Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DISUSUN OLEH :
JOVANKA ISYA JACKSALANTA
NIM. 2022132017

PRODI FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA
YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara ..................................................... 5
B. Perumusan-Perumusan Pancasila ................................................................. 7
C. Pengertian Ideologi Pancasila ...................................................................... 9
D. Asas Yang Membentuk Ideologi Pancasila................................................ 10
E. Makna Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup ........................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghadapi Era Globalisi yang semakin maju ini. Pastinya bangsa
dan negara Indonesia yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah
terkecohkan olehk erasnya masalah kehidupan berbangsa dan bernegara,
tentunya perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan
kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan negara akan dihadapi dengan makin
maraknya budaya asing yang masuk ke dalam negara indonesia, makin
banyaknya terorisme, komunisme dan fundalisme yang makin
membahayakan bagi negeri ini. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan
harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan
identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pentingnya Pancasila sebagai Ideologi yang
membangun kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu kita warga negara
indonesia jangan pernah lupa untuk megaplikasikan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.
Dari sinilah kita sepatutnya memahami dan mengamalkan ideologi
Negara kita, karena dengan ideologi yang kita milikilah kita memiliki cirri
tersendiri dari Negara lain. Meski dengan berkembangnya zaman dan
teknologi yang pesat, diharapkan kita para generasi penerus bangsa tetap
berpegang teguh pada ideology Negara kita. Kita boleh mempelajari
ideologi yang dimiliki oleh Negara lain, tapi kita jangan sampai melupakan
ideologi Negara kita sendiri, yang mana itu merupakan identitas dari diri
dan juga Negara kita. Jadi ideologi Negara lain yang kita pelajari tadi jangan
kita terapkan dinegera kita, karena kita sudah mempunyai ideologi yang
harus dipahami, dilaksanakan dan dipertahankan keberadaannya yaitu
ideologi pancasila.

3
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara ?
2. Perumusan-Perumusan Pancasila ?
3. Pengertian Ideologi Pancasila?
4. Asas Yang Membentuk Ideologi Pancasila ?
5. Makna Ideologi Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia ?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini di susun agar para pembaca bisa mengetahui tentang
pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, dan dengan
adanya makalah ini dapat di harapkan kepada para pembaca untuk
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
baik, menjadi pengetahuan yang umum bagi kita sebagai warga negara
bangsa Indonesia dan sebagai satu syarat untuk mendapatkan nilai Tugas
Pertama Pendidikan Pancasila.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari
segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian
Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam
Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran,
meliputi :
1. Suasana kebatinan dari UUD 1945.
2. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis)
3. Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan
pemerintah dll, penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur, bunyinya sebagai berikut : “ Negara berdasarkan atas
ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
4. Merupakan sumber semangat dengan perkembangan zaman dan
dinamika masyarakat dengan semangat yang bersumber pada asas
kerokhanian negara, sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika
masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan di arahkan atas
kerohanian negara.
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di
tegaskan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945
: “ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu undangundang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang
Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya”

5
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara”
mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau
berkata : “saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya

6
anggap sebagai dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan
Bahasa jerman : “satu Weltanscahauung di atas mana kita meletakkan
Negara Republik Indonesia” Awal pembentukan pancasila sebagai dasar
negara yaitu, Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Pancasila ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Lima keutamaan penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945.
Pemahaman kembali sejarah lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia
merupakan hal yang penting dalam memahami Pancasila sebagai sebuah
ideologi. Pada tanggal 1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia
merupakan dua tanggal yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga
bagi berkembangnya Pancasila sebagai ideologi Negara RI. Sesuai fakta
pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai tanggal terbentuknya Pancasila,
bahwa sesungguhnya pada 1 Juni 1945 Bung Karno bukanlah pencetus
maupun pencipta Pancasila, ia hanyalah membantu mengingat kembali
ideologi yang sudah lama berkembang di kehidupan masyarakat Nusantara
sejak zaman dahulu kala. Fakta ini memiliki bahwa Pancasila terbentuk jauh
dari sebelum 1 Juni 1945.
B. Perumusan-Perumusan Pancasila
Lahirnya Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku
anggota “Dokuritsu Zunbi Tyoosakai” atau Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diucapkan pada sidangnya yang
pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya
Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar

7
badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang
akan merdeka itu.
Pada bagian pidato itu disebutkan :
“ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4
prinsip, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Susunan rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam
bentuk Pancasila (lebih dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya diubah
lagi menjadi Pancasila II. Rumus Pancasila II ini atau lebih dikenal dengan
Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik mengenai
kalimatnya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila pertama atau biasa di
sebut dengan Pan casila Bung Karno tanggal 1 Juni 1945. Pada rumus
Pancasila pertama, Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima, sedangkan
pada Rumus Pancasila kedua setelah pancasila pertama, ke-Tuhanan ada
pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat dalam piagam jakarta–
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang berada pada
sila pertama, kalimatnya sangat berubah sekali menjadi Persatuan Indonesia
pada Rumus Pancasila II, dan tempatnya pun berubah yaitu pada sila ketiga.
Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau peri
kemanusiaan, yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya pada Rumus Pancasila I,
Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga, redaksinya berubah
sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dan menempati sila keempat. Dan juga pada Rumus Pancasila I,

