BANGSA INDONESIA
"Pancasila"
Nama
Kelas: KPI E
IAIN PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr. wb
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan pembahasan "Ilmu
Tauhid". Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman- teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada pembaca dari hasil
makalah ini. Karena itu, penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama
Waalaikumsalam wr. wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
III.TUJUAN................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................2
PEMBAHASAN ........................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................9
PENUTUP .................................................................................................................9
KESIMPULAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pada sidang 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan lima "Asas dan
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan rakyat.
• Persatuan (Unitarisme)
• Kekeluargaan
• Musyawarah
• Keadilan
3. 1 Juni 1945 (sidang I BPUPKI) Ir. Sukarno mengucapkan pidato mengenai dasar
filsafat negara Indonesia Merdeka yang juga terdiri atas 5 asas yakni:
• Kebangsaan Indonesia
• Kesejahteraan sosial
Perumusan materi Pancasila oleh Mr. Supomo Ir. Soekarno pertama kali
mengusulkan nama atau istilah Pancasila untuk dasar Negara Indonesia. Beliau
mengatakan bahwa nama Pancasila itu atas petunjuk dari ahli bahasa.
Piagam Jakarta disusun oleh Panitia Kecil yang terdiri 9 orang yaitu : M.Hatta,
A.Soebardjo, A.A.Maramis, Soekarno, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasjim, Abikusno
Tjokrosujoso, A.Salim, M. Yamin.
rumusan Pancasila dalam naskah Piagam Jakarta yang menuai kontroversi:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dibentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan 19
orang yaitu: Soekarno, AA. Maramis, Otto Iskandardinata, Purbojo, A. Salim, A.
Soebardjo, Soepomo, Maria Ulfah Santoso, Wachid Hasjim, Parada Harahap, J.Latuharary,
Susanto Tirtoprodjo, Sartono, Wongsonegoro, Wuryaningrat, RP. Singgih, Tan Eng Hoat,
Hoesein Djajadiningrat, Sukiman. Panitia Perancang UUD kemudian membentuk Panitia
Kecil Perancang UUD yang beranggotakan 7 orang yaitu : Soepomo, Wongsonegoro,
Soebardjo, AA. Maramis, RP.Singgih, A.Salim, Sukiman.
Dibentuk Panitia Penghalus Bahasa, terdiri dari Soepomo dan Hosein Djajadiningrat.
Perumusan terakhir materi Pancasila disahkan Jam 18.00 Jam 23.30 17 Agustus 1945
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai bagian dari Pembukaan
UUD 1945.
Pengamanan (“penculikan”) Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta ke Rengasdengklok oleh
tokoh-tokoh pemuda dengan tujuan menghindari pengaruh dan siasat Jepang dan
mendesak bangsa Indonesia harus segera merdeka. Tokoh pemuda terdiri : Sukarni,
Winoto Danu Asmoro, Abdulrochman dan Yusuf Kunto. Rombongan yang terdiri dari Mr.
A.Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto tiba di Rengasdengklok dengan tujuan untuk
menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
3
Rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta langsung menuju rumah Laksamana
Maeda di jln. Imam Bonjol no. 1. Di tempat ini tokoh-tokoh bangsa Indonesia berkumpul
untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Teks versi terakhir
proklamasi yang telah diketik ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta. 8.
Pembacaan teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur no. 56 (sekarang
gedung Pola). Sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan sebagai
berikut :
a. mengesahkan berlakunya UUD 1945
b. memilih Presiden dan Wakil Presiden
c. menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai badan
musyawarah darurat. Pembentukan KNIP dalam masa transisi dari pemerintah jajahan
kepada pemerintah nasional seperti yang diatur dalam pasal IV Aturan Peralihan UUD
1945.
B. Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)
Setelah mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka, Belanda tidak mau tinggal
diam. Mereka ingin menjajah kembali Indonesia. Dengan membonceng sekutu, pada
tanggal 29 September 1945, tentara Belanda tiba di Jakarta. Belanda
mempropagandakan pada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia adalah
hadiah dari Jepang. Pada tanggal 10 Oktober 1945 Inggris mengakui kekuasaan Belanda.
