Disusun oleh :
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepadan Rasulullah SAW yang sya’faatnya kita
nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Pancasila dalam Perjuangan Bangsa” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata Pendidikan Pancasila, Kami berharap makalah
tentang “Pancasila dalam Perjuangan Bangsa” ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat dan
teman-teman.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Pancasila dalam
Perjuangan Bangsa ini dapat bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 4
B. Tujuan .............................................................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Era Pra Kemerdekaan ......................................................................................... 6
B. Sejarah Era Kemerdekaan ................................................................................................. 7
C. Sejarah Era Orde Lama ..................................................................................................... 9
D. Sejarah Era Orde Baru ...................................................................................................... 14
E. Sejarah Era Reformasi ....................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18Agustus
1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai-nilai pancasila sudah ada padakehidupan
masyarakat indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa indonesiamenjadi sebuah
negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adatistiadat,kebudayaan serta relegius.
Nilai-nilai yang ada kemudian diambil dandirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk
nantinya dijadikan dasar negaraindonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila
secara utuh dan kaitannyadengan jati diri bangsa indonesia ini diperlukan pemahaman
sejarah bangsaindonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pacaila sebagai
dasarnegara karena semua itu berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsaindonesia
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sansekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalahKetuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuanIndonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia,dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada
tahun1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila
B. Tujuan
4
C. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada era pra kemerdekaan, telah terjadi beberapa kejadian berharga. Ketika Dr.
Radjiman Wediodiningrat, selaku ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chōsakai? pada tanggal 29 Mei 1945, beliau
meminta untuk mengadakan sidang yang membahas tentang pengemukaan dasar (negara)
Indonesia merdeka.
Pada tanggal 29 mei – 1 juni 1945 dilaksanakanlah sidang pertama BPUPKI. Dalam
sidang pertama tersebut telah terjadi pidato secara berurut dari beberapa tokoh untuk
menyampaikan usulan tentang dasar negara. Beberapa tokoh yang menyampaikan
pendapat mereka mengenai dasar negara Indonesia diantaranya :
Masa sidang kedua BPUPKI yaitu pada tanggal 10 Juli - 17 Juli 1945, merupakan
sidang penentuan perumusan dasar negara sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota
BPUPKI dalam masa sidang kedua ini ditambah enam orang anggota baru. Sidang lengkap
BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil atau panitia Sembilan yang
disebut dengan piagam Jakarta. Hasil dari “Piagam Jakarta” adalah rumusan dasar negara
yang terdiri dari 5 isi, yaitu :
6
1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nya*
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam
permoesjarawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari
kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
7
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk
merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan
antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang
berlangsung singkat. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan
Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan
muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
A. Kelebihan:
8
1. Rakyat Indonesia sudah mengetahui nilai-nilai luhur Pancasila dan berusaha untuk
menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Setelah merdeka, bangsa Indonesia membnuat berbagai penyesuaian yang cocok
dan padu dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
B. Kekurangan:
1. Belum stabilnya keadaan di Indonesia. Baik itu dari segi politik, sosial, ekonomi.
2. Terjadinya penggantian dasar Negara sebanyak 2 kali. Padahal seharusnya Pancasila
tidak tergantikan.
Pada tahun 1927 Soekarno mendirikan dan menjadi pemimpin sebuah organisasi
politik yang disebut Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan untuk mencapai
kemerdekaan penuh untuk Indonesia. Namun, aktivitas politik subversif ini menyebabkan
penangkapan dan juga pemenjaraannya oleh rezim Pemerintah Kolonial Belanda yang
represif di tahun 1929. Bagi orang-orang Indonesia pada saat itu, pembuangan Soekarno
itu malah memperkuat saja citranya sebagai pahlawan nasional dan pejuang kemerdekaan.
Setelah pembebasannya, Soekarno berada dalam konflik yang terus berkelanjutan dengan
pemerintahan kolonial selama tahun 1930an, menyebabkan Soekarno berkali-kali
dipenjara.
