Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LAHIRNYA PANCASILA
“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila dengan dosen Muhammad Bahlian, S.H, M.H”

Disusun oleh :
Septia Harliansyah 190504050

Dosen Pengampu :
Muhammad Bahlian, S.H, M.H

UNIVERSITAS SAMUDRA
TEKNIK INFORMATIKA
2019 - 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sanjungkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya  dapat
menyelesaikan MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA yang berjudul
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA ini tepat pada waktunya.

Makalah ini saya susun berdasarkan dengan pengetahuan yang saya


dapatkan dari membaca beberapa buku tentang pancasila. Oleh karena itu, saya
menyusun makalah ini agar saya lebih memahami sejarah lahirnya pancasila.

 Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan
demi perbaikan makalah ini.

Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca yang budiman.

Langsa, 30 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. TUJUAN PENULISAN................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara.......................................3

B. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional..........................................4

C. Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia..............................................5

D. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :..........10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima
sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Pemahaman kembali sejarah lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia


dimanapun merupakan hal yang penting dalam memahami makna Pancasila
sebagai sebuah ideology. 1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia
merupakan dua tanggal yang memiliki nilai histori yang berarti bagi maju
berkembangya Pancasila sebagai ideology Negara RI. Sesuai fakta yang ada
bahwa 1 Juni diperingati sebagai tanggal lahirnya Pancasila, betapapun bahwa
sesungguhnya pada 1 Juni 1945 Bung Karno bukanlah penemu maupun pencipta
Pancasila, ia hanyalah PENGGALI kembali ideology yang sudah lama ada di
kehidupan masyarkat Nusantara sejak dahulu kala. Fakta ini memiliki makna
bahwa Pancasila lahir jauh sebelum 1 Juni 1945. Untuk mengetahui latar belakang
atau sejarah Pancasila dijadikan ideologi atau dasar negara yaitu:

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa


Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau
berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang.
Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan
penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan
besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate,
dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan
perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini
adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan

1
kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan
Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama
ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka nanti.

B. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini saya susun dengan tujuan sebagai berikut :

 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara


 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
 Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia
 Dimensi Pancasila Selaku Ideologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara

Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia


(NKRI)adalah sebagai dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan
Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan sebagai berikut :…”maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

Kata “berdasarkan” tersebut secara jelas menyatakan bahwa Pancasila


merupakan dasar dari NKRI.  Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini
merupakan kedudukan yuridis formal oleh karena tertuang dalam ketentuan
hukum negara, dalam hal ini UUD 1945 pada Pembukaan Alenia IV. Secara
historis pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri
bangsa (the founding fathers)  itu dimaksudkan untuk menjadi dasarnya Indonesia
merdeka.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan
bernegara. Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi
pedoman normatif  bagi penyelenggaraan bernegara.

Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan


penyelenggaraan pemerintah negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan
bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan, dan
nilai Keadilan.

3
B. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Ideologi berasal dari kata ideo artinya cita-cita,gagasan,konsep pengertian
dasar, cita-cita. dan logyberarti: pengetahuan, ilmu dan paham. Dalam pengertian
sehari-hari, idea disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu
sekaligus merupakan dasar atau pandangan/paham. Hubungan manusia dan cita-
ctanya disebut dengan ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-
nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai
nilai-nilai tersebut. Ideologi yang pada mulanya berisi seperangkat gagasan, dan
cita-cita berkembang secara luas menjadi suatu paham menngenai seperangkat
nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
menjadi pegangan hidup.

Adapun ideologi negara itu ternasuk dalam golongan pengetahuan sosial,


dan tepatnya dapat digolongkan kedalam ilmu politik atau political sciences
sebagai anak cabangnya. Bila kita terapakan rumusan ini pada Pancasila dengan
definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah hasil usaha
pemikiran manusia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau
menggangggap suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan
waktu. Hasil pemikiran manusia Indonesia yang sungguh-sungguh secara
sistematis radikal itu kemudian dituangkan dalam suatu rangkaian kalimat yang
mengandung satu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar,
asas dan pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka
perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama  Pancasila.

