Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

KELAS X.7

UNTUK MEMENUHI TUGAS SEKOLAH

Disusun oleh :

Kelompok I

1. Gaisan Faiq Algani


2. Neza Yuliana
3. Sri Handini Putri
4. Nana Cahyani
5. Dika hayadin
6. Novita Pibri Ningsih
7. M. Ilham Juliandika

SMAN 1 JANAPRIA
2023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pancasila”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah “Pancasila” dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Janapria, 01 Agustus 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1. Pengertian Pancasila............................................................................................................6
2.2. Sejarah perkembangan lahirnya Pancasila..........................................................................7
2.3. Konsep gagsan para pendiri negara mengenai Pancasila....................................................8
2.4. Fungsi dan kedudukan pancasila di Indonesia……………………………………………11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………....15


3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………....16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya
adalah lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga merupakan
buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa
perjuangan kemerdekaan.

Dalam pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui. Kelima prinsip
yang ada dalam Pancasila tersebut kali pertama dicetuskan oleh Presiden RI, Soekarno, pada 1
Juni 1945. Adapun lima prinsip yang dijadikan sila dalam Pancasila tersebut ialah Ketuhanan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat/perwakilan, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa Pancasila
menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-
undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia. Hal itu berarti peraturan dan hukum yang
berlaku harus bersumber pada Pancasila. Baik yang tertulis (UUD) maupun yang tak tertulis
(konvensi). Sebagai dasar negara, secara hukum Pancasila memiliki kekuatan mengikat semua
Warga negaranya. Pengertian mengikat ialah bahwa ketentuan mengenai pembuatan segala
peraturan dan hukum untuk bersumber pada Pancasila bersifat wajib dan imperatif. Dengan
kata lain, tidak boleh ada satu pun peraturan atau hukum di Indonesia yang bertentangan
dengan Pancasila.

Dari mempelajari bab ini, diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui atau
memahami konsep, hakikat, dan pentingnya pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara,
atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam kehidupan bernegara. Kita sebagai
generasi muda seharusnya berpartisipasi atau berjuang untuk mewujudkan tujuan negara

4
berdasarkan pancasila. Agar partisipasi kita di masa yang akan datang efektif, maka perlu
perluasan dan pendalaman wawasan akademik mengenai dasar negara melalui mata kuliah
pendidikan pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?


2. Bagaimana sejarah perkembangan lahirnya Pancasila?
3. Apa konsep gagasan para pendiri negara mengenai Pancasila?
4. Apa fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui penegertian dari Pancasila.


2. Dapat mengetahui sejarah perkembangan lahirnya Pancasila.
3. Dapat mengetahui konsep gagsan para pendiri negara mengenai Pancasila.
4. Memahami fungsi dan kedudukan pancasila di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses lahirnya
Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia. Kata
pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :

1. Ketuhanan yang maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa


Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental. Adapun pembukaan UUD
1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana dianalisis makna yang
terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.

2.2 Sejarah Perkembangan Lahirnya Pancasila


Kelahiran Pancasila ada kaitannya dengan berkecamuknya perang dunia kedua pada
medio 40an. Saat itu, Belanda yang sudah sekian tahun bercokol di Indonesia dipaksa angkat
kaki dari Indonesia oleh Jepang. Jepang yang sebelumnya telah menduduki negara-negara Asia
lain akhirnya sampai juga di Indonesia.

Pasca diusirnya Belanda, Jepang mulai membuat berbagai kebijakan yang salah satu
tujuannya adalah supaya mereka dapat memenangkan perang melawan pihak sekutu. Terlebih
lagi mereka telah memulai peperangan dengan Amerika Serikat yang artinya mereka sedang
berhadapan dengan lawan tangguh. Karenanya, Jepang membutuhkan berbagai cara dan upaya.

6
Perjuangan yang dilakukan Jepang akhirnya berujung pada kekalahan. Di tengah situasi
yang semakin tidak menentu itulah Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Sebagai langkah konkret dari janji tersebut, dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai atau juga
dikenal sebagai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan inilah salah satu badan yang berperan penting dalam sejarah singkat hari lahir Pancasila.

 Rapat BPUPKI

BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk menyelidiki hal-hal penting berkaitan dengan
kemerdekaan Indonesia sekaligus menyiapkan rencana kemerdekaan juga. Dalam
menjalankan perannya, BPUPKI menggelar rapat atau sidang sebanyak beberapa kali (2 kali
sidang besar tepatnya).

Pada sidang pertamanya yang berlangsung dari tangga 29 sampai 1 Juni 1945, salah
satu agenda yang dibahas adalah perihal dasar negara Indonesia. Dalam persidangan itulah,
Pancasila yang pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno dirumuskan oleh para bapak bangsa.

Tentunya usulan Soekarno tidaklah serta merta begitu saja diterima oleh para peserta
sidang. Terdapat perbedaan pandangan antara beberapa pihak. Perbedaan pendapat tidak
hanya dalam hal dasar negara melainkan juga dalam hal bentuk negara dan hal-hal krusial
lainnya.

 Peran Panitia Sembilan

Dikarenakan belum usainya pembahasan dalam sidang, diputuskanlah untuk


membentuk sebuah komite untuk menyelesaikan perselisihan yang ada dalam sidang. Komite
ini kemudian dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan yang beranggotakan:
1. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Achmad Soebardjo
4. M. Yamin
5. Wahid Hasjim
6. Abdoel Kahar Moezakir
7. Abikusno Tjokrosoejoso
8. Haji Agus Salim

7
9. A.A. Maramis
Kesembilan tokoh inilah yang akhirnya menyelesaikan pembahasan mengenai dasar-
dasar negara termasuk juga Pancasila yang mana menjadi bagian penting dari sejarah singkat
hari lahir Pancasila. Pembahasan dasar negara ini selesai pada tanggal 22 Juni 1945 yang
kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang berbunyi seperti
berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Keraykatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Disahkan Oleh PPKI


Pancasila akhirnya baru benar-benar disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 atau
sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh PPKI. Pancasila yang disahkan pada
hari tersebut lah yang isinya kita kenal sekarang yaitu dengan direvisinya sila pertama
menjadi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ oleh sebab satu dan lain hal.

Demikianlah sejarah singkat lahirnya sebuah dasar negara yang memiliki nama
"PANCASILA". Semoga dengan adanya peringatan setiap tahun dapat mengenalkan ke
generasi bangsa bahwa Pancasila memiliki peran penting di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2.3 Konsep Gagsan Para Pendiri Negara Mengenai Pancasila


Pancasila sebagai dasar negara merupakan buah pemikiran dari para pendiri negara.
Mereka adalah Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

1. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus,
dan ahli hukum. Selama ini disebutkan bahwa dalam membuat rumusan Pancasila, Mohammad
Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara. Pertama diajukan secara lisan
pada tanggal 29 Mei 1945 yang berisi:

8
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Kemudian hal tersebut berubah saat Mohammad Yamin menyampaikan rumusan dasar
negara yang diajukan secara tertulis, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun dalam buku Uraian Pancasila (1977) dijelaskan bahwa pidato Yamin yang
mengusulkan lima sila mirip Pancasila, bukanlah pidato yang disampaikan pada 29 Mei 1945 di
sidang BPUPKI, melainkan teks draf pembukaan UUD yang ditulis Yamin untuk keperluan
rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.

Yamin menulis draf pembukaan tersebut atas perintah Ketua Panitia Sembilan, yakni
Soekarno. Berdasarkan teks draf pembukaan UUD yang memuat lima sila mirip Pancasila
inilah, sebagian pihak lalu menyimpulkan bahwa Yamin telah mengusulkan Pancasila terlebih
dahulu daripada Soekarno. Pembuat kesimpulan ini awalnya ialah sejarawan Prof. Nugroho
Notosusanto dalam karyanya, Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang
Otentik (1979) dan Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (1981).

Dalam buku Naskah Persiapan UUD (1959) karya Yamin sendiri, disebutkan bahwa
Yamin hanya mengusulkan “dasar-dasar yang tiga”, yakni:

1. Permusyawaratan
2. Perwakilan
3. Kebijaksanaan

9
2. Soepomo
Soepomo merupakan seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika
Indonesia merdeka.
Selama ini dinarasikan bahwa usulan untuk rumusan Pancasila juga diungkapkan
Soepomo dalam pidatonya di sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945. Soepomo
memberikan lima rumusan untuk dijadikan dasar negara, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Namun Soepomo sebenarnya juga tidak mengusulkan dasar negara dalam bentuk lima
nilai yang mirip dengan Pancasila. Sebab sejak awal, Soepomo memang tidak ingin berbicara
mengenai dasar negara, melainkan mengenai pengertian (teori) negara.
Dalam Risalah Sidang BPUPKI-PPKI (1995), dijelaskan Soepomo hanya mengajukan
teori negara integralistik sebagai jalan tengah antara teori negara individual (liberal) dan
komunistik. Lima sila tersebut diambil secara acak dari pidato Soepomo selama Orde Baru,
untuk menunjukkan (seolah-olah), Soepomo juga mengusulkan Pancasila.

3. Soekarno
Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan
pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari lima butir gagasan. Gagasan
tersebut adalah:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila,
Trisila, dan Pancasila. Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, kemudian
diterbitkan beberapa dokumen penetapannya, yaitu:

10
 Rumusan pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter)-tanggal 22 Juni 1945
 Rumusan kedua: Pembukaan Undang-undang dasar- tanggal 18 Agustus 1945
 Rumusan ketiga: Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27
Desember 1949
 Rumusan keempat: Mukadimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus
1950
 Rumusan kelima: Rumusan kedua yang dijiwai oleh rumusah pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

Rumusan dasar negara Pancasila yang sah Rumusan yang sah berdasarkan sistematis
yang benar terdapat pada UUD 1945 dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan
dasar negara dalam pembukaan UUD 1945 terletak pada alinea ke empat.
Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi No.12/1968 pada 13 April 1968.
Dalam instruksi tersebut ditegaskan bahwa tata urutan dan rumusan Pancasila sah sebagai
berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.4 Fungsi Dan Kedudukan Pancasila Di Indonesia


Adapun Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu azas kerohanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum negara dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis
dalam UUD maupun yang tidak tertulis atau konvensi. Dalam kedudukannya sebagai dasar
negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

11
Pancasila berfungsi dan berperan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara
atau penyelenggara negara. Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam Pembukaan UUD
Tahun 1945 Alinea IV dan sebagai landasan konstitusional.

2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life mengandung makna
semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari
Pancasila. Mulai dari hal sederhana hidup dalam kerukunan di lingkungan keluarga, sekitar
rumah, sekolah, hingga lingkup yang lebih luas seperti antar suku, pulau, dan negara. Setiap
aktivitas perlu disesuaikan karena Pancasila diciptakan dari nilai-nilai yang sudah ada dalam
diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang dimaksud adalah ketuhanan-keagamaan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan demokrasi, dan nilai keadilan sosial.

Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia, maka Pancasila
dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang
kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa
Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia sendiri sejak zaman dahulu kala. Pancasila telah ada sejak adanya bangsa
Indonesia. Pancasila berfungsi dan berperan memberikan gerak atau dinamika, serta
membimbing ke arah tujuan guna mewujudkan masyarakat Pancasila. Pancasila sebagai jiwa
bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia. Ini merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan setiap sila secara terlepas dari yang
lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Akan tetapi,
kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri
khas bangsa Indonesia.

12
4. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas
bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan
dengan bangsa lain.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat dijadikan dasar dalam motivasi dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk
mencapai tujuan nasional, yakni memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
berbangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan negara agar
dapat berdiri dengan kokoh. Selain itu, pancasila sebagai identitas diri bangsa akan terus
melekat pada jiwa bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya digali dari masa lampau atau
dijadikan kepribadian bangsa waktu itu, tetapi juga diidealkan sebagai kepribadian bangsa
sepanjang masa.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa.

Pancasila sebagai perjanjian luhur berarti pada 18 Agustus 1945 PPKI (sebagai wakil
seluruh rakyat Indonesia) yang menetapkan dasar negara Pancasila secara konstitusional
dalam Pembukaan UUD Tahun 1945. Selain itu, pada waktu mendirikan negara Pancasila
adalah perjanjian luhur yang disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan,
dipelihara, dan dilestarikan.

6. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Tertib Hukum.

Artinya, segala peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia harus


bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam
ketentuan tertinggi, yakni Pembukaan UUD 1945. Ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkretkan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.

13
7. Pancasila sebagai Cita- cita dan Tujuan Bangsa Indonesia.

Pancasila yang dirumuskan dan terkandung dalam Pembukaan UUD Tahun 1945,
memuat cita-cita dan tujuan nasional (Alinea II dan IV). Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
lalu dijabarkan ke dalam tujuan pembangunan nasional. Dengan kata lain, Pembukaan UUD
Tahun 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi, yakni Pancasila.

Selain itu, masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang
berdasarkan Pancasila. Dalam hal ini, hendak diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah
masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila
dalam wadah NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulatan rakyat dalam suasana peri-kehidupan
bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis.

8. Pancasila sebagai Moral Pembangunan

Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur Pancasila (norma-norma yang tercantum
dalam Pembukaan UUD Tahun 1945) dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan
pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, maupun dalam evaluasinya.

9. Pancasila sebagai Pengamalan Pembangunan Nasional

Pancasila di samping sebagai dasar negara juga merupakan tujuan nasional. Tujuan ini
dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional. Dengan kata lain, untuk mewujudkan nilai-
nilai luhur Pancasila harus dilaksanakan pembangunan nasional di segala bidang berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan
cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh
masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai
tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak
langsung juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.

15
Daftar Pustaka
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/633197/mod_resource/content/1/MAKALAH%20KELOMPOK
%202_PANCASILA%20BAB%203.pdf

https://staff.universitaspahlawan.ac.id/upload/pengabdian/125-pengabdian.pdf

https://www.zenius.net/blog/sejarah-singkat-hari-lahir-pancasila

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/184500169/rumusan-pancasila-dari-3-tokoh-
nasional?page=all

16

Anda mungkin juga menyukai