Waktu Jepang menginvasi Hindia Belanda pada bulan Maret 1942, Soekarno
menganggap kolaborasi dengan Jepang sebagai satu-satunya cara untuk meraih
kemerdekaan secara sukses. Sebuah taktik yang terbukti efektif.
Belanda berkeras untuk tidak melepaskan koloni mereka di Asia Tenggara yang
sangat menguntungkan namun kemudian harus menghadapi kenyataan juga. Di bawah
tekanan internasional, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun
1949 (kecuali untuk wilayah barat pulau Papua). Namun, negosiasi dengan Belanda
menghasilkan 'Republik Indonesia Serikat' yang memiliki konstitusi federal yang dianggap
terlalu banyak dipengaruhi oleh Belanda. Oleh karena itu, konstitusi ini segera diganti
dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) yang kemudian menjadi
dasar hukum sistem pemerintahan parlementer, yang menjamin kebebasan individu dan
mengharuskan tentara untuk tunduk kepada supremasi sipil. Posisi presiden, secara garis
besar, hanya memiliki fungsi seremonial dalam sistem ini.
10
Hal lain yang menyebabkan kecemasan di pihak perwakilan partai-partai Islam
maupun militer adalah kembalinya Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah dilarang oleh
pemerintahanan kolonial pada tahun 1927 karena mengorganisir pemberontakan-
pemberontakan di Jawa Barat dan Sumatra Barat, PKI meraih dukungan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur dan menjadi salah satu partai paling populer dalam skala nasional maka
merupakan kekuatan politik.
Dan terakhir, ada juga para nasionalis yang menekankan kebutuhan akan jaminan
hak-hak individu versus negara. Para nasionalis berjuang dalam PNI (versi partai politik
dari gerakan PNI yang telah disebutkan sebelumnya, yang didirikan oleh Soekarno pada
tahun 1927 dan yang bertujuan meraih kemerdekaan). PNI meraih banyak dukungan di
Indonesia.
Makanya Soekarno harus mencari sebuah cara untuk menyatukan sudut pandang
yang berbeda-beda ini. Pada bulan Juni 1945, Soekarno menyampaikan pandangannya
mengenai kebangsaan Indonesia dengan memproklamasikan filosofi Pancasila. Pancasila
ini adalah lima prinsip yang akan menjadi dasar Negara Indonesia:
Demokrasi Parlementer
Suara
Partai Politik Ideologi
(%)
Selain perselisihan dalam elit politik Jakarta, ada masalah-masalah lain yang
membahayakan persatuan Indonesia pada era tahun 1950an. Gerakan militan Darul Islam,
yang bertujuan mendirikan negara Islam dan menggunakan teknik perang gerilya untuk
mencapai tujuannya, telah memenangkan wilayah-wilayah di Jawa Barat, Sulawesi Selatan
dan Aceh. Gerakan ini telah dimulai selama periode kolonial namun cepat merubah
arahnya melawan pemerintahan di bawah Soekarno hingga penyerahannya pada tahun
1962.
Karakteristik penting lain dari Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah tendensi anti
Barat dalam kebijakan-kebijakannya. Beliau memperkuat usaha-usaha untuk mengambil
alih bagian Barat pulau Papua dari Belanda. Setelah sejumlah konflik bersenjata, Belanda
menyerahkan wilayah ini ke Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang kemudian
menyerahkannya kepada Indonesia pada tahun selanjutnya.
13
Dari 1962 sampai 1966, Soekarno menggelar politik konfrontasi melawan
Malaysia. Ia menganggap pendirian Federasi Malaysia, termasuk Malaka, Singapura, dan
wilayah Kalimantan yang sebelumnya dikuasai Inggris (Sarawak dan Sabah), sebagai
kelanjutan dari pemerintah kolonial dan melaksanakan kampanye militer yang tidak sukses
untuk ‘menghancurkan’ Malaysia. Bagian dari kebijakan konfrontasi ini adalah keluarnya
Indonesia dari PBB karena PBB mengizinkan Malaysia menjadi negara anggota. Pada
tahun 1965, Soekarno terus memutuskan hubungan dengan dunia kapitalis Barat dengan
mengeluarkan Indonesia dari keanggotaan International Monetary Fund (IMF) dan Bank
Dunia, yang berarti bantuan asing yang sangat dibutuhkan berhenti dialirkan ke Indonesia.
