Anda di halaman 1dari 22

PANCASILA DALAM ARUS BANGSA INDONESIA

TUGAS RUTIN
(Untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Dosen Pengampu: Sulaiman Lubis, SE., MM.

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Ali Alfattah


NIM : 4183121025
Prodi/ kelas : Pendidikan Fisika 2018/ Dik A
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul
“Pancaasila Sebagai Arus Sejarah Bangsa”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kemajuan dan kesempurnaan makalah saya selanjutnya.
Harapan saya makalah ini dapat bermanfaat baik dari segi cara penyusunan, penulisan
maupun isi. Terima kasih

Medan, 8 September 2019

Muhammad Ali Alfattah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................................................1
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia......................1
B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia...................3
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Sejarah Indonesia..........................6
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila...........................................10
E. Esensi dan Urgensi dalam kajian Sejarah Indonesia untuk Masa Depan....................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia.Pokok bahasan ini
mengkaji dinamika Pancasila pada era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, Orde
Lama, Orde Baru, dan Reformasi.Perumusan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
mengalami dinamika yang kaya dan penuh tantangan.Perumusan Pancasila, mulai dari
sidang BPUPKI sampai pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI,
masih mengalami tantangan berupa “amnesia sejarah” (istilah yang digunakan Habibie
dalam pidato 1 Juni 2011). Juga membahas proses terbentuknya Pancasila sebagai dasar
negara. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat menjelaskan proses dirumuskannya
Pancasila sehingga terhindar dari anggapan bahwa Pancasila merupakan produk rezim
Orde Baru.
Pada babini, diawali dengan penelusuran tentang konsep dan urgensi Pancasila
dalam arus sejarah bangsa Indonesia. Kemudian, menanyakan dan menemukan alasan
diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia.Selanjutnya, mahasiswa
perlu menggali sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pancasila dalam kajian
sejarah bangsa Indonesia. Kemudian, mahasiswa perlu membangun argumen
tentangdinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
sekaligus mendeskripsikan esensi dan urgensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia untuk masa depan. Akhirnya, mahasiswa perlu merangkum pengertian dan
pentingnya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia.Setelah mempelajari bab
ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi: berkomitmen menjalankan
ajaran agama dalam konteks Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945; mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk
pribadi yang saleh secara individual, sosial dan alam; memahami dan menganalisis
dinamika Pancasila secara historis; mempresentasikan dinamika Pancasila secara
historis, serta merefleksikan fungsi dan kedudukan penting Pancasila dalam
perkembangan Indonesia mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi pancasila dalam arus sejarah Bangsa Indonesia?
2. Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
3. Apa sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajan sejarah
Bangsa Indoneesia?

1
4. Bagaimana argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah Bangsa
Indonesia.
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia.
3. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa Indonesia.
4. Untuk mengetahui argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia.

2
BAB II
ISI

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa


Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar
Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas
Politik, menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan
bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu
teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah
Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momen-momen perumusan diri bagi bangsa
Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-
tokoh pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi
Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para
peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi,
melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masing-
masing. Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno
menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c) Mufakat atau Demokrasi,
d) Kesejahteraan Sosial,
e) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang
tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas
(1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas
Gotong-Royong.
2. Periode Perumusan Pancasila
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli
1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian
dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal

1
pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea ke-empat Piagam Jakarta itulah
terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut;
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di
kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di
sana-sini.

Ketika para pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan


menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah
satu penyebab terjadinya perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang
terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima
pada 6 Agustus 1945. Sehari setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah
Pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisi:
1) pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi
Indonesia (PPKI),
2) panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai
bersidang 19 Agustus 1945, dan
3) direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan

2
3. Periode Pengesahan Pancasila
Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno,
Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia
Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana
yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan ternyata pada 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan
Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang
mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena
mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Para pemuda
sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak
memiliki kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia.
Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok
pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri
Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok (dalam istilah pemuda pada waktu itu
“mengamankan”), tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan
pada pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta
(Kartodirdjo, dkk., 1975: 26).
Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta
dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah teks
proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator
tersebut sehingga wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal.

B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia ini pasti memiliki identitasnya masing-masing yang sesuai
latar belakang budaya. Menurut Stella Ting Toomey, identitas merupakan refleksi diri
atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses
sosialisasi. Sedangkan bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap
Nasional memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, ideology,
budaya, dan sejarah. Jadi identitas bangsa adalah suatu jati diri yang khas dimiliki
oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Kebudayaan menurut
Sastrapratedja adalah suatu desain untuk hidup yang merupakan suatu perencanaan

3
dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat mengadaptasi dirinya pada lingkungan
fisik, social, dan gagasan. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui
proses inkulturasi dan akulturasi.
Kebudayaan bangsa Indonesia sebagai hasil inkulturasi, yaitu proses perpaduan
budaya-budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan
masyarakat berkembang. Menurut K.W.M Bakker saluran inkulturasi dapat melalui
jaringan pendidikan, control, dan bimbingan keluarga, struktur kepribadian dasar, dan
self expression.
Kebudayaan bangsa Indonesia juga sebagai hasil akulturasi, seperti yang
dijelaskan oleh Eka Dharmaputera dalam bukunya Pancasila: Identitas dan
Modernitas. Akulturasi menurut Haviland adalah perubahan besar yang terjadi sebagai
akibat dari kontak antarkebudayaan yang berlangsung lama. Hal-hal yang terjadi
dalam akulturasi menurut Haviland diantaranya :
a) Substitusi; yaitu penggantian unsur atau kompleks yang ada oleh yang lain
yang mengambil alih fungsinya dengan perubahan strktural yang minimal.
b) Sinkretisme; yaitu percampuran unsur-unsur lama untuk membentuk sistem
baru.
c) Adisi; yaitu tambahan unsur atau kompleks-kompleks baru.
d) Orijinasi; yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan
situasi yang berubah.
e) Rejeksi; perubahan yang berlangsung cepat dapat membuat sejarah besar
orang tidak dapat menerimanya sehingga menyebabkan penolakan total atau
timbulnya pemberontakan atau gerakan kebangkitan.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Menurut psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi(berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Kepribadian bangsa Indonesia telah terbentuk sejak lama. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia artinya nilai Pancasila diwujudkan dalam sikap
mental dan tingkah laku serta perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan
bangsa Indonesia memiliki ciri khas, sehingga dapat dibedakan dengan ciri khas
bangsa lain. Menurut Bakry, setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya
sendiri, demikian pula halnya ideology bangsa. Jadi meskipun nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideology

4
bangsa lain, namun nilai tersebut mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia karena
nilai tersebut diangkat dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Menurut Bakry, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa artinya nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad
yang kuat untuk mengamalkan dalam kehidupan nyata. Pancasila sebagai pandangan
hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan
norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika pancasila berfungsi sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya
dan nilai-nilai religious sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan
hidup yang diyakini inilah bangsa Indonesia dapat dan mampu memandang dan
memecahkan masalah ayng dihadapi secara tepat. Pandangan hidup bagi suatu bangsa
mempunyai arti menuntun, sebab dengan pandangan hidup yang dipegang teguh maka
bangsa tersebut memiliki landasan fundamental yang menjadi pegangan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Dengan pandangan hidup yang jelas, bangsa Indonesia akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai masalah politik, social
budaya, ekonomi, hukum dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang
semakin maju.
Faedah dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa antara lain :
a) Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan social, artinya Pancasila sebagai dasar
negara dapat meminimalisasi berbagai perdebatan mengenai perbedaan yang ada
dalam kehidupan masyarakat.
b) Menjadi sumber motivasi, artinya Pancasila dapat memberi motivasi kepada
seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya,
gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata.
c) Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk
berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam ideology itu sendiri.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa

5
Menurut Von Savigny, setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang
dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa
lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan
Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G Pringgodigdo, beliau mengatakan
bahwa pada tanggal 1 Juni 1945 adalah hari lahir Pancasila, sedangkan Pancasila telah
ada sejak dahulu bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur adalah suatu perjanjian yang dianggap penting dan mencakup
banyak hal, banyak individu dan banyak pembahasan. Selain itu perjanjian luhur dapat
diartikan bahwa perjanjian itu memiliki nilai yang dianggap penting. Pancasila
sebagai perjanjian luhur artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan
kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai
dasar negara Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai perjanjian luhur bangsa karena
Pancasila digali dari social budaya bangsa Indonesia sendiri, dan disepakati bersama
oleh seluruh rakyat Indonesia. Keragaman budaya bangsa Indonesia inilah yang
mengangkat bahwa Pancasila sebagai perjanjian luhur dimana pada saat proklamator
kemerdekaan memutuskan untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, disana
tercantum perjanjian yang menyangkup atas nama bangsa Indonesia. Kesepakatan
para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa
pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Sejarah Indonesia


