MENEMPATKAN PANCASILA
DALAM KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN
Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Disusun oleh
Nadya Nurrabani
NIM
43131310210008
Dosen Pengampu
Bpk. Ahmad Kurnia, S.Pd, M.M.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat kesehatan jasmani dan juga rohani sehingga kita
masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat serta salam kira
curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan resume buku tepat waktu. Dengan judul buku
MENEMPATKAN PANCASILA DALAM KONTEKS KEISLAMAN DAN
KEINDONESIAAN.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
terlibat. Dan penulis memahami jika resume ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan dan kami
terima guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
LANDASAN, TUJUAN, DAN KOMPETENSI PENDIDIKAN
PANCASILA
1.1 Landasan Pendidikan Pancasila
1.2 Tujuan Pendidikan Pancasila
1.3 Kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Pancasila
BAB 2
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
2.1 Perkembangan Unsur-Unsur Pembentuk Nilai-Nilai Pancasila
2.2 Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
2.3 Dinamika Pelaksanaan Pancasila sebagai Dasar Negara
BAB 3
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
3.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Berfikir Kefilsafatan
3.2 Pengertian Sistem dan Unsur-Unsurnya
3.3 Pendekatan studi Pancasila dari sudut pandang Filsafat
BAB 4
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
4.1 Pengertian dan Arti Penting Ideologi Bangsa dan Negara
4.2 Macam-Macam Ideologi di Dunia
4.3 Posisi dan Peran Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
BAB 5
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
5.1 Pengertian Etika, Etika Politik dan Pancasila Sebagai Sistem Etika
5.2 Pancasila sebagai Etika Politik dan Nilai-Nilai Etika yang Terkandung di
Dalamnya
5.3 Implementasi Pancasila sebagai Etika Politik
BAB 6
PANCASILA DlM KONTEKS KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA
6.1 Kedudukan Pancasila sebagai Sumber Tertib Hukum Ketatanegaraan RI
6.2 Pembukaan UUD 45 dan Kedudukannya dalam Tertib Hukum Indonesia
6.3 Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sesudah Amandemen UUD 1945
BAB 7
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA
7.1 Pengertian Paradigma
7.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
7.3 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi
7.34 Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan Kampus
IDENTITAS BUKU
b. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin pada Permulaan pidato
dalam Sidang Badan Penyelidik, antara lain mengatakan sebagai berikut:
“...Kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahan yang menjadi dasar dan
susunan Negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan, yang
telah diakui dan telah dibela oleh rakyat Indonesia dengan korban darah
daging sejak beratus-ratus tahun ...” (Naskah Persiapan UUD 1945).
e. Ir. Soekarno dalam pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan
Penyelidik antara lain menyebutkan bahwa yang diminta oleh Ketua
Badan Penyelidik agar sidang mengemukakan Dasar Indonesia Merdeka
yaitu Philosofische Grondslag dari Indonesia Merdeka. Selanjutnya beliau
memberi nama Philosofische Grondslag atau Dasar Falsafah Negara
Indonesia Tersebut “Pancasila”.
Pancasila tidak lain adalah asas-asas moral atau budi pekerti rakyat yang dijadikan
pandangan hidup dan kemudian dimurnikan dan dipadatkan menjadi Dasar
Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.
1.1.4 Landasan Filosofi
Secara intrinsik nilai-nilai Pancasila berwujud dan bersifat filosofis dan
secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa
Indonesia. Nilai-nilai (tata nilai) itu tidak lain adalah merupakan kebulatan ajaran
tentang berbagai segi bidang kehidupan suatu masyarakat/bangsa dalam ha1 ini
bangsa Indonesia.
Tata nilai suatu bangsa dipengaruhi oleh potensi, kondisi bangsa, kondisi
alam, dan cita-cita manusianya. Oleh karena itu, lebih lanjut ajaran filsafat itu
sedemikian kuat mempengaruhi alam pikiran manusia berupa filsafat hidup,
filsafat negara, etika, logika dan sebagainya. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, diakui bahwa nilai-nilai Pancasila adalah pandangan hidup (filsafat
hidup) yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia. Nilai Pancasila dianggap
nilai dasar dan puncak budaya bangsa sebagai hasil perenunganlpemikiran yang
sangat mendalam. Oleh karenanya nilai tersebut diyakini sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa. Sedemikian mendasarnyanilaiitudalam menjiwaidan
memberikan watak (kepribadian, identitas) bangsa sehingga pengakuan atas
kedudukan Pancasila sebagai filsafat adalah wajar.
Pemikiran berikutnya adalah bagaimana membudayakan, melestarikan
hasil puncak perenungan dan pemikiran mendalam itu agar lestari di bumi
Indonesia. Sementara itu, kondisi alam, kondisi bangsa terus berubah dan
berkembang. Jawaban filosofisnya adalah perlu ada pemikiranlkajian yang terus
menerus terhadap puncak budaya itu, khususnya melalui Pendidikan Pancasila.
