Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu :

Ahmad Faqih Udin, S.Sos., M.M

Di susun Oleh :

1. Farkhan Nabila
2. Muhammad Andri Mulyono
3. Muammar Yazid Itsnaeni

Kelas : ES I

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis menyelesaikan tugas makalah “Pengantar Pendidikan Pancasila”
dalam waktu ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan
oleh bapak. Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu
panduan mahasiswa dan mahasiswi khususnya di dalam mata kuliah “Pendidikan
Pancasila”.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan-kesalahan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang disajikan.
oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat
diharapkan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan maaf sebesar-
besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan
dihati pembaca dan tidak sesuai karena penyusun hanya manusia biasa dan
kesempurnaan hanya milik Allah Swt.

Tegal, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1

C. TUJUAN.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Konsep Pancasila....................................................................................................2

B. Sumber Historis, Sosiologis,Yuridis dan Politik Pendidikan Pancasila.................4

C. Dinamika Tantangan Pancasila..............................................................................7

D. Esensi dan Urgensi Pancasila.................................................................................8

BAB III............................................................................................................................10

PENUTUP.......................................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan pedoman hidup bagi
bangsa Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu langkah yang
pasti untuk menumbuhkan jiwa semangat dan jiwa patriotik. Pendidikan
Pancasila diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda menuju masa depan
untuk hidup berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah idiologi dasar bagi negara Indonesia. Nama pancasila
ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. 1

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Konsep Pancasila ?
b. Apa Sumber Historis, Sosiologis,Yuridis dan Politik Pendidikan Pancasila ?
c. Apa Dinamika dan Tantangan Pancasila ?
d. Apa Esensi dan Urgensi Pancasila ?

C. TUJUAN
a. Untuk Mengetahui Tentang Konsep Pancasila
b. Untuk Mengetahui Tentang Sumber Historis, Sosiologis,Yuridis dan Politik
Pendidikan Pancasila
c. Untuk Mengetahui Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
d. Untuk Mengetahui Esensi dan Urgensi Pancasila

1
Irwan Gesmi, dan Yun Hendri, Buku Ajar Pendidikan Pancasila, Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo,
2018, hlm 1

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Menurut (Gesmi, 2018) Pancasila adalah idiologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti
lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indoneia.2
Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang
turun menurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas
lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.3
Menurut (Sulaiman, 2015) Pancasila adalah dasar filsafat negara
Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, serta
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II Nomor 7 bersama-
sama dengan batang tubuh UUD 1945.4
Berdasarkan kutipan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
Pancasila adalah dasar negara yang disahkan oleh pada 18 Agustus 1945 yang
berisi lima sila untuk dijadikan sebagai pedoman hidup sehari-hari dalam
hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan ideologi bangsa
Indonesia yang harus diimplementasikan dengan baik oleh seluruh generasi
penerus bangsa.

2. Rumusan Pancasila
Konsep Pancasila dapat dipahami sebagai common platform bersama
bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Nilai
integratif

2
Irwan Gesmi, dan Yun Hendri, Buku Ajar Pendidikan Pancasila, Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo,
2018, hlm 1
3
Ibid
4
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Arfino Raya, Bandung, 2015, hlm 1

2
Pancasila mengandung makna bahwa Pancasila dijadikan sebagai sarana
pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik.5
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh,
dan berkembang berabad-abad lamanya.6
BPUPKI yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat ini
lantas menetapkan jadwal untuk bersidang selama empat hari mulai dari
tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Sidang diadakan di Gedung
Volkskraad atau Dewan Rakyat yang setelah dipugar dan diresmikan presiden
kedua RI, Soeharto, pada 19 Agustus 1975 disebut Gedung Pancasila, kini
berlokasi di Kementerian Luar Negeri yang beralamat di Jalan Pejambon 6,
Jakarta. Agenda utama sidang ini adalah menuruti permintaan Dr. Radjiman
tentang dasar negara Indonesia merdeka. Sejumlah anggota pun menyodorkan
gagasan-gagasan mereka dengan tiga tokoh pengusul utama.7
Pertama, M. Yamin. Menyampaikan pidato berjudul "Asa dan Dasar
Negara Kebangsaan Republik Indonesia" pada 29 Mei 1945, M. Yamin
mengusulkan calon rumusan dasar negara berupa (i) Peri kebangsaan, (ii) Peri
kemanusiaan, (iii) Peri Ketuhanan; (iv) Peri Kerakyatan dan (v).
Kesejahteraan Rakyat.8
Kedua, Prof. Dr. Mr. Supomo. Pada tanggal 31 Mei 1945, Supomo
menyampaikan pidato yang menyodorkan lima sila juga berupa (i) Persatuan,
(ii) Kekeluargaan, (iii) Keseimbangan lahir dan batin, (iv) musyawarah, (v)

