Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
“ SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA ”

Disusun Oleh :
1. DEDE ALFIAN
2. GUSTI MAULANA ANWAR
3. NORMA AFRIANTY
4. SEKAR NARULITA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia tepat waktu.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Penulisan makalah berjudul “ Sejarah Terbentuknya Pancasila ” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang
baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Pendidikan Pancasila ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Serang, 20 Oktober 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1. Latar Belakang.................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2. Sejarah Pancasila............................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................6
SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA.....................................................................................................6
3 .Sejarah Terbentuknya Pancasila.....................................................................................................6
4. Panitia Sembilan ( 22 Juni 1945 )....................................................................................................8
5. Sidang PPKI ( 18 Agustus 1945 )......................................................................................................8
6. Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968.........................................................................................9
BAB IV.......................................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dari sejarah Bangsa Indonesia karena hal tersebut yang
menjadi faktor utama lahirnya Pancasila yang sekarang menjadi landasan ideologi Bangsa
Indonesia. Baik nilai intrinsik maupun ekstrinsik dalam Pancasila menunjukkan seberapa
pentingnya nilai nilai bagi aspek kehidupan. Dalam perjalanan sejarah Pancasila sebagai dasar
filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi
politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang
berlindung dibalik ideologi Bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan
sebagai dasar negara tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan
kesaktiannya, sehingga tidak ada satu kekuatan manapun yang mampu memisahkan Pancasila
dari kehidupan bangsa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2. Sejarah Pancasila

Sejarah Perumusan Pancasila Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengenai
rumusan dasar Negara Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar Negara dengan
nama “ Pancasila ”. Menurut Prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan pancasila berasal dari
bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua macam arti, yaitu Panca
artinya “ lima” dan Syila artinya “ batu sendi, alas, atau dasar ”. Sedangkan menurut huruf
Dewanagari “Syiila” yang artinya peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata
“Syiila” ini dalam bahasa Indonesia menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik. Menurut
kitab sutasoma, arti pancasila yaitu istilah dari sebuah batu yang memiliki lima sendi, juga
sebagai kata kerja yang artinya menjalankan lima poin kesusilaan. Lima norma kesusilaan dalam
kitab sutasoma yaitu dilarang melakukan kekerasan, dilarabf mencuri, dilarang mendengki,
dilarang berbohong, dan dilarang meminun minuman keras.

Di dalam Kitab Sutasoma juga dituliskan kata yang menjadi inspirasi persatuan segenap bangsa
“Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Magrwa”. Sumpah Palapa pun juga ditulis sebagai
cerita tentang sejarah bersatunya nusantara untuk pertama kalinya oleh Mahapatih Gajah Mada

BAB III
SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA

3 .Sejarah Terbentuknya Pancasila

 Pembentukan BPUPKI ( 29 April 1946 )


Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bertujuan untuk
membahas hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesa, termasuk dasar
negara. Sidang BPUPKI inilah yang menjadi sejarah Pancasila sebagai dasar negara.  Sidang
BPUPKI ini diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat dengan 33 pembicara pada sidang
pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945).
Diambil pada rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang melakukan sidang pertama pada tanggal 29 Mei hingga
1 Juni 1945. Pada mulanya rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dengan pembahasan, pada
keesokan harinya yaitu 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat yang dimulai pertama kali
diadakan pada gedung Chuo Sangi In di Jakarta di Jalan Pejambon 6 yang sekarang lebih dikenal
dengan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda dahulu, gedung tersebut digunakan sebagai
gedung perwakilan rakyat atau gedung Volksraad.
Setelah pidato tersebut, lalu BPUPKI membentuk panitia kecil untuk merumuskan serta
menyusun undang-undang dasar (UUD) melalui pedoman pada pidato bung karno tersebut.
Sehingga dibentuklah panitia sembilan yang terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, AA
Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Soebardjo, Wahid Hasjim dan
Mohammad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara
berdasarkan pidato yang diucapkan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945 serta menjadikan dokumen
tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah terbentuk,
BPUPKI segera mengadakan persidangan pada 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Dalam
persidangan terebut BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Dalam
sidang tersebut, terdapat berbagai pendapat mengenai dasar negara yang tepat untuk dipakai
bangsa Indonesia. Pendapat-pendapat tersebut disampaikan Mohammad Yamin, Supomo, dan Ir.
Soekarno.

 Mohammad Yamin (29 Mei 1945)


Mohammad Yamin yang merupakan salah satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia,
mengusulkan dasar negara yang disampaikan dalam pidato tidak tertulisnya pada sidang
BPUPKI yang pertama, diantaranya peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Setelah itu,  beliau juga mengusulkan rumusan 5 dasar yang merupakan gagasan tertulis naskah
rancangan UUD Republik Indonesia, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
 Soepomo ( 31 Mei 1945 )
Dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Soepomo antara lain:
1. Keseimbangan lahir batin
2. Persatuan
3. Musyawarah
4. Kekeluargaan
5. Keadilan rakyat
 Soekarno (1 Juni 1945)
Pada sidang BPUPKI yang pertama ini, Soekarno juga mengusulkan dasar negara yang terdiri
dari 5 poin. Dan kemudian dinamakan dengan Pancasila yang meliputi:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang maha esa
Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan kemudian dibahas
lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil.
Panitia yang merupakan bentukan BPUPKI tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan.

4. Panitia Sembilan ( 22 Juni 1945 )

Sidang Panitia Sembilan 22 Juni 1945


Panitia Sembilan berhasil merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Dalam piagam tersebut tercantum rumusan Pancasila
sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sehari setelahnya,
BPUPKI yang sudah diganti PPKI melakukan penyempurnaan rumusan Pancasila yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

5. Sidang PPKI ( 18 Agustus 1945 )

Sidang 18 Agustus 1945


Sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia merdeka masih saja terjadi perubahan pada
sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi
”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian
diubah menjadi lebih ringkas, yaitu”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penghapusan sembilan kata tersebut menjadi isu kontroversial yang tidak habis dibahas sampai
hari ini. Namun demikian perlu dicatat bahwa pendiri negara kita telah sepakat bahwa sila
petama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Semestinya perdebatan mengenai sila pertama dan
juga keempat sila lainnya telah selesai. Kita telah sepakat menjadi Pancasila sebagai dasar
negara.
6. Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968
Pada perkembangannya, Pancasila mengalami beberapa keragaman baik dalam rumusan,
pembacaan atau pun pengucapan. Untuk menghindari keragaman tersebut, Suharto pada 1968
mengeluarkan Instruksi Presiden tentang rumusan Pancasila yang benar, sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
BAB IV

PENUTUP

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia sejak
dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia.
Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik
dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa.
Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu
meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain. Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis,
dengan gerakan-gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan
dengan tata negara. Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang
mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan
negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa
sila saja. Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan
negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah
DAFTAR PUSTAKA

https://www.romadecade.org/sejarah-pancasila/#!
https://gudangbelajar123.blogspot.com/2015/12/sejarah-lahirnya-
pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai