NAMA KELOMPOK :
Irmayani (22501023)
Sumiati (22501114)
TAHUN AJARAN
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Cooperative
Learning;Periode Pengusulan,Perumusan Dan Penetapan Pancasila Sebagai Ideologi Negara”
dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca mengenai pemikiran usaha rental. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah
ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Demikian
makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
i
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui periode pengusulan pancasila sebagai ideologi Negara.
2. Untuk mengetahui perumusan pancasila sebagai ideologi Negara.
3. Untuk mengetahui priode pengesahhan pancasila sebagai ideologi Negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dimana BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April
1945 Dengan jumlah anggota 60 orang yang diantaranya terdiri dari:
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Pada tgl , 29 Mei 1945, sidang yang pertama di mulai dengan
materi pokok pembicaraan calon dasar Negara. Sidang tersebut menampilkan beberapa
pembicara, yaitu Mr. MuhYamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo.
Keempat tokoh tersebut menyampaikan pendapat dan usulan tentang dasar Negara
diantaranya;
1. Muhammad Yamin
Pada tanggal 29 Mei 1945 mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan
yang terdiri atas lima hal, yaitu:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
2. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara
sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi, Nasionalisme
d. Kesejahteraan Sosial,
4
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila Selanjutnya,
Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai
angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas :
a. Sosio-Nasionalisme,
b. Sosio-Demokrasi, dan
c. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas
Gotong-Royong.
3. Mr. Soepomo
Pada Tanggal 31 Mei 1945 juga mengusulkan lima dasar
negara pada, yaitu sebagai berikut:
a. Paham negara persatuan
b. Perhubungan Negara dan agama
c. Sistem badan permusyawaratan
d. Sosialisme Negara
e. Hubungan antar bangsa
Meskipun demikian perbedaan pendapat di antara mereka tidak mengurangi
semangat persatuan dan kesatuan demi mewujudkan Indonesia merdeka. Sikap saling
menghargai dan toleransi yang berkembang di kalangan para pendiri negara seperti inilah
yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pada tanggal 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI Soekarno menyampaikan
pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan
awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi
tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI
Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang
kemudian dibukukan oleh BPUPKI tersebut. Sejarah mencatat bahwa pidato lisan
Soekarno inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan
5
Republik Indonesia dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu
Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya
Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan
terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila. Di
lain pihak, ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upaya- upaya “de-Soekarnoisasi”
oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya
dalam penggalian dan perumusan Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur
nasional.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar
filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian
dibentuk panitia kecil 8 orang (Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo
Kartohadikusumo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Muh.
Yamin, dan A.A. Maramis) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar
negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk
sementara.
6
Naskah awal "Pembukaan Hukum Dasar yang dijuluki "Piagam Jakarta" ini di
kemudian hari dijadikan "Pembukaan" UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-
sini.
Ketika para pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan
menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah satu
penyebab terjadinya perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang terhadap
Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6
Agustus 1945. Sehari setelah peristiwa itu. 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan
Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisi:
Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan sekutu
akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang meluluhlantakkan
kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah. Kekuatan yang
semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada
14 Agustus 1945. Konsekuensi dari menyerahnya Jepang kepada sekutu, menjadikan
7
daerah bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah perwalian sekutu, termasuk
Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat menjangkau wilayah-wilayah itu, untuk
sementara bala tentara Jepang masih ditugasi sebagai sekadar penjaga kekosongan
kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI yang
semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak berkuasa lagi, maka para
pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil keputusan politis yang penting.
Keputusan politis penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan
Jepang dan mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.
8
sehingga wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal. Selanjutnya, naskah tersebut diketik
oleh Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan yang telah dipersiapkan oleh
BPUPKI yang diberi nama Piagam Jakarta, akhirnya tidak dibacakan pada 17 Agustus
1945 karena situasi politik yang berubah. Sampai detik ini, teks Proklamasi yang dikenal
luas adalah sebagai :
PROKLAMASI
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno/ Hatta
9
Indonesia pada 17 Agustus 1950 kembali ke negara kesatuan yang sebelumnya berbentuk
Republik Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 dilaksanakanlah Pemilu yang
pertama pada 1955. Pemilu ini dilaksanakan untuk membentuk dua badan perwakilan,
yaitu Badan Konstituante (yang akan mengemban tugas membuat Konstitusi Undang-
Undang Dasar) dan DPR (yang akan berperan sebagai parlemen). Pada 1956, Badan
Konstituante mulai bersidang di Bandung untuk membuat UUD yang definitif sebagai
pengganti UUDS 1950. Sebenarnya telah banyak pasal-pasal yang dirumuskan, akan
tetapi sidang menjadi berlarut-larut ketika pembicaraan memasuki kawasan dasar negara.
Sebagian anggota menghendaki Islam sebagai dasar negara, sementara sebagian yang lain
tetap menghendaki Pancasila sebagai dasar negara. Kebuntuan ini diselesaikan lewat
voting, tetapi selalu gagal mencapai putusan karena selalu tidak memenuhi syarat voting
yang ditetapkan. Akibatnya, banyak anggota Konstituante yang menyatakan tidak akan
lagi menghadiri sidang Keadaan ini memprihatinkan Soekarno sebagai Kepala Negara.
Akhirnya, pada 5 Juli 1959. Presiden Soekarno mengambil langkah "darurat"
dengan mengeluarkan dekrit. Setelah Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959, seharusnya
pelaksanaan sistem pemerintahan negara didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945.
Karena pemberlakuan kembali UUD 1945 menuntut konsekuensi sebagai berikut:
Pertama, penulisan Pancasila sebagaimana termaktub dalam PembukaanUndang-Undang
Dasar 1945. Kedua, penyelenggaraan negara seharusnya dilaksanakan sebagaimana
amanat Batang Tubuh UUD 45. Dan, ketiga, segera dibentuk MPRS dan DPAS. Pada
kenyataannya, setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 terjadi beberapa hal yang berkaitan
dengan penulisan sila-sila Pancasila yang tidak seragam.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara republik indonesia.
Maka Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya
harus dimulai dari setiap warga Negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.Proses
perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah khususnya akan dibahas pada sidang tersebut
tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. Pada tanggal 1
Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon
rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang
artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu
seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Proses Perumusan dasar negara
berlangsung dalam sidang-sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Kemerdekaan, selanjutnya disebut BPUPKI) yang dilanjutkan dalam sidang-
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
3.2 Saran
Sebagai warga negara indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada
dalam pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan
benegara karena pancasila adalah pedoman hidup,jangan mudah terpengaruh oleh budaya
asing yang masuk ke negara kita.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Novia. (2021,September 22) Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara hingga
Penetapannya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5734304/sejarah-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-hingga-
penetapan
12
13