Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PANCASILA

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH


DOSEN PENGAMPU : FEBRIYANTI S.PD., M.PD.

DISUSUN OLEH :

1. RANGGA SAPUTRA 112022091


2. RIKY JUNI IRAWAN 112022094
3. RANDA LUTFI NURALAM 112022106
4. ARIYANTO 112022120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Pendidikan Pancasila”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca.

Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang
paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Palembang, 28 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................2

BAB I............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................5

1.4 Manfaat penulisan................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...........................................................................................................................6

2.1 Pengertian Pancasila...........................................................................................................6

2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila............................................................................................9

2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila..........................................................................11

2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan Pancasila.........................14

2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila.......................................................15

2.6 Nilai - nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif...............................................17

BAB III........................................................................................................................................19

PENUTUP...................................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19

3.2 Saran..................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar Negara kita,
Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah terdapat baik
di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa pembukaan UUD 1945
alenia keempat yang berbunyi :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proses
reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses Pendidikan juga
seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi Pendidikan Pancasila
menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang Ketatanegaraan dan Hak Asasi
manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang lebih besar
kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan bersikap kritis terhadap implementasi
kebijakan pemerintah.

Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan Pancasila tersebut dilakukan maka


Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi tidak akan disukai oleh Mahasiswa. Bagaimana
pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi dan mendiskusikan informasi tersebut
melalui Pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika perkuliahan Pendidikan
Pancasila dilakukan terbatas, makai ia akan berhadapan dengan situasi luar bergerak secara
dinamis.

1.2. Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini
antara lain
1. Apa pengetian Pancasila ?
2. Menjelaskan urgensi Pendidikan Pancasila ?
3. Mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila ?
4. Bagaimana landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis dalam Pendidikan
Pancasila ?
5. Apa saja argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan pancasila?
6. Menjelaskan nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif!
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga tujuan
dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Pacasila
2. Untuk mengetahui urgensi Pendidikan Pancasila
3. Untuk mengetahui alasan mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila
4. Untuk mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis Pendidikan
Pancasila
5. Untuk mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila
6. Untuk menegtahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif
1.4 Manfaat penulisan
Berbagai manfaat penulisan dari makalah pengantar pendidikan pancasila adalah

1. Menambah pengetahuan tentang Pancasila


2. Memahami urgensi Pendidikan Pancasila
3. Menambah pengetahuan tentang penting nya mempelajari Pendidikan Pancasila
4. Mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis tentang Pendidikan
Pancasila
5. Mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila
6. Mengetahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila berdasarkan:

1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
 Panca artinya lima
 Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
 Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Tujuannya, memeroleh dukungan
bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat
dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas tema dasar
negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai keesokan
harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang
mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
 29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
 31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar negara: 1.
Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4. Kekeluargaan 5.
Musyawarah.
 1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar negara
Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2.
Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4.
Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri Sila”:
1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme 2. Sosio Demokrasi, yaitu:
Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang Maha Esa Adapun “Tri Sila” tersebut
masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang intinya adalah “gotong royong”

Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat) antara Sidang I
BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan
dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan.
Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan
sebagai berikut: 1. Ir. Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad
Soebardjo (anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH. Wachid Hasyim (anggota) 6.
Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8. H. Agus Salim
(anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota)

e. 22 Juni 1945. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan
(nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

f. Rapat Kedua
 10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
 Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan
19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua
Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad
Hatta.
 11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota), Wongsonegoro,
Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus Salim, Dr. Soekiman.
 13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil
kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
 14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah
pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2) pembukaan UUD, 3) batang
tubuh UUD.
 Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil
tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
g. Terminologis
 17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi kelahiran negara
Republik Indonesia.
 18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus mengesahkan
UUD 1945.
 UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37 pasal, 1
aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
 Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan Pancasila yang
sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan Inpres No.12 Tanggal 13
April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila Dasar
Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945.
2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila
Berkaitan dengan urgensi Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, yaitu seberapa jauh
pentingnya Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di perguruan tinggi. Sebelum
membahas lebih jauh akan dibahas terlebih dahulu mengenai hakekat pancasila. Memahami
hakekat pancasila berarti memahami makna pancasila. Artinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bahwa pancasila mempunyai fungsi dan peran tersendiri. Sudah jelas pancasila
adalah dasar negara, namun disamping itu pancasila mempunyai fungsi sebagai pandangan
hidup bangsa. Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari nilai-nilai yang
dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
mewujudkan.

Melihat betapa pentingnya fungsi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia maka
sudah seharusnya pancasila dipahami secara menyeluruh dan mendalam oleh orangnya sendiri.
Salah satu sarana dalam proses memahami pancasila adalah melalui pendidikan formal mulai
dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pendidikan pancasila sudah diatur
sedemikian rupa dalam sebuah peraturan. Dasar hukum pelaksanaan pendidikan pancasila di
lembaga pendidikan formal bersumber pada TAP MPR no II/MPR/1998 tentang GPHN yang
menetapkan antara lain :

1. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pedoman penghayatan dan pengamalan


Pancasila
2. Pendidikan moral Pancasila
3. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta unsur-unsur yang dapat meneruskan dan
mengembangkan jiwa
4. Semangat dan nilai-nilai perjuangan khususnya nilai-nilai 45 pada generasi muda,
dilanjutkan dan makin ditingkatkan disemua jenis jenjang pendidikan mulai dari TK
sampai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Perguruan tinggi yang berperan dalam mengembangkan dan memperdalam pengatahuan


dan mengajarkannya dan memperoleh pengatahuan. Bahkan berbagai masalah yang sedang
terjadi di negara ini bisa dilestarikan dari memperdalam dan menemukan sebuah solusi melalui
pemahaman yang mendalam tentang pancasila. Melalui pendidikan pancasila, diharapkan juga
para mahasiswa memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, bangsa secara berkesinambungan dan konsisten, dengan cita-cita tujuan Nasional.

Disamping itu mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung


jawab sesuai dengan hati nurani serta memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia. Selain itu dengan pengajaran ditingkat perguruan
tinggi memungkiankan mahasiswa menerapkan sehingga nilai-nilai moral pancasila terkandung
dalam sila-sila pancasila masuk dalam kepribadian mahasiswa.
Kedudukan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib umum
(MKWU) yang berdiri sendiri dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-
masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.

Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge,
attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing, serta dengan menjadikan
nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun sehingga menjadi warga Negara yang baik.

2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila


Mengapa harus ada pendidikan Pancasila di perguruan tinggi? Pendidikan Pancasila
sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan bermoral. Hal
tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi mendatangi
masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan teknologi,
melainkan juga berbagai aliran dalam berbagai kehidupan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya
yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan
bangsa lainnya. Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang
ditandai dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-norma sosial
yang hidup di masyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui
pendidikan Pancasila.

Tujuan pendidikan pancasila dapat di lacak keterkaitannya dengan tujuan nasional dan
tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah agar subjek didik memiliki
moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas itu mampu itu terwujud dalam kehidupan
sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral adalah perilaki keimanan dan ketakwaan
terhadap tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilau
kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa indonesia.

Adapun tujuan pendidikan pancasila diperguruan tinggi adalah agar mahasiswa :

1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sebagai Warganegara Indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan bermasrakat,
berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang
berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma pancasila,
sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek
dan pembangunan.
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai
Pancasila.

PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI.


Pada zaman sekarang, arus globalisasi memberikan dampak yang besar bagi warga
negara dan kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan. Tidak
hanya itu, rendahnya pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila dalam warga negara, pelajar dan
mahasiswa akan dapat menimbulkan aliran-aliran akstremisme yang akan berakibat tindakan-
tindakan yang tidak sesuai dengan nilai pancasila atau bisa disebut tindakan-tindakan radikal.
Oleh karena itu, pendidikan pancasila perlu diajarkan diperguruan tinggi untuk dapat menjadi
motivasi dan dapat meningkatkan pengetahuan lebih tentang nilai-nilai pancasila, dan warga
negara juga perlu lebih mengetahui tentang nilai-nilai pancasila.

Dalam Bab pertama dijelaskan tentang pancasila dalam lintas sejarah, pancasila ada dan
sudah diterapkan sejak pada masa kerajaan kutai sampailah pada masa reformasi.adapun masa
kebangkitan nasional contoh gerakan nasional adalah Budi Utomo yang pada tanggal 20 Mei
1908 dibentuk, organisasi inilah yang yang merupakan awal gerakan nasional yang
mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya
sendiri.

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap
bangsa serta mencerminksn kepribadian bangsa. Di Bab kedua ini dijelakan tentang pengertian
pancasila dam perkembangannya. Dalam perkembangan pancasila tidak lepas dengan sejarah,
perumusan pancasila, serta tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya, salah satu tokoh yang terlibat
adalah Kasman Singodimedjo.

Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian, yang dimaksud disini adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan
dasar pandangan atau paham, ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai
tujuannya. Dalam Bab ketiga akan dipaparkan tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara.

Filsafat terbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan, dengan rasa ingi tahu
inilah yang akan menimbulkan pengetahuan. Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya itu saling berkaitan, saling berhubungan
bahkan saling mengkualifikasi. Bab keempat akan dijelaskan secara lengkap tentang Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat.

Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik, yang
dimana dalam Bab kelima akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Etika Politik. Apabila
politik mengarah kepada kepentingan umum atau negara, itu adalah etika yang baik. Etika
politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antarkekuatan.

Pancasila ada intuk mengakomodir segala problematika dan keberlangsungan hidup


agama-agama diindonesi. Diindonesia ada 6 agama resmi yang masing-masing memiliki latar
belakang tersendiri. Ada beberapa teori untuk menganalisis relasi antara negara dan agama
yang antara lain dirumuskan dalam tiga paradigma, semua penjelasan akan dijelaskan secara
lengkap didalam Bab keenam.
Paradigma menurut para ahli adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku. Pada Bab ketujuh akan
dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat Berbangsa
Dan Bernegara. Didalam Bab ketujuh ini akan dijelaskan juga secara lengkap paradigima yang
berkaitan dengan pancasila.

Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yang disebut undang-undang dasar (UUD),
pncasila juga termuat didalamnya.membahas nilai, didalamnya terkandung cita-cita, harapan,
kehendak, keinginan dan keharusan. Pembahasan tentang nilai berarti membahas tentang hal-
hal yang ideal, tentang cita-cita atau harapan masa depan dan kenyataan atau keharusan.
Didalam Bab kedelapan ini akan dijelaskan secara rinci tentang Nilai Pancasila Dalam
Kehidupan Bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Sekarang negara indonesia berada pada masa revolusi 4.0 dimana perkembangan
teknologi yang besar terjadi pada masa ini dimana diikuti oleh ilmu pengetahuan. Buku ini
cocok untuk para mahasiswa, dimana semua dijelaskan yeng terkait dengan pancasila dan
penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini direkomendasikan untuk para pembaca
karena dalam buku ini terdapat ilmu tentang pendidikan pancasila.

2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan Pancasila.


A. Landasan Historis
Landasan historis merupakan landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi
pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan
materinya, rancangan modal pembelajaranya, dan evaluasinya. Formasi pendidikan pancasila
tentu saja tidak hanya memiliki prespektif waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan historis
perlunya perilaku tertentu bagi generasi muda.
Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa yang penting dari
masa lampau, masalah yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal
dimasa lampau.Proses sejarah pembentukan bangsa Indonesia (Prasejarah, Kerajaan Kuno,
Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan kemerdekaan, kemerdekaan dstnya) Sejarah
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara (sejak sidang BPUPKI I hingga sekarang).

B. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu pandangan
hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa memiliki ciri khas
tersendiri.

C. Landasan Yuridis
Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit pada pasal 37 bahwa
kurikulum pendidikan tinggi memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan
pendidikan bahasa. SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

D. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis; suatu kesatuan bagian-bagian,
setiap bagian memiliki fungsi tersendiri, saling berhubungan erat, memiliki satu tujuan, dan
terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila.


Indonesia, terhampar dari Sabang hingga Marauke. Seperti yang diketahui
bersama,Indonesia sebagai negara kepulauan terbentuk dari keberagaman suku, adat-istiadat,
dan bahasa.Dengan kondisi sosial budaya Indonesia yang begitu heterogen, pandangan hidup
atau ideologi sebagai sebuah dasar negara menjadi praktis sangat dibutuhkan. Indonesia
membutuhkan sebuah ideologi netral yang bisa memayungi dan merangkul semua budaya dari
berbagai lapisan masyarakat.
Akan tetapi sebelum kita membahas makalah ini, sebenarnya apa itu ideologi? Secara
harfiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia ideologi adalah sebuah sistem kepercayaan
yang menerangkan, membenarkan suatu tatanan yang ada/yang dicita-citakan dan memberikan
strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta program untuk mencapainya. Di pihak
yang sama, Shawn T. &Sunshine H. (2005) membenarkan bahwa ideologi adalah sebuah
sistem pandangan umum tentang sesuatu hal.

Penulis menyimpulkan bahwa jelas sekali ideologi adalah sebuah pandangan berupa
tujuan yang ingin diacapai oleh sebuah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan.Sebuah
ideologi sebagai pemersatu bangsa yang ada di Indonesia tidak lain adalah Pancasila, sebuah
sistem yang dari awal di cetuskan telah menjadi sebuah dasar dari berbagai aspek kehidupan
bangsa. Pancasila yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif-filosofis-
ideologis-konstitusional bangsa, yang menjadi dasar dari cita budaya dan moral politik nasional
(Dwirini, A. 2011).Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada awal-mulanya
dibentuk. Diawali ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang sedang memperingati hari
lahirnya.

Penjajah jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia.


Janji ini diberikan dikarenakan Jepang yang sedang terdesak oleh tentara sekutu. Untuk
mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia, bangsa indonesia boleh
memperjuangkan kemerdekaannya.Untuk mengawalinya, jepang membentuk sebuah badan
yang bertujuan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat yang kemudian
mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara (Gunadarma Bab V). Pada tanggal
1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah Pancasila sebagai dasar negara dan
disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan terobosan gemilang mengenai
dasar negara oleh para founding fathers pada masa itu.Sejalan dengan berjalannya sebuah
negara Indonesia, ideologi Pancasila yang terbentuk mengalami ujian dan dinamika dari sebuah
sistem politik.

Dimulai dengan sistem demokrasi liberal yang dianut pada masa setelah indonesia
merdeka, pembentukan indonesia serikat, system liberal pada UUDS 1945, dan peristiwa G 30
S PKI. Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam Metro TV news.com bahwa
sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru dan demokrasi multipartai pancasila
harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis
bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah.
Dengan sejarah perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas,
pancasila membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa.

Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan
bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek globalisasi.
Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala jenis kehidupan dimana
batasan- batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi(IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari
terminology globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses
berbagai jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat
singkat.

Dengan perkembangan Informasi yang begitu cepat, tantangan yang diterima


oleh.ideologi pada saat ini juga menjadi sangat luas dan beragam. Sebagai contoh, beragamnya
banyak agama di Indonesia yang terkadang menjadi alasan pemicu konflik horizontal antar
umat beragama, ekonomi yang mulai berpindah dari sistim kekeluargaan (contoh: pasar
tradisional)menjadi sistem kapitalisme dimana keuntungan merupakan tujuan utama, paham
komunisme, liberalisme, terorisme, chauvinisme, dsb. Masih banyak lagi hal dalam kehidupan
warga Negara indonesia yang dipengaruhi oleh informasi yang begitu mudah dan cepat
tersebut, tanpa bisa disebutkan satu-persatu.

Masalah-masalah yang disebutkan diatas bertentangan dengan semua nilai yang


terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara.Lalu sebenarnya apa fungsi Pancasila sebagai
dasar negara? Peran pancasila yang pertama pada dasarnya adalah Pancasila digunakan sebagai
penyaring informasi yang beragam.

2.6 Nilai - nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif


Pengertian objektif

Objektif adalah Pancasila memiliki sifat universal, nilai Pancasila akan tetap terkandung
dalam setiap lapisan kehidupan warga negara Indonesia, Pancasila adalah dasar hukum dan
peraturan yang berlaku di Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif adalah:

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki  makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa  dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan,kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan
keagamaan
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.

Pengertian Subjektif

Subjektif adalah Pancasila bukan hanya simbol tapi merupakan cerminan


dari masyarakat Indonesia sendiri dan melekat pada diri setiap orang, Pancasila merupakan jati
diri bangsa yang mendasari perilaku seluruh bangsa Indonesia, Pancasila mengandung nilai-
nilai yang mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan dan hubungan horizontal
antar sesama manusia serta manusia dan lingkungannya.

Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif adalah :

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia,


Sehingga bangsa Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,


Sehingga merupakan jati diri bangsayang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai  kerokhanian,
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius
yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada
kepribadian bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian disusun dalam makalah ini maka penulis menyampaikan


bahwa Pendidikan Pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk
mewujudkan suatu bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila
sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsaan bernegara pada khususnya.
Tujuan pendidikan pancasila dapat dipahami dengan menelaah dasar-dasar
pendidikan pancasila sebagai bagian yang tidak terpisah dalam konsep pendukung
capaian dalam penyelenggaraan pendidikan pancasila di perguruan tinggi. Dasar-
dasar yang dimaksud yakni dasar historis, kultural, yuridis, filosofis, dan politis.

Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sebagaimana tercantum


dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala bidang
kehidupan. Pancasila merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang
mengacu kepada nilai-nilai luhur. Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup
tersebut telah hilang otoritasnya, sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan
tersebut dapat menimbulkan krisis baik itu krisis moneter yang berdampak pada
bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku manusia. 

Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,


diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara
akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah pembangunan
bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara Republik Indonesia. 
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan
untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang ada
merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan
tujuan nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat
berguna bagi para pembaca
3.2 Saran
Berdasarkaan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan

Saran sebagai berikut :

1. Kepada Mahasiswa disarankan untuk lebih meningkatan kesadaran akan


menerapkan
nilai-nilai Pancasila agar sikap yang dilakukan para Mahasiswa tersebut, yaitu
menciptakan manusia yang berjiwa Pancasila dan senantisa menjadi pemuda-
pemuda yang berguna bagi bangsa dan Negara Indonesia.
2. Kepada masyarakat disaranka untuk terus memperhatikan lingkungan sekitar
akan organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik atau
dampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena organisasi tersebut dapat
berpengaruh bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi
harapan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

M.S,Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863

https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-pendidikan-pancasila-31663274

Anda mungkin juga menyukai