Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Pancasila

Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

Kelompok 5

Nama Anggota :
 Ni Kadek Friska Novita Dewi (202332121022)
 I Gede Wiswa Adi Gangga (202332121294)
 Ni Ketut Purnama Arianti (202332121347)
 I Made Dewantara Putra Dalem (202332121426)
 N
 N

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan Rahmat-Nya
untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dengan guna tugas kelompok untuk
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang berjudul “Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia”

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusun tugas makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusun
maupun tata bahasa dalam penyampaikan tugas makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kami menerima saran dan kritik dari para pembaca agar makalah ini dapat
tersempurnakan. Semoga tugas makalah yang kami tulis ini dapat memberikan manfaat dan
menginspirasikan para pembaca.

Denpasar, 6 Oktober 2023

Penyusun
BAB I
LATAR BELAKANG

Negara Indonesia adalah negara kepulauan sebuah republik, oleh karena itu dinamakan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan masyarakatnya sudah tidak asing lagi dengan
Pancasila. dalam hidup bangsa dan negara, bangsa Indonesia mengakui Pancasila sebagai dasar
negara, Ideologi dan pandangan hidup yang menjadi pedoman, yang nilai-nilainya bersumber dari
kehidupan masyarakat itu sendiri.
Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum di sahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI. Pancasila adalah dasar negara Indonesia, perjalanan Pancasila dalam
sejarah nasional Indonesia bukanlah hal yang baru namun telah lama dianggap sebagai bagian dari
nilai-nilai budaya kehidupan nasional Indonesia. Nilai-nilai ini kemudian dinyatakan sebagai
Landasan Negara Indonesia. Artinya Pancasila digali dan diturunkan dari nilai-nilai pandangan
dunia Masyarakat Indonesia. Perumusan Pancasila tidak berdiri sendiri satu sama lain, melainkan
merupakan satu kesatuan yang utuh Konsisten fungsi dan statusnya sebagai landasan dan falsafah
bangsa kehidupan suatu bangsa. Arti kata “Persatuan” dalam Pancasila adalah satu perintah memuat
dan mengilhami perintah-perintah lainnya. Lalu ada perumusan Pancasila hal ini dapat dikatakan
sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan selalu relevan dengan kehidupan. Bangsa dan Negara.
Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah agar peserta didik tidak dirugikan
akar budaya mereka sendiri, memberikan siswa pedoman internal atau prinsip-prinsip panduan
berpikir dan bertindak sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa sebagai
kepemimpinan tidak mudah terpengaruh atau dipengaruhi oleh ide-ide asing yang negatif. Dan juga,
berikan pedoman atau aturan kepada siswa panduan berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-
hari dengan Nilai-Nilai Pancasila.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, Pancasila juga merupakan Dasar Negara Indonesia
yang artinya landasan hukum tertinggi di Indonesia atau sumber segala sesuatu sumber hukum di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945, “Naskah Proklamasi Indonesia”.
Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, hendaknya Masyarakat
melakukan hal yang menganut dan taat pada Pancasila karena sebagaimana disebutkan di atas
Pancasila dikatakan sebagai akar dari segala sumber hukum atau dasar negara, ini harus
diperhatikan. sebab, asas Pancasila tidak hanya berpihak pada satu orang saja melainkan seluruh
warga Negara Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

