DOSEN PENGAMPU:
Alek Purwendi, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia yang tiada terputus serta yang memberi inspirasi
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Menelusuri Konsep Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia”.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan
proposal ini. Akhir kata penulis menyampaikan banyak terima kasih semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
memerlukan.
Bungo, November,2021
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................
3.1. Kesimpulan...........................................................................................
3.2. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia?
2. Bagaimana Peran Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah
Bangsa Indonesia?
2. Untuk Mengetahui Peran Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia?
i
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
i
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
d. Kesejahteraan Sosial,
i
3. Persatuan Indonesia
(2) panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai
bersidang 19 Agustus 1945, dan
i
Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975:
16--17). Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk,
Amerika dan sekutu akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9
Agustus 1945 yang meluluh lantakkan kota tersebut sehingga menjadikan
kekuatan Jepang semakin lemah. Kekuatan yang semakin melemah,
memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14
Agustus 1945. Konsekuensi dari menyerahnya Jepang kepada sekutu,
menjadikan daerah bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah
perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat
menjangkau wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang
masih ditugasi sebagai sekadar penjaga kekosongan kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional.
PPKI yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak
berkuasa lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera
mengambil keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu
berupa melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan
mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.
i
Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh
Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah teks
proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh
proklamator tersebut yang dinamakan Dwitunggal. Naskah tersebut
diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan yang telah
dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi nama Piagam Jakarta, akhirnya
tidak dibacakan pada 17 Agustus 1945. Isi teks sebagai berikut:
i
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan
Hatta).
3. Persatuan Indonesia.
i
Negara Serikat ke Negara Kesatuan tidak diikuti dengan penggunaan Undang-
Undang Dasar 1945, tetapi dibuatlah konstitusi baru yang dinamakan Undang-
Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950). Permasalahannya ialah ketika
Indonesia kembali Negara Kesatuan, ternyata tidak menggunakan Undang-
Undang Dasar 1945 sehingga menimbulkan persoalan kehidupan bernegara
dikemudian hari.
i
Pertentangan antar pihak begitu keras, seperti yang terjadi antara tokoh PKI
dengan perwira Angkatan Darat (AD) sehingga terjadilah penculikan dan
pembunuhan sejumlah perwira AD yang dikenal dengan peristiwa Gerakan 30
September (G30S PKI).
i
bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses perpaduan
berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga
menjadikan masyarakat berkembang secara dinamis. (J.W.M. Bakker,
1984: 22) menyebutkan adanya beberapa saluran inkulturasi, yang
meliputi: jaringan pendidikan, kontrol, dan bimbingan keluarga, struktur
kepribadian dasar, dan self expression. Hal-hal yang terjadi dalam
akulturasi meliputi:
1) Substitusi; penggantian unsur atau kompleks yang ada oleh yang lain
yang mengambil alih fungsinya dengan perubahan struktural yang
minimal;
i
agama tersebut menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai,
norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam
masyarakat.
i
2.2.4 Pancasila sebagai Jiwa bangsa
i
i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah kami bagi para membaca, apabila ingin
menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka kami dengan
rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan
judul “PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA”
menjadikan makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa
dan mahasiswa berpikir aktif dan kreatif.
i
DAFTAR PUSTAKA