Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH


BANGSA INDONESIA
DOSEN : Margaretha Imania,M.pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2
Nur Aida Fitriyah 2392102005
Chilvi Putri Irawati 2392102015

TADRIS BAHASA INGGRIS


STIT MIFTAHUL MIDAD
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pancasila
dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia” dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu.

Pada kesempatan kali ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Margaretha Imania, M.Pd selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi
dan membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah
ini kedepannya. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua

Lumajang, 10 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN….............................................................................1

A. Latar Belakang….......................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan Penelitian........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

A. Konsep & Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia........3

B. Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Indonesia.....................................................................................................5

C. Perkembangan Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia.......................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12

B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA…......................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang
dijadikan sebagai kaidah negara yang fundamental. Pancasila sebagai dasar
negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan segala norma hukum dan negara. Kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia telah dilegalkan oleh Instruksi Presiden Nomor12/1968.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki arti bahwa segala
peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Menurut sejarawan Inggris, John Tosh, sejarah merupakan


memorikolektif, pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas
sosial manusia dan prospek manusia tersebut di masa yang akan
datang.Terbentuknya negara Indonesia adalah suatu proses sejarah yang panjang
dan melalui beberapa tahap, yang dalam tahapan tersebut mencakup beberapa
peristiwa berkaitan dengan nilai-nilai perumusan
Pancasila. Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang
dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan yang
dirumuskan melalui sidang BPUPKI, pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan
dari sila pertama hingga sila kelima. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus
diwujudkan dalam setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di
Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas
tersendiri bagi bangsa Indonesia dan membedakannya dengan bangsa lain.

Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis, nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam pengaplikasiannya
harus bersifat dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia yang dapat
menerima dan mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami membahas tentang “Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia” untuk menelusuri proses

1
sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa


Indonesia?

2. Apakah alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa


Indonesia?

3. Bagaimana perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia.

2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian


sejarah bangsa Indonesia.

3. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila dalam sejarah bangsa


Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan


Weltanschauung. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara
(Philosofische Grondslag) karena mengandung unsur-unsur alasan filosofis
berdirinya suatu negara. Setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan
nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung)
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan
adatistiadat.

1. Periode Pengumpulan Pancacasila

BPUPKI merupakan cikal bakal terbentuknya Pancasila.


Dr.Radjiman Widyodiningrat, selaku ketua BPUPKI, mengajukan suatu masalah
khususnya yang akan dibahas pada sidang tersebut. Tiga orang
pembicara yaitu: Mohammad Yamin, Dr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Pada
tanggal 1 Juni 1945, di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut
Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang
tidak disebutkan namanya. Awalnya sila pertama pada pancasila memiliki
perbedaan bunyi dari pancasila sekarang tetapi, atas perundingan yang terjadi dan
pertimbangan lainya untuk mencapai persatuan dan kesatuan akhirnya sila
pertama pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Proses perumusan dasar negara berlangsung dalam sidang- sidang


Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan) selanjutnya disebut BPUPKI yang dilanjutkan dalam sidang-
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

3
2. Periode Perumusan Pancasila

Hal terpenting yang mengemukakan dalam sidang BPUPKI kedua


pada 10 - 16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum
Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta
Charter. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan
Indonesia.

Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai
berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalampermusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam


Jakarta” ini di kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan
sejumlah perubahan di sana-sini. Periode perumusan pancasila dimulai dari
diadakannya sidang BPUPKI. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali
yaitu pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan sidang keduanya pada
tanggal 10 - 16 Juni 1945.

Sidang pertama digunakan untuk merundingkan isi dari dasar negara


yang dimana di usulkan oleh tiga orang tokoh yaitu Mohammad Yamin, Dr.
Soepomo dan Ir. Soekarno. Sedangkan sidang kedua BPUPKI membahas
mengenai pengesahan dasar negara dengan nama yang dikenal piagam jakarta.

3. Periode Pengesahan Pancasila

Karena adanya kekosongan kekuasaan di Indonesia akhirnya golongan


muda mendesak Soekarno untuk memerdekakan Indonesia. Setelah peristiwa
diculiknya Soekano dan Moh. Hatta akhirnya Soekarno menulis

4
naskah proklamasi dirumah Laksamana Tadashi Maeda dan keesokan harinya
naskah tersebut dibacakan oleh Soekarno.

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni 18


Agustus1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi bangsa
Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka. PPKI yang
semula merupakan badan buatan pemerintah Jepang, sejak saat itu dianggap
mandiri sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno, anggotaPPKI ditambah
6 orang lagi, dengan maksud agar lebih mewakili seluruh komponen bangsa
Indonesia. Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman
Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Koesoema Soemantri,dan Ahmad Subarjo.
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan kelengkapan
kehidupan bernegara, seperti: dasar negara,Undang-Undang Dasar, pemimpin
negara, dan perangkat pendukung lainnya. Putusan-putusan penting yang
dihasilkan mencakup hal-hal berikut:

a) Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 45) yang terdiri atas


Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam
Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan
BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.

b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno danHatta).

c) Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPK


Iditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29
Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalampermusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5
B. Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia.

Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk


identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila
sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses
inkulturasi dan akulturasi tersebut. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila,
Jalan Kemaslahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai :

a) identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia

b) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-


nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan.
Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada
pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaanatau
halnya sendiri

c) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan


keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh bangsa Indonesia dan menjadikan sebagai pedoman bermasyarakat.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.

d) Pancasila sebagai jiwa bangsa

Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila


telah ada sejak dahulu kala bersama dengan adanya bangsa Indonesia.

e) Pancasila sebagai perjanjian luhur

Nilai – nilai sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa yang disepakati
oleh para pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri negara tentang pancasila
sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu
merupakan sesuatu yang tepat.

6
C. Perkembangan Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Sebuah negara pada hakikatnya dibangun berdasarkan suatu landasan yang


kemudian dijadikan dasar negara. Tanpa disadari nilai – nilai luhur Pancasila
sudah mulai terbentuk sejak masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebelum
adanya Pancasila sebagai dasar negara pada saat ini, Pancasila mengalami
perkembangan dalam penerapannya di setiap era sejarah yang telah dilalui bangsa
Indonesia.

Ada beberapa sejarah yang tercatat, diantaranya :

• Sejarah Pancasila pada Era Pra Kemerdekaan

• Sejarah Pancasila pada Era Kemerdekaan

• Sejarah Pancasila Pada Era Orde Lama

• Sejarah Pancasila pada Era Orde Baru

• Sejarah Pancasila pada Era Reformasi

Sejarah Pancasila pada Era Pra Kemerdekaan Pada tanggal 1 Maret 1945,
dibentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang
diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K. R. T) Radjiman
Widyodiningrat. Dalam pembukaan pidato pada sidang pertama Radjiman
Widyodiningrat melontarkan pertanyaan "Apa dasar negara kita dan mau
dibentuk apa?". Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam sidang BPUPKI yaitu
Muhammad Yamin, Soekarno, dan Soepomo. Sidang pertama dilaksanakan pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara untuk
negara Indonesia.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengemukakan 5


asas bagi negara Indonesia yaitu:

a. Sila pertama "Kebangsaan"

b. sila kedua"Kemanusiaan"

c. sila ketiga "Ketuhanan"

d. sila keempat "Kerakyatan"

7
e. sila kelima "Kesejahteraan Rakyat"

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan 3


asasteori-teori bagi negara Indonesia yaitu: Sila pertama "Teori Negara
Perseorangan (Individualis)", sila kedua "Paham Negara Kelas
(ClassTheory)", dan sila ketiga "Paham Negara Integralistik".

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno mengemukakan 5 prinsip dasar


Negara yaitu: Sila pertama "Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)", sila kedua
"Internasionalisme (Perikemanusiaan)", sila ketiga "Mufakat (Demokarasi)", sila
keempat "Kesejahteraan Sosial", dan sila kelima "Ketuhanan yang Maha Esa."

Sejarah Pancasila pada Era Kemerdekaan Selepas perumusan dasar


negara Indonesia yang dilaksanakan tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, dibentuk
panitia kecil (9 orang) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-
dasar negara yang dilontarkan oleh 3 pembicara pada persidangan pertama.
Pada tanggal 22 Juni 1945, rumusan hasil Panitia 9 itu diserahkan ke BPUPKI dan
diberi nama "Piagam Jakarta". Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan
ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno, Moh. Hatta,
A. A. Maramis, Abdul Kahar, H. Agus Salim, Achmad Subardjo, Abikoesno,
K.H. Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.

Namun,ada perdebatan terkait sila pertama pada Piagam Jakarta. Oleh


karena itu,dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
18 Agustus 1945, diputuskan untuk melakukan perubahan pada sila pertama dari
yang ditulis dalam Piagam Jakarta. Hingga kemudian, rumusan Pancasila versi 18
Agustus 1945 itu menjadi seperti yang dikenal saat ini, yaitu:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

. 3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

8
Sejarah Pancasila pada Era Orde Lama Masa setelah kemerdekaan RI
(1945-1950), sejak Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,yang terjadi setelahnya adalah hiruk- pikuk
politik dan keamanan seiring masuknya kembali Belanda ke wilayah
Indonesia.

Pada masa awal pemerintahan Soekarno pula Pancasila dibentuk. Tak


hanya dasar negara, bentuk pemerintahan juga birokrasi di dalamnya juga
dirumuskan. Pembentukan negara Indonesia ini diwarnai silang pendapat dan
perdebatan panjang. Selain harus menghadapi Belanda di berbagai front
pertempuran maupun meja perundingan, masa pemerintahan usai kemerdekaan RI
kala itu juga terjadi gejolak internal. Ada rasa ketidakpercayaan dari sejumlah
golongan tertentu terhadap pemerintahan Soekarno-Hatta.

Masa setelah pengakuan kedaulatan (1950-1959), setelah melalui


rangkaian perundingan dan polemik bersenjata yang dituntaskan dengan
Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda akhirnya mengakui kedaulatan
Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdiri sendiri pada 27 Desember
1949. Menjadi negara yang berdaulat justru membuat pemerintahan Soekarno
tidak stabil lantaran banyak munculnya masalah internal, baik dari cabinet
maupun ancaman dis-integrasi bangsa. Dalam kurun waktu 9 tahun, yakni 1950-
1959.

Pemerintahan Indonesia (kala itu bernama Republik Indonesia Serikat


atau RIS) mengalami 7 kali perombakan kabinet. Di berbagai wilayah, pada
periode ini muncul gerakan-gerakan yang mengancam keutuhan negara. Sebut
saja pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Andi Azis, Republik
Maluku Selatan (RMS), Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), dan lain-lain.
Pada masa ini pula militer mulai menjadi fraksi yang kuat dalam perpolitikan
Indonesia dan berperan besar dalam proses transisi pemerintahan dari orde lama
ke orde baru yang dipimpin oleh Soeharto.

Masa akhir Orde Lama (1959-1966), periode ini diwarnai dengan sistem
Demokrasi Terpimpin oleh Soekarno. Masa Demokrasi Terpimpin juga menjadi
akhir Orde Lama usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965.
Soekarno mengubah sistem politik Indonesia menjadi Demokrasi Terpimpin
melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Akibatnya, sistem perpolitikan dan
pemerintahan negara bertumpu kepada Soekarno selaku presiden.
Demokrasi Terpimpin sejatinya merupakan konsep untuk membentuk ulang
sistem pemerintahan yang kacau. Dengan menjadikan presiden sebagai titik
sentral pemerintahan, Soekarno berharap dapat mencipta ulang stabilitas
9
politikIndonesia waktu itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, pelaksanaan
Demokrasi Terpimpin telah menyeleweng dari ketentuan UUD 1945.

Pada pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, justru terjadi pelanggaran


terhadap UUD 1945 dan pemerintah cenderung menjadi sentralistik. Hal ini
dikarenakan terpusat hanya kepada presiden yang membuat kedudukan presiden
sangat kuat dan berkuasa, terlebih setelah mundurnya Hatta dari posisi wakil
presiden sejak 1956.

Kedudukan Pancasila pada masa Orde Lama kembali terancam dengan


terjadinya peristiwa G30S 1965 yang melibatkan orang-orang PKI dan sebagian
militer sebagai pelakunya. Tragedi G30S 1965 sekaligus menjadi awal dari
akhir rezim Orde Lama pimpinan Soekarno yang kemudian digantikan era
Orde Baru sejak 1966. Sejarah Pancasila pada Era Orde BaruPancasila sebagai
dasar negara Indonesia juga diterapkan pada masa Orde Baru sejak 1966-1998,
ketika Soeharto menjadi Presiden RI. Lima bunyi Pancasila juga dijadikan
sebagai landasan negara selama rezim Orba kendati sempat terjadi polemik
dalam sejarahnya.

Pemerintah Orde Baru mempunyaivisi utama dengan menjalankan nilai-


nilai Pancasila dan UUD RI dalam kehidupan masyarakat serta bernegara.
Upaya penerapan Pancasila di rezim ini salah satunya adalah penyederhanaan
partai politik. Partai politik dibatasi dan hanya berjumlah tiga, meliputi Partai
Demokrasi Indonesia (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golkar.
Bukan hanya itu, rezim Orde Baru mewajibkan Pancasila sebagai asas tunggal.
Oleh sebab itu, baik organisasi masyarakat hingga partai politik harus menjadikan
Pancasila sebagai pedoman utama dalam menjalankan kegiatannya. Penerapan
Pancasila juga terjadi dalam bidang sosial politik.
Militer juga ikut terlibat demi menjaga keutuhan Pancasila yang merupakan
dasar Negara Indonesia. Pada akhirnya, kegiatan bebas yang seharusnya
diperbolehkan menjadi lebih dibatasi.

Atas nama Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara, kata Soeharto,
maka ABRI (militer) dan Golkar harus bersatu, terutama dalam menjalankan
pemerintahan yang kuat dari segala ancaman. Selain itu, tidak jarang dilakukan
pembreidelan surat kabar hingga majalah kala itu. Ada juga peristiwa
penangkapan aktivis karena mengkritik pemerintahan Soeharto pada masa Orde
Baru. Penerapan Pancasila sebagai asas tunggal pada era Orde Baru dengan segala
dampaknya menuai kritik. Beberapa kalangan menyebut

10
Soeharto telah menyalahgunakan Pancasila untuk kepentingan sendiri dan
kelompoknya.

Sejarah Pancasila pada Era Reformasi Pancasila merupakan dasar


Negara Indonesia sebagai ideologi yang dipegang teguh dalam menjalankan
kehidupan bernegara. Penerapan Pancasila pun berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman, termasuk masa Reformasi1998 sampai sekarang. Penerapan
Pancasila sebelum Reformasi 1998 mengalami berbagai cobaan, semisal
munculnya berbagai pemberontakan diera Orde Lama, atau upaya
penyalahgunaan Pancasila atas nama kekuasaan pada rezim Orde Baru. Di era
Reformasi 1998, seiring lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan dan
selanjutnya, penerapan Pancasila juga terhalang Bangsa Indonesia banyak
godaan.

Berakhirnya Orde Baru membuka pintu gerbang kebebasan bagi rakyat


Indonesia, nyaris di semua lini kehidupan. Penerapan Pancasila kini
mendapatkan tantangan dari kondisi masyarakat Indonesia yang benar- benar
mendapat kebebasan. Di satu sisi,adanya kebebasan merupakan hal yang positif,
semisal dengan munculnya kreativitas dari anak-anak bangsa.
Namun, ada juga beberapa sisi negatifnya.Sebagai contoh adalah terjadinya
pergaulan bebas, cara interaksi yang tak beretika, penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras, anarkisme-vandalisme,konflik horizontal, serta hal-hal lain yang
dapat mengancam keutuhan bangsa.

Penerapan Pancasila di era digital, seperti dikutip dari laman resmi


Lembaga Ketahanan Nasional RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M. P.
mengatakan,“Pancasila merupakan ideologi terbuka”. Sebagai ideologi terbuka,
Pancasila bisa memadukan beberapa nilai baru dalam kehidupan bernegara.
Namun,kendati sifatnya terbuka, Pancasila harus dijaga kemurniannya agar
tidak terancam oleh ideologi-ideologi lain. Kedatangan ideologi lain tidak
terlepas dari perkembangan teknologi informasi, seperti berbagai platform
sosial media (sosmed), merebaknya media online, dan lain-lain. Oleh karena itu,
penerapan Pancasila sebaiknya memanfaatkan teknologi agar menarik
perhatian generasi muda serta masyarakat untuk lebih bisa memaknai dan
mengamalkannya.

11
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar


negaraIndonesia sekaligus menjadi pedoman hidup dan identitas diri
bangsaIndonesia, yang mana kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesiatelah dilegalkan oleh Instruksi Presiden Nomor 12/1968. Kedudukan
Pancasilasebagai dasar negara Indonesia memiliki arti bahwa segala peraturan
negaraharus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.Pancasila
terbentuk melalui proses sejarah yang panjang dan bertahap,mulai dari
proses pengumpulan sila-sila Pancasila, proses perumusanPancasila,
hingga proses pengesahan Pancasila.

Pancasila merupakan buahpikiran, musyawarah, dan mufakat yang


dilakukan para tokoh penting padamasa perjuangan kemerdekaan yang
dirumuskan melalui sidang BPUPKI, padatanggal 29 Mei-1 Juni 1945.Adapun
alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsaIndonesia adalah
karena Pancasila merupakan identitas dan jiwa bangsa, sertamencerminkan
kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakanpandangan hidup bangsa
Indonesia, yang artinya semua nilai-nilai Pancasilatersebut dijadikan pedoman
hidup yang melekat dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Saran

Proses sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar negara


sertaidentitas bangsa Indonesia melalui berbagai tahapan yang panjang dan
tidakinstan. Oleh karenanya, penulis berpesan kepada generasi muda
penerusbangsa supaya senantiasa memahami, mengimplementasikan,
danmengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan,
sehinggaPancasila akan selalu hidup dan melekat sebagai jati diri bangsa
Indonesia dimasa sekarang maupun nanti di masa depan

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/19/160000879/konsep-dan-
urgensi-pancasila-dalam-arus-sejarah-bangsa

https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/09/080000679/sejarah-lahirnya-
pancasila-dasar-negara-indonesia

https://alexandramahandita.wordpress.com/2014/11/03/pancasila-dalam-
kajian-sejarah/

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/626003/mod_resource/content/1/MAKAL AH
%20%20pancasila%20%20KEL%201.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai