Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia”

DOSEN PENGAMPU : Dr. Mohd. Yasin, S.HI., M.H., C.NSP., C.NSP.


Disusun Oleh :
Kelompok 2

Cecep Sulaiman (21.23.979)

Danela Adelia (21.23.980)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH 1 D


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AN NADWAH KUALA TUNGKAL
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kedahirat Allah SWT
karena atas limpah rahmat dan hidayah-Nya kami diberikan kesehatan dan
kelancaran sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan
Paancasila dengan judul Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan
bangsa indonesia. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan semoga segala yang tertuang dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah dan para pembaca dalam rangka membangun
khasanah keilmuan.
Besar harapan Mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini
dapat bermanfaat dan maslahat bagi semua orang.
Kami menyadari bahwa dalam penyususunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami
berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para
pembaca guna perbaiki langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kuala Tungkal, 1 November


2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, kronologis sejarah


perumusan Pancasila dasar filsafat negara, Pembukaan dan
Pasal-pasal UUD 1945
1. Kronologi sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah
sebelum abad XX serta perjuangan nasional ?
2. Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
perjuangan mempertahankan Kemerdekaan ?
3. Kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila dan
UUD 1945 ?

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal
18Agustus 1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai-nilai pancasila sudah ada
padakehidupan masyarakat indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa
indonesiamenjadi sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai
adatistiadat,kebudayaan serta relegius. Nilai-nilai yang ada kemudian diambil
dandirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk nantinya dijadikan dasar
negaraindonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan
kaitannyadengan jati diri bangsa indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah
bangsaindonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pacaila sebagai
dasarnegara karena semua itu berhubungan dengan sejarah perjuangan
bangsaindonesia.Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri daridua kata dari Sankerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau
asas.Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila ad
alahKetuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuanIndonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indo
nesia,dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang
Dasar1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila
yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila

 
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kronologi sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah


sebelum abad XX serta perjuangan nasional ?
2. Bagaimana kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan ?
3. Bagaimana kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila dan UUD
1945 ?

C. TUJUAN
Memberi pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai Pancasila
dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia yang meliputi kronologi
sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah sebelum abad XX , kronologi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan
Kemerdekaan serta kronologi perumusan pengesahan Pancasila dan UUD 1945.

D. MANFAAT
Adapun manfaat bagi penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Dengan penulisan paper ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
mengenai sejarah pancasila dalam konteks perjuangan bangsa indonesia
2. Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat umum

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Kronologis Sejarah


Perumusan Pancasila, Dasar Filsafat Negara Pembukaan Dan
Pasal-Pasal UUD 1945

Setelah masa persidangan pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1945
berakhir, namun belum juga mendapatkan atau belum terbentuk juga rumusan
dasar Negara Indonesia merdeka, maka BPUPKI akhirnya membentuk panitia
untuk menampung aspirasi tentang pembentukan atau rumusan dasar Negara
Indonesia merdeka yang beranggotakan 9 orang, diantaranya adalah Ir.
Sukarno (ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid
Hasyim, Mr. Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Subarjo, Abikusno
Cokrosuryo, dan A. A. Maramis. Pada akhirnya panitia 9 itu berhasil
merumuskan dasar Negara Indonesia merdeka pada tanggal 22 Juni 1945 dan
rumusan itu diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter oleh Mr. Moh.
Yamin.
Pada tanggal 10-16 Juli 1945, BPUPKI melangsungkan persidangan yang
kedua untuk membahas rancangan UUD dan dibentuklah panitia perancangan
UUD yang pimpin oleh Ir. Soekarno. Kemudian panitia tersebut membentuk
sebuah kelompok kecil yang beranggotakan 7 orang dengan ketua Mr.
Supomo dengan 6 anggotanya yaitu : Wongsonegoro, Ahmad Subarjo,
Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Setelah hasil didapat dan sudah
disempurnakan oleh penghalus bahasa kemudian hasil perumusan UUD
tersebut disampaikanlah atau dilaporkan oleh Ir.Soekarno di sidang BPUPKI
pada tanggal 14 Juli 1945 yang berisikan 3 hal pokok yaitu, pernyataan
Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang
dasar (batang tubuh). Pada tanggal 15-16 Juli 1945 diadakan kembali sidang
untuk menyusun undang-undang dasar yang berdasarkan hasil kerja panitia
sembilan, kemudian pada tanggal 17 Juli 1945 dilaporkanlah hasil kerja
penyusunan undang-undang dasar dan akhirnya laporan tersebut diterima
sidang pleno BPUPKI.

Pada tanggal 07 Agustus 1945 Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibubarkan oleh Jepang, kemudian Jepang
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk
menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI. PPKI dibentuk dengan anggota
sebanyak 21 orang yang diketuai atau dipimpin oleh Ir. Soekarno, namun pada
tanggal 18 Agustus 1945 pimpinan atau ketua PPKI Ir. Soekarno
menambahkan anggota untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI yaitu
sebanyak 6 orang, sehingga total anggota dari panitia PPKI ini adalah 27
orang.
  Proses Penetapan Dasar Negara dan Konstitusi Negara Indonesia

Sidang pertama kali PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan
pembahasan konstitusi Negara Indonesia yaitu, Presiden dan Wakil Presiden
Negara Indonesia beserta lembaga-lembaga yang dibentuk untuk membantu
tugas Presiden Indonesia.

 Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Pada tanggal 18 Agustus 1945 sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil
kerja dari BPUPKI dibahas kembali, pada sidang pembahasan itu terdapat 2
usul perubahan yang diberikan oleh kelompok Muh. Hatta, 2 usul tersebut
berisikan seperti dibawah ini :

1)  Usul yang pertama, berkaitaan dengan sila pertama yang semulanya


berbunyi “”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2) Usul yang kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden
ialah orang Indonesia yang beragama Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah
orang Indonesia asli”.
Dan akhirnya 2 usulan yang disampaikan oleh Muh, Hatta diterima dan
disahkan oleh PPKI sebagai UUD Negara Indonesia (UUD 1945) yang di
umumkan dalam berita Republik Indonesia pada tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946
pada halaman 45-48.

 Sistematika Undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) itu terdiri atas 3 hal,
yaitu :

1) Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia
ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi
sebagai berikut:

Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /        perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan.
3)  Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.

Rumusan Dasar Negara Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD


1945 inilah yang sah dan benar, karena disamping mempunyai kedudukan
Konstitusional juga disahkan oleh suatu Badan yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia (PPKI) yang berarti disepakati oleh seluruh rakyat Indonesia.

 Kronologi sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah


sebelum abad XX serta perjuangan nasional

Indonesia memperoleh kemerdekaan dalam waktu yang lama. Banyak para


pahlawan yang gugur demi mempertahankan bumi pertiwi tercinta.
Mereka mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk mengejar sebuah kata
merdeka. Sebelum tahun 1908, telah banyak bangsa lain yang ingin
menjajah dan menguasai Indonesia. Mereka banyak memeras, menindas,
dan merampas hak-hak rakyat Nusantara. Banyak perlawanan dari
pahlawan-pahlawan kita yang masih bersifat kedaerahan. Muncul banyak
tokoh-tokoh yang memegang andil besar dalam perlawanan terhadap
penjajahan yang bangsa lain lakukan.
Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan
ini, tetap menjaga semangat perjuangan dan mempertahankan kebudayaan
nenek moyang kita.

A. Perjuangan melawan penjajah portugis


Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan di
seluruh wilayah Nusantara terutama di daerah yang menjadi pusat
kekuasaan penjajah. Perjuangan melawan portugis dilakukan oleh rakyat
Malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak, dan Sunda Kelapa
a) Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat Malaka dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I
melakukan perlawanan terhadap pendudukan portugis. Namun akhirnya
portugis dapat mendesak pasukan Malaka sehingga mereka terpaksa
menyingkir ke pulau Bintan. Malaka akhirnya jatuh ke portugis tahun
1511. Pada tahun 1526 pulau Bintan diserbu oleh portugis. Sultan
Mahmud Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun
1528.
b) Perjuangan Rakyat Johor
Pimpinan Alauddin Ri’ayat Syah II, putra dari Sultan Mahmud Syah I,
rakyat Johor melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai tahun 1530.
Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597)
yang dapat menangkis serangan Portugis.
c) Perjuangan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati Unus pasukan Demak (Jawa Tengah) pada
tahun 1512-1523 melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dengan
dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan, Dipati Unus berusaha
merebut kembali Malaka dari kekuasaan Portugis, namun tidak berhasil.
d) Perjuangan Rakyat Maluku
Portugis mampu menaklukan Malaka pada tahun 1511, Portugis kemudian
menuju ke Maluku utara yang merupakan pusat rempah-rempah. Pada
tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan Hairun
dari Ternate ternyata sikap Portugis berusaha memonopoli perdagangan,
memeras dan menindas rakyat, dan juga melakukan penyebaran agama
Kristen secara paksa terhadap penduduk Maluku utara mendorong rakyat
Maluku melakukan perlawanan. Pada pimpinan Sultan Hairun rakyat
Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai tahun 1550.
Dengan mengadakan perundingan damai, Portugis menipu dan membunuh
Sultan Hairun sehingga membuat rakyat Terante semakin marah.
Perjuangan rakyat Ternate kemudian diteruskan oleh Sultan Baabullah,
putra Sultan Hairun. Dibawah pimpinan Sultan Baabullah, rakyat Ternate,
Tidore, dan Halmahera bersatu padu melawan Portugis pada tahun 1570
sampai 1575. Pada tanggal 28 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil
mengusir Portugis dari Ternate
e) Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahilla atau Paletehan seorang ulama dari Demak yang bertugas
menyebarkan agama islam di Jawa Barat memimpin rakyat untuk
melakukan perlawanan terhadap Portugis. Pada tahun 1527 pasukan
Fatahilla menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil
mengalahkannya. Portugis akhirnya kembali ke Malaka. Nama Sunda
Kelapa oleh Fatahilla kemudian diganti dengan nama Jayakarta (disingkat
menjadi Jakarta), yang berarti kemenangan akhir. Setelah kemenangan itu,
kemudian kerajaan Banten berdiri.
B.Perjuangan Menentang Penjajah Belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajah Belanda menggunakan kekerasan
senjata dimulai pada abad 17, abad ke 19 dan sampai awal abad ke 20.
Perjuangan menentang Belanda pada abad ke 16 antara lain dilakukan oleh
Sultan Agung dari Mataram (1613-1645), Sultan Hasanuddin dari kerajaan
Gowa, Sulawesi Selatan (sampai tahun 1667), Sultan Ageng Tirtayasa
(1684), Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635), Untung Suropati dan
Trunojoyo (1670), Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680). Sementara itu
mereka yang berjuang pada abad ke 19 antara lain:
a) Pattimura dari Maluku (1817)
b) Pangeran Diponegoro (1825-1830)
c) Imam Bonjol dari Minagkabau (1822-1837)
d) Sultan baddarudin dari Palembang ( 1817)
e) Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860)
f) Jelantik dari Bali (1850)
g) Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h) Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien dari Aceh (1673-1904)
i) Sisimangamaraja dari Batak (1900)
Perjuangan yang dilakukan oleh Sultan agung dari Mataram dan Sultan
Hasanuddin dari Gowa Sulawesi Selatan membahas tentang beberapa
perjuangan kemerdekaan yaitu peperangan yang dilakukan oleh Pangeran
Diponegoro, perang Padri dan peperangan rakyat Aceh.

