Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

‘’PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA’’

Disusun oleh:
Kelompok 2 :
Nama NPM
1. Nadiya Dwi Sari (6019006)
2. Nadia (6019072)
3. Ardi Affandi (6019044)
4. Sapri Ronaldi (6019074)
5. Gagah Axstrada (6019048)
6. M.Superi AK (6019037)
Kelas : IV A
Prodi : Penjaskesrek
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Andriana Sofiarini, SH, M.Pd

PROGRAM STUDI PENJASKESREK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGHANTAR

Alhamdulillahirobbil’Alamin, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah


SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, serta hidayah-NYA sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai
Kepribadian Bangsa Indonesia” Pada Semester 4 ini. Shalawat dan Salam
Semoga Tetap Tercurahkan Kepada Nabi Besar Nabi Muhammad SAW.
Adapun Maksud dari makalah ini yang bertujuan untuk melengkapi salah
satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Pada Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Di STKIP-PGRI Kota Lubuklinggau.
Makalah ini terdiri atas tiga bab utama yaitu Pendahuluan, Pembahasan
Dan Penutup. Demikian makalah ini disusun. Akhirnya, Kami selaku tim
penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama
dalam memahami pentingnya hubungan antar makhluk hidup di Jenjang
Pendidikan.

LubukLinggau, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Pancasila ............................................................................3
B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia ...............................4
C. Pancasila Sebagai Wujud Kepribadian ................................................6
D. Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian
Masyarakat Indonesia ..........................................................................7
E. Kepribadian Bangsa .............................................................................8
F. Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi ........................9
G. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kepribadian Bangsa .........................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran ..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
DOKUMENTASI............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ungkapan sejarah bahwa Pancasila tidak terlahir dengan seketika pada
tahun 1945, tetapi membutuhkan proses penemuan yang lama, dengan dilandasi
oleh perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa
Indonesia sendiri. Proses konseptualisasi yang panjang ini ditandai dengan
berdirinya organisasi pergerakan kebangkitan nasional, partai politik, dan sumpah
pemuda. Dalam usaha merumuskan Pancasila, muncul usulanpribadi yang
dikemukakandalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) antara lain;
1. Mrs.Muhammad Yamin, pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato mengemukakan
usulannya tentang lima dasar sebagai berikut Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Dia berpendapat bahwa ke-5 sila yang diutarakan tersebut berasal dari
sejarah, agama,peradaban, dan hidup ketatanegaraan yang tumbuh dan
berkembang sejak lama diIndonesia.Mohammad Hattadalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.
2. Soekarno pada tanggal1 Juni 1945 mengemukakan Pancasila sebagai dasar
negara dalam pidato spontannya yang selanjutnya dikenal dengan judul
"Lahirnya Pancasila". Ir. Soekarno merumuskan dasar Negara Kebangsaan
Indonesia, Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan, Mufakat atau
demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang Maha Esa.
Dari banyak usulan yang mengemuka, Ir. Soekarno berhasil
mensintesiskan dasar falsafah dari banyak gagasan dan pendapat yang disebut
Pancasila pada 1 Juni 1945. Rumusan dasar Negara ini kemudian dikembalikan
oleh panitia yang dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik UsahaPersiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan dimasukkan ke Piagam Jakarta.
Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila secara sah menjadi
dasar Negara yang mengikat.Sebelum disahkan, terdapat bagian yang di ubah”
Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.Rumusan butir-butir

1
2

Pancasila yang pernah digagas, baik yang disampaikan dalam pidato Ir. Soekarno
ataupun rumusan Panitia Sembilan yang termuat dalam Piagam Jakarta adalah
sejarah dalam proses penyusunan dasar negara.
Rumusan tersebut semuanya otentik sampai akhirnya disepakati rumusan
sebagaimana terdapat pada alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berdasarkan sejarah, ada tiga
rumusan dasar negara yang dinamakan Pancasila, yaitu rumusan konsep Ir.
Soekarno yang dibacakan pada pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI,
rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan
rumusan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945.Dengan demikian, rangkaian dokumen sejarah yang
bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, hingga teks final 18 Agustus 1945 itu,
dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran falsafah negara
Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian pancasila?
2. Bagaimana pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia?
3. Sebutkan pancasila sebagai wujud kepribadian?
4. Apa saja kekuatan Nilai-nilai pancasila dalam membangun kepribadian
masyarakat indonesia?
5. Mengapa pancasila sebagai kepribadian bangsa?
6. Apa yang terjadi kepada kepribadian bangsa Indonesia dalam era
globalisasi?
7. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kepribadian bangsa Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan pancasila
2. Untuk mengetahui tentang pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia
3. Untuk mengetahui tentang wujud kepribadian pancasila
4. Untuk mengetahui tentang kekuatan nilai-nilai pancasila dalam
membangun kepribadian masyarakat indonesia
5. Untuk mengetahui tentang pancasila sebagai kepribadian bangsa
6. Untuk mengetahui kepribadian bangsa Indonesia dalam era globalisasi
7. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kepribadian bangsa
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah merupakan pedoman bagi semua warga bangsa Indonesia
untuk berinteraksi dalam konteks kebersamaan untuk mengkokohkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan
tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan Pancasila. Pancasila menjadi roh
bagi Pendidikan Kewarganegaraan (Wahidin, 2015, 6).Pancasila sebagai filsafat
bangsa Indonesiatelah dipilih berdasarkan perenungan yang mendalam oleh the
founding futhers bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, keyakinan terhadap Pancasila sebagai falsafah bangsa
merupakan akar kebenaran untuk memahami eksistensi bangsa Indonesia. Dimana
pun berada, dalam arti kendati pun tidak dalam wilayah Indonesia, namun mana
kala dirinya adalah warga bangsa Indonesia maka Pancasila menjadi filsafat
hidupnya.
Pengertian Pancasila sebagai dasar Negara yang dimaksud sesuai dengan
bunyi pembukaan pada Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV yang menyatakan
kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia yang membentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Norma hukum pokok yang disebut pokok kaidah funda mental dari negara
itu dalam hukum mempunyai hakikat dan juga kedudukan yang kuat, tetap, dan
tidak berubah bagi negara yang terbentuk dengan perkataan lain.

3
4

Dengan jalan hukum tidak bisa diubah-ubah. Fungsi dari Pancasila sebagai
pokok kaidah yang funda mental. Hal yang paling penting sekali karena Undang-
Undang Dasar harus berasal dan berada di bawah pokok kaidah negara yang funda
mental itu.Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memi-liki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasaraksiologis tersendiri, yang membedakannya de-ngan
sistem filsafat lain.
Secara ontologis, kaji-an Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan
sebagaiupaya untuk mengetahui hakekat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro
menyatakan bahwahakekat dasar ontologis Pancasila adalah manusia,sebab
manusia merupakan subjek hukum pokokdari Pancasila (Notonegoro, 2004, 7).
Dalam Pan-casila terkadung nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai
keindahan, nilai kebaikan maupun nilai kesucian. Jadi pada Pancasila terkandung
nilai-nilai secara harmonis dan sistematis, yang dimulai dari sila Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai “dasar”sampai dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia sebagai tujuan (Darmodiharjodan Sidarta, 1995, 211).

B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
kepribadian Bangsa Indonesia ialah Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia,
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan
ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan
oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan
dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala
bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok,
Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia
tetap hidup dan berkembang.
Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat
kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada
dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa
Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita
memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa
5

tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.Demikianlah, maka
Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :Dasar negara kita,
Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku di negara kita.
1. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta
memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
2. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak
yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila
secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh
bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
3. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkanPancasila di
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia
yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
4. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat
Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung
tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan
kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-
abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan
kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami,
menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini
maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis
dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati,
serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.Apabila Pancasila tidak
menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan
6

sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada
Pancasila akan luntur.
Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah
Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita
yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk
menegakkan dan membela Pancasila.Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa
apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila
yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan/perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah
yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh
wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978,
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya.
Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari
Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah
dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila
secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru
tentang Pancasila.

C. Pancasila Sebagai Wujud Kepribadian


Tangguh Asal muasal kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni
kata Panca yang berati lima dan sila/syla yang memiliki artibatu, sendi, alas atau
sebuah dasar Maka jika ditarik kesimpulan Pancasila memiliki makna sebuah
dasar yang terdiri dari lima unsur. Kelima unsur didalam Pancasila tersebut
membentuk satu kesatuan yang saling mengikat dan terkait satu sama lain
sehingga menjadikan fungsi Pancasila sebagai suatu dasar negara yang utuh dan
sempuna. Yang mencerminkan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara.Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
7

bangsa merupakan cerminan dari budaya masyarakat yang menganut nilai-nilai


luhur bahkan sebelum terciptanya Pancasila itu sendiri.
Sebab Pancasila lahir dari hasil pemikiran-pemikian serta ide maupun
gagasan dari budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Hal ini
merupakan cerminan dari fungsi kebudayaan bagi masyarakat itu sendiri sebagai
sebuah pemersatu. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka memperlihatkan
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri, yakni terbuka terhadap segala
perubahan.

D. Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian


Masyarakat Indonesia
Nilai-nilai Pancasila harus tetap dibangun dan dibumikan di dalam
aktivitas masyarakat Indonesia sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi pihak-pihak yang telah melupakan Pancasila bahkan ada beberapa
bagian orang yang belum begitu paham mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi bangsa. Membiasakan dan membumikan Pancasila dalam rangka
menjaga karakter kepribadian bangsa Indonesia yang kokoh dan memperkuat
persatuan dan kesatuan tanah air Indonesia.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Dewantara yang
mengatakan bahwa sebagai rakyat dari suatu negara, satu bangsa yang tak
mungkin dipecah belah. Pancasila dijabarkan sebagai norma etik karena pada
dasarnya nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilai-nilai moral, dengan demikian
Pancasila menjadi semacam etika perilaku para penyelenggara negara dan
masyarakat Indonesia agar sejalan dengan nilai normative Pancasila itu sendiri.
Nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah
laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang
sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Pokok-pokok etika dalam
kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas,
disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,
menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa.
Membumikan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila harus selalu
diupayakan dan dilaksanakan untuk membangkitkan semangat Pancasila pada
setiap diri warga negara agar lebih memahami, mengerti, dan mampu
8

mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. menanamkan


nilai-nilai Pancasila secara lebih signifikan akan mengembalikan pemahaman
secara utuh mengenai Pancasila. Warga negara yang kurang paham tentang
Pancasila, setelah dilakukan proses pembelajaran dengan nilai-nilai Pancasila,
maka mereka paham mengenai ideologi bangsanya sendiri.
Nilai-nilai luhur Pancasila telah kita miliki jauh sebelum kemerdekaan, hal
ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mahfud MD10 bahwa, “Pancasila
adalah dasar dan ideologi negara yang merupakan modus vivendi(kesepakatan
luhur) bangsa Indonesia”. Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai
Pancasila menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan merupakan pencerminan dan nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan
bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nila kerakyatan, dan
nilai keadilan
Nilai-nilai Pancasila mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang
ada di masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan sebagai bahwa penyelesaian
suatu konflik hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, menghargai derajat
kemanusiaan, mengedepankan persatuan, mendasarkan pada prosedur demokratis
dan berujung pada terciptanya keadilan, saling menghormati, menghargai, dan
kasih sayang.

E. Kepribadian Bangsa
Yang dimaksud dengan kepribadian bangsa ialah setiap sifat yang terlihat
dalam perilaku seseorang atau sebuah bangsa yang membuatnya berbeda dari
seseorang atau bangsa lainnya. Setiap orang memiliki orientasi berbeda dalam
menghadapi sebuah kondisi tertentu, sehingga tercipta sebuah pola perilaku yang
baku dan konsisten. Dengan begitu hal ini menjadi karakteristik pribadinya.
Sedangkan bangsa merupakan sebuah perhimpunan yang terdiri dari masyarakat
yang saling memiliki keterkaitan dan saling berhubungan untuk mencapai sebuah
harapan yang dijadikan sebagi tujuan bersama di sebuah tertentu.
9

Di sebuah kehidupan bermasyarakat tercipta dari kelompok mayoritas dan


juga minoritas yang membentuk suatu harmoni kehidupan. Bila ditilik dari sisi
sosiologis antropologis, bangsa merupakan sesuatu yang diikat oleh suatu ikatan,
dapat berupa ras, suku, sejarah, adat budaya dan juga agama atau sebuah
keyakinan, bahasa juga daerah. Dan ikatn tersebut dinamakan ikatan primordial.
Kepribadian bangsa merupakan ciri-ciri perilaku maupun karakteristik yang
terlihat dalam kehidupan suatu masyarakat dalam sebuah kesatuan nasional.

F. Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi


Globalisasi secara umum merupakan sebuah proses dalam sistem
masyarakat secara global yang tidak terpengaruh dengan batas wilayah. Pada
hakikatnya sebuah globalisasi menurut Edison A. Jamli dkk (Kewarga
negaraan.2005. ialah sebuah mekanisme yang muncul dari sebuah pemikiran yang
dibentuk yang lantas diperkenalkan pada bangsa lain, hingga sampai pada sebuah
titik dimana hal tersebut lantas disepakati dan dijadikan sebagai dasar untuk
melaksanakan sebuah sistem tersebut oleh masyarakat dunia.
Dan Kirsna berpendapat di dalam jurnalnya Pengaruh Globalisasi
Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang (internet
public jurnal september 2005) bahwa sebagai sebuah mekanisme proses,
globalisasi terjadi dengan melalui dua dimensi sudut pandang dalam hubungan
antar bangsa, yakni dalam sudut pandang ruang serta waktu. Ruang yang semakin
terbatas dan juga waktu semakin berkurang dalam sebuah korelasi dan hubungan
komunikasi dalam lingkup dunia.
Globalisasi terjadi hampir di segala segi kehidupan misalnya saja dalam
bidang ideologi politik,ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan juga
yang lainnya. Perkembangam teknologi informatika dan komunikasi dalam skala
dunia merupakan sebuah aspek yang menjadi pendorong utama dalam terjadinya
globalisasi.
Pendidikan karakter bangsa Indonesia di era globalisasisaat ini sangat
penting demi memperlihatkan karakter bangsa didalam kehidupan gobal.
Sekarang ini, pertumbuhan teknologi yang terjadi begitu cepat membuat semua
informasi dapat dengan mudah dan dalam berbagai bentuk dan kepentingan dapat
10

dengan cepat tersebar luas ke seluruh antero dunia. Oleh sebab itulah tidak ada
yang dapat terhindar dari kehadiran sebuah globalisasi.
Peran Globalisasi di Indonesia sudah tentu akan memberikan pengaruh
terhadap nilai-nilai siemangat kebangsaan (nasionalisme) terhadap bangsa
Indonesia. Dampak positif dari adanya globalisasi pada sebuah arti nasionalisme,
ialah diantaranya sebagai berikut:
1. Ditinjau dari politik secara global, sebuah pemerintahan yang diopersikan
dengan cara yang terbuka, transparan dan juga demokratis.Sebab sebuah
pemerintahan merupakan satu kesatuan dari sebuah negara, yang bila
pemerintahan berjalan dengan cara yangjujur, bersih serta dinamis sudah
dapat dipastikan akan membuat rakyat memberi tanggapan yang baik dan
positif. Tanggapan yangpositif dapat berwujudupaya menjaga keutuhan
NKRI.
2. Ditinjau dari segiekonomi secara global, pasar internasional yang kian hari
kian terbuka lebar meningkatkan peluang dan jugakesempatan kerja yang
dapat membantu meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan begitu
pula akan dapat meubah serta meningkatkan taraf ekonomi bangsa yang turut
serta mendukungkehidupan nasional dalam berbangsa dan bernegara.
Dengan adanya sebuah globalisasi sudah barang tentu memberikan sebuah
pengaruh dalam kehidupan sebuah negara terutama Indonesia. Imbas dari hal
tersebut mencakup dua hal mendasar yakni membawa imbas positif sertaimbas
yang negatif. Membangun karakter bangsa di era globalisasi menjadi sebuah hal
yang penting demi mengurangi dampak yang dapat merugikan bangsa dan negara
secara keseluruhan.
Dampak yang ditimbulkan dengan meliputi berbagai aspek kehidupan
misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi,sosial budaya dan ekonomi juga
yang lainnya.

G. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kepribadian Bangsa Indonesia


Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa
lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
11

pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A.


Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september
2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam
interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit
dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan Komunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideology
politik, ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Teknologi
informasi komunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme .
a. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
b. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
12

c. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.
2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
a. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya
rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya
barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan
miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Pengaruh- pengaruh di atas
memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan
tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu
membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan
di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila
dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan
13

dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu


stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi
Muda
a. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu
kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak
muda sekarang.
b. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian
yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya
tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
c. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa
batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet
sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika
tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan
mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka
situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak
ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
d. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
14

sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya


geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang
menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
e. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda
tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis
antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan
rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus
masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki
rasa nasionalisme? Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif
globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu
diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme.
4. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi
terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya.
c. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
d. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum
dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
e. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi
yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita
tidak akan kehilangan kepribadian bangsa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan kepribadian bangsa,harus menjadi kepribadian para
generasi muda khususnya para mahasiswa yang menjadi generasi pendidikan.
Melalui pendidikan Pancasila, maha-siswa akan menjadi manusia terlebih dahulu,
sebelum memasuki Ipteks yang dipelajarinya.
Menjadi warga negara Indonesia yang unggul dalam penguasaan Ipteks,
namun tidak kehilangan jati dirinya dan tidak tercabut dari akar budaya bangsanya
dan keimanannya. Selain itu dapat membentuk pribadi yang baik dalam
bermasyarakat dan dapat menanamkan norma-norma yang baik agar dapat
menjadi warga negara yang baikbagi diri sendiri, orang lain dan bangsa ini
dalamberkehidupan sehari-hari.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada anggota Pemuda Pancasila disarankan untuk lebih meningkatkan
kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila agar sikap yang dilakukan
para anggota Pemuda Pancasila dapat sesuai dengan visi dan misi dari
organisasi Pemuda Pancasila tersebut, yaitu menciptakan manusia yang
berjiwa Pancasila dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi
bangsa dan Negara Indonesia.
2. Kepada masyarakat disarankan untuk terus memperhatikan lingkungan sekitar
akan organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik atau
dampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena organisasi tersebut dapat
berpengaruh bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi
harapan di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono August. (2016). Pendidikan Pancasila Eksistensinya Bagi Mahasiswa.


Malang: Jurnal Cakrawala Hukum Volume:7 No 82-97.

Ahmadin. (2019). Pemahaman Pancasila Sebagai Wujud Kepribadian Tangguh


Studi Kasus Di Bima. Stkip Taman Siswa Bima: Jurnal Pendidikan Ips
Volume: 9. No 1-10.

Susanto, Adha. (2020). Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun


Kepribadian Masyarakat Indonesia. Lampung Vol. 15 No: 1

16
FOTO DOKUMENTASI KELOMPOK 2

17

Anda mungkin juga menyukai