Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Drs, Agus Gunawan, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Hilda Nuryadi (20231510170)


2. Ifa Ghaida W. (20231510118)
3. Indriyani (20231510159)

PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami pamjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
taufiknya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

Makalah ini dapat dibuat sebagai tugas sehari-hari dalam rangka memenui tugas mata
kuliah pancasila dan sebagaibahan pembelajaran di kelas.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan kata atau kaliat serta tata letak dalam tulisan
ini tentunya banyak kekurangan dan kesalahan, baik kata ataupun kalimat diksi. Demi
kebaikan dan kesempurnnaan makalah ini, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari para dosen pendukung dan teman-teman. Dan akhirnya semoga dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umunya.

Kuningan, 22 oktober 2023

Penulis

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR...............................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................II
ABSTRAK..................................................................................................III
BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang Pancasila..................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................3
1.1Pengertian Pancasila.........................................................................3
1.2Sejarah Lahirnya Pancasila...............................................................4
KESIMPULAN..........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................6

ii
Abstrak

Tulisan ini bertujuan mengkaji sejarah perumusan pancasila menjadi azas dasar falsafah
negara dan pemersatu bangsa. Metode yang digunakan adalah studikepustakaan, yaitu
rangkaian kegiatan mencari, membaca, mencatat, menelaah laporan-laporan, dan bahan
pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam mengungkapkan
peristiwa masa lampau. Hasil kajian menunjukan bahwa kemerdekaan yang di raih oleh
bangsa indonsia bukanlah hadiah dari belanda ataupun jepang kemerdekaan diraih melalui
perjuangan panjang penuh liku-liku dengan pengorbanan harta benda, jiwa, dan raga. Pada
17-08-1945 merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa. Kemerdekaan secara de facto
belum cukup, dukungan dan pengakuan dunia internasional (de yure) sangat dibutuhkan.
Salah satu syarat untuk diakui oleh dunia internasional, bahwa negara merdeka itu wajib
memiliki dasar negara dan UUD negara. Perumusan pancasila sebagai calon dasar negara
imulai melalui sidang BPUPKI. Usulan calon dasar negara telah disampaikan oleh tokoh-
tokoh dihadapan sidang pertama BPUPKI. Pada sidang kedua disampaikan hasil rumusan
pancasila oleh paniti sembilan yang lazim dikenal sebagai piagam jakarta. Susunan pancasila,
terutama sila pertama, dalam piagam jakarta diusulkan untuk diganti, sehingga menjadi
“ketuhanan yang maha esa”. UUD 1945 dan pancasila disahkan oleh ppki menjadi dasar
negara pemersatu, dan rumah bersama bangsa indonesia.

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran cita-cita moral yang meliputi kejiwaan
yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat
dikembangkan keselarasan dan keseimbangan yang baik dalam hidup manusia sebagai jati
diri dan jiwa kepribadian bangsa Indonesia.

Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yaitu terdapat dalam buku
karangan Empu Panca yang berjudul “Negara Kertagama” dan dalam buku “Sutasoma’
karangan Empu Tantular. Istilah Pancasila yang terdapat dalam buku Sutasoma dan buku
Negara Kertagama dimaknai sebagai lima kaidah tingkah laku utama bagi pemeluk agama
Budha, yaitu tidak boleh membunuh, tidak berzina, tidak mencuri, tidak mabuk-mabukan
dan tidak berbohong. Pengamalan ajaran Pancasila dengan baik dan benar merupakan
sebuah kewajiban yang harus dilakukan bagi pemeluk agama Budha.

Eksistensi Pancasila sebagai dasar negara termuat dalam Pasal 1 ayat 2


UUD 1945 yang menjelaskan hubungan Pancasila tepatnya sila ketiga dengan bentuk
negara yang dianut oleh Indonesia sebagai negara kesatuan. Pancasila memang pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan dari situasi menjelang lahirnya negara Indonesia yang
merdeka. Setelah mengalami pergulatan pemikiran, para pendiri bangsa akhirnya sepakat
dengan lima pasal yang kemudian dijadikan sebagai landasan hidup dalam berbangsa dan
bernegara.

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila


merupakan karunia yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia.
Pancasila menjadi sumber cahaya bagi seluruh bangsa Indonesia dalam membangun
peradaban bangsanya di masa-masa selanjutnya. Dalam membangun bangsa, Pancasila
merupakan sumber energi sebagai kekuatan dan sekaligus sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Penentuan siapa yang merumuskan pertama Pancasila mungkin akan dengan mudah
memancing perdebatan. Di antara elemen-elemen (oknum ) yang secara terus-menerus
menggugat berpendapat bahwa penggali Pancasila adalah Mr. Muh. Yamin, dengan
alasan bahwa tiga hari sebelum pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Mr. Muh. Yamin pada 29
Mei 1945 telah menyampaikan suatu pidato yang memuat kelima sila tersebut.

Selain itu, Ada juga yang berpendapat bahwa yang lahir pada 1 Juni 1945 adalah nama
Pancasila, alasannya bahwa kelima sila itu sesungguhnya sudah ada sejak jaman nenek
moyang bangsa ini ada, sehingga tidak mungkin lagi dikenali hari lahirnya. Sementara itu
ada juga yang berpendapat bahwa Mr. Muh. Yamin dan Mr. Soepomo adalah penggali
Pancasila, alasannya kedua tokoh ini telah menyampaikan lima pokok pikiran di depan
sidang BPUPKI. Selain itu bahkan ada yang berpendapat bahwa pidato Bung Karno 1
Juni 1945 merupakan pidato penutup, yang tidak lain sebagai rangkuman pidato yang
diucapkan oleh tokoh-tokoh sebelumnya.

1
Namun yang harus disadari bahwa Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan
rakyat Indonesia. Sejarah bangsa Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus
gagasan tentang calon dasar negara (Pancasila) itu adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo,
dan Ir. Soekarno. Suatu pertanyaan yang senantiasa dilontarkan, namun tetap saja menarik
yaitu mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan yang sekaligus dapat
menunjukkan eksistensinya dari guncangan kisruh politik di negara ini.

2
Bab II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pancasila

Istilah pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota
Dokritzu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) 1juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan
anggota menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Dari uraian tersebut dinyatakan: Pancasila adalah Lima, Sila adalah asas atau dasar.
Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerja sama, hidup bersama
daribangsa indonesia yang warga-warga sebagai manusia memang mempuanyai
bawaan kesamaan dan perbedaan. Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia
dalam menjalani kehidupanbernegara dan bermasyarakat.

Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila


sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Oleh kerena itu, setiap manusia yang ingin
melakukan tindakan harus bercermin pada nilai-nilai pancasila terlebih dahulu.

Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang harus
diwujudkan menjadi suatu kenyataan.Wujud pancasila sebagai kongkrit adalah
pancasila dalam setiap perbuatan, tingkahlaku dan kehidupan sehari-sehari. Pancasila
adalah etika dan moral bangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari
berbagai moral yang secara nyata terdapat diIndonesia. Bangsa Indonesia mempunyai
berbagai moral yang berasal dari agama-agama,keparcayaan dan adat-istiadat.

Pancasila merupakan dasar ideologi negara bagi Indonesia. Secara harfiah,


“Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “panca” yang berarti
lima, dan “sila” yang berarti prinsip atau dasar. Oleh karena itu, “Pancasila” dapat
diterjemahkan sebagai “Lima Prinsip” atau “Lima Dasar”.

Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila memiliki makna yang sangat penting dan mendalam.
Pancasila memiliki fungsi sebagai panduan dalam pembentukan nilai-nilai dan norma-
norma yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Sejarah Lahirnya Pancasila

Sejarah lahirnya Pancasila berawal dari kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, tahun
1945. Menyadari kekalahan sudah di depan mata, Jepang berusaha menarik simpati
rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan dan membentuk sebuah lembaga
guna mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Pada Tanggal 29 April 1945, “Dokuritsu Junbi Cosakai” atau Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) resmi dibentuk. Dalam
sejarahnya, BPUPKI menjalankan sidang pertamanya secara resmi pada tanggal 29
Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang BPUPKI ini, sejumlah tokoh menyampaikan

3
pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Selanjutnya, pada tanggal 1 Juni 1945,
Soekarno memperkenalkan 5 sila, yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan
Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. momen ini menjadi momen pertama dimana
Pancasila diperkenalkan.

BPUPKI lalu membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih rinci tentang
rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Tokoh tokoh Panitia Sembilan itu adalah:
1. Ir. Soekarno,
2. Drs. Mohammad Hatta,
3. Mr. A. A. Maramis,
4. Mr. Muhammad Yamin,
5. Achmad Soebardjo,
6. Abikoesno Tjokrosoejoso,
7. Abdul Kahar Muzakkar,
8. H. Agus Salim, dan
9. K.H Abdul Wahid Hasyim.
Hasil pembahasan Panitia Sembilan tertuang dalam Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
Namun masih terjadi perdebatan, J Latuharhary menyampaikan keberatan terutama
kewajiban melakukan syariat bagi pemeluk-pemeluknya.

Setelah melalui berbagai perdebatan pada rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (PPKI), pada tanggal 18 Agustus 1945, Moh. Hatta membacakan rumusan
akhir pembukaan UUD Negara. Salah satunya perubahan kalimat pada dasar negara
menjadi hanya “Negara berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan ini
dianggap sebagai rumusan akhir dasar negara yang dikenal dengan nama Pancasila.
Pancasila dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia dalam sidang BPUPKI.

4
Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
Indonesia. Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan UUD 1945
dijelma dalam 4 pokok pikiran meliputi : Suasana kebatinan dari UUD 1945
mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan pemerintah dan
lalin-lain, penyelenggaran Negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur,
bunyi nya sebagai berikut :“Negara berdasarkan asas ketuhanan yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap”.Merupakan sumber semangat
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dengan semangat yang
bersumber pada asas kerokhanian Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, maka
dinamika masyarakat dan Negara akan tetap diliputi dan diarahkan atas kerokhanian
Negara.

5
Daftar Pustaka

Pendidikan Pancasila (Yogyakarta: Kencana, 2003)Notona goro, Pancasila sebagai ilmiah


Populer (Jakarta: BUMI AKSARA, 1987)Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKN
di MI/SD (Medan: AKASHA SAKTI, 2018)Syahar, Syaidus, Pancasila Sebagai
Paham Kemasyarakatan dan Kenegaraan Indonesia (Bandung: Rineka Cipta, 1975)

Bahar, S. (1995). Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI. Jakarta: Negara RI. Darmodihardjo
D. (1989). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Lab.Pancasila: IKIP Malang.

Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Notonegoro. (1975).


Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pancuran Tujuh.

Soegito,H.A.T.(2002). Peranan Pancasila di Era Reformasi (dipandang sebagai Dasar


Negara dan Ideologi Nasional). Jakarta: Cetre for Strategic and International Studies.

Soeprapto, S. (1997). Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. LP3-UGM:


Yogyakarta. Tim Dosen Pendidikan Pancasila (I Wayan Jendra, ed). (2002).
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai