Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH

BANGSA INDONESIA
Dosen Pengampu :
Fahrudin Syah, M.PD

Disusun Oleh :

Kelompok 5 :
1. M. Rodi

2. Rozy Saputra

3. Samsul Hakim

4. Wahyu Adrian Saputra

PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, rasa syukur kami panjatkan kehadirat-Nya,
karena atas karunia dan izin-Nya semata akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia”.

Perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak, yang turut memberikan sumbang saran baik secara moril maupun
materiil dan penunjuk serta pembimbing pada kami dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya semoga amal baik semuanya memperoleh imbalan yang sepadan dari Allah Swt
yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa/mahasiswi Universitas Qamarul Huda Badarddin Bagu dan kepada para pembaca
umumnya.

Lombok Tengah, 17 April 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ I

DAFTAR ISI....................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa


Indonesia dalam Periode Pengusulan Pancasila...................................................... 3
B. Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia........................................................................................ 6
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia............................................................................ 7
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.................................................................. 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan
bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian
dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia. Kemudian nilai-nilai tersebut
dirumuskan sebagai dasar Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan berasal dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah
di nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya.
Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan Notonagoro (kausa
materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis), merupakan penyebab lahirnya
negara. Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah
tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak
tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau
kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan
berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet
kepemimpinan agar tidak mudah terpengaruh oleh paham asing yang negatif. Serta, agar
mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
periode pengusulan pancasila
b. Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
c. Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia
d. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa Indonesia

1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
dalam periode pengusulan Pancasila
b. Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia
c. Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia
d. Agar memahami cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan
Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus Sejarah Bangsa Indonesia
dalam Periode Pengusulan Pancasila

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi


bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana
yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai
Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam
kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan
kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa
bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya
Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomen perumusan diri bagi
bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki
tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing.
Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R.
Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau the best character yang
dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak membicarakan masalah-
masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah
sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal
munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi
pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono
Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang
berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih
nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang
sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia
menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan

3
keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan
momenmomenperumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal
politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-sidang maraton
BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak
penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas
dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John
Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau
the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan
demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan sakti dalam
pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial sekaligus.
(Pabottinggi, 2006: 158-159).
Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh
dengan semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia
hingga sampai kepada masa sekarang ini.Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu
pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada
29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman
Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu
Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen
Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari
setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok
pembicaraan calon dasar negara. Dalam sidang bpupki menampilkan beberapa toko
pembicara yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Bagus Hadikusumo Mr. Soepomo.
Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan tentang dasar negara menurut
pandangannya masing-masing. Meskipun demikian perbedaan pendapat di antara mereka
tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan demi mewujudkan Indonesia
merdeka. Sikap toleransi yang berkembang di kalangan para pendiri negara seperti inilah
yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi berikut, termasuk kita.

4
Salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir. Soekarno
yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima butir
gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:

a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,


b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan

Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak
menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-
Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno
akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong.Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari
diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku yang
berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut
menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno
masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu
dirayakan sebagai hari lahirnyaPancasila. Di lain pihak, ketika pemerintahan Soekarno
jatuh, muncul upayaupaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga
dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan
Pancasila.Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar
filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian
dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh.
Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas
menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI
(29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara

5
B. Alasan Diperlukannya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk identitas


suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas
Bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi
tersebut. s’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsa
mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari
kehidupan agama yang berlaku dalam masyafrakat Indonesia
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasila disebut juga sebagai
keprinbadian Bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku
serta amal perbuatan. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas
karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan
keadaan atau hal nya sendiri
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan,kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh Bangsa Indosenia dan menjadikan
sebagai pedoman bermasyarakat. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-
nilai pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersama dengan
adanya bangsa Indonesia
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Nilai – nilai isebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa yang disepakati oleh para pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara
tentang pancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil
pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

6
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia

1. Sumber Historis Pancasila


Nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Dalam
encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama,
seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan
yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk
komunikasi kepada Tuhan.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak
dahulu hingga sekarang. Salah satu yang terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan
masyarakat saat ini adalah nilai gotong royong. Hal ini disebabkan karna masyarakat
secara bersama
3. Sumber Politis Pancasila
Nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang
mencerminkan musyawarah.

7
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia

1. Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila


dalam sejarah Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan
Presiden Soekarno,terutama pada 1960 an NASAKOM lebih popular daripada
pancasila.Pada zaman pemerintahan Soeharto Pancasila dijadikan pembenar
kekuasaan melalui penataran P4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan
yang mengidentikan Pancasila dengan P4 pada masa pemerintahan era revormasi ada
kecenderungan panguasa tidak respek terhadap Pancasila seolah-olah Pancasila
ditinggalkan
2. Argumen Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah meletakan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenernya sehingga nilai-
nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bebarapa
hal Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena
bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan
berkembang di bumi Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling
baik. Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila tidak
dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang
utuh dan saling berkaitan.
B. Saran
saya banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai