Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA

INDONESIA

DOSEN : Bpk. MUDZAKIR, S. Pd. I., M. Ag


Disusun oleh :

1. Ahmad Fathudin (211010900024)


2. Fais Jahlas ( 211010900027 )
3. Sayyidina Alifia (211010900046)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
1. 1. Latar belakang .................................................................................................................. 3
1. 2. Rumusan masalah ............................................................................................................. 3
1. 3. Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Dalam Periode Pengusulan Pancasila ......................................................................................... 5
2.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia .... 8
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosilogis, Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia......................................................................................................................... 8
2.4 Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia............................................................................................................ 9
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1. Latar belakang

Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan bangsa
Indonesia bukan sesuatu yang baru,melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian dalam nilainilai
budaya kehidupan bangsa Indonesia.Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai dasar
Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan berasal dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai
beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori
kausalitas yang diperkenalkan Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa
finalis), merupakan penyebab lahirnya negara. Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia,
memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut
dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan agar tidak mudah terpengaruh oleh
paham asing yang negatif. Serta, agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

1. 2. Rumusan masalah

1) Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
periode pengusulan Pancasila ?
2) Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia ?
3) Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia ?
4) Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia ?
1. 3. Tujuan

1) Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
dalam periode pengusulan pancasila
2) Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3) Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia
4) Agar memahami cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan Pancasila
dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa
Indonesia Dalam Periode Pengusulan Pancasila

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang
dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat
dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh
menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda
28 Oktober 1928 merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh
pergerakan sehingga sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda,
tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI
ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar
integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu,
Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang
keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the best character yang dimiliki suatu
bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah
kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam
pengertian Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi
bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia.

Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar


Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas
Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan
Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh
menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya Soempah Pemoeda
28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh
pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda,
tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI
ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar
integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu,
Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang
keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the best character yang dimiliki suatu
bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-masalah
kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam
pengertian mitologis, melainkan sakti dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan
prosedural dan keabsahan esensial sekaligus. (Pabottinggi, 2006: 158-159).

Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan


semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai
kepada masa sekarang ini.Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu pada awalnya
dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan
1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945
dengan jumlah anggota 60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat
yang didampingi oleh dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan
Ichibangase (orang Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima
tentara ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945,
dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara.
Dalam sidang bpupki menampilkan beberapa toko pembicara yaitu Mr. Muh Yamin, Ir.
Soekarno, Bagus Hadikusumo Mr. Soepomo. Keempat tokoh tersebut menyampaikan
usulan tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing. Meskipun demikian
perbedaan pendapat di antara mereka tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan
demi mewujudkan Indonesia merdeka. Sikap toleransi yang berkembang di kalangan para
pendiri negara seperti inilah yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi berikut,
termasuk kita. salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir.
Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima
butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak
menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-
Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya
juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.Sejarah mencatat
bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh Kementerian
Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947).
Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya
Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan
terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnyaPancasila. Di lain
pihak, ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upaya-upaya “de-Soekarnoisasi” oleh
penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam
penggalian dan perumusan Pancasila.Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama
Pancasila bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno,
dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim,
Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas
menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29
Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara
2.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia

1) Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas Bangsa
Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. s’ad Ali
dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa mengatakan bahwa
Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku
dalam masyafrakat Indonesia.
2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasila disebut juga sebagai
keprinbadian Bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada
pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau hal nya sendiri
3) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan,kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh Bangsa Indosenia dan menjadikan sebagai pedoman
bermasyarakat. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila melekat
dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak
4) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersama dengan adanya
bangsa Indonesia
5) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Nilai – nilai isebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa yang disepakati oleh para pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara
tentang pancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada
waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

2.3 Menggali Sumber Historis, Sosilogis, Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia

1) Sumber Historis Pancasila Nilai – nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman
kerajaan dahulu. Dalam encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada
dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara yang
sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai
bentuk komunikasi kepada Tuhan.
2) Sumber Sosiologis Pancasila Nilai-nilai –nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam
masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu yang terdapat pada
masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat ini adalah nilai gotong royong. Hal ini
disebabkan karna masyarakat secara bersama
3) Sumber Politis Pancasila Nilai – nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan
dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan
demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila
keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang
mencerminkan musyawarah

2.4 Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

1) Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila dalam
sejarah Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam pemahaman dan
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan Presiden
Soekarno,terutama pada 1960 an NASAKOM lebih popular daripada pancasila.Pada
zaman pemerintahan Soeharto Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran
P4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikan Pancasila dengan
P4 pada masa pemerintahan era revormasi ada kecenderungan panguasa tidak respek
terhadap Pancasila seolah-olah Pancasila ditinggalkan
2) argumen Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Salah
satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
meletakan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenernya sehingga nilai-nilai Pancasila
menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara
PENUTUP

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bebarapa hal


Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik. Pancasila
dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling
berkaitan.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. saya banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan


PerundangUndangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan
Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017
Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan PerundangUndangan
Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan Dharma
Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,
Deepublish, Yogyakarta, 2019
Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020

Anda mungkin juga menyukai