1. Sumber Historis Pancasila
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
sejak kerajaan. Beratus- ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri
dan bertanggung jawab .Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman kerajaan. Misalnya, sila ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun
dalam praktik pemajuan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan
sudah diakui. Kemudian sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tercermin
dalam sikap gotong royong, suka menolong, menjalankan hidup sederhana, tidak
mencolok atau berlebihan.

6
Dalam hidup berbangsa dan bernegara terutama dalam masa reformasi, bangasa
indonesia sebagai bangsa yang mandiri harus memiliki visi serta pandangan hidup
yang kuat agar tidak terombang-ambing. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui
pelaksanaan.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut
tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila.Oleh
karena itu penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji,
memahami dan mengembangkan berdasarkan pengembangan ilmiah, yang pada
gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat
berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri. Konsekuensinya Pancasila dalam
kedudukannya sebagai dasar filsafat negara serta idiologi bangsa bukan idiologi yang
menguasai bangsa.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Bangsa Indonesia yang penuh kebhenikaan terdiri dari 300 suku yang tersebar di
lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah mempraktikan Pancasila karena nilai-
nilai yang terkandung didalamnya merupakan dasar didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Pancasila sebagai dasar yang mengikat setiap warga bangsa
untuk taat pada nilai-nilaiintrumental yang berupa norma atau hukum yang tertulis
maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau perjanjian, dan
konveksi.
Kebhineka atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang tinggi, dimana
agama, ras, etnik, bahasa, tradisi-budaya penuh perbedaan, menyebabkan idologi
Pancasila bisa di terima sebagai ideologi pemersatu. Pancasila sebagai ideologi negara
berakar dalam kehidup masyarakat. Unsur-unsur sosiologis yang membentuk
Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Sila ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragama
masyarakat Indonesia dalam berbagaibentuk kepercayaan dan keyakinan tehadap
adanya sesuatu zat yang maha agung.
b. Prinsip kemanusian yang adil dan beradab mengakui bahwa setiap oarang
memiliki martabat yang sama, setiap orangharus diperlakukan adil sebagai
manusia yang menjadi bagi pelaksana hak asasi manusia.

7
c. Prinsip persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang menyatakan
bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agamatidak menghambat atau
mengurangi partisipasi perwujudannya sebagai warga negara kebangsaan dengan
berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa
Indonesia.
d. Prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan mengandung makna bahwa sistem demokrasi
diusahakan ditempuh melalui proses musyawarah demi tercapainya mufakat untuk
menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
e. Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang
dikemukakan Soekarno, yaitu didasarkan pada prinsip tidak adanya kemiskinan
dalam negara Indonesia merdeka dan hidup dalam kesejahteraan.
3. Sumber Politis Pancasila
Etika politik adalah nilai-nilai azas moral yang disepakati bersama, baik
pemerintah dan masyarakat untuk dijalankan dalam proses pembagian kekuasaan serta
pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk kepentingan bersama. Etika politik
memiliki tujuan menjelaskan tingkah laku politik yang baik dan mana yang buruk.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis,
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertangguang
jawab. Etika politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku
dan antar kekuatan sosial politik serta antar kelompok berkepentingan lainnya untuk
mencapai kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi dan golongan.Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom,
budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan
dengan bangasa lain seperti sistem politik luar negeri Indonesia yaitu bebas aktif.
Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang
mencerminkan musyawarah. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika
politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan asas

