sehingga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dinyatakan
bahwa pancasila perlu di amalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dan pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar
pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi
dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya
untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhinya dikongkritisasikan atau dijabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a) Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pan casila merupakan asas

4
kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan
lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.

b) Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar


1945.

c) Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).

d) Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung ini


yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelengga negara (termasuk para
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat yang
bunyinya sebagai berikut : Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab".

e) Merupakan sumber semangat bagi Udang-undang Dasar 1945, bagi penyelenggara


negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penye lenggara partai dan golongan
fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masya
rakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai
pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerokhanian negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang
ada dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian Ideologi?


2. Apa makna Ideolog bagi Negara?
3. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai Ideologi Negara?
4. Mengapa pancasila dinyatakan sebagai Ideologi terbuka?

5
1.3 TUJUAN

Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas makalah
ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Ideologi.


2. Untuk mengetahui makna ideologi bagi Negara.
3. Mendeskripsikan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Untuk mengetahui Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.

1.4 MANFAAT

a. penyusun
Melalui makalah ini penyusun memberikan banyak pengetahuan kepada pembaca dalam
mengetahui Pancasila sebagai Ideologi Bangsa sehingga dapat membuat makalah yang baik dan
sesuai dengan manfaat pendidikn pancasila.

a. Pembaca
Memberikan gambaran bagaimana seorang pembaca tidak hanya bisa membaca tetapi,
harus bisa dalam memahami isi dari makalah yang telah di susun.

6
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IDEOLOGI

Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' yang berarti ' gagasan, konsep, pengertian
dasar.cita-cita dan'logos ' yang berarti . ilmu'. Kata 'idea berasal dari kata bahasa Yunani 'eidos'
yang artinya 'bentuk'. Di samping ada kata 'idein yang artinya 'melihat'. Maka sccara harafiah,
ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea 'disamakan
artinya dengan 'cita-cita'. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersitat tetap yang harus
dicapai, schingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau
faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu
kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan
pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tetang idea-idea, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukanan
oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Seperti halnya Leibniz, de Tracy
mempunyai cita-cita untuk mernbangun suatu sistem pengetahuan. Apabila Leibniz
menyebutkan impiannya sebagai "one great system of truth", di mana tergabung segala cabang
ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy menyebutkan 'Ideologie', yaitu 'science of
ideas', suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai suatu khayalan belaka, yang
tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan
kenyataan (Pranarka, 1987).

Perhatian kepada konsep ideologi menjadi berkembang lagi antara lain karena pengaruh
Karl Marx. Ideologi menjadi vokabuler penting di dalam pemikiran politik maupun ekonomi
Karl Marx mengartikan ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Dalam
artian ini ideologi menjadi bagian dari apa yang disebutnya Uberbau atau suprastruktur
(bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki faktor-faktor produksi
yang menentukan coraknya, dan karena itu kebenarannya relatif, dan semata-mata hanya benar

7
untuk golongan tertentu. Dengan demikian maka ideologi lalu merupakan keseluruhan ide yang
relatif, karena justru mencerminkan kekuatan lapisan.

Seperti halnya filsafat, ideologi memiliki pengertian yang berbeda-beda. Begitu pula
dapat ditemukan berbagai definisi, batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain
disebabkan juga oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya ideologi itu
bersumber kepada suatu filsafat

Pengertian ideologi" secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut:

a) Bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan dan kemanan)


b) Bidang sosial
c) Bidang kebudayaan
d) Bidang keagamaan (Soejono Soemargono, Ideologi Pancasila sebaga Penyelman Filsafat
Pancasila dan pelaksanaannya dalam masyaraka Kita Dewasa ini, suatu makalah diskusi
dosen Fakultas Filsafat, hal 8)

Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut.

a) Mempunyai derajad yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b) Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, di perjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban (Notone goro, Pancasila Yuridis Kenegaraan, tanpa tahun, hal. 2,3).

2.2 MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA

Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya,


dalam kenyataannya senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu manusia

8
membutuhkan suatu lembaga bersama untuk melindungi haknya, dan dalam pengertian inilah
manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi
hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran pemikiran yang
secara bersama merupakan suatu orientasi yang bersifat da sariah bagi semua tindakan dalam
hidup kenegaraan.

