Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
“DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA”

DISUSUN OLEH ;
1. LUTHFI DWIJAYANTO (221090150056)
2. MUHAMMAD GHIFARY HARAS (221090150038)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG SERANG
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, dengan judul : “Dinamika
dan Tantangan Pancasila”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Serang, 12 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan ………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………... 2
A. Sejarah Pembentukan Pancasila ……………………………………….. 2
B. Nilai-Nilai Dasar Pancasila ……………………………………………. 3
C. Dinamika Ketahanan Pancasila ………………………………………... 4
D. Tantangan terhadap Ketahanan Pancasila ……………………………… 5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………... 7
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila adalah dasar ideologi negara Republik Indonesia. Kata
"Pancasila" berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata:
"panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip atau dasar.
Pancasila merupakan seperangkat prinsip dan nilai-nilai dasar yang
menjadi landasan negara Indonesia. Pancasila, yang dikenal sebagai dasar
negara Indonesia, memiliki nilai-nilai yang menjadi landasan bagi
pembangunan negara dan masyarakat. Pancasila menjadi dasar hukum dan
ideologi negara yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 (Undang-
Undang Dasar 1945) dan menjadi pedoman bagi berbagai kebijakan dan
institusi di Indonesia. Pancasila juga dianggap sebagai elemen identitas
nasional Indonesia dan menjadi panduan dalam menjalankan pemerintahan
dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh negara dan
masyarakat.
Meskipun memiliki nilai-nilai yang kuat, Pancasila juga
menghadapi berbagai tantangan dan dinamika yang perlu dipahami secara
menyeluruh. Oleh karena itu, dinamika dan tantangan Pancasila adalah
topik yang penting untuk diperbincangkan karena Indonesia adalah negara
yang heterogen, dengan beragam budaya, agama, suku, dan latar belakang
sosial yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pembentukan Pancasila?
2. Apa saja nilai-nilai dasar yang tercantum dalam Pancasila?
3. Apa saja dinamika terhadap ketahanan Pancasila?
4. Apa saja tantangan terhadap ketahanan Pancasila?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui sejarah pembentukan Pancasila.
2. Dapat mengetahui nilai-nilai dasar dalam Pancasila.
3. Dapat mengetahui dinamika yang terjadi terhadap ketahanan
Pancasila.
4. Dapat mengetahui tantangan yang harus dihadapi terhadap ketahanan
Pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pembentukan Pancasila
Kelahiran Pancasila ada kaitannya dengan berkecamuknya perang dunia kedua
pada medio 40an. Saat itu, Belanda yang sudah sekian tahun bercokol di Indonesia
dipaksa angkat kaki dari Indonesia oleh Jepang. Jepang yang sebelumnya telah
menduduki negara-negara Asia lain akhirnya sampai juga di Indonesia. Pasca diusirnya
Belanda, Jepang mulai membuat berbagai kebijakan yang salah satu tujuannya adalah
supaya mereka dapat memenangkan perang melawan pihak sekutu. Terlebih lagi
mereka telah memulai peperangan dengan Amerika Serikat yang artinya mereka sedang
berhadapan dengan lawan tangguh. Karenanya, Jepang membutuhkan berbagai cara
dan upaya.

Perjuangan yang dilakukan Jepang akhirnya berujung pada kekalahan. Di


tengah situasi yang semakin tidak menentu itulah Jepang mulai menjanjikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Sebagai langkah konkret dari janji tersebut,
dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai atau juga dikenal sebagai Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan inilah salah satu
badan yang berperan penting dalam sejarah singkat hari lahir Pancasila.

BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk menyelidiki hal-hal penting berkaitan


dengan kemerdekaan Indonesia sekaligus menyiapkan rencana kemerdekaan juga.
Dalam menjalankan perannya, BPUPKI menggelar rapat atau sidang sebanyak
beberapa kali (2 kali sidang besar tepatnya). Pada sidang pertamanya yang berlangsung
dari tangga 29 sampai 1 Juni 1945, salah satu agenda yang dibahas adalah perihal dasar
negara Indonesia. Dalam persidangan itulah, Pancasila yang pertama kali diusulkan
oleh Ir. Soekarno dirumuskan oleh para bapak bangsa. Tentunya usulan Soekarno
tidaklah serta merta begitu saja diterima oleh para peserta sidang. Terdapat perbedaan
pandangan antara beberapa pihak. Perbedaan pendapat tidak hanya dalam hal dasar
negara melainkan juga dalam hal bentuk negara dan hal-hal krusial lainnya.

Dikarenakan belum usainya pembahasan dalam sidang, diputuskanlah untuk


membentuk sebuah komite untuk menyelesaikan perselisihan yang ada dalam sidang.
Komite ini kemudian dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan yang beranggotakan:
Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, M. Yamin, Wahid Hasjim, Abdoel
Kahar Moezakir, Abikusno Tjokrosoejoso, Haji Agus Salim, dan A.A. Maramis.
Kesembilan tokoh inilah yang akhirnya menyelesaikan pembahasan mengenai dasar-
dasar negara termasuk juga Pancasila yang mana menjadi bagian penting dari sejarah
singkat hari lahir Pancasila. Pembahasan dasar negara ini selesai pada tanggal 22 Juni
1945 yang kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang
berbunyi seperti berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.