8
kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat, baik redaksinya, maka
Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai pengertian yang jauh
berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.
Pada isi piagam Jakarta diubah pada sila pertama menjadi
menghilangkan anak kalimat“ dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya”. Landasan Hukum Pancasila sebagai Ideologi
Nasional Indonesia.
C. Pengertian Ideologi Pancasila
Pertama kali idiologi dikenalkan oleh filsuf Prancis yaitu Destutt de
Tracy pada tahun 1796. Idiologi berasal dari bahasa Prancis yaitu idéologie,
merupakan gabungan 2 kata yaitu, “idéo” yang mengacu kepada gagasan
dan “logie” yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk
menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam
pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal
usul dan hakikat ide atau gagasan.
Berikut beberapa pengertian ideology menurut para ahli :
1. Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan
gagasangagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial,
suatu bangsa atau suaturas tertentu.
2. Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-
gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan
negara.
3. Destut De Traacy istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut
de Tracytahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
4. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni : Ideologi secara
fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara.

9
D. Asas Yang Membentuk Ideologi Pancasila
Berdasarkan nilai – nilai yang membentuk pancasila maka bangsa
Indonesia ber-Pancasila dalam tiga asas atau “Tri Prakara” yang rinciannya
sebagai berikut : (Notonagoro,1975: 16,17)
1. Bahwa unsur – unsur pancasila sebelum disahkan secara yuridis sudah
memiliki unsur – unsur berupa asas adat – istiadat dan kebudayaan
dalam arti luas (Pancasila Asas Kebudayaan).
2. Demikian dengan unsur agama yang telah ada dalam kehidupan sehari -
hari bangsa Indonesia, nilai – nilai religius (Pancasila Asas Religius).
3. Dari berbagai unsur yang ada tadi diolahlah rumusan tentang idiologi
bangsa Indonesia oleh BPUPKI dan panitia Sembilan yang akhirnya
disahkan oleh PPKI sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia yang
terwujud sebagai pancasila (Pancasila Asas Kenegaraan).
E. Makna Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
1. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat
diartikan juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi
yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya
dinamika secara internal.

Ciri-ciri ideologi terbuka adalah:


a. Merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah).
Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan
kesepakatan masyarakat
b. Tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat
sendiri, Ia adalah milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan
ditemukan dalam kehidupan mereka

10
c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru
dapat dan perlu menggali kembali falasafah tersebut dan mencari
implikasinya dalam situasi kekinian mereka.
d. Menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab
sesuai dengan falsafah itu.
e. Menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat
yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan
sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh
dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah
jadi dan harus dipatuhi.

Ciri-ciri ideologi tertutup adalah:


a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar
untuk mengubah masyarakat
b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya
itu akan dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma,
dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan
ideologi tersebut
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang
kehidupan. Karena itu, ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat
berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan; sebab, kedua
bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi
perilaku masyarakat
d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak
dihormati

11
e. Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan
untuk berkorban bagi ideologi tersebut.
f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan -
tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya ideologi bagi sebuah Negara saat sebuah Negara
dibentuk dan dijalankan agar mempunyai arah dan tujuan yang akan dicapai.
Dan Negara tersebut nyaman dan layak untuk didiami karena mampu
memakmurkan bagsanya. Dimana ideologi yang digunakan mengandung
hal – hal yang bertujuan baik untuk bangsa negaranya. Begitu pula Ideologi
Pancasila Negara kita yang mewakili apa yang kita inginkan ada dan
tercapai dinegara kita. Maka dari itu kita wajib menjaga keabsahannya dan
memahami serta mengamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga
benar –benar menjadi suatu landasan yang dilaksanakan bukan sesuatu yang
hanya dijadikan sebagai wacana.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi para
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang membangun kami akan dengan
senang hati menerimanya, demi kebaikan makalah kami berikutnya. Dan
apabila ada salah kata atau penulisan kami mohon maaf.

13
DAFTAR PUSTAKA

H, Subandi, Al-Marsudi, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 Dalam


Perakdima Refarmasi Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi Aksara, 1983.
Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius, 1993
Noor Syam, Muhammad.2000. Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia.
Malang : Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang.
M. Setiadi, Elly. 2005. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Parji.2010.Pendidikan Kewarganegaraan, Madiun : LE-Swastika Press.
Pryo, Parji, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila Untuk Kalangan Sendiri. Madiun.
Winarno, Dwi. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewargaan. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://Hendraabisgaul.Blogspot.com/2010/04/ Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa.

14

Anda mungkin juga menyukai