C. Kelemahan dari Perjuangan Bangsa Indonesia

Kelemahan-kelemahan tersebut yaitu:


1. Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan. Artinya bahwa perjuangan
yang dilakukan itu terbatas pada daerah tertentu saja.
2. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak
dalam waktu yang bersamaan. Sebagai akibatnya kekuatan penjajah lebih
terkonsentrasi untuk menghadapi satu perlawanan saja. Jadi penjajah dapat
dengan mudah memadamkan perlawanan itu satu demi satu.
3. Perjuangan pada umumnya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik.
Ketika pemimpin ini meninggal dunia atau diasingkan penjajah, maka
perjuangan pun berhenti karena tidak ada yang melanjutkanya.
4. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan
kekerasan senjata. Dalam hal persenjataan pihak penjajah lebih modern.
Persenjataan penjajah sudah menggunakan senjata api, sementara para
pejuang Indonesia lebih banyak menggunakan senjata tradisional.
5. Para pejuang dapat diadu domba oleh pihak penjajah, sehingga
perselisihan sering terjadi antar para pemimpin Indonesia sendiri. Penjajah
belanda memang lihai menerapkan politik devide et impera, yakni politik
memecah belah bangsa Indonesia.

Setelah dirasa perjuangan melawan Belanda dengan jalan kekerasan dirasa kurang
maksimal, maka muncullah pandangan – pandangan dari para kaum muda yang
telah mengenyam pendidikan dari bangsa Belanda. Mereka menginginkan rakyat
mereka juga bisa bebas dan merdeka, dan juga mendapat hak yang sama. Dengan
pandangan seperti itu, mulailah muncul tokoh – tokoh revolusioner dan gerakan –
gerakan yang mengusung unsur nasionalisme untuk sebuah kemerdekaan dan
kebebsan dari Belanda.

3. Budi Oetomo
Berdirinya Budi Oetomo menjadi tonggak awal perlawanan bangsa
Indonesia dalam melanwan Belanda, dari yang semula menggunakan
perlawanan fisik dan kontak senjata yang dirasa sangat tidak efektif karena
senjata yang digunakan oleh bangsa Indonesia tidak dapat mengimbangi
senjata yang dimiliki oleh Belanda dan akhirnya beralih ke perlawanan
yang bersifat politik dan diplomatis. Sebagai awal dari perubahan
pemikiran bangsa Indonesia akhirnya tanggal 20 Mei 1908 ditetapkan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 Sarekat Dagang Islam


Organisasi ini dipelopori oleh Haji Samanhudi pada tahun 1905 yang
merupakan himpunan dari pedagang-pedagang Islam pribumi yang
bergerek dibidang ekonomi. Namun, setelah kepemimpinannya dipegang
oleh H.O.S. Cokroaminoto pada tahun 1912, nama dari Sarekat Dagang
Islam diubah menjadi Sarekat Islam dan tidak hanya bergerak dibidang
ekonomi saja,melainkan juga di bidang politik Sarekat Islam yang
merangkul semua lapisan masyarakat menjadikan organisasi ini sebagai
organisasi yang mampu menyalurkan aspirasi-aspirasi seluruh rakyat tidak
hanya kaum cendikiawan saja melainkan juga pribumi-pribumi kecil.

 Indische Partij
Berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912, Indische Partij
menjadi organisasi pertama yang bergerak dibidang politik. Tiga
Serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki
Hajar Dewantara merupakan pendiri dari organisasi ini.

 Tiga Serangkai Indische Partij


Indische Partij merupakan organisasi yang secara terang-terangan
menginginkan kemerdekaan Indonesia dan menanamkan rasa patriotisme
serta cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia. IP singakatan untuk
Indische Partij menggunakan surat kabar De Express sebagai sarana untuk
membangkitkan rasa cinta tanah air dan patriotisme bangsa Indonesia
tersebut.

 Dr. Tjipto Mangunkusumo

 Ki Hajar Dewantoro (Suryadi Soeryaningrat)

 Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Sumpah Pemuda merupakan tonggak awal lahirnya bangsa Indonesia


untuk bersatu dan mengesampingkan perbedaan mereka (suku, bahasa dan
budaya) untuk bersatu melawan kolonialisasi Belanda.

Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda

Pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java-Bioscoop diadakan kongres


para pemuda yang dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pemuda seperti Jong Java,
Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatera Bond, Jong Islamienten
Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi dan beberapa pemuda
Tionghoa. Dalam kongres tersebut menghasilkan suatu sumpah para pemuda
bangsa Indonesia yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda
merupakan bukti nyata dari berkobarnya dan kuatnya niat para pemuda Indonesia
untuk memerdekakan bangsa Indonesia dan terus berlanjut hingga tercapainya
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

2. Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan perjuangan


mempertahankan Kemerdekaan

A.Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima
Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara
Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha
Persiapan kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”,
berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
disebut jugaDokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan
keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus
1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang
menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan
oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai
mantan ketua BPUPKIditerbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut
Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa
pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus1945, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para
pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan
menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat,
Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah
Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja
PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari
Dalat, Sutan Syahrirmendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi
menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang.
Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno
belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi
kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan
dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno
mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan
karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan
proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang (sic).

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji
akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sultan Sjahrir,
Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda
mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan
terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan
dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat
PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan
kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk
memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi
kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana
Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol
1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas
keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi
serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan
Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan
Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan


oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa
golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena
Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa
Rengasdengklok.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana –yang konon
kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar
Datuk Tan Malaka –yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan
kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco
Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta,
ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah
menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad
Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf
Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr.
Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah
masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan
di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam,
maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang
gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima
oleh para tokoh Indonesia.
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana
Muda Maeda
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad
Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti
Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan
penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima
seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan
agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang
hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti
“transfer of power”. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan
mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor
perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun


berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56[3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari.
Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam
Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno
sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro.
Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17
Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir
antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara
dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah
dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo,
wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak
dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit.
Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu
oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang
membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang
dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar,
hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan
Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak
mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka
menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya
Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar
(UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal
sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan
Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat
yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang
akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.

Isi Teks Proklamasi

Naskah Klad
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-05
Wakil-wakil bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Naskah baru setelah mengalami perubahan

Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:


Kata tempoh diubah menjadi tempo
Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun ’05
Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan
ditandatangani oleh
Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah
tahun 2605.
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah
seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Gedung Menteng 31 yang digunakan sebagai tempat pemancar radio yang baru
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945
masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan
berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor
yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah
daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat
berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat
Indonesia.

Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 


Di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas.
Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio
dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia
menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama
Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya
berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz
melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-
marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita
proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus
menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai
pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara
Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai
kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang
dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei
disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di
Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di
antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar.
Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1.
Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa
dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi
kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian
Suara.
Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi.
Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah,
Sayuti Melik, dan Sumanang.
Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui
pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong
kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!
(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan
media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar
luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa,
berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang
menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan
berita proklamasi.
Teuk MohammadHassan dari Aceh.
Sam Ratulangi dari Sulawesi.
Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
A. A. Hamidan dari Kalimantan.

2. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Kurun waktu Agustus 1945-Desember 1947 menjadi masa-masa paling berat bagi
pejuang dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia setelah diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945. Pihak Belanda bersama sekutunya dan Jepang masih
berupanya mengambil alih kekuasaan pertempuran pun pecah di sejumlah daerah.
Strategi gerilya dan diplomasi yang ditempuh berhasil membuat Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia.

3. Kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila dan UUD 1945


Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan baik
dalam proses perumusan dan pengesahan. Sejarah perumusan dan pengesahan
Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis ;

1. Tanggal 7 September 1944 Proses perumusan dan pengesahan Pancasila dan


Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Indonesia masih dijajah oleh jepang.
Terlihat dalam sidang Badan Penyelidik. Latar belakang dibentuknya Badan
Penyelidik.Jepang menderita kekalahan, tekanan dan serangan dari pihak sekutu
adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa kepada Balatentara
Jepang agar segera memerdekaan Indonesia atau setidaknya diambil tindakan.
Pada tanggal 7 September 1944 jepang megeluarkan janji “Kemerdekaan
Indonesia dikemudian hari” yang direncanakan pada tanggal 24 Agustus 1945

2. Tanggal 29 April 1945Gunseikan (gubernur pemerintah balatentara Jepang di


Jawa) membentuk Dokuritsu Zyunbi Coosakai/Badan penyelidik usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) tugasnya menyelidiki segala sesuatu
mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia.

3. Tanggal 28 Mei 1945BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr.
Radjiman Widjodiningrat.
4. Tanggal 29 Mei s.d. 01 juni 1945 Sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei s.d. 01 Juni
1945. Mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.Prof. Mr.
Moh Yamin mengajukan usul yang berjudul “Asas Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia” yang terdiri dari ; peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Dan terdapat tokoh-tokoh
lain yang turut andil dalam menyumbangkan ide, seperti Prof. Dr. Mr. R.
Soepomo, P.F. Dahlan, Drs.Moh. Hatta

5. Tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang
Konsepsi Dasar Filsafat Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila dengan
urutan sebagai berikut ;Nasionalisme atau kebangsaan IndonesiaInternasionalisme
atau perikemanusiaanMufakat atau demokrasiKesejahteraan socialKetuhanan
yang berkebudayaan
Pada tanggal 1 juni 1945 dibentuk panita kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno
sebgai pengganti BPUPKI.

6. tanggal 22 juni 1945Hasil Rapat gabungan Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa.


Supaya selekas-lekasnya Indonesia merdeka. Hukum dasar diberi semacam kata
penganta.BPUPKI terus bekerja sampai terbentuknya Hukum dasar·
Membentuk panitia kecil penyelidik usul-usul/perumus Negara.Panitia Sembilan
mengadakan pertemuan di Pegangsaan timur 56 jakarta untuk menyusun konsep
rancangan mukaddimah hokum dasar yang kemudian dinamakan piagam Jakarta.

7. Tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945


a. Pada tanggal 10 juli 1945 Ir. Soekarno selaku ketua panitia memberikan
laporan.· Telah diusulkan 32 macam usul atau 9 kelompok usul dari 40 anggota·
Tanggal 22Juni 1945 diputuskan membentuk panitia kecil (panitia sembilan)·
Telah berhasil menyusun konsep rancangan preambule hokum dasar (piagam
jakarta)
b. Pada tanggal 11 juli 1945 panitia perancang hukum dasar. Dan pada hari itu
juga Panitia Perancang Hukum Dasar telah memutuskan ;· Membentuk panitia
perancang “Declaration Of Human Right”· Segenap anggota setuju unitarisme·
Isi prembule bukan hanya sekadar kata-kata. Negara dipimpin 1 orang
c. Tanggal 13 Juli 1945, Panitia Kecil Perancang Hukum Dasar berhasil
menghimpun usulan penting.
d. Tanggal 14 JuliPukul 15.00 s.d. 18.00 sidang mendengarkan laporan hasil kerja
Panitia Perancang Hukum Dasar.
e. Tanggal 15 dan 16 Juli 1945Ir. Soekarno menyamapikan kosep Rancangan
Hukum Dasar beserta penjelasannya dan usul Drs. Moh. Hatta tentang Hak-hak
asasi manusia.f. Tanggal 16 Juli 1945 Menyetujui dan menerima Rancangan
Hukum dasar yang diajukan oleh Panitia Perancang Hukum Dasar.Dengan
ditutupnya sidang BPUPKI yang kedua maka tugas BPUPKI dianggap selesai
kemudian dibubarkan. Untuk melanjutkan tugas BPUPKI maka dibentuklah
PPKI.

8. Tanggal 9 Agustus 1945PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945. PPKI adalah


badan bentukan pemerintahan Jepang tetapi bukan alat pemerintaha Jepang, sebab
: PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi.PPKI bekerja atas dasar
keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk mencapai kemerdekaan Indonesia
Merdeka.PPKI merupakan suatu badan perwujudan/perwakilan rakyat Indonesia.

9. Tanggal 17 Agustus 1945Proklamasi kemerdekaan Indonesia

10. Tanggal 18 Agustus 1945Pukul 10.30, dimulai sidang pleno membahas


naskah rancangan hukum dasar dan pengesahan UUDC. Pengesahan Pembukaan
UUD 1945/Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia Sidang Pleno dimulai
pukul 11.30 dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum Dasar (termasuk
Rancangan PPreambule Hukum Dasar) untuk ditetapkan menjadi UUD (termasuk
Pembukaan Undang-undang Dasar) suatu Negara yang telah merdeka ada tanggal
17 Agustus 1945

PENGESAHAN PANCASILA DAN UUD 1945

perumusan pancasila dan UUD 1945


Pada tanggal 17 september 1944, Perdana Menteri Jepang Koiso mengemukakan
akan memberi kemerdekaan kepada bangsa indonesia, maka tanggal 1 maret 1945
pemerintah militer jepang mengumumkan dalam waktu dekat akan dibentuk
badan yang bertugas menyelidiki dan menyiapkan hal-hal yang berhubungan
dengan kemerdekaan tersebut. pada tanggal 29 april 1945 dibentuklah suatu badan
yang diberi nama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zunbi Choosakai dengan ketua Dr.K.R.T.
Radjiman Wediodiningrat, tanggal 28 mei 1945 BPUPKI dilantik oleh Saiko
Syikikan pemerintah militer jepang yang dihadiri Jenderal Itagaki, Panglima
Tentara VII bermarkas di Singapura, dan Letjen Nagaki, Panglima XVI di jawa
dan diadakan pula pengibaran bendera kebangsaan jepang hinomaru oleh
Mr.a.g.pringgodigdo dan bendera sang merah putih oleh Toyohiku Masuda.

1) Sidang BPUPKI pertama


Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan empat hari berturut-turut, yang tampil
berpidato untuk menyampaikan usulannya antara lain :
· Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar Negara
Indonesia sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan,
2. Peri kemanusiaan,
3. Peri ketuhanan,
4. Peri kerakyatan (A. permusyawaratan, B. perwakilan, C. Kebijaksanaan)
5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).
· Prof. Dr. Soepomo ( 31 Mei 1945)
Beliau mengemukaan teori-teori Negara sebagai berikut :
1. Teori Negara perseorangan (individualis) yaitu paham yang menyatakan bahwa
Negara adalah masyarakat hukum yang disusun, atas kontrak antara seluruh
individu(paham yang banyak terdapat di eropa dan amerika)
2. Paham Negara kelas (class theory) teori yang diajarkan oleh Marx, Engels dan
lenn yang mengatakan bahwa Negara adalah alat dari suatu golongan (suatu
klasse) untuk menindas klasse lain
3. Paham Negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muler, Hegel.
Menurut paham ini Negara buknla unuk mejamin perseorangan atau golongan
akan tetapi menjamin kepentingan masyrakat seluruhnya sebagi suatu persatuan
· Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan dasar Negara oleh Ir. Soekarno di sampaikan dalam bentuk lisan. Beliau
mengusulkan dasar Negara yang terdiri atas lima prinsip yang beliau beri nama
pacasila atas saran teman beliau. Dan rumusannya sebagai berikut :
1. Nasionalisme (kebangsan Indonesia)
2. Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang maha Esa (ketuhanan yang berkeudayaan).
Kemudian menurut beliau pancasila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yang
meliputi :
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan.
Lalu beliau juga mengusulkan jika terlalu panjang dapat diperas lagi menjadi eka
sila yang intinya adalah gotong-royong.

2) Piagam Jakarta (22 juni 1945)


Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh yang terdiri dari : Ir. Soekarno, Wachid
Hasyim, Mr Muh. Yamin, Mr Maramis, Drs. Moh. Hatta, Mr. Soebardjo, Kyai
Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Haji Agus Salim yang
juga tokoh Dokuriti Zyunbi Tioosakay mengadakan pertemuan untuk membahas
pidato serta usul-usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam
sidang Badan Penyelidik. Sembilan tokoh tersebut dikenal dengan “Panitia
Sembilan” setelah mengadakan siding berhasil menyusun sebuah naskah piagam
yag dikenal denga “Piagam Jakarta”.
Adapun rumusan pancasila yang termuat dalam Piagam Jakarta antara lain :
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk
Pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3) Sidang BPUPKI ke-2 (10-16 Juli 1945)


Ada tambahan 6 anggota pada siding BPUPKI kedua ini. Selain itu Ir Soekarno
juga melaporkan hasil pertemuan panitia Sembilan yang telah mencapai suatu
hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan Islam dengan
golongan kebangsaan. Peretujuan tersebut tertuang dalam suatu rancangan
Pembukaan hukum dasar, rancangan preambul Hukum dasar yang
dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua
tanggal 10 juli 1945. Panitia kecil badan penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya
rancangan preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut.
Keputusan-kepuusan lain yaitu membentuk panitia perancangan Undang-Undang
Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membentuk panitia ekonomi dan keuangan
yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan juga membentuk panitia pembelaan tanah
air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso. Dan pada tanggal 14 Juli Badan
Penyelidik bersidang lagi dan Panitia Perancanga Undang-Undang dasar yang
diusulkan terdiri atas 3 bagian, yaitu: 1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang
berupa dakwaan di muka dunia atas penjajahan Belanda 2. Pembukaan yang
didalamnya terkandung dasar Negara Pancasila dan 3. Pasal-pasal UUD
(Pringgodigdo, 1979: 169-170)

4) Sidang PPKI pertama (18 Agustus 1945)


Sebelum sidang resmi dimulai dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa
perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah pembukan UUD 1945 yang
pada saat itu disebut piagam Jakarta, terutama yang menyangkut sila pertama
pancasila.

Dan sidang yang dihadiri 27 orang ini menghasilkan keputusan-keputusan sebagai


berikut:
· Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
1. Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta sehingga
dihasilkan pembukaan Undang-undang Dasar 1945
2. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami beberapa perubahan
karena berkaitan dengan perubahan piagam Jakarta, kemudian menjadi Undang-
Undang Dasar 1945
· Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan wakil presiden (Drs. Moh. Hatta)
· Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai musyawarah
darurat.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila ada lima nila dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan
dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan
datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau
berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan
yang berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa
Indonesia berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang.
Dalam proses waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting
yang merupakan tonggak sejarah perjuangan.
Dan dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, Merupakan
sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia termasuk di
dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat.
Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan
penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara Republik Indonesia.

B. SARAN

Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga


indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dalam Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar Pancasila
tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9450582/Pancasila_dalam_konteks_perjua
ngan_bangsa_Indonesia

https://www.abdimadrasah.com/2014/03/kronologis-sejarah-
perumusan-pancasila-sebagai-dasar-filsafat-negara.html

https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/upaya-
mempertahankan-kemerdekaan-pasca-proklamasi

http://kep2-ekavalentina.blogspot.com/2014/08/sejarah-perjuangan-
bangsa-indonesia.html

http://avisbungsu.blogspot.com/2013/10/kronologi-proklamasi-
kemerdekaan.html#ixzz7B8Ja5O6j

https://www.scribd.com/document/336583801/Kronologi-Perumusan-
Dan-Pengesahan-Pembukaan-UUD-1945

Anda mungkin juga menyukai