Kompleks pengetahuan yang berupa ide-ide, pemikiran-pemikiran. gagasan-gagasan,


harapan serta cita-cita tersebut merupakan suatu nilai yang dianggap benar dan memiliki derajad
yang tertinggi dalam negara. Hal ini merupakan suatu landasan bagi seluruh warga negara untuk
memahami alam serta menentukan sikap dasar untuk bertindak dalam hidupnya. Pada haki
katnya ideologi adalah merupakan hasil refleksi manusia berkat kemam puannya mengadakan
distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi
dengan masyarakat negara. Di satu pihak membuat ideologi semakin realistis dan di pihak lain
mendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara
berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-
citanya (Poespowardojo, 1991) Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksistensi suatu
bangsa dan negara Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai to Jurya melalui
berbagai realisasi pembangunan. Hal ini disebabkan dalam ideologi terkandung suatu orientasi
praksis

Selain sebagai sumber motivasi ideologi juga merupakan sumber se mangat dalam
berbagai kehidupan negara. Ideologi akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang
bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan ideologi, karena dengan demikian ideologi
akan bersifat terbuka dan antisipatif bahkan bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu
meng adaptasi perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya. Namun jikalau perlakuan
terhadap ideologi diletakkan sebagai nilai yang sakral bahkan diletakkan sebagai alat legitimasi
kekuasaan maka dapat dipastikan ideologi akan menjadi tertutup, kaku, beku, dogmatis dan
menguasai kehidupan bangsanya. Oleh karena itu agar benar-benar ideologi mampu menampung
aspirasi para pendukungnya untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara maka ideologi tersebut haruslah bersifat dinamis, terbuka, antisipatif yang senantiasa
mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman. Inilah peranan penting ideologi
bagi bangsa dan negara agar bangsa dapat mempertahankan eksistensinya.

9
2.3 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar
pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi
dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya
untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

2.4 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ideologi terbuka


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar melainkan
digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri.
b) Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil
musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut.
c) Nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung
operasional.

10
Ideologi terbuka tidak hanya dapat dibenarkan, melainkan dibutuhkan. Kiranya dalam
semua sistem politik yang tidak ideologis dalam artian meru pakan ideologi tertutup, kita akan
menemukan bahwa penyelenggaraan ne gara berdasarkan pandangan-pandangan dan nilai-nilai
dasar tertentu ka dang-kadang dasar normatif itu tidak dirumuskan secara eksplisit. Akan tetapi
dalam kebanyakan negara, undang-undang dasar (konstitusi) memuat bagian yang merumuskan
dasar normatif itu. Dasar normatif itu dapat pula disebut dasar filsafat negara. Dan ini merupakan
kesepakatan bersama yang berlandaskan kepada nilai-nilai dasar dan cita-cita masyarakat.
Dengan demikian maka merupakan ciri ideologi terbuka yakni bahwa isinya tidak operasional. Ia
baru menjadi operasional apabila sudah dijabarkan ke dalam perangkat yang berupa konstitusi
atau peraturan perundangan lainnya. Oleh karena itu setiap generasi baru dapat menggali
kembali dasar filsafat negara itu untuk menentukan apa implikasinya bagi situasi atau zaman itu
masing masing. (Magnis Suseno, 1987). Oleh karena itu ideologi terbuka sebagai mana yang
dikembangkan oleh bangsa Indonesia senantiasa terbuka untuk proses reformasi dalam bidang
kenegaraan, karena ideologi tebuka berasal dari masyarakat yang sifatnya dinamis. Selain itu
sifat ideologi terbuka juga senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi,
pemikiran serta akselerasi dari masyarakat dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup
berbangsa dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.

11
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kata 'idea berasal dari kata bahasa Yunani 'eidos' yang artinya 'bentuk'. Di samping ada
kata 'idein yang artinya 'melihat'. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai "one great
system of truth", di mana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de
Tracy menyebutkan 'Ideologie', yaitu 'science of ideas', suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Namun Napoleon
mencemoohkannya sebagai suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Dalam
artian ini ideologi menjadi bagian dari apa yang disebutnya Uberbau atau suprastruktur
(bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki faktor-faktor produksi
yang menentukan coraknya, dan karena itu kebenarannya relatif, dan semata-mata hanya benar
untuk golongan tertentu. Dengan demikian maka ideologi lalu merupakan keseluruhan ide yang
relatif, karena justru mencerminkan kekuatan lapisan. Seperti halnya filsafat, ideologi memiliki
pengertian yang berbeda-beda. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan
dunia pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, di perjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban (Notone goro, Pancasila Yuridis Kenegaraan).

3.2 SARAN

Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu
Pancasila karena pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.
Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar materi “Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa” yang baik dalam Penidikan Pancasila agar dapat dipahami dan dapat di praktekan dalam
kegiatan belajar sehari-hari.

12
3.3 DAFTAR RUJUKAN

Ihza Mahendra Yusril, 1999, Ideologi dan Negara , dalam Gazali. "Yusril

Ihza Mahendra Tokoh Intelektual Muda, Rajawali, Jakarta.

Poespowardoyo Soeryanto,1991, Pancasila Sebagai Ideologi Ditinjau Dari Segi


Pandangan Hidup Bersama, Dalam "Pancasila Sebagai Indonesia", BP-7 Pusat,
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai