Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu

Ahmad Sulaiman M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 3

1. Selviana Putri Andini (1910411183 )


2. Rizal Ade Maulana (1910411196)
3. Adhila Dyah Nirmala (19104111200)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan Salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum
muslimin di muka bumi ini. Walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi,
tapi semua itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan
pelajaran di masa yang akan datang.
Tugas Makalah  ini yang disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis sudah berusaha menyusun makalah ini
sebaik mungkin, akan tetapi penulis menyadari kesalahan  dan  kealfaan, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat arahan, bimbingan, dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan dan bimbingan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi
pembaca umumnya. Kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Jember, 15 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah...................5
A. Periode Pengusulan Pancasila...................................................................5
B. Periode Perumusan Pancasila....................................................................6
C. Periode Pengesahan Pancasila...................................................................7
2.2 Alasan Pancasila diperlukan dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia........8
A. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia..........................................8
B. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.....................................9
C. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia............................9
D. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa...............................................................10
E. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur.........................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


            Indonesia adalah negara yang mempunyai dasar negara yaitu Pancasila.
Pancasila sudah ada sejak zaman penjajahan yang dicetuskan oleh Ir.Soekarno
untuk membantu menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam sejarah
bangsa Indonesia pancasila adalah penyatu jiwa bangsa indonesia yang dapat
memberikan kekuatan dalam membimbing dan mengajari kehidupan yang lebih
baik. Pancasila sendiri sudah tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Pancasila saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
itulah dapat menjelaskan konsep pancasila menjadi dasar negara republik
Indonesia.
            Dalam konsep pancasila menjadi dasar negara republik Indonesia sendiri
dapat membantu menguraikan konsep dan urgensi pancasila dalam arus sejarah
bangsa indonesia,pancasila dalam kajian sejarah.
            Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia sangat berarti dalam
kehidupan bermasyarakat terutama pelajar untuk meningkatkan sikap yang baik
sesuai dengan yang ada dalam lima dasar negara pancasila. Pancasila dirumuskan
mulai dari pembentukan BPUPKI sampai dengan pengesahan pancasila,dari
situlah terdapat banyak sekali manfaat. Dalam urgensi pancasila pelajar juga
diharapkan dapat mengatur dan menjalankan  perundang-undangan yang sudah
dikonsep.(joesha, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan periode pengusulan, perumusan, dan pengesahan Pancasila!
2. Jelaskan Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia!
3. Jelaskan Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia!
4. Jelaskan Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia!
5. Jelaskan Pancasila sebagai JiwaBangsa!
6. Jelaskan Pancasila sebagai Perjanjian luhur

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
b. Untuk menggali dan mengetahui periode pengusulan, perumusan, dan
pengesahan pancasila.
c. Untuk mengetahui alasan pancasila diperlukan dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus


Sejarah

A. Periode Pengusulan Pancasila


Munculnya ideologi bangsa diawali dengan lahirnya rasa
Nasionalisme yang membuka pintu gerbang kemerdekaan Indonesia.
Perumusan pancasila pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI
yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.
BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 yang beranggotakan 60
orang yang diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan didampingi
oleh ketua muda yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang
Jepang). BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Letjeen
Kumakichi Harada, dan sehari setelah dilantik, dimulailah sidang pertama
dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara.
Tokoh-tokoh yang berbicara pada saat sidang BPUPKI yaitu Mr.
Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo. Ke
empat tokoh tersebut mengusulkan menurut pandangan mereka sendiri-
sendiri. dan seperti yang kita ketahui, salah satu pengusul calon dasar
negara adalah Ir. Soekarno. Beliau berpidato pada tanggal 1 Juni 1945, dan
pada saat itu Ir. Soekarno menyampaikan 5 butir gagasan tentang dasar
negara. Lima dasar gagasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila


bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh
Soekarno, dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi
Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto
Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas menampung usul-usul
seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 Mei -
1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara.

5
B. Periode Perumusan Pancasila
Dalam perumusan pancasila ini, sidang BPUPKI dilaksanakan
pada 10-16 Juli 1945, dimana naskahnya bernama “Pembukaan Hukum
Dasar” atau sering disebut piagam jakarta. Piagam jakarta merupakan
naskah awal pernyataan Kemerdekaan Indosnesia, Pada alinea keempat
Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta”


ini di kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah
perubahan di sana-sini. Ketika para pemimpin Indonesia sedang sibuk
mempersiapkan kemerdekaan menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba
terjadi perubahan peta politik dunia. Salah satu penyebab terjadinya
perubahan peta politik duniac itu ialah takluknya Jepang terhadap Sekutu.
Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6
Agustus 1945. Pada 8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman
dipanggil Jenderal Terauchi (Penguasa Militer Jepang di Kawasan Asia
Tenggara) yang berkedudukan di Saigon, Vietnam (sekarang kota itu
bernama Ho Chi Minh). Ketiga tokoh tersebut diberi kewenangan oleh
Terauchi untuk segera membentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan
bagi Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang 7 Agustus
1945 tadi. Ketiga tokoh tadi membentuk PPKI dengan total anggota 21
orang, yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo,
Otto Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul
Kadir, Yap Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi
Pangerang, Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid
Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--17).

Pada 9 Agustus 1945 bom atom yang meluluh lantakkan kota


Nagashaki sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah hingga
akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional
untuk segera mengambil keputusan politis yang penting. Keputusan politis

6
penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang
dan mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

C. Periode Pengesahan Pancasila


Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, pada 15
Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke Indonesia.
Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang mendesak agar
kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena
mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu.
Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara
kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah
penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok (dalam
istilah pemuda pada waktu itu “mengamankan”), tindakan pemuda itu
berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB
menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta (Kartodirdjo, dkk.,
1975: 26). Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu
didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari.
Dengan demikian, naskah bersejarah teks proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator tersebut
sehingga wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal. Selanjutnya, naskah
tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan
yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi nama Piagam Jakarta,
akhirnya tidak dibacakan pada 17 Agustus 1945 karena situasi politik yang
berubah (Lihat Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah
Revolusi, William Frederick dan Soeri Soeroto, 2002: hal. 308 –-311).
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni 18
Agustus 1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi
bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang
merdeka. Atas prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi,
dengan maksud agar lebih mewakili seluruh komponen bangsa Indonesia.
Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman
Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Koesoema Soemantri, dan Ahmad
Subarjo. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945, perumusan pancasila
disahkan yang isinya dalam pembukaan UUD 1945 yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

7
2.2 Alasan Pancasila diperlukan dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia

A. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Setiap bangsa di dunia ini memiliki identitas yang sesuai dengan
latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan proses cipta,
rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-
menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses
inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah
satu defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup
yang merupakan suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu
masyarakat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan
gagasan” (Sastrapratedja, 1991: 144). Apabila definisi kebudayaan ini
ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara
Indonesia memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa agar
masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru,
yakni kehidupan berbangsa yang mengatasi kepentingan individu atau
kelompok.

Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu


proses perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat
sehingga menjadikan masyarakat berkembang secara dinamis. (J.W.M.
Bakker, 1984: 22) menyebutkan adanya beberapa saluran inkulturasi, yang
meliputi: jaringan pendidikan, kontrol, dan bimbingan keluarga, struktur
kepribadian dasar, dan self expression. Kebudayaan bangsa Indonesia juga
merupakan hasil akulturasi sebagaimana yang ditengarai Eka
Dharmaputera dalam bukunya Pancasila: Identitas dan Modernitas.
Haviland menegaskan bahwa akulturasi adalah perubahan besar yang
terjadi sebagai akibat dari kontak antarkebudayaan yang berlangsung lama.
Hal-hal yang terjadi dalam akulturasi meliputi:

1. Substitusi, penggantian unsur atau kompleks yang ada oleh


yang lain yang mengambil alih fungsinya dengan perubahan
struktural yang minimal.
2. Sinkretisme, percampuran unsur-unsur lama untuk membentuk
sistem baru.
3. Adisi, tambahan unsur atau kompleks-kompleks baru.
4. Orijinasi, tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi
kebutuhan situasi yang berubah.

8
5. Rejeksi, perubahan yang berlangsung cepat dapat membuat
sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya sehingga
menyebabkan penolakan total atau timbulnya pemberontakan
atau gerakan kebangkitan (Haviland, 1985: 263).

Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga


disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai
literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun
dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia.

B. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain.
Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak
ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan
keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi
bangsa (Bakry, 1994: 157). Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-
bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima sila tersebut
mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai
kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara
simultan. Di samping itu, proses akulturasi dan inkulturasi ikut
memengaruhi kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi
yang sangat beragam. Kendatipun demikian, kepribadian bangsa
Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak lama sehingga sejarah mencatat
kejayaan di zaman Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain yang
memperlihatkan keunggulan peradaban di masa itu. Nilai-nilai spiritual,
sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh keunggulan
yang berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.

C. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila
sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan

9
bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

D. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa


Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa
mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa
rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala
bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).

E. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur


Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa
dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political
consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry, 1994: 161).
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara
merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan
sesuatu yang sangat tepat.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Urgensi merupakan pentingnya Demokrasi Pancasila sebagai sistem
pemerintahan Indonesia. Pancasila sebagai keseluruhan padangan, cita-cita, nilai
dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar
bangsa Indonesia dan merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang
setingkat dengan ideologi besar di dunia lainnya.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa
Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, Betapapun ada upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan
pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Ketiga, Pancasila merupakan pilihan
terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai agama,
kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.

3.2 Saran
 Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami
 Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para
mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif

11
DAFTAR PUSTAKA
https://ikamaratus.wordpress.com/2017/10/22/first-blog-post/

http://pancasila81.blogspot.com/2018/07/pancasila-dalam-arus-sejarah-
bangsa.html

https://malvaspalette.wordpress.com/2017/10/01/alasan-diperlukannya-
pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa-indonesia/

12
13

Anda mungkin juga menyukai