1. Periode Pengusulan Pancasila


Pengusulan Pancasila, dimana munculnya ideologi bangsa itu dan diawali dengan
lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang Kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar
Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,
menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan
Perhimpunan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpunan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Lalu, disusul lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 merupakan momen perumusan diri bagi Bangsa Indonesia.
Kemudian Jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945. Namun tidak
ada sedikit pun campur tangan pihak penjajah Jepang dalam pertemuan tersebut.Dengan
penuh rasa nasionalisme, rapat BPUPKI dilakukan secara bertahap dan antusias untuk
melengkapi sejarah hingga pameran. Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Susunan keanggotaannya
adalah:
1) Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
2) Ketua Muda 1 : Raden Panji Soeroso
3) Ketua Muda 2 : Ichibangase (Anggota Luar Biasa – Orang Jepang)
4) Anggota : 60 orang (tidak termasuk dengan ketua dan ketua muda)
BPUPKI dilantik oleh Letjen kumakici Harada seorang panglima tentara ke-16 Jepang di
Indonesia, pada tanggal 8 Mei 1945. Pada percobaan pertama mendapatkan 4 tokoh usulan isi
dasar negara yaitu: Ir. Soekarno, M.Muhammad Yamin, Ki Bagus Hadikusumo dan Mr
Supomo. Dari berbagai usulan hanya satu yang diambil yakni usulan dari Ir. Soekarno yang
berisi:
a) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
c) Mufakat dan Demokrasi
d) Kesejahteraan Sosial
e) Ketuhanan yang Berkebudayaan
Dari lima gagasan ini diberi nama Pancasila, jika tida ada yang menyukai dengan nomor 5 dan
nomor 3 yang diusulkan oleh Sukarno disebut Trisila dan terdiri dari Sosio Nasionalisme, Sosial
Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa, Ir. Soekarno juga mengusulkan angka 1 yaitu Ekasila
berisi asas Gotong Royong. Kemudian dibentuk panitia kecil yang dengan beranggota 8 orang yakni
Ki Bagus Hadikusumo, KH Wahid Hasyim, Muh Yamin, Sutarjo, AA Maramis, Otto
Iskandardinata, dan Moh Hatta. Mereka bertugas untuk menampung usul-usul calon dasar negara.

2. Periode Perumusan Pancasila


Pada saat rapat gabungan antara panitia kecil, dengan para anggota BPUPKI, pada tanggal
22 Juni 1945 yang bertempat di Jakarta dan berhasil merumuskan Calon Hukum Dasar yang
biasanya dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta atau Djakarta Charter”. Piagam Jakarta
merupakan pernyataan yang melambangkan kebebasan dalam beragama dan pluralisme
dalam hukum Indonesia. Pada alinea Ke- Empat Piagam Jakarta Itulah terdapat rumusan
Pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat hadir dalam permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketika para pemimpin Indonesia sibuk mempersiapkannya secara mandiri sesuai dengan
situasi di Jepang, peta Politik Dunia seketika berubah. Salah satu penyebab terjadinya perubahan
peta politik dunia yakni Penaklukan Jepang melawan Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya
bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Sehari setelah kejadian itu, pada tanggal 7
Agustus 1945 Jepang mengeluarkan maklumat yang berisi:
1) Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi
Indonesia (PPKI)
2) Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19
Agustus 1945.
3) Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia di merdekakan.
Dan pada waktu itu BPUPKI dibubarkan kemudian dibentuk PPKI. Dilanjut pada tanggal 9 Agustus
1945 Kota Nagasaki dibom sekutu. Sedangkan tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu.
3. Periode Pengesahan Pancasila
Pengesahan Pancasila Sebagai dasar Negara Indonesia terjadi pada tanggal 18
Agustus 1945, saat Pembukaan UUD 1945. Pancasila secara resmi diakui sebagai dasar
negara dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi bagian integral dari Konstitusi
Indonesia. Sebelumnya Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat
terpisahkan baik dalam proses perumusan dan pengesahan. Sejarah perumusan dan
pengesahan Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis:
 Pada tanggal 15 Agustus 1945
Ir.Soekarno, Moh Hatta, Dr. Radjiman Widyodiningrat kembali ke Indonesia,
meninggalkan Vietnam pada 12 Agustus 1945 atas panggilan otoritas militer Jepang
membahas Hari Kemerdekaan di Dalat (Vietnam). Ada kejadian dimana Sukarno
dan Khatta diculik ke Rengasdengklok kaum muda, karena merekalah generasi muda
yang bereaksi terhadap situasi politik di dunia saat itu, Mak berkeras agar Indonesia
mendeklarasikan kemerdekaan secepatnya.
 Pada tanggal 16 Agustus 1945
Teks kemerdekaan didektekan oleh Moh Hatta dan ditulis oleh Ir. Soekarno, lalu
hasil akhir diketik oleh Sayuti Melik.
 Pada tanggal 17 Agustus 1945
Dicetuskan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno.
 Pada tanggal 18 Agustus 1945
Rapat PPKI untuk konfirmasi dan konfirmasi transformasi bangsa Indonesia dari
bangsa terjajah menjadi bangsa yang Merdeka mandiri. PPKI pada mulanya adalah
sebuah badan yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Pada saat itu dianggap sebagai
lembaga nasional yang independen. Atas inisiatif Sukarno, ditambahkan 6 anggota
PPKI baru agar lebih representative bagian dari bangsa Indonesia. Mereka adalah
Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa
Koesoema Soemantri dan Ahmed Subajo. Kemudian, disidangkan PPKI, putusan-
putusan yang dihasilkan sebagai berikut :
1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945), yang terdiri atas
pembukaan dan batang tubuh. Naskah pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan. Batang tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI
dengan sejumlah perubahan pula.
2) Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama.
3) Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah
tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan, komite ini dilantik 29 Agustus
1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimedjo.
Selain itu momen pancasila resmi disahkan oleh PPKI dengan berbagai perubahan