2
4. Keraykatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila akhirnya baru benar-benar disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945


atau sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh PPKI. Pancasila yang
disahkan pada hari tersebut lah yang isinya kita kenal sekarang yaitu dengan direvisinya
sila pertama menjadi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ oleh sebab satu dan lain hal.
(Samberan, 2022)

B. Nilai-Nilai Dasar Pancasila


Pancasila, sebagai ideologi dasar negara Indonesia, mengandung lima nilai dasar
atau prinsip dasar yang menjadi landasan bagi negara dan masyarakat Indonesia.
Berikut adalah nilai-nilai dasar Pancasila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Maha Esa):


Nilai ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila
menghormati berbagai keyakinan agama dan mempromosikan toleransi beragama.
Prinsip ini mencerminkan keberagaman agama di Indonesia dan pentingnya
menjaga harmoni antarumat beragama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab):
Nilai ini menggarisbawahi pentingnya menghormati martabat manusia,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menciptakan masyarakat yang adil
dan beradab. Ini termasuk perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan
peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
3. Persatuan Indonesia (Persatuan Indonesia):
Nilai ini menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia, mengatasi perpecahan, dan menghindari tindakan yang dapat merusak
persatuan nasional. Ini merupakan prinsip sentral dalam konteks negara yang
heterogen seperti Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Demokrasi):
Nilai ini menegaskan prinsip demokrasi dalam pemerintahan, di mana rakyat
memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik melalui
perwakilan yang dipilih atau musyawarah. Prinsip ini mencerminkan prinsip-
prinsip demokrasi yang dijalankan di negara Indonesia.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Keadilan Sosial):
Nilai ini mengedepankan konsep keadilan sosial, yaitu upaya untuk mengurangi
kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Pancasila mendorong distribusi
kekayaan dan peluang yang lebih merata bagi semua warga negara.

Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat


Indonesia dalam menjalankan pembangunan, mengatasi tantangan sosial, dan
membangun negara yang adil, beradab, dan demokratis. Pancasila juga merupakan

3
identitas nasional Indonesia dan merupakan landasan hukum dan ideologi negara yang
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
(Oktavian, 2018)
C. Dinamika Ketahanan Pancasila
Dinamika ketahanan Pancasila merujuk pada perubahan, perkembangan, dan
tantangan yang dihadapi oleh nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi negara
Indonesia. Ketahanan Pancasila mengacu pada kemampuan nilai-nilai ini untuk tetap
relevan dan kuat dalam menghadapi berbagai perubahan dalam masyarakat dan
lingkungan sosial-politik. Beberapa dinamika ketahanan Pancasila yang perlu
diperhatikan meliputi:

1. Perubahan Sosial dan Budaya:


Masyarakat Indonesia terus mengalami perubahan sosial dan budaya. Globalisasi,
urbanisasi, teknologi informasi, dan perkembangan sosial lainnya dapat
memengaruhi cara pandang dan nilai-nilai masyarakat. Ketahanan Pancasila harus
mampu mengakomodasi perubahan ini tanpa mengorbankan prinsip-prinsip
dasarnya.

2. Isu Agama dan Keberagaman:


Indonesia adalah negara dengan beragam agama dan kepercayaan. Tantangan
dalam mengelola pluralisme agama dan menjaga toleransi antarumat beragama
adalah aspek penting dari ketahanan Pancasila. Radikalisme agama dan konflik
agama dapat menguji ketahanan nilai-nilai Pancasila.

3. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia:


Pancasila menekankan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Tantangan dalam menjaga sistem demokrasi yang
kuat dan melindungi hak asasi manusia adalah dinamika penting dalam ketahanan
Pancasila.

4. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi:


Salah satu prinsip Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tantangan dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi serta menciptakan
pemerataan peluang menjadi aspek penting dari ketahanan Pancasila.

5. Isu Korupsi dan Ketidakadilan:


Korupsi dan ketidakadilan dalam sistem hukum dan pemerintahan dapat
mengancam integritas Pancasila. Ketahanan Pancasila memerlukan upaya untuk
mengatasi isu-isu ini dan memastikan penegakan hukum yang adil.

6. Perubahan Politik dan Ekstremisme:


Perubahan dalam dinamika politik, termasuk munculnya ekstremisme politik, dapat
memengaruhi stabilitas negara. Ketahanan Pancasila melibatkan penanganan
perubahan politik dengan cara yang mematuhi prinsip-prinsip demokrasi dan
keadilan.