4
C. Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat,


adil dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita 
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD
1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan


UUD 1945. Secara rinci sbagai berikut :

1. Melindungi seganap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.


2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social

Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia


yang damai , demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cita tanah
air, berkesadaran hukum dan lingkungan, mengausai ilmu pengetahuandan
teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.

Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari
limasila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengetahui latar belakang atau sejarah Pancasila
dijadikan ideologi atau dasar negara coba baca teks Proklamasi berikut ini.

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsaIndonesiabelum merdeka.


BangsaIndonesiadijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang
menjajah atau berkuasa diIndonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris,
dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum

5
kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat
kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak,
Mataram,Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut,
bangsaIndonesiaselalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan
bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsaIndonesia dalam
mengusir penjajah.

Dalam hal ini, Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu
mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya
tanggal 8 Maret.

Sejak saat ituIndonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang
tidak terlalu lama mendudukiIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai
kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsaIndonesiaagar
bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan
janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana
Menteri Kaiso pada tanggal7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini
adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan
kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaanIndonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan


mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam
sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara
untukIndonesiamerdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang
berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang
masing-masing mengusulkan calon dasar negara untukIndonesiamerdeka.

6
Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang
terdiri ataslimahal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang
juga terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan,
dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1
Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yaitu:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung
Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila,
yaitu:

1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

7
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu
Gotong Royong.

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno
BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis
paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil
ini terdiri atas delapan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil,
dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-
Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:

1. Ir.Soekarno.
2. Drs. Muh. Hatta.
3. Mr. A.A. Maramis..
4. K.H. Wachid Hasyim.
5. Abdul Kahar Muzakkir.
6. Abikusno Tjokrosujoso.
7. H. Agus Salim.
8. Mr. Ahmad Subardjo.
9. Mr. Muh. Yamin.

8
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar,
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal
9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada
tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak
saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara
utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum


mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi  Kemerdekaan.Ada utusan
dariIndonesia bagian timur yang mengutusnya.

Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea


keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika
tidak maka rakyatIndonesiabagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara
RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada
sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain
kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan.
Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan
kesatuan bangsa.

9
D. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa
Dimensi :

a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-


harapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai
masyarakat.
b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya,
yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang
bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-
aturan yang harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan
demokratis.

Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh,
sehingga pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung di dalamnya. 

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang


memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan YME sehingga atheis tidak berhak
hidup di bumi Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu
derajat, sama hak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai.
3. Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam
memerangi penjajah dan bersatu dalam mengembangkan negara
Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan,mengandung nilai kedaulatan berada di

10
tangan rakyat atau demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional
yang rill dan wajar.
5. Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap
adil, menghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang
menjadi kemakmuran masyarakat secara menyeluruh dan merata.

11
BAB III
PENUTUP
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kengaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang
menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

Perumusan pancasila dilakukan oleh para pendiri Negara melalui proses


yang panjang dan melelahkan. Mereka berjuang sekuat tenaga dan fikiran demi
terwujudnya ideology dasar Negara Republik Indonesia. Jadi, sebagai warga
Negara Indonesia kita wajid mengamalkan sila-sila yang terkandung dalam
pancasila di kehidupan sehari-hari. Pancasila digali dari jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia. Oleh sebab itulah pancasila dijadikan dasar Negara/ideology
bangsa Indonesia.

Suatu bangsa tidak akan berdiri kokoh tanpa Dasar Negara yang
kuat.Dengan Dasar Negara suatu bangsa tidak akan terombang-ambingkan dalam
menghadapi berbagai permasalahan baik dari dalam maupun luar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Farhan, Junaidi. "Sejarah Lahirnya Pancasila (Sebagai Ideologi & Dasar Negara)."
dalam http://kompasiana. com, diakses pada 13 (2015).

Saafroedin Bahar (ed). (1992) Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 29 Mei 1945-19


Agustus 1945. Edisi kedua.Jakarta:SetNegRI
Winarno, S.PD, M.Si, Paradigma Baru : Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi
Aksara. Jakarta : 2007.

Winarno, S.PD, M.Si, Paradigma Baru : Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi


Aksara. Jakarta : 2007

13

Anda mungkin juga menyukai