Dosen Pengampu :
Nasrul Wahyu Suryawan, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Fatma Nur Sholikhah (20)
2. Tata Ayu Nurindahsari (38)
Penyusun
DAFTAR ISI
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Beratus- ratus tahun bangsa Indonesia dalam pejalanan hidupnya
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka, mandiri, serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam
filsafat hidup bangsa. Setelah melalui proses yang panjang, yang di
dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain, yang kemudian dirumuskan menjadi lima prinsip
yang kemudian dikenal diberi nama pancasila. Yang dari itu dapat
diketahui bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
2. Landasan Kultural
Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ada
suatu asas kultural yang melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai
kultural ini diangkat melalui roses refleksi filosofis para pendiri negara
seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soeomo, serta para tokoh lainnya.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di perguruan
tinggi tentang Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 1ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa
Pancasila merupakan sumber hukum pendidikan nasional.
4. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan
filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan keharusan
untuk selalu merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan. Seperti
aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila
termasuk pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional,
ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan
keamanan.
B. Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan ancasila bertujuan menghasilkan masyarakat yang
berperilaku bertanggung jawab atas apa yang dikehendaki hati nuraninya,
mampu mengenali masalah hidup serta cara pemecahannya, mengenali
perkembangan zaman, dan mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai
budaya bangsa. Yang terpenting adalah masyarakat diharapkan mampu
memahami, menganalisis, dan menjawab permasalahan bangsanya.
C. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah
Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat
ilmiah, seperti yang dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam
buku Tahu dan Pengetahuan yang merinci:
1. Berobjek
Syarat pertama suatu pengetahuan disebut ilmiah adalah harus
memiliki objek, oleh karena itu pembahasan pancasila secara ilmiah
harus memiliki objek. Dan objek dari pembahasan Pancasila adalah
bangsa Indonesia itu sendiri.
2. Bermetode
Untuk mendapat kebenaran yang bersifat objektif diperlukan suatu
metode. Salah satu metode pembahasab Pancasila adalah
metode analitico syntetic yaitu suatu perpaduan metode analisis dan
sintetis
3. Bersisitem
Pembahasan Pancasila sebagai suatu sistem yaitu pada Pancasila itu
sendiri sebagai objek pembahasan ilmiah bersifat runtut, tanpa adanya
pertentangan, sehingga sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan
yang sistemik.
4. Bersifat Universal
Nilai-nilai Pancasila itu harus bersifat universal yang artinya
kebenarannya itu tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, kondisi,
maupun jumlah tertentu.
BAB I Pendahuluan
Pancasila telah menjadi bagian dari pasang surut sejarah politik bangsa.
Politik aliran era demokrasi parlementer membawa bangsa ini dalam kontestasi
ideologis yang penuh instabilitas politik disertai dengan munculnya
pemberontakan daerah. Langkah Bung Karno mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 menjadi momentum dimana Pancasila diteguhkan kembali sebagai
Dasar Negara. Tantangan kembali muncul ketika PKI dengan komunisme yang
anti Pancasila mulai memperluas pengaruh, memanfaatkan arah politik luar negeri
Indonesia dalam suasana revolusioner menentang kembalinya nekolim.
Puncaknya adalah meletusnya G30S/PKI 1965, suatu upaya perebutan kekuasaan
secara tidak sah, sekaligus subversi ideologis terhadap Pancasila sebagai Dasar
Negara. Meski demikian, perjuangan dan kebulatan tekad dari seluruh kekuatan
politik bangsa berhasil membendung upaya subversi ideologis tersebut dan
menegakan Pancasila sebagai Dasar Negara. (liputan 6.com)
1.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Buku Pendidikan Pancasila karangan Prof. Dr. H. Kaelan, M. S membahas
tetang kondisi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dewasa ini. Serta
penyimpangan implementasi Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
menimbulkan gerakan reformasi di Indonesia. Sehingga terjadilah suatu
perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang terutama bidang kenegaraan,
hukum maupun politik. Dan buku ini sangat menarik dan sangat bagus. Bahasa
yang digunakan juga mudah untuk dipahami oleh masyarakat umum dan
khususnya untuk mahasiswa. Dari buku ini dapat diambil suatu pesan bahwa
perlunya kita untuk menerapkan atau mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat memahami arti dari sila-sila pancasila
yang sesungguhnya.