8
legitimasi hukum, yaitu dijalankan sesuai dengan hukum dan dilaksanakan
berdasarkan legitimasi moral. Oleh karena itu, etika politik bangsa Indonesia harus
mengacu pada nilai-nilai Pancasila sebagai berikut ini.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai ketuhanan sebagimana terkandung dalam agama-agama yang dianut
bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai yang mengayomi, meliputi dan menjiwai
keempat sila yang lain. Oleh karena itu, etika politik yang dilandasi dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa akan menempatkan fungsi kontrol bagi para
penyelenggara negara dan para politisi bahwa ada tuhan yang menjadi spirit nilai-
nilai spiritual dalam bertindak dan berperilaku sehingga tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Hakikat sila kemanusiaan terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea
pertama: “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus, dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan...”. Sila kedua ini memberikan
legitimasi moral kemanusiaan dalam menyelenggaraan negara sehingga menuntut
warga negara dan penyelenggara negara agar memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.
c. Sila Persatuan Indonesia
Proses penyelenggaraan negara harus selalu didasari oleh asas persatuaan,
dimana setiap kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa tidak ditujukan untuk
memecah belah bangsa, tetapi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang
berbunyi, “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia...”. Oleh karena itu, perlu dibangun etika politik kenegaraan yang cocok
dengan karakter bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Purmusyawarahan dan
Perwakilan
Sila ini menegaskan bahawa negara berasal dari rakyat dan segala kebijakan dan
kekuasaan senantiasa untuk rakyat. Sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan
UUD 1945 alinea keempat, yaitu, “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat...”. Dengan demikian, aktivitas politik yang

9
menyangkut kekuasaan serta konsep pengambialan keputusan, pengawasan, dan
partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan legitimasi hukun
dalam kehidupan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, keadilan sosial
merupakan tujuan dalam kehidupan bernegara yang menunjukan setiap warga
negara Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam bidang hukum, politik, sosial,
agama, ekonomi dan kebudayaan. Oleh karena itu, untuk mencapai aspek keadilan
tersebut, kehidupan dan penyelenggaraan negara harus senantiasa berdasarkan
hukum yang berlaku.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
1) Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam sejarah Bangsa
Dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukan adanya
perubahan-perubahan tentang pemahaman dan pelaksanaan nila-nilai Pancasila.
Dinamika Pancasila yang terjadi dibeberapa periode kepemimpinan yaitu pertama pada
masa pemerintahan presiden Soekarno atau masa Orde Lama, kedua pada masa
pemerintahan presiden Soeharto atau masa Orde Baru, ketiga pada masa pemerintahan
presiden B.J. Habibie atau pada masa reformasi sampai masa pemerintahan presiden
yang sekarang.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, dimana pada masa ini masih
adanya pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama pada sistem kenegaraanya.
Pada pemerintahan Soekarno atau Orde Lama, adanya 3 periode penarapan Pancasila.
Yang pertama pada saat Indonesia baru saja merdeka,banyak terjadi keinginan untuk
menggantikan pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia. Yaitu adanya keinginan
dari kalangan yang paham komunis yang ingin menggantikan ideologi Pancasila
menjadi komunis. Serta adanya dari kalangan warga muslim yang ingin menjadikan
Indonesia menjadi Negara islam dengan ideologi yang berdasarkan atas syariat islam.
yang kedua yaitu, pada tahun 1950-1959 pada periode ini dasar Negara etap pancasila
akan tetapi dalam penerapannya lebih mengarah kepada Liberalis yang menyimpang
dari Pancasila sila ke empt. Yang ketiga yaiyu pada saat demokrasi terpimpin pada
tahun 199-1965 yang pada saat itu NASAKOM lebih popular dari pada Pancasila iu
sendiri.