B. Diperlukannya alasan Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia


1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai identitas nasional Indonesia adalah sumber motivasi, inspirasi,
pedoman berperilaku, dan sekaligus tolak ukur kebenarannya (Harruma, Issha, 2022).
Pancasila menjadi ”rule of life” bagi masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai
kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar
tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti menentang arus globalisasi, akan
tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang
yang tercipta.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Yang artinya nilai-nilai Pancasila tercermin dalam sikap spiritual dan perilaku.
Kepribadian ini adalah sesuatu yang unik dan khas. Setiap orang mencerminkan situasi
atau keadaannya masing-masing, jadi hal ini serupa dengan terjadinya ideologi nasional.
3. Pancasila sebagai Pandagan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa yang artinya nilai-nilai
kepercayaan terhadap ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, keadilan
kebenaran, kebaikan, keindahan dan kemanfaatannya dianggap oleh masyarkat
Indonesia sebagai norma kehiduan bermasyarakat dan berbangsa. Bertekad untuk
mempraktikannya, Pancasila
Sebagai pedoman berarti nilai-nilai Pancasila Integrasikan ke dalam kehidupan
masyarakat dan menjadi norma perilaku.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Perumusan Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logis-rasional, tetapi
digali dari akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Dalam hal ini Bung
Karno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, nilai-nilai yang dirumuskan
dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak lama hadir dalam masyarakat
Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai-nilai dasar
filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati
diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa
Indonesia yang sesungguhnya
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara
merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang
tepat.

C. Mendeskripsikan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


 Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-hal berikut:
 Penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu.
 Melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Tidak adanya pemesatu dalam Masyarakat.
 Faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat Indonesia yaitu:
 Banyak generasi muda yang menerapkan budaya barat
 Kurangnya pengajaran karakter bangsa berlandaskan Pancasila
 Adanya kesenjangan sosial
BAB III
KESIMPULAN

Konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa adalah membimbing serta
memberikan daya dan upaya kepada masyarakat, bangsa, dan negara, untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional. Pancasila sebagai Pandagan Hidup Bangsa Indonesia Pancasila dikatakan
sebagai pandangan hidup bangsa yang artinya nilai-nilai kepercayaan terhadap ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi, keadilan kebenaran, kebaikan, keindahan dan kemanfaatannya
dianggap oleh masyarkat Indonesia sebagai norma kehiduan bermasyarakat dan berbangsa.
Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai
jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus)
sebagai dasar negara Indonesia Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar
negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak


Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica,
Volume 13, Nomor 2, 2016.

Julian, Restu Dwi. "Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa." (2021).

Julian, R. D. (2021). Urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa.

International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.


Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak di Indonesia,
Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai