INDONESIA
MAKALAH
Dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Dra. Renggani, M.si
Rombel E
Disusun oleh :
1. Cindy Sagitarida Taruni (1401417212)
2. Audiya Lismayudhan (1401417217)
3. Irma Nur Khasanah (1401417233)
4. Novia Puji Rahayu (1401417253)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merupakan suatu fakta bahwa sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang
disebut sebagai tanggal “lahirnya” Pancasila Ir.Soekarno yang diakui sebagai
tokoh nasinoal yang menggali pancasila tidak pernah berbicara atau menulis
tentang Pancasila,baik sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara.
Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang
mendapat applause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang
Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada
malam sebelumnya.Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan Dr Radjiman Wedyodiningrat,ketua BPUPKI, tentang apa
dasar negara indonesia yang akan dibentuk.Lima dasar atau sila yang beliau
ajukan itu dinamakan sebagai filosofische grondslag.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan Negara.Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui
suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian
timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar
kebangsaan indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika
timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian
kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para
pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada
sumpah pemuda pada tahun 1928.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna dan hakikat Pancasila sebagai dasar negara ?
2. Bagaimana kronologi perumusan dan pengesahan Pembukaan UUD
1945 ?
3. Bagaimana kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila ?
4. Bagaimana kronologi perumusan dan pengesahan UUD 1945 ?
5. Bagaimana perkembangan Pancasila sebagai dasar negara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dan hakikat Pancasila sebagai dasar negara
2. Untuk mengetahui kronologi perumusan dan pengesahan Pembukaan
UUD 1945
3. Untuk mengetahui kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila
4. Untuk mengetahui kronologi perumusan dan pengesahan UUD 1945
5. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila sebagai dasar negara
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila di era reformasi sebagai dasar Negara dan ideology nasional merupakan
tuntutan hakiki agar setiap warga Negara Indonesia memilki pemahaman yang
sama, dan akhirnya memilki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan,
peran dan fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945. Sebagai dasar falsafat Negara
republic kesatuan kesatuan Indonesia, atau lebih dikenal sebagai dasar Negara.
Lahirnya pancasila diketahui pada saat Soekarno diminta oleh ketua Dukuritsu
Zyunbiy Toosakai untuk berbicara di depan siding badan penyelidik usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia pada tanggal tersebut. Beliau menegaskan dasar
Indonesia merdeka sesuai dengan permintaan ketua. Pidato yang kedua Soekarno
menyatakan bahwa dasar Negara merupakan dasar berdirinya Negara Indonesia
dan juga menyatakan filosofich principle. Yang kedua adalah internasionalisme,
pengertian internasionalisme tersebut dinyatakan bahwa internasionalisme
bukanlah berarti kosmopolitisme, yang menolak adanya kebangsaan, bahkan
beliau menegaskan “Internasionalisme tidak dapat tumbuh subur kalau tidak
berakar didalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur
kalau tidak dapat hidup dalam tanah sarinya internasionalisme”. Prinsip dasar
yang ketiga Soekarno menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara
“semua buwat semua, satu buwat semua, semua buwat satu dan syarat yang kuat
untuk berdirinya Negara Indonesia adalah permusyawaratan perwakilan.” Prinsip
dasar yang keempat Soekarno mengusulkan kesejahteraan ialah prinsip tidak ada
kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. Prinsip dasar kelima adalah prinsip
Indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa. Prinsip-
prinsip dasar yang dijelaskan Soekarno tersebut merupakan dasar Negara yang
namanya bukan Pancadasar tetapi namanya dikasih oleh seorang temannya yang
ahli bahasa namanya ialah PANCA SILA. Silaartinya asas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.
Proses perumusan Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Jepang masih menguasai
tanah air Indonesia, yaitu didalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan yang selanjutnya disebut Badan Penyelidik.
Pembentukan Badan Penyidik
Sebagai realisasi janji politik, pada tanggal 29 April 1945 oleh Gunseikan
(Kepala Pemerintah Balatentara Jepang di Jawa) dibentuk suatu badan yang
diberikan nama Dokoritzu Zyumbi Coosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha
Pesiapan Kemerdekaan (BPUPK).
BPUPK mengadakan dua masa sidang, yaitu : Masa Sidang I: tanggal 29 Mei s.d.
01 Juni 1945 dan Masa Sidang II: tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945. Dalam sidang I
BPUPK membicarakan atau mempersiapkan “Rancangan Dasar Negara
Indonesia Merdeka”. Pada kesempatan ini telah tampil/ berpidato tokoh tokoh
bangsa Indonesia untuk mengajukan konsep dasar Negara.
Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar Filsafat
Negara Indonesia Merdeka, yang dibeni nama Pancasila dengan urutan sebagai
berikut: Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia ,Internasionalisme atau
Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan
yang berkebudayaan. Pada tanggal 1 Juni 1945, sidang BPUPK I diakhiri dan
dibentuk Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang anggota (Panitia Delapan),
yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Pada tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPK yang kedua dengan
cara untuk “mempersiapkan Rancangan Hukum Dasar”, di Jl. Pajaboan Jakarta.
Kemudian Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia Kecil (Panitia Delapan) yang
dibentuk pada masa sidang pertama melaporkan hasil pekerjaannya.
Ada 40 anggota telah memasukan usul yang terdiri dari 32 macam atau 9
kelompok usul.
Pada tanggal 22 Juni 1945 telah diadakan rapat gabungan diputuskan
untuk membentuk Panitia Kecil (Panitia Sembilan).
Panitia Sembilan telah berhasil menyusun konsep Rancangan Preambule
Hukum Dasar (Piagam Jakarta). Panitia Kecil ini juga telah mengajukan
usul-usul khusus.
1. Panita Perancang Hukum Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno (merangkap
anggota) dengan anggota sebagai berikut: R Otto Iskabdardinata, RPH Perbaja,
H. Agus Salim, Mr. Achmad Subardjo, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Ny. Maria
Ulfah
Satoso, KH. Wachid Hasyim, Parada Harahab, Mr. A.A Maramis, Mr. J.
Latuharhary, Mr. Susanto Tirtoprojo, Mr. Sartono, Mr. Wongsonegoro,
KRTH. Woerjaningrat, Mr. RP. Singgih, Mr. Tan Ing Hoa, Prof. Dr. Husein
Dj, Dr. Soekiman W.
2. Tugas sehari hari dilaksanakan oleh Presiden, yang dibantu oleh wakil
Presiden, Menteri menteri yang bertanggung jawab kepadanya dan oleh
Dewan Pertimbangan Agung.
Penghalus bahasa yang terdiri dari Djajaningrat, Agus Salim, dan Mr.
Soepomo
d. Tanggal 14 Juli 1945Pada Jam 15.00 s.d. 18.00 sidang mendengarkan “Laporan
hasil kerja Panitia Perancang Hukum Dasar
e. Tanggal 15 dan 16 Juli 1945 Pada jam 10.20 sidang dimulai dengan acara
pokok membicarakan Rancangan Hukum Dasar.
Setelah PPKI dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945, maka dalam tempo yang
sangat cepat Jepang telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
PPKI merupakan Badan Bentukan Pemerintah Balatentara Jepang tetapi bukan
alat Pemrintahan Jepang, sebab:
a. PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi
b. PPKI bekerjasama atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk
mencapai Indonesia Merdeka
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 10. Tanggal 18 Agustus 1945 Pada jam 10.30,
sidang pleno PPKI dimula dengan acara pokok untuk membahas naskah
Rancangan Hukum Dasar dan pengesahan UndangUndang Dasar atas
kemerdekaan yang diucapkan dalam proklamasi sehari sebelumnya.
a. Pelaksanaan Proklamasi
Undang-undang Dasar 1945 terdiri dari tiga bagian yaitu Bagian Pembukaan,
Bagian Batang Tubuh Undang Undang Dasar dan Bagian Penutup.
Dasar Negara yaitu: (1) 1945-1949 masa Undang Undang Dasar 1945 yang
pertama; 1949-1950 masa Konstitusi RIS; (3) 1950-1959 masa UUDS 1945; (4)
1959-1965 masa Orde Lama; (5) 1966-1998 masa Orde baru; dan (6) 1998-
sekarang masa Reformasi (Soegito A.T., 2001). Hal ini patut dipahami, karena
adanya perbedaan pedekatan, yaitu segi politik dan segi hukum.
Perbedaan pendekatan dari segi hukum dan segi politik, ini adalah perkembangan
Pancasila dari masa berlakunya UUD 1945 yang pertama, Konstitusi RIS, UUDS
1950, Dekrit Presiden Soekarno Tanggal 5 Juli 1959, sebagai berikut:
b. Status Pancasila
Dengan disahkannya Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, maka
Pancasila, dalam arti lima dasar Negara. Termuat di Alinea keempat
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. (Pranarka. A.M.W. : BAB III HAL
284-285)
b. Status Pancasila
Pemikiran tentang lima dasar Negara ada terdapat di dalam Mukadimah UUDS
1950. Pendapa bahwa lima dasar Negara itu adalah Pancasila dalam periode ini
sujah menjadi semakin berkembang. Adanya Konstinuitas antara Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945, Republik Indonesia Serikat dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini disebutkan pula di dalam Konsiderans Undang-Undang No.
7 Tahun 1950 yang memuat Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tersebut.
b. Satatus Pancasila
Status Pancasila sebagai Ideologi Kebangsaan, dasar Negara dan sumber hukum
tetap bertahan di dalam periode ini. Pancasila sebagai konsep tetap menjadi dasar
negra dan tercantum di dalam konstitusi. Dasar Negara itu tetap mencerminkan
Ideologi Kebangsaan. Nama Pancasila tidak terdapat di dalam Pembukaan
maupun di dalam bagian lain dari Konstitusi tersebut.
Soekarno Tanggal 5 Juli 1959 Periode ini dibagi menjadi dua: pertama, periode
Demokrasi Terpimpin; Kedua, periode Orde Baru.
- Membubarkan Konstituante
- Menyatakan berlakunya lagi Undang-Undang Dasar 1945, terhitung mulai dari
tanggal penetapan dekrit itu
Dengan Dekrit tersebut maka berlakulah kembali Undang Undang Dasar 1945.
http://blog.unnes.ac.id/iwanhardisaputro/wp-
content/uploads/sites/2821/2017/02/HANA-AMIROH-Y.pdf