Hal ini memperburuk situasi ekonomi Indonesia yang telah mencapai level ekstrim
berbahaya pada saat itu.
Juga tidak ada bukti bahwa PKI berada di belakang serangan untuk mencegah
kudeta militer ini. Namun, Suharto, kepala dari Komando Cadangan Strategis Angkatan
Darat (Kostrad) yang kemudian mengambil alih kekuasaan militer karena menjadi perwira
militer tertinggi setelah pembunuhan atasannya, dengan cepat menyalahkan PKI. Dengan
segera, pengikut komunis dan orang-orang yang diduga mengikuti komunis dibantai
terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan Sumatra Utara. Dugaan jumlah korban
bervariasi di antara 400.000 sampai satu juta orang. Diduga bahwa pihak-pihak yang
melakukan pembantaian adalah unit-unit militer, kelompok-kelompok kriminil sipil (yang
mendapatkan senjata dari militer) dan Ansor (organisasi pemuda militan dari NU).
Pembantaian ini berlanjut sepanjang 1965 dan 1966.
Meletusnya G 30 S/PKI pada tahun 1965 telah meruntuhkan konfigurasi politik era
demokrasi terpimpin yang bercorak otoritarian. Pengkhianatan tersebut mengakhiri tolak-
tarik di antara tiga kekuatan politik -Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI- dalam dinamika
era demokrasi terpimpin yang ditandai dengan tampilnya militer sebagai pemenang. Tarik-
menarik antara Soekarno, militer, dan PKI pada era demokrasi terpimpin mencapai titik
puncaknya pada bulan September 1965, menyusul kudeta PKI yang gagal, yang kemudian
14
dikenal sebagai G 30 S/PKI. Setelah kudeta yang gagal itu, kekuasaan Soekarno dan PKI
merosot tajam.
Surat perintah tersebut telah menjadi alat legitimasi yang sangat efektif bagi
Angkatan Darat untuk melangkah lebih jauh dalam panggung politik. Sehari setelah surat
perintah itu diterima, Soeharto membubarkan PKI, sesuatu yang sudah lama dituntut oleh
masyarakat melalui demonstrasi-demonstrasi. Presiden Soekarno sendiri praktis
kehilangan kekuasaannya setelah mengeluarkan Supersemar, kendati secara resmi masih
menjabat Presiden dalam status “Presiden Konstitusional”.
Setelah dibersihkan dari unsur PKI dan pendukung Soekarno, DPR-GR dan MPRS
mulai mengadakan sidang-sidangnya sebagai lembaga negara. Pada tahun 1967, MPRS
mencabut mandat Soekarno sebagai Presiden. Soekarno kehilangan jabatannya
15
berdasarkan TAP No. XXXIII/MPRS/1967, yang sekaligus mendudukkan Soeharto
sebagai Pejabat Presiden. Setahun kemudian, melalui TAP No. XLIII/MPRS/1968,
Soeharto diangkat menjadi Presiden definitif.
Rezim baru yang tampil di atas keruntuhan demokrasi terpimpin menamakan diri
sebagai ‘Orde Baru’. Yang muncul sebagai pemeran utama Orde Baru adalah Angkatan
Darat. Ada landasan konstitusional mengenai masuknya militer ke dalam politik, yakni
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan adanya golongan ABRI dalam anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Satu model yang dianggap dapat menjelaskan realitas politik Orde Baru adalah rezim
otoriter birokratis, yang melenceng jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam rezim
seperti ini, keputusan dibuat melalui cara sederhana, tepat, tidak bertele-tele, efisien, dan
tidak memungkinkan adanya proses bergaining yang lama. Munculnya rezim ini
disebabkan adanya semacam delayed-dependent development syndrome di kalangan elite
politik, seperti ketergantungan pada sistem internasional dan kericuhan-kericuhan politik
dalam negeri. Rezim ini didukung oleh kelompok-kelompok yang paling dapat mendukung
proses pembangunan yang efisien, yaitu militer, teknokrat sipil, dan pemilik modal.
Tekad Orde Baru menjamin stabilitas politik dalam rangka pembangunan ekonomi
mempunyai implikasi tersendiri pada kehidupan partai-partai dan peranan lembaga
perwakilan rakyat. Pemerintah Orde Baru bertekad untuk mengoreksi penyimpangan
politik yang terjadi pada era Orde Lama dengan memulihkan tertib politik berdasarkan
Pancasila. Penegasan bahwa stabilitas politik menjadi prasyarat pembangunan ekonomi
secara tidak langsung dapat berimplikasi pada pengurangan pluralisme kehidupan politik
atau pembatasan pada sistem politik yang demokratis.
16
Pada awal kehadirannya, Orde Baru memulai langkah pemerintahannya dengan
langgam libertarian. Orde Baru telah menggeser sistem politik Indonesia dari titik ekstrim
otoriter pada zaman demokrasi terpimpin ke sistem demokrasi liberal. Akan tetapi,
kenyataannya langgam libertarian tidak berlangsung lama, sebab di samping merupakan
reaksi terhadap sistem otoriter yang hidup sebelumnya, sistem ini hanya ditolerir selama
pemerintah mencari format baru politik Indonesia. Segera setelah format baru terbentuk,
sistem liberal bergeser lagi ke sistem otoriter.
Rezim Orde Baru dipimpin oleh Presiden Soeharto. Pada masa Orde Baru,
pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap Orde Lama yang menyimpang dari
Pancasila, melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila).
Puncaknya adalah saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter di tahun 1997 yang
menyebabkan perekonomian Indonesia anjlok sehingga memicu gerakan besar-besaran
untuk menggulingkan rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Selama rezim Orde Baru berkuasa, terdapat beberapa tindakan penguasa yang melenceng
dari nilai-nilai luhur Pancasila, antara lain yaitu:
18
E. SEJARAH ERA REFORMASI
Kata ‘reformasi’ secara etimologis berasal dari kata reform, sedangkan secara harfiah
reformasi mempunyai pengertian suatu kiprah yang memformat ulang, membereskan
ulang,membereskan ulang hal-hal yang menyimpang untukdikembalikan pada format atau
bentuk mulanya sesuai tambah nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga
diartikan perubahan dari paradigma pola tempo ke paradigma pola baru untuk menuju ke
kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan.
Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka berpikir
atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai negara hukum, setiap perilaku baik dari
warga masyarakat maupun dari pejabat-pejabat harus berdasarkan hukum, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam peluasan hukum, Pancasila
harus menjadi landasannya. Artinya hukum yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh
bertentangan dengan sila-sila Pancasila. Substansi produk hukumnya tidak bertentangan
dengan sila-sila pancasila.
Memahami peran Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar
negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara
Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang
sama erhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18
Agustus 1945), Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya
sejarah bangsa Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan tahapan perkembangan
Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga tahap yaitu :
1.Tahap 1945 – 1968 Sebagai Tahap Politis
Orientasi pengembangan Pancasila diarahkan kepada NationandCharacterBuilding. Hal
ini sebagai perwujudan keinginan bangsa Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan
yang muncul baik dalam maupun luar negeri, sehingga atmosfir politik sebagai panglima
sangat dominan. Pancasila sebagai Dasar Negara misalnya menurut Notonagoro dan
Driarkara. Kedua ilmuwan tersebut menyatakan bahwa Pancasila mampu dijadikan
pangkal sudut pandang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahkan Pancasila
merupakan suatu paham atau aliran filsafat Indonesia, dan ditegaskan bahwa Pancasila
merupakan rumusan ilmiah filsafati tentang manusia dan realitas, sehingga Pancasila tidak
lagi dijadikan alternatif melainkan menjadi suatu imperatif dan suatu
philosophicalconcensus dengan komitmen transenden sebagai tali pengikat kesatuan dan
persatuan dalam menyongsong kehidupan masa depan bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika.