Belanda berupaya membentuk Republik Indonesia Serikat dengan RI sebagai salah satu
negara bagiannya. Untuk mewujudkan maksudnya itu Belanda membentuk negara-
negara kecil. Wilayah negara RI hanya meliputi Jawa dan Sumatera dikurangi Sumatera
Timur dan Sumatera Selatan. Hingga 23 Februari 1949, Belanda berhasil membentuk 15
negara bagian. Kelimabelas negara bagian itu disebut Bijeenkoms Federal Overlag
(BFO). Belanda juga melakukan agresi militer. Oleh karena itu, terjadi sengketa antara
RI dan Belanda. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) turun tangan untuk menyelesaikan
sengketa tersebut. PBB mengundang kedua belah pihak untuk berunding dan hal ini
terealisasi dalam Konferensi Meja Bundar (KMB). KMB diadakan di Den Hag pada
tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. Kesepakatan yang dicapai dalam
KMB adalah: 1. Didirikannya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pengakuan
kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda kepada pemerintah negara RIS. 2.
Didirikan uni antara RIS dan kerajaan Belanda. Pada tanggal 27 Desember 1945, Ratu
4
Yuliana menandatangani piagam pengakuan kedaulatan RIS dan menyerahkan
kedaulatan RIS. Sejak saat itu Konstitusi RIS diberlakukan untuk menggantikan UUD
1945. UUD 1945 hanya berlaku di negara bagian RI. Konstitusi RIS menetapkan bentuk
negara serikat yang terdiri dari 16 negara bagian. Konstitusi ini juga menetapkan sifat
pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dalam pemerintahan diberlakukan
kabinet parlementer. Para menteri bertanggungjawab langsung kepada parlemen.
Dalam alinea IV Mukadimah Konstitusi RIS, Pancasila tetap tercantum sebagai dasar
falsafah negara. Negara RIS tidak sampai berumur satu tahun. Pergolakan timbul di
negara-negara bagian RIS. Rakyat menuntut pembubaran RIS dan kembali ke negara
kesatuan RI. Tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Sukarno memproklamasikan
kembalinya negara kesatuan RI dan membubarkan RIS. Sejak itu berlaku UUDS 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945, namun masih berorientasi pada pemerintahan yang berasas *
itahadari_2021 demokrasi liberal. Dengan demikian jiwa UUDS 1950 merupakan
penyimpangan terhadap Pancasila. Penyimpangan tersebut antara lain:
• Sistem kabinet parlementer mengakibatkan silih bergantinya kabinet. Hal ini
berdampak pada ketidakmampuan pemerintah menyusun program dalam jangka waktu
tertentu. Pemerintah tidak mampu melaksanakan pembangunan sehingga timbul
pertentangan politik, gangguan keamanan serta penyelewengan lain dalam masyarakat.
• Secara ideologis Mukadimah UUDS 1950 tidak berhasil mendekati rumusan asli
dari Pembukaan 1945. Bahkan perumusan kelima sila Pancasila jauh menyimpang dari
yang ada dalam Pembukaan UUD 1945. UUDS 1950 bersifat sementara dan harus
diganti dengan suatu UUD yang tetap. Oleh karena itu dikeluarkan Undang-undang N0.
7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR dan Konstituante
yang akan menyusun UUD baru. Pada akhir tahun 1955 diadakan Pemilihan Umum dan
terbentuklah konstituante. Konstituante hasil Pemilihan Umum tersebut mulai
bersidang pada tanggal 10 November 1956. Namun, Konstituante gagal menetapkan
suatu UUD yang baru menggantikan UUDS 1950.