Konsekuensinya, pendidikan Pancasila secara filosofis sangatlah 'logis dan
strategis sebagai landasan untuk mengkaji, mengembangkan, melaksanakan dan
mengamankan Pancasila. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila yang bersifat
abstrak akan lebih memungkinkan dan memiliki peluang untuk dapat
dikongkritkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
1.2 TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
1.2.1 Tujuan Nasional Bangsa Indonesia
Proklamasi kemerdekaan negara Indonesia berarti menggumumkan kepada
dunia dan bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia telah menjadi negara yang
merdeka dan dan berdaulat titik kemerdekaan bangsa Indonesia tidak berarti
bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki tujuan bahkan sebaliknya dengan
kemerdekaan bangsa Indonesia ingin melaksanakan tujuan nasional yang diemban
oleh kemerdekaan itu.
Tujuan nasional bangsa Indonesia dituangkan secara jelas dan gamblang
dalam pembukaan UUD 1945 titik tujuan nasional tersebut adalah:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
2.1.2 Unsur Nilai Pancasila pada Zaman Pengaruh Kebudayaan Hindu dan
Budha
Dengan pengaruh agama Hindu, orang Indonesia mengalami
perkembangan mereka secara lebih nyata memuja kekuatan yang mengatasi
persoalan manusia titik yang tidak lagi tanpa bentuk tetapi sudah tampak seperti
Brahma, Wisnu, dan Siwa atau Adi Buddha dalam paham Budha.
Pergaulan antar bangsa yang makin intensif antara lain dengan orang India
dan Cina menunjukkan kemanusiaan yang makin berkembang titik orang
Indonesia menerima kehadiran orang asing untuk berkarya di sini. Kemudian juga
terjadi perkawinan antar bangsa. Orang dari daerah bahkan negeri lain dapat
diterima menjadi raja.
Pengaruh Hindu menyebabkan timbulnya ikatan masyarakat baru yaitu
kerajaan titik ikatan warga masyarakat diperluas sedangkan ikatan dengan tanah
diperkuat. Batas wilayah kerajaan lebih nyata daripada batas wilayah kesukuan
pada masa sebelumnya. Meskipun kedudukan orang yang satu dibatasi oleh aturan
sosial tertentu yaitu kasta, akan tetapi musyawarah masih dijalankan.
Keberadaan orang Indonesia bersama orang dari luar khususnya Cina,
penganut agama Hindu dan Buddha memperlihatkan sikap persaudaraan mereka.
Begitu juga yang terjadi di daerah yang berdekatan atau malah dalam satu daerah
(negara). Mereka memperlihatkan adanya toleransi si antarpenduduk titik ini
terlihat dari letak bangunan Hindu dan Buddha yang berdekatan juga terlihat arah
sinkretisme antara kedua agama tersebut seperti yang tergambar dalam relief
Candi Borobudur dan mendut.
a. Orde Pengoreksi
Orde baru secara resmi lahir pada tanggal 11 Maret 1966 bertekad
untuk melakukan koreksi total terhadap penyelewengan
penyelewengan dan penyimpangan penyimpangan yang dilakukan
pemerintah Orde Lama.
b. Orde Konstitusional
Dalam masa pemerintahan Orde Lama, Pancasila dan UUD 1945
tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen sehingga merusak
kehidupan bangsa dan negara.
c. Orde Pembaruan
Salah satu tekad Orde Baru adalah mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan. Sedangkan pembangunan dapat berjalan dengan baik,
jika didukung adanya stabilitas nasional (stabilitas politik maupun
stabilitas ekonomi).
b. Objek Formal
Merupakan cara pandang seseorang terhadap objek material
tersebut. misalnya dari sudut pandang nilai (bidang aksiologi),
sudut pandang pengetahuan (bidang epistemologi)
3.3.2 Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang ilmu
pengetahuan. Dalam mencari dan menemukan Kebenaran ada beberapa teori,
diantaranya:
a. Teori kebenaran/koherensi: dikatakan benar Apabila ada keruntutan antara
data dan fakta
b. Teori kebenaran korespondent: dikatakan benar apabila antara data dan
fakta cocok atau bisa dibuktikan
c. Teori kebenaran pragmatis: dikatakan benar Apabila ada kegunaannya
atau memberikan manfaat
d. Teori kebenaran consensus 2 kebenaran diperoleh atas dasar kesepakatan
bersama
e. Teori kebenaran empiris 2 kebenaran diperoleh atas dasar pengalaman
3.3.3 Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang nilai titik sesuatu
dikatakan bernilai karena bermanfaat benar, baik atau religius. Dalam konteks
aksiologis, Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung nilai manfaat yaitu
untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku bangsa
4.2.3 Komunisme
Menurut teori aslinya sosialisme dan komunisme tidak akan mungkin bisa
muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan ekonominya belum begitu
maju
4.2.4 Fasisme
Istilah fasisme dikembangkan dari istilah "fasces" yang merupakan simbol
kekuasaan pada zaman Romawi kuno. Di Italia dikenal pula istilah "fascio"
dengan arti dan konotasi yang sama. tetapi sebelum itu, telah dikenal istilah
"fasci” yang seringkali diartikan sebagai kelompok politik yang memperjuangkan
tujuan-tujuan tertentu.
- Kualitas judul buku cukup menarik untuk dibaca. Layout buku standar
layaknya buku bacaan yang lain. Tidak terlalu menarik tetapi tidak juga
mengganggu saat membaca buku
Referensi