DISUSUN OLEH :
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Pendidikan Pancasila”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca.
Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang
paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19
3.2 Saran..................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar Negara kita,
Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah terdapat baik
di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa pembukaan UUD 1945
alenia keempat yang berbunyi :
Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proses
reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses Pendidikan juga
seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi Pendidikan Pancasila
menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang Ketatanegaraan dan Hak Asasi
manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang lebih besar
kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan bersikap kritis terhadap implementasi
kebijakan pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila berdasarkan:
1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
Panca artinya lima
Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Tujuannya, memeroleh dukungan
bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat
dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas tema dasar
negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai keesokan
harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang
mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar negara: 1.
Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4. Kekeluargaan 5.
Musyawarah.
1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar negara
Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2.
Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4.
Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri Sila”:
1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme 2. Sosio Demokrasi, yaitu:
Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang Maha Esa Adapun “Tri Sila” tersebut
masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang intinya adalah “gotong royong”
Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat) antara Sidang I
BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan
dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan.
Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan
sebagai berikut: 1. Ir. Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad
Soebardjo (anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH. Wachid Hasyim (anggota) 6.
Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8. H. Agus Salim
(anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota)
e. 22 Juni 1945. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan
(nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
f. Rapat Kedua
10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan
19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua
Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad
Hatta.
11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota), Wongsonegoro,
Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus Salim, Dr. Soekiman.
13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil
kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah
pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2) pembukaan UUD, 3) batang
tubuh UUD.
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil
tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
g. Terminologis
17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi kelahiran negara
Republik Indonesia.
18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus mengesahkan
UUD 1945.
UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37 pasal, 1
aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan Pancasila yang
sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan Inpres No.12 Tanggal 13
April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila Dasar
Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945.
2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila
Berkaitan dengan urgensi Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, yaitu seberapa jauh
pentingnya Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di perguruan tinggi. Sebelum
membahas lebih jauh akan dibahas terlebih dahulu mengenai hakekat pancasila. Memahami
hakekat pancasila berarti memahami makna pancasila. Artinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bahwa pancasila mempunyai fungsi dan peran tersendiri. Sudah jelas pancasila
adalah dasar negara, namun disamping itu pancasila mempunyai fungsi sebagai pandangan
hidup bangsa. Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari nilai-nilai yang
dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
mewujudkan.
Melihat betapa pentingnya fungsi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia maka
sudah seharusnya pancasila dipahami secara menyeluruh dan mendalam oleh orangnya sendiri.
Salah satu sarana dalam proses memahami pancasila adalah melalui pendidikan formal mulai
dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pendidikan pancasila sudah diatur
sedemikian rupa dalam sebuah peraturan. Dasar hukum pelaksanaan pendidikan pancasila di
lembaga pendidikan formal bersumber pada TAP MPR no II/MPR/1998 tentang GPHN yang
menetapkan antara lain :
Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge,
attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing, serta dengan menjadikan
nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun sehingga menjadi warga Negara yang baik.
Tujuan pendidikan pancasila dapat di lacak keterkaitannya dengan tujuan nasional dan
tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah agar subjek didik memiliki
moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas itu mampu itu terwujud dalam kehidupan
sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral adalah perilaki keimanan dan ketakwaan
terhadap tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilau
kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa indonesia.
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sebagai Warganegara Indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan bermasrakat,
berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang
berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma pancasila,
sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek
dan pembangunan.
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai
Pancasila.
Dalam Bab pertama dijelaskan tentang pancasila dalam lintas sejarah, pancasila ada dan
sudah diterapkan sejak pada masa kerajaan kutai sampailah pada masa reformasi.adapun masa
kebangkitan nasional contoh gerakan nasional adalah Budi Utomo yang pada tanggal 20 Mei
1908 dibentuk, organisasi inilah yang yang merupakan awal gerakan nasional yang
mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya
sendiri.
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap
bangsa serta mencerminksn kepribadian bangsa. Di Bab kedua ini dijelakan tentang pengertian
pancasila dam perkembangannya. Dalam perkembangan pancasila tidak lepas dengan sejarah,
perumusan pancasila, serta tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya, salah satu tokoh yang terlibat
adalah Kasman Singodimedjo.
Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian, yang dimaksud disini adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan
dasar pandangan atau paham, ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai
tujuannya. Dalam Bab ketiga akan dipaparkan tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara.
Filsafat terbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan, dengan rasa ingi tahu
inilah yang akan menimbulkan pengetahuan. Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya itu saling berkaitan, saling berhubungan
bahkan saling mengkualifikasi. Bab keempat akan dijelaskan secara lengkap tentang Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat.
Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik, yang
dimana dalam Bab kelima akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Etika Politik. Apabila
politik mengarah kepada kepentingan umum atau negara, itu adalah etika yang baik. Etika
politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antarkekuatan.
Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yang disebut undang-undang dasar (UUD),
pncasila juga termuat didalamnya.membahas nilai, didalamnya terkandung cita-cita, harapan,
kehendak, keinginan dan keharusan. Pembahasan tentang nilai berarti membahas tentang hal-
hal yang ideal, tentang cita-cita atau harapan masa depan dan kenyataan atau keharusan.
Didalam Bab kedelapan ini akan dijelaskan secara rinci tentang Nilai Pancasila Dalam
Kehidupan Bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Sekarang negara indonesia berada pada masa revolusi 4.0 dimana perkembangan
teknologi yang besar terjadi pada masa ini dimana diikuti oleh ilmu pengetahuan. Buku ini
cocok untuk para mahasiswa, dimana semua dijelaskan yeng terkait dengan pancasila dan
penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini direkomendasikan untuk para pembaca
karena dalam buku ini terdapat ilmu tentang pendidikan pancasila.
B. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu pandangan
hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa memiliki ciri khas
tersendiri.
C. Landasan Yuridis
Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit pada pasal 37 bahwa
kurikulum pendidikan tinggi memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan
pendidikan bahasa. SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
D. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis; suatu kesatuan bagian-bagian,
setiap bagian memiliki fungsi tersendiri, saling berhubungan erat, memiliki satu tujuan, dan
terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Penulis menyimpulkan bahwa jelas sekali ideologi adalah sebuah pandangan berupa
tujuan yang ingin diacapai oleh sebuah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan.Sebuah
ideologi sebagai pemersatu bangsa yang ada di Indonesia tidak lain adalah Pancasila, sebuah
sistem yang dari awal di cetuskan telah menjadi sebuah dasar dari berbagai aspek kehidupan
bangsa. Pancasila yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif-filosofis-
ideologis-konstitusional bangsa, yang menjadi dasar dari cita budaya dan moral politik nasional
(Dwirini, A. 2011).Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada awal-mulanya
dibentuk. Diawali ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang sedang memperingati hari
lahirnya.
Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat yang kemudian
mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara (Gunadarma Bab V). Pada tanggal
1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah Pancasila sebagai dasar negara dan
disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan terobosan gemilang mengenai
dasar negara oleh para founding fathers pada masa itu.Sejalan dengan berjalannya sebuah
negara Indonesia, ideologi Pancasila yang terbentuk mengalami ujian dan dinamika dari sebuah
sistem politik.
Dimulai dengan sistem demokrasi liberal yang dianut pada masa setelah indonesia
merdeka, pembentukan indonesia serikat, system liberal pada UUDS 1945, dan peristiwa G 30
S PKI. Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam Metro TV news.com bahwa
sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru dan demokrasi multipartai pancasila
harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis
bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah.
Dengan sejarah perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas,
pancasila membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa.
Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan
bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek globalisasi.
Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala jenis kehidupan dimana
batasan- batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi(IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari
terminology globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses
berbagai jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat
singkat.
Objektif adalah Pancasila memiliki sifat universal, nilai Pancasila akan tetap terkandung
dalam setiap lapisan kehidupan warga negara Indonesia, Pancasila adalah dasar hukum dan
peraturan yang berlaku di Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif adalah:
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan,kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan
keagamaan
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.
Pengertian Subjektif
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:
https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863
https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-pendidikan-pancasila-31663274