Pada tanggal 5 Juli 1959, karena kegagalan Konstituante, Presiden mengeluarkan
Dekrit yang isinya:
• Membubarkan konstituante,
5
• Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950,
dan dibentuknya MPRS dan DPRS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Berdasarkan
dekrit tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di Negara Republik Indonesia hingga
saat ini. Dalam kurun waktu 18 Agustus 1945 hingga 5 Juli 1959 kehidupan politik kita
belum stabil. Bentuk negara dan pemerintahan silih berganti. Konstitusi yang
digunakan pun belum tetap.Dalam kondisi yang demikian cita-cita Pancasila belum
terwujud dalam kehidupan bangsa Indonesia
6
sepenuhnya merdeka. Maka dari itu, dalam penerapannya masih diperlukan proses
adaptasi. Sebagian masyarakat ada yang merasa setuju dan sebagian lagi merasa
keberatan. Namun, dalam penerapannya ditemui beberapa tindakan penyimpangan
terhadap Pancasila. Salah satunya ialah pemberontakan PKI yang dilakukan oleh D.N.
Aidit pada 30 September 1965. Pemberontakan ini bertujuan untuk mengubah ideologi
menjadi komunis.
Masa orde baru
Masa orde baru dimulai saat Soeharto resmi ditetapkan menjadi presiden.
Dalam masa pemerintahannya, Soeharto berusaha untuk memulihkan kembali
beberapa kekacauan yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia. Upaya pemulihan
kembali ini ditandai dengan dibuatnya Repelita atau Rencana Pembangunan Lima
Tahun, diadakannya PEMILU, pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila, serta pemerataan pembangunan. Tentunya upaya pemulihan
oleh Soeharto ini mengacu pada nilai yang terkandung dalam Pancasila. Contohnya
pemerataan pembangunan ini bisa dikaitkan dengan sila kelima Pancasila, yakni
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pemerintahan Soeharto, juga
ditemui beberapa masalah, seperti kasus KKN atau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Selain itu, hak berpendapat juga dibatasi dan adanya dwifungsi ABRI.
Masa Reformasi
Karena serangkaian kondisi tersebut dan banyaknya kerugian lain yang dialami
masyarakat, maka terjadilah gerakan era reformasi pada tahun 1998 yang
dipelopori oleh kalangan mahasiswa dan intelektual. Ada enam hal yang dituntut
oleh gerakan reformasi tahun 1998, yaitu:
1. Adili Suharto dan para pengikutnya
2. Amandemen UUD 1945
3. Otonomi daerah seluas-luasnya
4. Tegakkan supremasi hukum
7
5. Berantas KKN
6. Turunkan Suharto dari kursi pemerintahan, dan
7. Hapuskan dwifungsi ABRI.
Tragedi Trisakti
Peristiwa yang mengawali gerakan reformasi adalah terjadi pada tanggal 12 Mei
1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Saat itu, terjadi bentrok antara aparat
keamanan dan para demonstran, yang menyebabkan empat orang mahasiswa
gugur dengan luka tembakan. Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulia
Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan. Peristiwa tersebut
memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998.
Sasaran utama dari para pelaku kerusuhan adalah aset milik masyarakat keturunan
Tionghoa di Jakarta. Banyak pertokoan, kantor-kantor, bahkan rumah pribadi yang
dianggap milik masyarakat keturunan Tionghoa dibakar, dihancurkan, dan juga dijarah.
Akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi, desakan dari badan legislatif dan seluruh
rakyat Indonesia, suatu peristiwa bersejarah terjadi. Pada 21 Mei 1998, Presiden
Suharto secara resmi mengumumkan untuk meletakkan jabatannya.
Masa reformasi dimulai saat Soeharto mundur dari jabatannya dan digantikan
oleh B.J. Habibie. Dalam pemerintahannya, B.J. Habibie berusaha untuk memperbaiki
sistem ekonomi, mereformasi bidang politik dan hukum, mengeluarkan UU Nomor 9
Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum, dan lain-lain.
8
Mulai pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara terus
digaungkan hingga saat ini.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Notosusanto, Nugroho dan Yusmar Basri, ed., 1981, Sejarah Nasional Indonesia Untuk SMA. Jilid
3. Buku paket. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Panitia Lima, 1980, Uraian
Pancasila. Jakarta: Mutiara.
Sutrisno, Slamet, 2003, Kontroversi dan Rekonstruksi Sejarah. Yogyakarta: Media Pressindo.
Yamin, Muhamad, 1960, Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta: Prapanca
Internet
11