Disusun Oleh :
1. Faqih Ad Dinur Haq (202113820009)
2. Lintang Alfina Valentin (202113820014)
3. Maulida Mella Inayah (202113820016)
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT di mana atas limpahan nikmat sehat
dari-Nya, kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah
Pancasila, dengan judul “PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
INDONESIA.”
Tentu kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan sarannya dari pembaca untuk makalah ini, agar kami dapat terus berkembang.
Apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dari makalah yang kami susun ini, kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Pancasila merupakan ideologi dasar negara dan rumusan kehidupan bagi bangsa
dan negara Indonesia. Pancasila seperti yang telah diusulkan oleh Ir. Soekarno,
berasal dari Bahasa sansekerta, yakni Panca dan Sila yang berarti lima dasar. Nama
Pancasila pertama kali pada 1 Juni 1945, dalam rangkaian sidang pertama BPUPKI.
Usulan dasar negara ini juga dirumuskan oleh Moh. Yamin dan Dr. Soepomo.
Dalam sidang BPUPKI kedua dibentuk panitia kecil yang dinamakan Panitia
Sembilan, yang kemudian merumuskan isi Piagam Jakarta. Disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 bersamaan dengan penetapan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
dasar negara Indonesia, Pancasila ditetapkan sebagai Ideologi Negara Indonesia
hingga saat ini.
Pancasila juga mengalami berbagai implementasi dari masa orde lama, orde baru
hingga era reformasi. Dari munculnya pemberontakan yang ingin menggoyahkan
keutuhan Pancasila pada masa orde lama, upaya penyalahgunaan Pancasila atas nama
kekuasaan rezim pada masa orde baru, hingga menurunnya rasa persatuan dan
kesatuan di antara sesame warga negara di era reformasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana usulan para tokoh dalam merumuskan Pancasila?
2. Bagaimana peran BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan Pancasila?
3. Bagaimana keutuhan Pancasila, pada masa Orde Lama, Orde Baru, Reformasi?
C. TUJUAN
1. Agar para pemuda mengetahui bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam
merumuskan Pancasila untuk menyadarkan para generasi muda bahwa semangat
perjuangan tidak akan menghasilkan suatu hal yang sia-sia.
2. Untuk mengetahui peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Pancasila serta
memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya pada pelajar agar
mengetahui pentingnya sejarah Pancasila.
3. Untuk memberikan wawasan kepada para pelajar tentang perjuangan keutuhan
Pancasila dari era Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi, serta agar
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan yang lebih kuat.
BAB II
PEMBAHASAN
Moh Yamin merupakan pria kelahiran Talawi Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat,
24 Agustus 1903. Ia wafat di Jakarta pada 17 Oktober 1962 di usia 59 tahun. Beliau
adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang dihormati
sebagai pahlawan nasional Indonesia. Beliau merupakan salah satu perintis puisi
modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji
keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia dan ikut dalam
perumusan pancasila.
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri Ketuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
Tak hanya merumuskan gagasan dasar negara secara lisan, beliau juga
merumuskan gagasan secara tertulis, yaitu:
"Maka teranglah tuan-tuan jang terhormat, bahwa djika kita hendak mendirikan
Negara Indonesia jang sesuai dengan keistimewaan sifat dan tjorak masjarakat Indonesia,
maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (Staatsidee) negara yang integralistik,
negara jang bersatu dengan seluruh rakjatnya, jang mengatasi seluruh golongan-
golongannja dalam lapangan apa pun," kata Soepomo dalam pidatonya.
Pancasila yang jadi dasar negara Indonesia hingga kini, merupakan buah pemikiran
Soekarno pada 1945. Menjelang kemerdekaan, Soekarno yang tergabung dalam Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), menyampaikan
pidato tentang dasar negara. Dikutip dari Jalan Menuju Kemerdekaan: Sejarah Perumusan
Pancasila (2018), diceritakan Soekarno adalah tokoh terakhir yang menyampaikan
pemikirannya dalam sidang pertama BPUPKI. Setelah Moh Yamin, Soepomo, dan
perdebatan sengit soal dasar negara, Soekarno menyampaikan pemikirannya pada 1 Juni
1945. Soekarno menolak keinginan golongan Islam untuk menjadikan Indonesia negara
Islam yang berdasar pada syariat Islam.
Ir. Soekarno mengusulkan tiga gagasan. Yang pertama yakni Ekasila yang
berbunyi Gotong-royong. Ada pula Trisila yang berisikan tiga gagasan yakni:
1. Sosio-Nasionalisme
2. Sosio-Demokratisme
3. Ketuhanan
Lalu Pancasila, yang berisikan lima dasar, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Penamaan pancasila berawal dari pidato soekarno berjudul Pancasila pada sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945. Saat itu Soekarno memperkenalkan 5 sila, yang terdiri dari
Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau
Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalisme) dan 4
orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar
negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi:
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.
Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam Hukum Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan Rakyat dengan
berdasar kepada: "Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang bersidang sesudah Proklamasi
Kemerdekaan, menjadikan Piagam Jakarta itu sebagai Pendahuluan bagi Undang-Undang
Dasar 1945, dengan mencoret bagian kalimat dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya". Alasannya.Untuk menjaga persatuan dan kesatuan karena ada
keberatan oleh pihak lain yang tidak beragama Islam.
c. Perubahan sila Pertama
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang kita pegang saat ini telah
melewati beberapa kali perumusan. Awalnya pancasila dirumuskan dalam naskah
Piagam Jakarta, namun rumusan tersebut dipandang memihak golongan tertentu.kata
pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari kata panca yang artinya lima dan syila
yang artinya batu, sendi, dasar. Istilah pancasila masuk dalam khasanah kesusteraan
jawa kuno dengan lahirnya kitab Negara Kertagama karya Empu Prapanca dan kitab
Sutasoma karya Empu Tantular mengenai lima pantangan atau larangan.Unsur-unsur
ajaran yang terdapat dalam Pancasila sudah tumbuh dan berkembang jauh sebelum
Indonesia berdiri. Pancasila telah melewati beberapa kali perumusan di berbagai
konstitusi, mulai dari UUD 1945 hingga UUDS 1950.
Di dalam naskah Piagam Jakarta tepatnya pada alinea keempat tercantum rumusan
pancasila. Rumusan pada sila pertama menuai kritik dari berbagai pihak karena
memiliki narasi yang cukup berbeda dari pancasila yang kini menjadi falsafah hidup
bangsa Indonesia.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
d. Penetapan Pancasila
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945
bersamaan dengan penetapan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.
Rumusan Pancasila juga terdapat pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.
B. Sejarah Pancasila Era Pasca Kemerdekaan
a. Sejarah dan Penerapan Pancasila Masa Orde Lama
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami berbagai proses implementasi yang
berbeda-beda dari masa ke masa. Salah satu periode penerapan Pancasila dalam sejarah
Indonesia adalah pada masa Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno, khususnya dari
tahun 1959 hingga 1966. Seperti diketahui, Indonesia telah mengalami tiga masa atau era
pemerintahan setelah kemerdekaan, yakni Orde Lama (1945-1966), Orde Baru (1966-1998),
serta era Reformasi dan setelahnya (1998-sekarang).
Periodesasi Orde Lama tersebut dapat diperjelas sebagai masa setelah kemerdekaan RI
(1945-1950), masa setelah pengakuan kedaulatan (1950-1959), serta masa akhir
kepemimpinan Soekarno (1959-1966).
Masa Akhir Orde Lama (1959-1966) Periode 1959-1966 diwarnai dengan sistem
Demokrasi Terpimpin oleh Soekarno. Masa Demokrasi Terpimpin juga menjadi akhir Orde
Lama usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. Soekarno mengubah
sistem politik Indonesia menjadi Demokrasi Terpimpin melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Akibatnya, sistem perpolitikan dan pemerintahan negara bertumpu kepada Soekarno selaku
presiden. Lewat Dekrit Presiden 1959 pula, Soekarno membubarkan Konstituante.
Konstituante adalah dewan perwakilan yang bertugas untuk membentuk konstitusi baru
negara yakni UUD 1945 yang sebagian masih mengadopsi undang-undang kolonial. Dekrit
Presiden 1958 mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan membentuk Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) serta Dewan Pertimbangan Agung (DPAS).
Masa Akhir Orde Lama (1959-1966) Periode 1959-1966 diwarnai dengan sistem
Demokrasi Terpimpin oleh Soekarno. Masa Demokrasi Terpimpin juga menjadi akhir Orde
Lama usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. Soekarno mengubah
sistem politik Indonesia menjadi Demokrasi Terpimpin melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Akibatnya, sistem perpolitikan dan pemerintahan negara bertumpu kepada Soekarno selaku
presiden. Lewat Dekrit Presiden 1959 pula, Soekarno membubarkan Konstituante.
Konstituante adalah dewan perwakilan yang bertugas untuk membentuk konstitusi baru
negara yakni UUD 1945 yang sebagian masih mengadopsi undang-undang kolonial. Dekrit
Presiden 1958 mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan membentuk Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) serta Dewan Pertimbangan Agung (DPAS).
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga diterapkan pada masa Orde Baru sejak
1966-1998, ketika Soeharto menjadi Presiden RI. Lima bunyi Pancasila juga dijadikan
sebagai landasan negara selama rezim Orba kendati sempat terjadi polemik dalam sejarahnya.
Menurut Sandra Dewi dan Andrew Shandy Utama dalam tulisan yang terhimpun di Jurnal
PPKn & Hukum (volume 13, nomor 1, 2018), terungkap bahwa Pancasila dihasilkan dari
berbagai pandangan dan nilai budaya bangsa Indonesia yang dilahirkan pada 1 Juni 1945.
Di dalam Pancasila termuat berbagai hal semacam adat istiadat, kebudayaan, agama, dan
mencerminkan wujud pribadi bangsa Indonesia itu sendiri. Berikut ini bunyi lima sila yang
ada dalam Pancasila:
Penerapan Pancasila sebagai ideologi bangsa pun berproses sesuai dengan keadaan
zamannya, termasuk pada masa Orde Baru. Lantas bagaimana sejarah penerapan ideologi
Pancasila pada masa tersebut?
Penelitian Muh. Arif Candra Jaya berjudul Implementasi Pancasila pada Masa Orde Baru
(2012) menyebutkan, Pancasila yang merupakan cerminan nilai budaya bangsa Indonesia saat
itu dikembangkan dengan mengutamakan asas kekeluargaan dan gotong royong (Demokrasi
Pancasila). Upaya penerapan Pancasila di rezim ini salah satunya adalah penyederhanaan
partai politik. Partai politik dibatasi dan hanya berjumlah tiga, meliputi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golkar. Bukan hanya itu, rezim
Orde Baru mewajibkan Pancasila sebagai asas tunggal. Oleh sebab itu, baik organisasi
masyarakat hingga partai politik harus menjadikan Pancasila sebagai pedoman utama dalam
menjalankan kegiatannya.
Penerapan Pancasila juga terjadi dalam bidang sosial politik. Militer juga ikut terlibat
demi menjaga keutuhan Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Pada akhirnya,
kegiatan bebas yang seharusnya diperbolehkan menjadi lebih dibatasi. Atas nama Pancasila
sebagai falsafah dan dasar negara, kata Soeharto, maka ABRI (militer) dan Golkar harus
bersatu, terutama dalam menjalankan pemerintahan yang kuat dari segala ancaman. Selain
itu, tidak jarang dilakukan pembreidelan surat kabar hingga majalah kala itu. Ada juga
peristiwa penangkapan aktivis karena mengkritik pemerintahan Soeharto pada masa Orde
Baru. Dalam suatu kesempatan di depan para petinggi ABRI pada 16 April 1980 di Markas
Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Cijantung, Soeharto mengucapkan hal yang
kemudian menuai polemik. “Yang mengkritik saya berarti mengkritik Pancasila,” tegas
Soeharto, dikutip dari harian Republika (11 November 2011). Pada 5 Mei 1980, tidak kurang
dari 50 tokoh bangsa berhimpun untuk membahas pernyataan Soeharto yang meresahkan itu.
Mereka membubuhkan tanda tangan di atas pernyataan yang diberi nama “Ungkapan
Keprihatinan”.
Penerapan Pancasila sebagai asas tunggal pada era Orde Baru dengan segala dampaknya
menuai kritik. Beberapa kalangan menyebut Soeharto telah menyalahgunakan Pancasila
untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Menurut Thohir Luth dalam M. Natsir, Dakwah
dan Pemikirannya (1999), orang-orang yang meneken “Ungkapan Keprihatinan” itu berasal
dari lintas kalangan: tentara, polisi, anggota parlemen, akademisi, birokrat, pengusaha,
aktivis, bekas pejabat, hingga ulama. Pancasila yang murni akan terus mengalami
perkembangan sesuai zamannya, kendati pernah disalahgunakan demi kepentingan penguasa.
Dengan begitu, pasang surut akan selalu ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.2
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sebagai ideologi yang dipegang teguh dalam
menjalankan kehidupan bernegara. Penerapan Pancasila pun berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman, termasuk masa Reformasi 1998 sampai sekarang. Penerapan Pancasila
sebelum Reformasi 1998 mengalami berbagai cobaan, semisal munculnya berbagai
pemberontakan di era Orde Lama, atau upaya penyalagunaan Pancasila atas nama kekuasaan
pada rezim Orde Baru.
Di era Reformasi 1998 seiring lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan dan
selanjutnya, penerapan Pancasila juga terhalang banyak godaan. Berakhirnya Orde Baru
membuka pintu gerbang kebebasan bagi rakyat Indonesia, nyaris di semua lini kehidupan. Ai
Tin dan Asep Sutisna dalam buku ajar PPKN (2018) mengungkapkan, penerapan Pancasila
kini mendapatkan tantangan dari kondisi masyarakat Indonesia yang benar-benar mendapat
kebebasan. Di satu sisi, adanya kebebasan merupakan hal yang positif, semisal dengan
munculnya kreativitas dari anak-anak bangsa. Namun, ada juga beberapa sisi negatifnya.
Sebagai contoh adalah terjadinya pergaulan bebas, cara interaksi yang tak beretika,
penyalagunaan narkoba dan minuman keras, anarkisme-vandalisme, konflik horizontal, serta
hal-hal lain yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang "Mencari
Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Era Globalisasi" pada 9 Maret 2020,
seperti dikutip dari laman resmi Lembaga Ketahanan Nasional RI, mengatakan, Pancasila
merupakan ideologi terbuka. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa memadukan beberapa
nilai baru dalam kehidupan bernegara. Namun, kendati sifatnya terbuka, Pancasila harus
dijaga kemurniannya agar tidak terancam oleh ideologi-ideologi lain. Kedatangan ideologi
lain tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, seperti berbagai platform sosial
media (sosmed), merebaknya media online, dan lain-lain. Oleh karena itu, penerapan
Pancasila sebaiknya memanfaatkan teknologi agar menarik perhatian generasi muda serta
masyarakat untuk lebih bisa memaknai dan mengamalkannya.
Penerapan nilai-nilai Pancasila juga diajarkan melalui pendidikan sekolah. Salah satunya
lewat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) agar generasi muda
tidak melupakan Pancasila. Melalui mata pelajaran PKN dengan kurikulum terbaru, Pancasila
bukan hanya diajarkan melalui teori, namun juga praktik di kehidupan nyata sehari-hari.
Pancasila selalu diterapkan sesuai dengan perkembangan zaman. Di masa reformasi hingga
saat ini, masyarakat tetap dapat menjalankan nilai-nilai Pancasila dengan memaksimalkan
hasil kemajuan teknologi informasi. Oleh karena itu, cita-cita dari nilai asli masyarakat
Indonesia dapat terus berkembang agar masyarakat dapat mencapai keadilan dan
kemakmuran sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.3
BAB III
PENUTUP
Dari makalah yang telah kami bahas di atas dapat disimpulkan Pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak lepas dari berbagai macam hambatan. Pancasila
pertama kai dirumuskan pad saat sidan pertama BPUPKI dengan tiga perumus yakni Moh
Yamin, Dr. Soepomo, Ir. Soekarno. Kemudian ditandatangani oleh panitia Sembilan ingga
terbentuknya Pancasila dalam bentuk piagam Jakarta 1 Juni sekaligus sebagai Hari Lahirnya
Pancasila. Pancasila sendiri diusulkan oleh Ir Soekarno Pancasila yang artinya lima
unsur.Namun banyak penolakan pada Piagam Jakarta dari agama lain dan juga dari daerah
timur yang mendesak agar dirubahnya sila pertama. Hingga perubahan sila pertama agar tetap
terjaganya persatuan dan kesatuan di Indonesia.
Perubahan sila pertama pada pancasila sekaligus menjadi Pancasila sebagai dasar negara
di Indonesia.Perjuangan Bangsa Indonesia masih berlanjut pada masa pasca kemerdekaan.
Pada mada orde lama pada 1950-1966 pada masa ini Pancasila kembali memiliki hambatan
banyak tragedi salah satunya perubahan sistem Presiden seumur hidup dengan digantikannya
soekarno menjadi Soeharto yang menggoyahkan Pancasila.Orde baru terdapat penyimpangan
penerapan Pancasila seperti penyalahgunaan Pancasila atas nama kekuasaan pada rezim orde
baru.Dan terakhir masa Reformasi terhalang oleh kondisi Masyarakat Indonesia yang benar-
benar mendapatkan kebebasan, ada banyak hal positif yang meningkatkannya kreativitas
anak-anak yang mulai berkembang namun juga memiliki sisi negatif yang mengancam
keutuhan.
Sejarah perjuangan Pancasila yang cukup panjang dan memiliki banyak hambatan-
hambatan untuk mempertahankan Pancasila sekarang menjadi tugas kita menjaga keutuhan
Pancasila sebagai dasar negara.
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://tirto.id/sejarah-dan-penerapan-pancasila-masa-orde-lama-soekarno-1959-1966-
ghT
2.
https://tirto.id/sejarah-dan-penerapan-pancasila-masa-orde-baru-soeharto-1966-1998-
ghNK
3.
https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-masa-reformasi-1998-sampai-sekarang-gh2f
https://slideplayer.info/slide/2553493/?
_gl=1*1yjyr70*_ga*RjhEOXR4aDhDcnRadnNFRlJ2XzF2Y1BBcC1QWmUwem9kSWo0R0hTOVRGSk5BS
GhPcnJOUWxwb2JfdERONldvMg..
https://www.academia.edu/37405015/MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA_PANCASILA_DALAM_K
ONTEKS_SEJARAH_PERJUANGAN_BANGSA_INDONESIA
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sejarah-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-
negara-dan-pandangan-hidup-bangsa
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Panitia_Sembilan
https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-masa-reformasi-1998-sampai-sekarang-gh2f