Bahkan Notonagoro menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan staat
fundamental Norm yang tidak dapat diubah secara hukum oleh siapapun. Sebagai akibat
dari keberhasilan mengatasi berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar negeri,
19
masa ini ditandai oleh kebijakan nasional yaitu menempatkan Pancasila sebagai asas
tunggal.
2.Tahap 1969 – 1994 Sebagai Tahap Pembangunan Ekonomi
Upaya mengisi kemerdekaan melalui program-program ekonomi. Orientasi
pengembangan Pancasila diarahkan pada bidang ekonomi, akibatnya cenderung
menjadikan ekonomi sebagai ideologi. Pada tahap ini pembangunan ekonomi
menunjukkan keberhasilan secara spektakuler, walaupun bersamaan dengan itu muncul
gejala ketidakmerataan dalam pembagian hasil pembangunan. Kesenjangan sosial
merupakan fenomena yang dilematis dengan program penataran P4 yang selama itu
dilaksanakan oleh pemerintah. Keadaan ini semakin memprihatinkan setelah terjadinya
gejala KKN dan Kronisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bersamaan
dengan itu perkembangan perpolitikan dunia, setelah hancurnya negara-negara komunis,
lahirnya tiga raksasa kapitalisme dunia yaitu Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Oleh
karena itu Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya dihantui oleh supersifnya komunisme
melainkan juga harus berhadapan dengan gelombang aneksasinya kapitalisme,
disampingmenhadapi tantangan baru yaitu KKN dan kronisme.
3.Tahap 1995 – 2020 Sebagai Tahap Repositioning Pancasila
Dunia masa kini sedang dihadapi kepada gelombang perubahan secara cepat, mendasar,
spektakuler, sebagai implikasi arus globalisasi yang melanda seluruh penjuru dunia,
khususnya di abad XXI sekarang ini, bersamaan arus reformasi yang sedang dilakukan oleh
bangsa Indonesia. Reformasi telah merombak semua segi kehidupan secara mendasar,
maka semakin terasa orgensinya untuk menjadi Pancasila sebagai dasar negara dalam
kerangka mempertahankan jatidiri bangsa dan persatuan dan kesatuan nasional, lebih-lebih
kehidupan perpolitikan nasional yang tidak menentu di era reformasi ini. Berdasarkan hal
tersebut diatas perlunya reposisi Pancasila yaitu reposisi Pancasila sebagai dasar negara
yang mengandung makna Pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya dengan
Pembukaan UUD 1945, dieksplorasikan pada dimensi-dimensi yang melekat padanya.
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan
menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Elit politik dan
masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan
legitimasi, rujukan dan elan vitalnya. Sebab utamannya karena rejim Orde Lama dan Orde
Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari berdirinya bangsa ini,
yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang lebih
konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana dan relevan dengan
perubahanperubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
20
BAB III
PENUTUP
Penyusunan dasar Negara Indonesia “Pancasila” dimulai dari organisasi bentukan Belanda yaitu
BPUPKI yang dilanjutkan dengan organisasi PPKI dan menghasilkan piagam Jakarta yang
disahkan pada 18 Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945. Pancasila juga merupakan
dasar Negara yang telah disusun dengan mempertimbangkan keberagaman budaya terbukti dengan
terhapusnya 7 (tujuh) kata dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemelukpemeluknya”, diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pancasila sebagai sumber
kaidah hukum di Indonesia yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Serta pancasila juga merupakan
sumber hukum yang ada di Indonesia.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Sandra dan Andrew Shandy Utama. 2018. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi.
Jurnal PPKn & Hukum, Vol.13, No.1 April 2018, Hal 25-29.
22