4
Untuk menjaga ketahanan Pancasila, pemerintah, masyarakat, dan lembaga-
lembaga negara perlu berkolaborasi dalam mempromosikan dan memahami nilai-nilai
Pancasila, serta mengatasi tantangan-tantangan yang mungkin muncul. Ini melibatkan
pendidikan, dialog antaragama, peningkatan kesadaran politik, reformasi hukum, dan
langkah-langkah lainnya untuk memastikan Pancasila tetap relevan dan kuat sebagai
ideologi negara Indonesia.
(Hastangka, 2021)
D. Tantangan terhadap Ketahanan Pancasila

Tantangan ketahanan Pancasila adalah berbagai faktor atau dinamika yang


dapat mengancam stabilitas dan relevansi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai
ideologi negara Indonesia. Berikut beberapa tantangan utama yang perlu
diatasi dalam menjaga ketahanan Pancasila:
1. Radikalisme dan Ekstremisme:
Munculnya gerakan radikal dan ekstremis, baik yang berbasis agama
maupun ideologi, dapat mengancam nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan
yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Mereka seringkali berupaya
menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi yang lebih eksklusif.

2. Korupsi dan Ketidakadilan:


Korupsi dan ketidakadilan dalam sistem hukum dan pemerintahan
dapat merusak prinsip keadilan sosial yang menjadi bagian dari Pancasila.
Tantangan ini menghambat pembangunan yang adil dan merata.

3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi:


Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dan peluang ekonomi
dapat mengancam persatuan dan kerukunan sosial. Menyelesaikan masalah
kesenjangan sosial dan ekonomi adalah tantangan utama dalam menjaga
ketahanan Pancasila.

4. Konflik Antaragama dan Antarsuku:


Indonesia adalah negara dengan beragam agama, suku, dan budaya.
Tantangan dalam mengelola konflik antaragama dan antarsuku serta
menjaga kerukunan sosial adalah kunci untuk mempertahankan nilai
persatuan dalam Pancasila.

5. Politik Identitas:
Politik identitas dapat mengganggu stabilitas politik dan sosial.
Tantangan ini berkaitan dengan bagaimana masyarakat dan politisi

5
menggabungkan identitas budaya, agama, atau etnis dalam dinamika
politik.

6. Polarisasi Politik:
Perpecahan dan polarisasi dalam masyarakat serta politik dapat
menghambat kemampuan negara untuk mencapai konsensus dan
mengambil keputusan yang berkualitas. Hal ini dapat merusak prinsip
demokrasi dan hikmat kebijaksanaan dalam Pancasila.

7. Teknologi dan Media Sosial:


Perkembangan teknologi informasi dan media sosial telah
memengaruhi dinamika sosial dan politik di Indonesia. Disinformasi,
propaganda, dan polarisasi dapat merusak proses demokrasi dan
mendorong ketegangan sosial.

8. Tantangan Eksternal:
Faktor-faktor eksternal, seperti tekanan dari negara lain atau
pengaruh asing, juga dapat menjadi tantangan terhadap kedaulatan dan
integritas Pancasila sebagai ideologi negara.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya
kolaboratif dari pemerintah, masyarakat sipil, lembaga pendidikan, dan
berbagai pemangku kepentingan lainnya. Pendidikan tentang nilai-nilai
Pancasila, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kesadaran politik,
reformasi hukum, dan promosi toleransi serta inklusi merupakan beberapa
langkah yang dapat diambil untuk menjaga ketahanan Pancasila. Selain itu,
penting untuk mempromosikan dialog antaragama, antarsuku, dan
antarbudaya serta mendorong partisipasi aktif warga negara dalam proses
demokrasi untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi negara
Indonesia.
(Ridhuan, 2021)

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila yang saat ini menjadi dasar negara Indonesia merupakan hasil dari
perjuangan para pejuang pendahulu yang telah melewati berbagai proses panjang.
Pancasila mempunyai nilai-nilai yang penting bagi pedoman hidup sehari-hari
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi panduan bagi pemerintah
dan masyarakat Indonesia dalam menjalankan pembangunan, mengatasi tantangan
sosial, dan membangun negara yang adil, beradab, dan demokratis. Untuk menjaga
ketahanan Pancasila, pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga negara perlu
berkolaborasi dalam mempromosikan dan memahami nilai-nilai Pancasila, serta
mengatasi tantangan-tantangan yang mungkin muncul. Ini melibatkan pendidikan,
dialog antaragama, peningkatan kesadaran politik, reformasi hukum, dan langkah-
langkah lainnya untuk memastikan Pancasila tetap relevan dan kuat sebagai
ideologi negara Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hastangka, A. (2021). Ketahanan Ideologi (Pancasila) di Masyarakat pada Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Lemhannas RI, 9 (1), 25-41. https://doi.org/10.55960/jlri.v9i1.374.
Octavian, W. A. (2018). URGENSI MEMAHAMI DAN MENGIMPLEMENTASIKAN
NILAINILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI
SEBUAH BANGSA. JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, 5(5), 123 – 128.
Ridhuan, S. (2021). Tantangan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila. Jakarta : Pamu-Esa Unggul.
Samberan, A. D. (2022). Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Diakses dari https://samberan-bjn.desa.id/artikel/2022/6/1/sejarah-singkat-
lahirnya-pancasila-sebagai-dasar-negara-republik-indonesia, pada tanggal 12
September 2023 pukul 16.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai