Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KAJIAN


ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu :
Huma magridoni Koling,S.Pd, M.Pd

Nama : Catur Raditya


Nim : 23063022

UNIVERSITAS NEGRI PADANG


FAKUTLAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
PANCASILA DALAM KAJIAN ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA ”. ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuandari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan
makalah ini khususnya kepada Ibuk, Huma magridoni Koling,S.Pd, M.Pd. selaku dosen
Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Terlepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu,dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dan menginspirasi para penulis lain.

Padang, 23 September 2023

Catur Raditya

2
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………..4
1.1 Latar belakang Masalah.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................6
1.3 Tujuan............................................................................................................................6
1.4 Manfaat.........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
MASALAH…………………………………………………………………………………7
2.1 Masa pengusulan Pancasila............................................................................................9
2.2 Masa periode perumusan Pancasila...............................................................................9
2.3 Masa periode pengesahan Pancasila ...........................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
KESIMPULAN ........................................................................................................12
SARAN......................................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................13

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan RepublikIndonesia telah diterima

secara luas dan telah bersifat final, Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan

hasilkesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian disebut sebagai sebuah “

Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.

Namun dibalik itu terdapat sejarah panjang perumusan sila-sila pancasila dalam

perjalalanan ketatanegaraan Indonesia. Sejarah ini begitu sensitif dan salah-salah bisa

mengancam keutuhan Negara Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta

kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa pengusul pertama sampai

dengan pencetus istilah Pancasila.Dari kronik sejarah setidaknya ada beberapa rumusan

Pancasila yang telah atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan

yang lain ada yang berbeda namun ada pula yang sama. Terdapat beberapa rumusan dari Muh

Yamin, Soekarna,Piagam Jakarta, hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi RIS,

UUDSementara, UUD 1945 ( Dekrit Presiden 5 Juli 1959), dan terdapat versi populer yang

berkembang dimasyarakat. Berikut beberapa rumusan pancasila yang di kemukakan

. Muhammad Yamin

1. Peri kebangasaan.

2. Peri kemanusian.

3. Peri ketuhanan.

4. Peri kerakyatan; dan

4
5. Kesejahteraan rakyat.

2. Prof. Dr soepomo

1. Persatuan.

2. Kekeluargaan.

3. Kesehimbangan lahir dan batin.

4. Musyawarah; dan

5. Keasilan sosial.

3. Ir. Soekarno

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme

3. Peri kemanusian

4. Mufakat; dan

5. Demokrasi

Mendengar gagasan tersebut, BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan guna

menyusun dasar negara dengan pedoman pidato yang disampaikan oleh Soekarno.Panitia

Sembilan terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar

Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mr. AA Maramis, Wahid Hasjim, dan Mohammad

Yamin. Sejarah penetapan Pancasila juga dilakukan melalui proses yang panjang. Rumusan

Pancasila terdapat dalam beberapa dokumen seperti Piagam Jakarta dan Pembukaan Undang-

undang Dasar 1945.

Dalam rumusan awal Pancasila yang terdapat di Piagam Jakarta, bunyinya adalah:

5
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan awal ini menimbulkan perdebatan, khususnya terkait sila pertama yang hanya

mencakup pemeluk agama Islam. Alhasil, kalimat sila pertama pun diubah menjadi

"Ketuhanan yang Maha Esa".

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara RepublikIndonesia?

2. Bagaimana kronologi Perumusan dan Pengesahan Pancasila?

3. Bagaimana perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lahirnya Pancasila sebagai Dasar NegaraRepulik Indonesia.

2. Untuk mengetahui kronologi Perumusan dan Pengesahan Pancasila.

3. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara.

1.4 Manfaat

1. Membantu memahami arti sebenarnya dari Pancasila yang merupakan ideologi, yang

berarti masih ada kemungkinan banyak orang yang belum memahami arti sebenarnya

secara mendalam dari Pancasila.

2. Membantu untuk mencintai bangsa Indonesia.

6
3. Dapat membentuk rasa nasionalisme dalam hati.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa pengusulan Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca dan sila. Pancayang berarti lima

dan sila yang berarti prinsip atau asas-asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman

kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila di era reformasi

sebagai dasar negara dan ideologi nasional merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga

Negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap

yang sama terhadap kedudukan, peran dan fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 sebagai dasar falsafah

Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai Dasar Negara.

Lahirnya pancasila diketahui saat Soekarno diminta oleh ketua Dokuritsu Junbi

Cosakai untuk berbicara didepan sidang BPUPKI pada tanggal tersebut. Beliau menegaskan

dasar Indonesia merdeka sesuai dengan permintaan ketua. Pidato yang kedua Soekarno

menyatakan bahwa dasar Negara merupakan dasar berdirinya Negara Indonesia dan juga

menyatakan filosofich principle. Yang kedua adalah internasionalisme, pengertian

internasionalisme tersebut dinyatakan bahwa internasionalisme bukanlah berarti

kosmopolitisme, yang menolak adanya kebangsaan, bahkan beliau menegaskan “

internasionalisme tidak dapat tumbuh subur kalau tidak berakar di dalam buminya

nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak dapat hidup dalam tanah

sarinya internasionalisme”. Prinsip dasar yang ketiga Soekarno menyatakan bahwa negara

Indonesia adalah negara “ semua buat semua, satu buat semua,semua buat satu dan syarat

yang kuat untuk berdirinya Negara Indonesia adalah Permusyawaratan Perwakilan”. Prinsip
7
dasar yang keempat Soekarno mengusulkan kesejahteraan ialah prinsip tidak ada kemiskinan

di dalam Indonesia Merdeka. Prinsip dasar kelima adalah prinsip Indonesia merdeka dengan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip-prinsip dasar yang dijelaskan Sokarno

tersebut merupakan dasar negara yang namanya bukan panca dasar tetapi namanya dikasih

oleh seorang temannya yang ahli Bahasa namanya ialah PANCASILA. Sila artinya asas atau

dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan Negar Indonesia.

2.2 Masa perumusan Pancasila

Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pembukaan UUD 1945(Pancasila) dan UUD

1945 Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidakdapat dipisahkan

dengan proses perumusan dan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sebab

disamping diciptakan untuk menyongsong lahirnya Negara Indonesia yang diproklamasikan

pada tanggal 17 Agustus 1945, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila

merupakan satu kesatuan yang fundamental. Oleh karena itu kedua-duanya mempunyai

hubungan asasi.Untuk studi yang lebih terinci, di bawah ini akan dibahas terlebih dahulu

proses perumusan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 danPancasila Dasar Negara.

Sejarah perumusan dan pengesahan pembukaanUUD 1945 dan Pancasila Dasar Negara

secara kronologis sebagai berikut :

1. Tanggal 7 September 1944

Proses perumusan Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Jepang masih menguasai

tanah air Indonesia, yaitu didalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang selanjutnya disebut Badan Penyelidik. Menjelang

akhir tahun 1944 bala tentara Jepang menderita kekalahan dan mendapatkan tekanan terus

mernerus dari serangan-serangan pihak sekutu. Keadaan ini sangatlah menggembirakan

para pemimpin bangsa Indonesia yang telah bertahun-tahun memperjuangkan

8
kemerdekaan Indonesia. Olehkarena itu, agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia,

maka pemerintahan jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu

menjanjikan Indonesia Merdeka dikemudian hari dalam lingkungan kemakmuran

bersama AsiaTimur Raya, apabila perang dunia II berakhir dan kemenangan dipihak

Jepang. Janji tersebut diucapkan oleh Perdana Menteri Jepang Jendral Kaiso pada 7

September 1944 di depan siding Istimewa Dewan perwakilan Rakyat Jepang (Toikuhu

Gikai).

Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa Indonesia kepada

Pemerintah bala tentara Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau setidak-tidak

nya diambil tindakan, langkah dan usaha-usaha yang nyata untuk mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia. Pemerintah balatentara Jepang menyadari bahwa kedudukannya

semakin terdesak, tidak dapat menghindarkan diri dari tuntutan dandesakan tersebut.

Walaupun Jepang tetap mengusahakan agar supaya Indonesia yang merdeka itu tetap di

lingkungan AsiaTimur Raya yang dipimpin oleh pemerintah pusat Jepang.Karena

peristiwa-peristwa itu dan untuk menarik simpati dari bangsa Indonesia, pada tanggal 7

September 1944 Pemerintah balatentara Jepang mengeluarkan janji “Kemerdekaan

Indonesia dikemudian hari” yang menurut rencananya akan diberikan pada tanggal 24

Agustus 1945.

2. Tanggal 29 April 1945

Sebagai realisasi janji politik, pada tanggal 29 April 1945 olehGeuseikan (Kepala

Pemerintah Balatentara Jepang di Jawa) dibentuksuatu badan yang diberimana Dokuritsu

Zyunbi Cosakai atau BadanPenyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUK).

Badan ini bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapankemerdekaan

Indonesia dan beranggotakan pemuka-pemuka bangsaIndonesia yang berjumlah 60 orang.

9
3. Tanggal 28 Mei 1945

BPUPKI dilantik oleh Genseikan dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : Dr. Radjiman Widjjodiningrat

Ketua Muda : Raden Panji Soeroso

Ketua Muda : Ichibangase (anggota luar biasa orang Jepang)

Anggota : 60 orang, tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda

4. Tanggal 29 Mei s.d 1 juni 1945

BPUPKI mengadakan dua masa sidang, yaitu :

a. Masa sidang I : Tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945

b. Masa sidang II : Tanggal10 s.d 16 Juli 1945

Dalam sidang I BPUPKI membicarakan atau mempersiapkan “Rancangan

Dasar Negara Indonesia Merdeka”. Pada kesempatan ini telah tampil/berpidato tokoh-

tokoh bangsaIndonesia untuk mengajukan konsep dasar Negara seperti :

 Tanggal 29 Mei 1945

Prof. Mr. Moh. Yamin mengajukan prasaran/usul yang disiapkan

secara tertulis, berjudul “Asas Dasar Negara Kebangsaan

RepublikIndonesia”.

Lima asas dan dasar itu sbb

- Peri Kebangsaan

- Peri kemanusian

- Peri Ketuhanan

- Peri Kerakyatan

10
- Kesejahteraan Rakyat

 Tanggal 31 Mei 1945

a.Prof. Dr. Mr. R. Soepomo di gedung ChuooIn berpidato dan

menggguraikan teori negara secara yuridis, berdirinya negara,

berbentuk negara dan pemerintahan serta hubungan antara negara

dengan agama.

b.Prof. Mr. Moh. Yamin berpidato dan menguraikan tentang daerah

Negara Kebangsaan Indonesia, ditinjau dari segiyuridis, historis,

politis, sosiologis dan geografis serta secara konstitusional meliputi

seluruh Nusantara Raya.

c.Pada kesempatan ini, berpidato juga P. F.Dahlan yang menguraikan

masalah golongan bangsa Indonesia peranakan Tionghoa, India,Arab

dan Eropa yang telah turun-temurun tinggal di Indonesia. Di samping

itu, Drs.Moh. Hatta menguraikan masalah bentuk negara persekutuan,

bentuk negara serikat dan bentuk negara persatuan. Pada kesempatan

yang sama diuraikan juga masalah hubungan antara negara dengan

agama serta Negara Republik atau Monarchi.

5. Tanggal 1 Juni 1945

Dalam pidato tersebut Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara yang terdiri atas

lima prinsip. Lima prinsip tersebut oleh teman yang ahli bahasa (tidak disebutkan

namanya) diberi nama Pancasila. Lima prinsip yang diajukan adalah Nasionalisme

atau Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Peri kemanusiaan Munfakat atau

Demokrasio Kesejahteraan Sosial Ketuhanan yang berkebudayaan.

11
Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang berpidato pada tanggal 1Juni 1945

adalah Abikoesno Tjokrosoejoso, M. soetarjoKartohandikoesoemo, Ki Bagus

Hadikusmo dan Liem Koen Hian Pada tanggal 1 Juni 1945, sidang BPUPKI diakhiri

dan dibentuk Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang anggota (Panitia Delapan),

yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Selengkapnya Panitia Delapan ini adalah : Ir.

Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo,KH. Wachid Hasyim, Mr. Moh. Yamin, Sutardja,

OtoIskandardinata, Drs. Moh. Hatta dan A.A Maramis.Panitia ini bertugas untuk

memeriksa usul-usul yang masuk, menampung dan melaporkannya kepada siding

BPUPKI yang kedua.Oleh karena itu seluruh anggota BPUPKI di perintahkan untuk

mengajukan usul secara tertulis selambat-lambatnya tanggal 20 Juni 1945 harus sudah

masuk ke Panitia Delapan

6. Tanggal 18 Agustus 1945

Pada jam 10.30, sidang pleno PPKI dimulai dengan acara pokokuntuk membahas

naskah Rancangan Hukum Dasar atas Kemerdekaanyang diucapkan dalam proklamasi

sehari sebelumya.

2.3 Masa Periode pengesahan Pancasila

Pancasila Sebagai Dasar NegaraRepublik Indonesia Tanggal 18 Agustus ini merupakan

perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disahkan

Undang-Undang Dasar untuk Negara Indonesia Merdeka. Sementara rumusan Pancasila

menjadi bagian dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Namun demikian sehari

sebelum tanggal ini ada peristiwa penting. Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti

ini. Sore hari setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima

Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan LautJepang) yang memberitahukan

12
bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia Merdeka.Pesan tersebut bersebut berasal dari

wakil-wakil Indonesia bagian timur di bawah penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi

pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang

dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama (Piagam Jakarta) :

“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya.”

Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan

pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi, tidak

menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan kembali dikuasai oleh Kaum

Kolonial Belanda. Oleh karena itu, Hatta mengatakan kepada opsir pembawa pesan tersebut,

bahwa pesan itu akan disamaikan dalam sidang PPKI esok hari (tanggal 18 Agustus 1945).

Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo,

Wahid Hasyim, Kasman Singodimejodan Teuku Hasan untuk rapat pendahuluan. Mereka

membicarakan pesan penting tentang keberatan terhadap rumusan Pancasila Piagam

Jakarta.Hasilnya, mereka sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila pertama (dalam

rumusan Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang MahaEsa”.

Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) Pasal 29 UUD 1945.Jelaslah bahwa ada

hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esadalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam

teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa

meskipun istilah prima causa tidak selalu tepat, sebab Tuhan terus-menerus mengurus

makhluknya, sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam pengertian bahwa Tuhan itu

Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di

Indonesia. Prinsip ke-Tuhanan Ir. Soekarno itu di dapat dari uraian-uraian dari para

pemimpin Islam yang berbicara mendahului Ir. Soekarno dalam Badan Penyelidik

itu,dikuatkan dengan keterangan Mohamad Roem. Pemimpin Masyumi yang terkenal ini

13
menerangkan bahwa dalam Badan Penyelidik itu Ir. Soekarno merupakan pembicara terakhir;

dan membaca pidatonya orang mendapat kesan bahwa pikiranpikiran para anggota yang

berbicara sebelumnya telah tercakup di dalam pidatonya itu, dan dengan sendirinya perhatian

tertuju kepada pidato penutup, “Pidato penutup yang bersifat menghimpun pidato-pidato

yang telah diucapkan sebelumnya”. “Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa

yang menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan ajaran agama masing-masing.

Karena itu, setiap umat beragama hendaknya memahami falsafah Pancasila itu sejalan dengan

nilai-nilai ajaran agamanya masing-masing.Dengan demikian, kita akan menempatkan

falsafah negara di posisinya yang wajar. Saya berkeyakinan dengan sedalam-dalamnya

bahwa lima sila di dalam Pancasila itu selaras dengan ajaran agama-agama yang hidup dan

berkembang di tanah air”. Dengan demikian, kita dapat menghindariadanya perasaan

kesenjangan antara meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran agama, serta untuk menerima

Pancasila sebagai falsafah negara.

BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN

Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik. Pancasila dijadikan

dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-

pisah karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Demikian

yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,

tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. saya

banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya

14
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga

para pembaca pada umumnya

SARAN

Pemahaman tentang arus sumber pancasila itu penting. itu bisa dijadikan pedoman

bagaimana bersusah payah nya phlawan Indonesia mempersiapkan, merumuskan, dan

mengesahkan pancasila. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara harus mempertahankan

nilai-nilai dan norma yang ada dalam pancasila itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Sukadi Sadiman. (1996). Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:

Mediyatama Sarana Perkasa Azymurdi Azra. (1999). Menuju Masyarakat Madani Cetakan

ke I. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2010).

Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Cholisin. (2000).Materi Pokok Ilmu

Kewarganegaraan-Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta :UNY Darmiyati Zuchdi.

(2009). Pendidikan Karakter Grand Design dan Nilai-nilai Target. Yogyakarta: UNY Press.

Doni Koesoema A. (2007).Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global.Jakarta: Gramedia Echols, John M. (2006).Kamus Inggris-Indonesia.Jakarta:PT.

Gramedia Fajar Arnie. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Fatchul Mu’in. (2011).Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik &

Praktik.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

15

Anda mungkin juga menyukai