5
Sandra Dewi dan Andrew Shandy, Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia serta Perkembangan
Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Baru dan Reformasi, vol 13, JURNALl PPKn dan HUKUM,
2018, hlm 17
6
Ibid
7
Satrio Wahono dan Surajiyo dkk, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, Akademika, Jakarta,
2016, hlm 16
8
Ibid

3
Keadilan rakyat.9 Beberapa pokok pikiran yang disampaikan oleh Mr.
Soepomo tentang dasar negara yakni:
a. Mengusulkan pendirian negara berdasarkan negara kesatuan yang
bersifat integralistik atau negara nasional yang bersifat totaliter. Negara
yang totaliter yakni negara yang mengatasnamakan semua golongan
(baik golongan besar atau kecil).
b. Setiap warga negara harus hidup ber-Ketuhanan (taat kepada Tuhan
dalam setiap saat). Berkaitan dengan agama harus diserahkan kepada
setiap golongan-golongan agama yang bersangkutan.
c. Negara harus dibentuk suatu badan permusyawaratan. Hal ini dilakukan
agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan rakyat. Kepala negara
harus tetap bersama dengan wakil rakyat agar dapat selalu merasakan
rasa keadilan dan cita-cita bersama (rakyat).
d. Sistem ekonomi hendaknya sesuai dengan asas kekeluargaan. Karena
kekeluargaan merupakan sifat dari masyarakat timur yang harus
dipelihara. Sistem ekonomi tolong menolong dan sistem koperasi
merupakan salah sistem dasar yang harus digunakan.
e. Berkaitan dengan hubungan antarbangsa, agar kiranya negara Indonesia
bersifat negara Asia Timur Raya sebagai bangsa Indonesia yang asli.10
Ketiga, Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945. Ditempatkan berpidato paling
akhir, Soekarno justru dianggap berhasil menyintesiskan berbagai pandangan
yang telah muncul dan orang pertama yang mengonseptualisasikan dasar
negara itu ke dalam pengertian "dasar falsafah" (philosofische grondslag)
atau "pandangan komprehensif dunia" (weltanschauung) secara sistematis
dan koheren. Apalagi, pidato-pidato sebelumnya dirasa belum menyentuh
secara konkret permasalahan soal dasar negara. Sebagai contoh, pidato
Supomo sesungguhnya lebih berbicara soal syarat-syarat berdirinya negara,
bukan tentang dasar negara.11
Pancasila yang kita kenal sekarang, dahulunya dirumuskan oleh beberapa
tokoh bangsa Indonesia, yaitu M. Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, Ir Soekarno.
9
Ibid
10
Ali Amran, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2016, hlm 17
11
Satrio Wahono dan Surajiyo dkk, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, Akademika, Jakarta,
2016, hlm 16

4
Rumusan tersebut disampaaikan saat sidaang BPUPKI pada tanggal 29 Mei
1945 hingga 1 Juni 1945. Sidang diadakan di Gedung Volkskraad atau
Dewan Rakyat.
Nilai-nilai yang dijadikan sebagai dasar negara merupakan hasil dari
pengembangan budaya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak zaman nenek
moyang. Nilai tersebut tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat
Indonesia yang kemudian dirumuskan oleh para tokoh pendiri bangsa menjadi
suatu rumusan dasar negara Indonesia.
3. Pengesahan Pancasila
Fase pengesahan adalah fase yang menentukan ketika diputuskan bahwa
Pancasila adalah dasar Indonesia merdeka. Pengesahan Pancasila juga disertai
dengan pengesahan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia dalam
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada puncaknya, Pancasila menjadi
gagasan kenegaraan yang koheren dan saling mengikat.12
Pancasila secara resmi disahkan menjadi dasar negara Indonesia dan
terbentuklah Pancasila dengan isi yang kita ketahui sekarang. Tetapi inti dari
sila pancasila merupakan gabungan semua ideologi yang ada di dunia ini.
Pancasila bukan hanya dasar negara, melainkan juga ideologi dan
pandangan hidup bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sila-sila yang disepakati
kemudian menjadi Ketuhanan yang maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.

B. Sumber Historis, Sosiologis,Yuridis dan Politik Pendidikan Pancasila


1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

Presiden Soekarno pernah mengatakan, "Jangan sekali-kali


meninggalkan sejarah." Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah
mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan
lebih bijaksana di masa depan Sumber historis pendidikan Pancasila adalah
sumber yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam
12
Anggit Rizkianto, Dakwah dan Pendidikan Sarekat Islam Sebagai Fase Pembuahan Nilai-nilai Pancasila,
Vol 7, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 2022, hlm 26

5
menemukan jati diri dan kepribadian bangsa yang dirumuskan dalam
Pancasila. Sumber historis ini mencakup dokumen-dokumen penting seperti
Proklamasi Kemerdekaan, Piagam Jakarta, Sidang BPUPKI dan PPKI,
Pembukaan UUD 1945, dan lain-lain.13

Secara historis bahwa nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia secara


objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis kepribadian.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila


Dalam hal ini Sumber sosiologis pendidikan Pancasila adalah sumber
yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang beragam
dan dinamis. Sumber sosiologis ini mencakup aspek-aspek seperti budaya,
adat istiadat, agama, bahasa, etnis, dan lain-lain. Sumber sosiologis ini juga
mencakup fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia
seperti globalisasi, modernisasi, pluralisme, konflik sosial, dan lain-lain.14
Pendidikan Pancasila berperan sebagai media pemersatu diantara
berbagai perbedaan yang ada di Indonesia. Dilihat dari sumber sosiologis
Pancasila dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari,
menyelesaikan masalah, hubungan interaksi antar manusia, hubungan
manusia dengan tuhan-Nya dan menjalankan kewajiban kehidupan berbangsa
dan bernegara.

3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila


Negara Indonesia adalah negara hukum (rechstaat), artinya
penyelenggaraan pemerintahan negara harus berdasarkan hukum (rule of
law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara hukum tersebut. Ini berarti
pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan
atau pengayaan materi mata kuliah Pendidikan Pancasila. Adapun yang
menjadi pendekatan yuridis materi mata kuliah Pendidikan Pancasila ialah
13
Ali Amran, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2016, hlm 22
14
Ibid

6
UUD 1945, Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah, Keppres, Perda
dan produk hukum lain sebagai implementasi Pancasila dasar negara
Republik Indonesia. Melalui pendekatan yuridis akan terwujud pelaksanaan
negara Indonesia sebagai negara hukum.15
Keseimbangan antar hak dan kewajiban akan melahirkan kehidupan
yang harmonis sebagai bentuk tujuan negara mencapai masyarakat adil dan
makmur. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hukum harus dijadikan
landasan dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum.

4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila.


Pancasila sebagai dasar negara merupakan ideologi politik Indonesia
mengandung nilai-nilai yang mengandung kaidah penuntun dalam
mewujudkan tata tertib sosial yang ideal. Indonesia sudah sewajarnya
mengalami perubahan mengikuti perubahanyang terjadi di masyarakat.16
Secara politis, Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama
perubahan konstitusi
Dari sumber politik kita mengetahui bahwa negara memberikan jaminan
pendidikan kepada warga negaranya sesuai isi pasal 31 ayat (1) UUD 1945.

C. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila


1. Dinamika
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa
Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila. Sebagaimana diketahui, pendidikan Pancasila mengalami pasang
surut dalam pengimplementasiannya. Apabila ditelusuri secara historis, upaya
pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara
konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Pendidikan Pancasila yang dilaksanakan di lingkungan perguruan tinggi juga
mengalami perubahan yang signifikan dalam metode pembudayaan atau
pendidikan Pancasila setelah dekrit presiden 5 Juli 1956 diterbitkan buku oleh

15
Ali Amran, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2016, hlm
16
Ibid

7
Departemen P dan K, dengan judul Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia
(Civics). Buku tersebut diterbitkan dengan maksud membentuk manusia
Indonesia baru yang patriotik melalui pendidikan.17
Dalam rangka mengintensifkan kembali pembudayaan nilai-nilai
pancasila kepada generasi penerus bangsa melalui pendidikan tinggi, pencinta
negara proklamasi, baik elemen masyarakat, pendidikan tinggi, maupun
instansi pemerintah, melakukan berbagai langkah, antara lain menggalakkan
seminar-seminar yang membahas tentang pentingnya membudayakan
Pancasila melalui pendidikan, khususnya dalam hal ini melalui pendidikan
Pancasila.18
Pendidikan pancasila sudah dipelajari sejak sekolah dasar hingga jenjang
perguruan tinggi oleh pelajar hingga mahasiswa sebagai bekal untuk hidup
berbangsa dan bernegara sesuai aturan. Dalam perjalanannya pendidikan
pancasila selalu merubah sistem pendidikan yang ada, hal ini dimaksudkan
agar materi yang disajikan dalam pendidikan pancasila lebih mudah dipahami
oleh pelajar dan mahasiswa Indonesia.

2. Tantangan
Agar Pancasila menjadi pendorong dan petunjuk bagi generasi penerus
pemegang estafet kepemimpinan nasional, maka nilai-nilai Pancasila harus
didirikan kepada para mahasiswa melalui mata kuliah Pendidikan Pancasila. 19
Adapun tantangan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ialah
menentukan bentuk dengan format pembelajarannya agar mata kuliah
Pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi
dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat berasal dari internal
perguruan tinggi berupa sumber daya manusia (dosen) yang bisa membahas
materi Pancasila dalam hubungan dengan program studi yang dipilih oleh
mahasiswa di perguruan tinggi.20

17
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Buku Ajar Pendidikan Pancasila, Kementerian
Riset, Tknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Jakarta, 2016, hlm 33
18
Ibid
19
Ibid
20
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Buku Ajar Pendidikan Pancasila, Kementerian
Riset, Tknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Jakarta, 2016, hlm 36

8
Pimpinan perguruan tinggi yang menganggap mata kuliah Pancasila
tidak perlu karena tidak berhubungan dengan ekonomi menjadi tantangan
yang besar bagi pendidikan Pancasila. Hal ini menjadikan eksistensi dari
pendidikan Pancasila berkurang.
Tantangan tersebut harus diselesaikan, dengan tujuan pendidikan
Pancasila dapat meraih kembali eksistensinya dalam membekali siswa dan
mahasiswa dalam mempersiapkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

D. Esensi dan Urgensi Pancasila


1. Esensi Pancasila
Pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman
dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia.
Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan esensi materi
pendidikan Pancasila yang meliputi:
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pencasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.21
Pendidikan Pancasila meliputi beberapa materi yang saling berkaitan dan
telah disusun sedemikian rupa oleh Ditjen Dikti. Esensi pendidikan
pancasila memberikan penjelasan dan uraian mengenai Pancasila.

21
Ibid, hlm 42

9
Urgensi Pancasila

Pendekatan pendidikan Pancasila adalah pendekatan pembelajaran yang


berpusat kepada mahasiswa (student centered learning), untuk memahami dan
menghayati nilai-nilai Pancasila baik sebagai etika, filsafat negara, maupun
ideologi bangsa secara scientific. Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila
adalah untuk membentengi dan menjawab tantangan perubahan-perubahan di
masa yang akan datang.
Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ini berlaku untuk
semua jurusan/program studi, sebab nast bangsa tidak hanya ditentukan oleh
segelintir profesi yang dihasilkan det sekelompok jurusan/program studi saja,
tetapi juga merupakan tanggung jawab semua bidang.
Esensi dan urgensi pendidikan pancasila memiliki nilai-nilai sebagai
pandangan hidup bangsa yang sudah terwujud dalam kehidupan sehari hari
untuk masa depan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan
keahlian, sesi dengan program studi masing-masing, sehingga mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan hernegara dengan
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Jadi mata kuliah Pancasila merupakan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student centered learning, untuk
mengembangkan Inowledge, intinde, dan wall mahasiswa sebagai calon pemimpin
bangsa dalam membangun jwa profesionalitasnya sesuai dengan program slud
masing-masing dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun
(guiding principle) sehingga menjadi warga negara yang baik good citizenship.

B. Saran
Demikiannlah makalah yang dapat kami susun. Tentunya makalah ini jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
karena hal ini akan menjadikan motivasi bagi kami untuk menciptakan karya yang
lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amran, Ali. 2016. Pendidikan Pancasila di perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan Pancasila di


Perguruan Tinggi 2016. Kementrian Riset, Teknologo dan Pendidikan, Jakarta.
245 Hal.

12

Anda mungkin juga menyukai