10
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto , Pancasila dijadikan pembenar
kekuasaan melalui penataran P-4. Diajukannya usul tersebut oleh Presiden Soeharto
karena Presiden ingin mengembalikan posisi Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pada masa reformasi, nilai-nilai Pancasila menjadi lebih dutamakan denagn
mengeluarkan beberapa kebijakan-kebijakan, akan tetapi para penguasa yang tidak
respek terhadap Pancasila itu sendiri.
2) Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
Tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai ideology Negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah meletakan nilai-nilai pancasila tersebut yang tidak
sesuai dengan seharusnya dan menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan
bernegara.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut telah terjadi bahkan pada saat
pemerintahan yang sebelumnya. Yaitu yang pertama pada saat Orde Lama yang pada
saat itu terdapat beberapa periode penyimpangan yaitu :
a) Pada periode 1945-1950,pada periode ini Pancasila menghadapi berbagai masalah
dimana yang ditandai dengan adanya upaya-upaya dari beberpa kalangan untuk
menggantikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi antara lain: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI) di Madiun 18, September 1948 yang dipimpin oleh Muso, tujuan utamanya
yaitu mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis (paham
komunis). Yang kedua adanya pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
17, Agustus 1949 dipimpin oleh Kartosuwiryo dan ditangkap 4, Juni 1962 tujuan
utamanya yaitu mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dengan syaria’t islam
sebagai pengganti Pancasila
b) Periode 1950-1959pada periode ini dimana penerapan Pancasila lebih diarahkan
pada ideologi liberalisme (kebebasan tanpa batasan),yang tidak menjamin stabilitas
pemerintahan. Periode ini ditandai dengan penerapan Pancasila pada sila keempat
yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting). Pada periode ini banyak terjadi pemberontakan dari masyarakat Indonesia
yaitu :
 Republik Maluku Selatan (RMS). Republik Maluku Selatan dipimpin oleh
Chris Soumokil tetapi didirikan oleh Johanis Manuhutu pada tanggal 25 April

11
1950. RMS didirikian karena rayat Maluku Selatan ingin memisahkan diri dari
NKRI.
 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang didirikan pada
tanggal 15 februari 1958
 Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) NKRI karena ketidakpuasan Daerah
terhadap Pemerintah Pusat dan didukung Amerika Serikat
c) Periode 1959-1966 Periode yang dikenal dengan periode demokrasiterpimpin
(demokrasi yang berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno) adanya terjadi
penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi sehingga Presiden
Soekarno menjadi otoriter karena diangkat menjadi presiden seumur hidup melalui
TAP MPR No. lll/MPRS/1960. Pada periode presiden mengeluarkan ajaran
NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) tetapi ajaran tersebut tidak cocok
untuk NKRI karena penyimpangan terhadap Ideologi Pancasila. Sehingga terjadi
kemerosotan moral di sebagian masyarakat, dan Pemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tanggal 30 September 1965 dipimpin oleh D.N. Aidit, yang
bertujuan untukmendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis
sebagai pengganti pancasila.
Yang kedua pada masa pemerintahan Soeharto atau pada masa Orde Baru pancasila
dijadikan landasan Negara yang sesungguhnya. Pada awalnya pancasila dijadikan
landasan yang sebenarnya akan tetapi saat presidenSoeharto mengeluarkan penataran P-
4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). Akan tetapi, sebenarnya tidak
ada perubahan yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia pada saat itu. Dalam
perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden tetap merupakan pusat
dari seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol
utama lembaga negara lainnya baik yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK
dan MA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya).
Sehinnga adanya anggapan bahwa Pancasila adalah produk rezim Orde Baru.Yang
ketiga tantangan yangdihadapi Pancasila adalah adanya era globalsasi yang dapat
menyebabkan adanya penyimpanganpenyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yang
seharusnya ditaati.
Tantangan yang ada pada saat ini yaitu terdapat dari dalam Negara itu sendir
ataupun adanya pengaruh dari luar. Tangtangan dari Negara itu sendiri seperti,
disintegrasi, pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan warga Negara, adanya
sifat individualisme yang dapat menghancurkan bangsa. Tantangan dari luar yaitu

12
tantangan yang berasal dari luar seperti adanya tantangan dari ideology lain yang ingin
menggantikan ideology Pancasila, adanya campur tangan luar terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, social maupun budaya.
E. Esensi dan Urgensi dalam kajian Sejarah Indonesia untuk Masa Depan
1) Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat Negara karena menagndung beberapa
unsuryaitu nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat. Alasan utama mengapa
pancasila menjadi asar Negara Indonesia yaitu penjelasan terhapa sila-sila yang
terdapat pada Pancasila itu sendiri yaitu ;
Sila Pertama:Beriman kepada tuhan yang maha esa, ini sesuai dengan agama dan
keyakinan sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradap.
Nilai luhur ini telah melandasi kerukunan hidup berbangsa,
bermasyarakat, dan juga bernegara.
Sila Pertama:Beriman kepada tuhan yang maha esa, ini sesuai dengan agama dan
keyakinan sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradap.
Nilai luhur ini telah melandasi kerukunan hidup berbangsa,
bermasyarakat, dan juga bernegara.
SilaKetiga:Setiap warga negara mengutamakan persatuan, kepentingan, kesatuan, dan
juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
golongan. Sikap tersebut melahirkan kesanggupan dan kerelaan
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sila Keempat:Kerakyatan pada sila pancasila tersebut memiliki makna bahwa rakyat
sangat di utamakan oleh negara. Sehingga setiap kebijakanyang
diputuskan oleh negara memiliki hikmat. Juga setiap kebijakan itu di
putuskan berdasarkan musyawarah / mufakat dengan perwakilan-
perwakilan setiap masyarakat.
Sila Kelima:Bekerja keras dan juga menghargai hasil kerja keras orang lain sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan sikap kebersamaan. Pancasila selalu
menjadi pegangan bersama dan juga ideologi negara tak tergoyahkan
sedikit pun.
2) Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila sangat penting peranannya terhadap bangsa Indonesia karena dengan
Pancasila Negara ini akan lebih terarah dan mempunyai tujuan. Akan tetapi, pada saat

13
ini banyak hal yang menyebabkan rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang
nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
Penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai pancasila
dalam masyarakat Indonesia yaitu :Faktor dan penyebab lunturnya nilai – nilai
Pancasila:
1. Kurangnya peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja.
Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita
untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Jika kurangnya pegangan seseorang pada
ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya.
Pendidikan Agama seharusnya dapat meminimalkan kenakalan-kenakalan remaja
yang acuh terhadap negaranya sendiri. Kehidupan remaja Indonesia akan sangat
bermanfaat apabila memiliki kesadaran terhadap pentingnya Pancasila dalam
kelangsungan hidup bermasyarakat.
2. Kurangnya pendidikan pancasila.
Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan
Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai
pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi
belakangan ini remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik dengan
hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka seakan telah lupa memiliki
dasar negara sendiri yaitu Pancasila. 
3. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah
maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semestinya. Pembinaan moral harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai
dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana
yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas – batas dan ketentuan
moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan
sikap yang dianggap baik, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral.
Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak
menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.
4. Penyimpangan nilai – nilai Pancasila.
Kenakalan remaja juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila,
Pancasila mengajarkan pada kita untuk mengutamakan Tuhan didalam hidup kita,

14
memiliki rasa simpati dan empati, bersatu walaupun kita memiliki perbedaan satu
sama lain, dan tidak mengutamakan pribadi, serta bersikap adil kepada sesama
kita. Itu hanya beberapa contoh kecil yang diberikan Pancasila. Contohnya seperti
tawuran antar sekolah yang menunjukkan bahwa anak muda sekarang sudah tidak
memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan sikap saling menghargai. 
5. Efek Globalisasi
Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan  remaja di Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga
begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan Ideologi Negara Indonesia yang sangat diperlukan karena
tanpa ideologi pancasila tersebut maka Negara Indonesia tidak tahu arah untuk melakukan
apapun. Pancasila juga merupakan hal yang sangat penting karena Pancasila mampu
menampung semua persamaan aspirasi maupun perbedaan individu yang ada di Indonesia,
selain itu  sebenarnya Pancasila juga sudah diamalkan sejak sejarah dimulai di
Indonesia .  Pada dasarnya baik dari masa orde lama, orde baru, ataupun masa reformasi
masih banyaknya praktik penyimpangan nilai-nilai pancasila yang imbasnya sangat
berpengaruh pada penderitaan masyarakat.

B. Saran
Sebaiknya masyarakat menyadari perkembangan pancasila dalam kehidupannya,
karena pancasila memiliki manfaat yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Serta kita sebaiknya menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut
dengn penuh kebanggan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ismanto, Geri. 2011.Pendidikan Pancasila. Pekanbaru: CV Mulia Indah Kemala.

Nurwardani, Paristianti, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Universitas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan tinggi.

https://mulflihiesp.blogspot.co.id/2014

https://anisafebriana.blogspot.co.id/2014.

https://www.google.co.id/searah.

http://dokumenqu.blogspot.co.id/2012/07/pancasila-dalam-era-orde-lama.html

http://iqbalinformatikaumi.blogspot.co.id/2012/12/makalah-perkembangan-pancasila-di.html

http://www.febrijatmiko.com/2012/10/mengapa-bangsa-indonesia-berpancasila.html

17

Anda mungkin juga menyukai