Anda di halaman 1dari 17

Makalah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ketua : Saddam Gibran (744220006)

Anggota : 1. Nur Erlina Dewi (744220026)

2. Aska Azhar Nazwa (744220037)

3. Dewina Aurafitri (744220046)

4. Muhammad Rifqi Al Ghaza (744220001)

Prodi : D4 MANAJEMEN PERUSAHAAN/1A

Jalan Sariasih Nomor 54, Sarijadi, Sukasari, Kota Bandung,

Jawa Barat 40151, Indonesia

UNIVERSITAS LOGISTIK DAN


BISNIS INTERNASIONAL
2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Proses menuju

Kemerdekaan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila pada

semester ini. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang

pengetahuan tentang proses pembentukan Pancasila.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Bandung, 28 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
juga sangat sulit dan memakan waktu dalam sistem peresepannya namun berkat
gagasan dan upaya para pemberani, Pancasila akhirnya muncul sebagai ideologi
nasional. Pancasila disusun menurut kondisi bangsa Indonesia, berdasarkan
kehidupan sosial, budaya dan adat istiadat, yang dapat ditunjukkan tidak hanya
dengan berdampingan tetapi juga dengan berbagai macam implementasi dan nilai-
nilai yang terkandung. Hebatnya, nilai-nilai tersebut masih dapat dicapai hingga saat
ini dan tidak menyimpang dari kehidupan reformasi pada saat ini.

Pancasila bukan hanya ideologi bangsa, tetapi juga falsafah hidup bangsa yang
digali dari nilai-nilai luhur dan budaya nenek moyang. Sebelum berdirinya negara
Indonesia, sudah dimiliki oleh rakyat Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
Pancasila, negara ini memiliki kebanggaan dan martabat bangsa. Karena lima sila
yang terkandung di dalamnya berlaku secara universal, baik dalam kehidupan
spiritual maupun material.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pengusulan Pancasila?
2. Bagaimana Proses Perumusan Pancasila?
3. Bagaimana Pengesahan Pancasila?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Periode Pengusulan Pancasila

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi


bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke
pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo,
sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
“Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik”, menengarai bahwa benih
nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia
yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia
menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan
keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momen-momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga
sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun
ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk
secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas
dan rekam jejak di dalam konstituensi masing-masing. Oleh karena itu, Pabottinggi
menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang
keniscayaan mengumpulkan the best minds atau the best character yang dimiliki
suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-
masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi.

Rumusan Pancasila pada mulanya Konferensi BPUPKI pertama diadakan dari


tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. BPUPKI didirikan oleh pemerintah pendudukan
Jepang pada tanggal 29 April. 60 anggota bergabung pada tahun 1945. Ketua panitia
ini adalah Dr. Rajiman Wedyodiningrat, didampingi oleh dua ketua muda (wakil
ketua), Raden Panji Suroso dan Ichibangase (Jepang). BPUPKI diresmikan pada
tanggal 28 Mei 1945 oleh Letnan Jenderal Kumakichi Harada, Panglima Angkatan
Darat ke-16 di Jakarta. Sehari setelah pengambilan sumpah, 29 Mei 1945, sidang
pertama dimulai dengan agenda utama debat calon pendiri bangsa. Dari catatan
sejarah diketahui beberapa pembicara hadir dalam persidangan ini. Soekarno, Ki
Bagus Hadicsumo, Tn. Soemo. Empat karakter mempresentasikan saran berdasarkan
pandangan mereka. Namun, perbedaan pendapat di antara mereka tidak
melemahkan semangat persatuan dan kesatuan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Salah satu pendukung calon negara dasar dalam sidang BPUPKI adalah Ir. Sukarno
pidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan 5 cara berpikir
tentang dasar-dasar Negara adalah:

a. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia


b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
c. Mufakat dan demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan

Menurut sejarah, pidato lisan Sukarno ini kemudian diterbitkan oleh Kementerian
Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila
(1947). Judul buku tersebut sempat menimbulkan kontroversi seputar kelahiran
Pancasila. Di satu sisi, ada semacam aliran sesat ketika Sukarno masih berkuasa. Bagi
Sukarno, 1 Juni selalu diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Di sisi lain, ketika rezim
Sukarno runtuh, ada upaya para penguasa orde baru untuk "de-Sukarnoize" Seolah-olah
Sukarno tidak banyak memberikan kontribusi terhadap ekstraksi dan penyusunan
Pancasila. Setelah pidato Sukarno, parlemen menerima nama Pancasila yang diusulkan
oleh Sukarno sebagai dasar filsafat nasional (Philosofische Grondslag). Kemudian
dibentuk panitia kecil yang beranggotakan delapan orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H.
Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Stajo, AA Maramis, Otto Iskandar Dinata, Mo.Hatta) yang
bertanggung jawab menerima usul tentang calon kepala negara. Kemudian sidang
pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) diberhentikan sementara.
B. Periode Perumusan Pancasila

Sejarah terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara mendahului berdirinya BPUPKI


sebagai upaya persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI adalah organisasi yang
dibentuk untuk mempersiapkan kondisi kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
Pancasila dirumuskan pada sidang pertama BPUPKI. Sidang pertama sendiri
berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Pada pertemuan pertama BPUPKI dibahas
dasar-dasar negara Indonesia. Rancangan konstitusi kemudian dibahas pada konferensi
kedua yang diadakan pada 10-17 Juli 1945. Yamin dan Sukarno mengajukan beberapa
usulan cita-cita dan dasar negara Indonesia. Hal ini berdasarkan instruksi yang
diberikan oleh Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat dalam pidato pembukaan
sidangnya.

Radjiman mengatakan Moh.Yamin telah mengajukan proposal tertulis dan lisan


tentang dasar negara kepada ketua sidang untuk mendirikan negara merdeka.

Saran lisan:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Usul tertulis:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selain itu, rencana dasar negara menurut Soepomo adalah sebagai berikut.
1. Persatuan (Unitarianisme)
2. Kekekluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Bentuk dasar negara yang diusulkan oleh Soekarno disebut Pancasila.

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Rumusan Pancasila VII Susunan RIS Pendudukan wilayah Indonesia oleh NICA telah
membuat Republik Indonesia semakin kecil dan mendesak. Akhirnya pada akhir tahun
1949, Republik Indonesia (RI Yogyakarta) yang berkedudukan di Yogyakarta terpaksa
mengadopsi bentuk negara federal yang diusulkan oleh pemerintah kolonial Belanda
dengan nama Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). negara. UUD yang disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 juga berlaku untuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia di Yogyakarta, tetapi RIS sendiri memiliki konstitusi federal (Konstitusi RIS)
sebagai hasil konsensus seluruh provinsi RIS. Dalam UUD RIS, rumusan dasar negara
bagian tertuang dalam alinea ketiga pembukaan. Konstitusi RIS disetujui pada tanggal
14 Desember 1949 oleh 16 negara bagian dan badan-badan yang menjadi anggota RIS.

C. Periode Pengesahan Pancasila

Periode pengesahan Pancasila terjadi pada tanggal 12 Agustus 1945. Moch. Hatta dan
Dr. Radjiman Widiodingrat dipanggil oleh otoritas militer Jepang Dari Asia Selatan ke
Saigon untuk membahas Hari Kemerdekaan Indonesia seperti yang dijanjikan. Namun,
pada 14 Agustus 1945, Jepang secara tak terduga menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. 15 Agustus 1945 Sukarno, Hatta dan Radjiman kembali ke Indonesia.
Kedatangannya disambut oleh segerombolan anak muda disana. Kemerdekaan bangsa
Indonesia dideklarasikan secepatnya karena terjadi reaksi terhadap perubahan iklim
politik dunia saat itu. Anak muda sudah tahu Jepang menyerah kepada sekutunya yaitu
mereka tidak memiliki kekuatan politik di wilayah pendudukan Indonesia. Perubahan
keadaan yang tiba-tiba menyebabkan kesalahpahaman di kalangan pemuda dan
Soekarno dan kawan-kawan. Soekarno dan M. Hatta diculik ke Rengas Dengklok
(“aman” dalam konsep pemuda saat itu), perilaku golongan muda. Berdasarkan
keputusan rapat sebelumnya yang dilaksanakan pada pukul 12.00 WIB Pada tanggal 16
Agustus 1945, di Cikini No. 71, Jakarta (Kartodirdjo, dkk., 1975: 26). Setelah melalui
jalan yang berliku, akhirnya Proklamasi Kemerdekaan pun dikeluarkan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Teks Kemerdekaan didikte oleh Moh. Hatta dan Sukarno yg
menulis naskahnya pada dini hari itu. Secara historis, teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia diprakarsai dan ditulis oleh dua penerbit, jadi tidak heran mereka disebut
dwitunggal.

Perlu diketahui bahwa sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu


tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan pertemuan untuk menetapkan dan
mengukuhkan status negara Indonesia dari negara jajahan menjadi negara merdeka.
Pada awalnya dibentuk oleh pemerintah Jepang, PPKI telah dipandang sebagai lembaga
nasional yang independen. Atas inisiatif Sukarno, dengan tujuan agar seluruh
komponen Indonesia lebih representatif, PPKI selanjutnya dibentuk oleh enam anggota,
ditambah anggota PPKI.

Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan kelengkapan


kehidupan bernegara, seperti: Dasar Negara, Undang-Undang Dasar, Pemimpin negara,
dan perangkat pendukung lainnya. Putusan - putusan penting yang dihasilkan
mencakup hal-hal berikut:

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD '45) yang terdiri atas


Pembukaan dan Batang Tubuh Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan Batang Tubuh dari rancangan BPUPKI dengan
sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah
tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan Komite ini dilantik 29 Agustus
1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah bangsa Indonesia menyebutkan bahwa resep Pancasila yang disahkan oleh
PPKI berbeda dengan resep Pancasila yang tertuang dalam Piagam Jakarta menyusul
permintaan perwakilan yang mewakili rakyat Indonesia Timur yang bertemu dengan
Bung. Hatta mempertanyakan tujuh kata di balik kata "ketuhanan", kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi para pengikutnya. Permintaan ini dijawab dengan bijak
oleh para pendiri bangsa, sehingga menghasilkan perubahan yang disepakati, yaitu
penghapusan Tujuh Kata Seen. menggantinya dengan istilah "Yang Maha Esa" sebagai
penghalang masa depan.

Menyusul proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pengesahan UUD 1945


selanjutnya, roda pemerintahan yang seharusnya dapat berputar dengan baik dan tertib
menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam kemerdekaan bangsa dan
mengancam eksistensi Pancasila. Semacam ancaman yang datang dari samping Belanda
berusaha untuk menjajah Indonesia lagi. Belanda ingin menguasai kembali Indonesia
dengan berbagai cara. Tindakan Belanda berupa agresi selama kurang lebih empat
tahun. Setelah Belanda mengakui kedaulatan rakyat Indonesia pada tanggal 27
Desember 1949, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus
1950, yang dulunya berbentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), tetapi dengan
konstitusi yang baru disebut undang-undang sementara. konstitusi. UUD 1950 (UUDS
1950). Masalahnya, ketika Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, ternyata tidak
menerapkan UUD 1945. Hal ini menimbulkan masalah bagi kehidupan bangsa di masa
depan.

Di bawah Konstitusi Sementara 1950, pemilihan umum pertama diadakan pada


tahun 1955. Pemilu ini diselenggarakan untuk membentuk dua badan perwakilan, yaitu
Komisi Konstituante (yang bertugas menyusun UUD) dan DPR (mengambil tindakan).
sebagai parlemen). Pada tahun 1956, Majelis Konstituante mulai mengadakan
pertemuan di Bandung untuk merancang konstitusi final untuk menggantikan
konstitusi 1950. Sebenarnya banyak artikel yang dihasilkan, tapi sesinya panjang
karena pembahasannya masuk ke ranah dasar negara. Beberapa anggota menginginkan
Islam sebagai dasar negara, sementara yang lain masih menginginkan Pancasila sebagai
dasar negara. Kebuntuan ini diselesaikan dengan pemungutan suara, tetapi selalu gagal
mencapai keputusan karena tidak selalu memenuhi persyaratan pemungutan suara
yang ditetapkan. Akibatnya, banyak anggota Dewan Konstituante menyatakan tidak
akan lagi menghadiri dengar pendapat publik dengan keputusan presiden.

Menurut dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 Juli 1959, penyelenggaraan sistem


pemerintahan negara harus berdasarkan UUD 1945. Pertama, karya-karya Pancasila
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Kedua, penyelenggaraan negara harus
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan tubuh UUD 1945. Ketiga, MPRS dan DPAS
segera dibentuk. Aturan pancasila seragam Setelah Presiden Sukarno mengeluarkan
dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959, terjadi beberapa pelanggaran terhadap UUD
1945. IMPRS/1960 Selain itu, kekuasaan Presiden Soekarno berada di puncak
piramida, dengan kedudukan pengawasan tertinggi atas Soekarno, yang pada saat itu
adalah Ketua MPRS, DPR dan DPA. Serangkaian intrik politik dan baik rekonsiliasi
maupun pembelotan dengan presiden menyebabkan perebutan pengaruh antara
berbagai partai politik. Konflik antar pihak begitu intens, antara pejabat PKI dengan
perwira Angkatan Darat (AD), sehingga banyak perwira Angkatan Darat yang dikenal
sebagai Gerakan 30 September (G30S PKI), diculik dan dibunuh.

Peristiwa G30S PKI menyebabkan penyerahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.


Peralihan kekuasaan dimulai dengan dikeluarkannya perintah dari Presiden Sukarno
kepada Letnan Jenderal Suharto, yang kemudian dikenal dengan nama Super Semar
(surat perintah penangkapan pada 11 Maret). Surat tersebut pada intinya berisi
perintah presiden yang memerintahkan Suharto untuk mengambil tindakan
pengamanan untuk menyelamatkan situasi.” Supersemar ini kemudian dilombakan
juga. Super Semar yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal
Soeharto diubah dengan TAP No. IX/MPRS/1966 pada tanggal 21 Juni 1966. Ini
mengubah status Super Semar. Mulanya hanya Keppres, kemudian menjadi Ketetapan
MPRS dan Soeharto tidak lagi diperintah oleh Presiden Soekarno tetapi oleh MPRS.
Inilah fakta sejarah peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto, dan pada bulan
berikutnya, 5 Juli 1966, MPRS mengeluarkan TAP No. III/MPRS/1960 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Akibatnya, Soekarno tidak lagi
menjadi presiden sejak itu.

Setelah Soeharto menjadi presiden, ia mengeluarkan Dekrit Presiden No. 12 Tahun


1968 tentang cara menulis dan membaca Pancasila, sebagaimana diatur dalam
Pembukaan UUD 1945 (dengan Dekrit 5 Juli 1959, ingat bahwa karakter Pancasila
diubah). Ketika MPR mengadakan Sidang Umum pada tahun 1975, Presiden Soeharto
mengajukan proposal kepada MPR tentang kebijakan, nilai, dan praktik Pancasila (P-4).
Usulan ini diterima oleh II/MPR/1978 tentang TAP No. P-4 (Ekaprasetia Pancakarsa).
TAP memerintahkan pemerintah dan DPR untuk mengerahkan P-4. Presiden Soeharto
kemudian mengeluarkan Keppres No. 10 Tahun 1978. Termasuk di dalamnya
peningkatan selanjutnya bagi pejabat Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor
10 Tahun 1979 tentang Pembentukan BP-7 dari Tingkat Pusat menjadi Dati II. Pancasila
juga digunakan sebagai satu-satunya dasar organisasi sosial dan politik (Partai Politik
dan Golkar diundangkan dalam UU No 3 Tahun 1985) dan Ormas (UU No 8 Tahun 1985
mg. Ormas diundangkan). Lahirnya kedua undang-undang tersebut memiliki banyak
kelebihan dan kekurangan. Namun, mengingat kekuatan pemerintahan Soeharto yang
sangat besar, tidak ada yang berani menentangnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam sidang BPUPKI tokoh - tokoh yang ikut berbicara di dalam sidang BPUPKI
tersebut adalah Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo
dan di dalam sidang tersebut merekalah yang merumuskan perumusan Pancasila dan
kemerdekaan Indonesia.

Perumusan falsafah atau dasar negara yang sekarang disebut Pancasila dirumuskan
dan ditentukan sesuai kepribadian dan identitas rakyat Indonesia , yang terkandung
dalam isi Pancasila itu adalah dasar negara kita yang tetap eksis sampai sekarang
karena sesuai dengan kepribadian Indonesia.

Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena


perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Dan di cetuskan proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Lalu tes proklamasi di diktekan
olek Moh Hatta dan di tulis oleh Soekarno.

B. Saran

Pancasila sebagai dasar negara mengatur kehidupan seluruh rakyat Indonesia dan
mempersatukan Indonesia. Jika kehidupan bermasyarakat Indonesia tidak berdasarkan
Pancasila, mustahil Indonesia bisa bertahan dengan keberagaman Pancasila yang
menyatukan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari terus kembangkan
Nusantara dengan cinta agar tanah air dan ibu pertiwi kita tercinta terus maju.
Daftar Pustaka

Paristiyanti Nurwardani, Hestu Yoga Saksama, Arqom Kuswanjono, Misnal Munir,


Rizal Mustansyir, Encep Syarief Nurdin, Edi Mulyono, Sanityas Jukti Prawatyani,
Aan Almaidah Anwar, Evawany, Fajar Priyautama, Ary Festanto. 2016. Buku
Pendidikan Pancasila. Cetakan 1. 50-54.

Restu Dwi Julian. 2021. Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa. 4-22.

Ajeng Nazhifa T, Akmal Yusam El H, Dhiyaa Rahma N, Ivana Angeline S, Karisma


Kusmaningsih, Martinus Kurnia Yunaiko P, Muhammad, Tiffany Pryanka A. 2019.
Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Membangun Identitas Bangsa. 42-47.

Tim CBDC. 2022. Character Building Pancasila (CHAR6013): Topik 2. Jakarta: Binus
University.

William Frederick dan Soeri Soeroto. 2002. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum
dan Sesudah Revolusi, William Frederick. 308 –311.
Evaluasi

1. Pada tanggal berapa Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke Indonesia?


A. 16 April 1954
B. 15 Agustus 1945
C. 17 Agustus 1945
D. 20 September 1945

2. Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara


kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah
penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke daerah?
A. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56
B. Rengasdengklok
C. Rumah laksamana Maeda
D. Istana merdeka

3. Pada tanggal berapa kontitusi RIS di setujui?


A. 16 Desember 1949
B. 14 Januari 1949
C. 14 Desember 1949
D. 14 Desember 1959

4. Pada tanggal berapa sidang BPUPKI pertama di laksanakan


A. 29 Mei - 1 Juni 1945
B. 10 Juli - 17 Juli 1945
C. 15 Agustus - 17 Agustus 1945
D. 2 Mei - 15 Mei 1945
5. Siapa ketua BPUPKI?
A. Moh. Yamin
B. Soekarno
C. Radjiman Wedyodiningrat
D. Soepomo

6. Untuk merumuskan pancasila sebagai dasar negara diawali dengan dibentuk?


A. PPKI
B. Panitia 9
C. BPUPKI
D. RIS

7. Siapa saja yang mengusulkan tentang falsafah dasar negara indonesia di sidang
kedua?
A. Soepomo, soekarno, mohyamin
B. RadjimanWedyodiningrat, soekarno, moh hatta
C. Soepomo, moh hatta, mohyamin
D. Soekarno, mohhatta, soepomo

8. Usulan lisan:
a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri kerakyatan dan
e. Kesejahteraan Rakyat
Menurut siapakan usulan diata?
A. Soekarno
B. Soepomo
C. Moh. yamin
D. Moh. Hatta

9. Pada tanggal berapakah Ir.soekarno berpidato menyampaikan 5 butir gagasan


di dalam sidang BPUPKI ?
A. 1 Juni 1945
B. 5 Juni 1945
C. 2 Juli 1945
D. 9 Juni 1945

10. Dua ketua Yang mendampingi Dr. Radjiman Widyodiningrat dalam BPUPKI
adalah
A. Raden Panji Suroso dan Ichibangase
B. Ir.supomo dan Ki Bagus Hadikusumo
C. Muh. Yamin
D. Soepomo

Kunci Jawaban

1. B
2. B
3. C
4. A
5. C
6. C
7. A
8. C
9. A
10. A

Anda mungkin juga menyukai