Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NI MADE INA SANTIKA DEWI

NIM : 221031002
PRODI : FISIOTERAPI A7
MATKUL : PANCASILA

1. Jelaskan menurut Saudara tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila pada


PerguruanTinggi !
Jawab :
Tujuan pendidikan Pancasila dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan
Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas.
Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi. Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah
pendidikan ideologi di Indonesia. Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga
negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta
memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam
pemikiran, sikap, dan tindakan.
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui
sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.
5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

2. Jelaskan dan uraikan mengenai periode-periode sejarah awal mula perumusan Pancasila !
Jawab :
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. Menjelang
tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya. Jepang banyak
menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa Indonesia dengan
membuat suatu janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944.
Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn Siswa 2017, janji
yang ditawarkan adalah Jepang akan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan
nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Hal ini direalisasikan oleh Kaiso pada 29 April 1945
dengan jumlah anggota 62 orang. Diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat, anggota
BPUPKI terdiri dari dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso,
tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang. Secara
garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun rencana mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia. Maklumat yang sama memaparkan tugas BPUPKI:
mempelajari semua hal penting terkait politik, ekonomi, tata usaha pemerintahan,
kehakiman, pembelaan negara, lalu lintas, dan bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam
usaha pembentukan negara Indonesia (Asia Raya, 29 April 1945). BPUPKI mengadakan
sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi
pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang
dasar negara. Pada sidang tidak resmi, BPUPKI membahas perancangan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dipimpin Soekarno dan dihadiri oleh hanya 38 orang.

Peran BPUPKI untuk Indonesia :


George S. Kanahele dalam The Japanese Ocupation of Indonesia (1967:184)
mengungkapkan, pada 1 Maret 1945 Kumaikichi Harada, Jenderal Dai Nippon yang
membawahi wilayah Jawa, mengumumkan akan dibentuk suatu badan baru dengan nama
Dokuritsu Junbi Cosakai. Dokuritsu Junbi Cosakai inilah yang disebut sebagai BPUPKI.
Meski sudah ada sejak 1 Maret 1945, BPUPKI baru diresmikan tanggal 29 April 1945.
Pada 29 Mei 1945, sidang pertama BPUPKI pertama kali diadakan dan dibuka oleh Dr.
Radjiman Wediodiningrat sebagai ketuanya. Sidang pertama ini berlanjut hingga 1 Juni
1945. Di sidang pertama ini, ada tiga pembicara yang mengemukakan pendapat terkait
perumusan dasar negara, atau yang nantinya dikenal sebagai Pancasila. Pembicara
pertama adalah Mohammad Yamin. Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Yamin
menerangkan tentang “Azas dan Dasar Negara Indonesia Merdeka”. Yang menjadi
pembicara kedua adalah R. Soepomo. Ia memaparkan “Dasar-dasarnya Negara Indonesia
Merdeka” dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945.

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara: Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni
1945) :
Mengutip "Sejarah Perumusan Pancasila dalam Hubungannya dengan Proklamasi" oleh
Darsita, dalam sidang yang pertama, hari pertama, 29 Mei 1945 bahwa Indonesia
membutuhkan dasar negara. Para tokoh-tokoh pendiri negara mulai mengusulkan
rumusan dasar negara yang isinya berbeda-beda namun tetap memiliki persamaan yaitu
didasari oleh gagasan besar bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia. Salah
satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya adalah Mohammad Yamin. Disini, ia
mengemukakan bahwa dasar negara terdiri dari 5 asas yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kemudian, pada hari ketiga sidang pertama, 31 Mei 1945, Soepomo mengemukakan
pendapat dalam pidatonya yang menyatakan bahwa negara Indonesia merdeka adalah
dengan mengatasi segala golongan dan pemahaman untuk mempersatukan lapisan
masyarakat Indonesia. Hal ini, dirumuskan dalam 5 poin yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Dikutip dari penelitian Darsita bertajuk "Sejarah Perumusan Pancasila dalam
Hubungannya dengan Proklamasi", istilah Pancasila mengemuka dalam sidang pertama
BPUPKI hari ketiga, yakni tanggal 1 Juni 1945. Ir. Sukarno menyampaikan gagasan
tentang dasar negara Indonesia yang ia sebut Pancasila. Tanggal 1 Juni inilah yang lantas
ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan,
internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya,” ucap Bung
Karno dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI. “Namanya
bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi,” lanjut sosok yang nantinya
menjadi Presiden RI pertama ini. Pada hari terakhir dari sidang pertama, 1 Juni 1945 ini,
Soekarno turut mengemukakan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama
Pancasila atas usulan dari seorang teman, ahli bahasa. Rumusan dasar negara dalam 5 sila
tersebut, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara: Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945) :
Setelah sidang pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan akhir. Karena hal
itu, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, di bawah pimpinan
Soekarno, dengan anggota terdiri atas Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wachid Hasjim,
Muhammad Yamin, Abdulkahar Muzakir, Sutardjo Kartohadikoesoemo, A.A Maramis,
Otto Iskandardinata dan Mohammad Hatta. Dalam buku "Aku Warga Negara Indonesia
untuk SD/MI Kelas VI" karya Ika Kartika Sari dan Elly Malihah Setiadi disebutkan,
panitia yang diberi nama Panitia Sembilan ini, dibentuk dengan tujuan merumuskan
rumusan-rumusan yang telah dibicarakan agar menjadi kesepakatan yang lebih jelas.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diadakan sidang kedua pada 10 Juni sampai dengan 16
Juni 1945. Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945
berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam
Jakarta oleh M. Yamin yang didalamnya berbunyi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Walaupun sudah dirumuskan, bukan berarti rumusan Pancasila mendapatkan kesepakatan
final. Karena, belum adanya perwakilan yang representatif yang mewakili dari berbagai
unsur. Berakhirnya kerja BPUPKI pada 7 Agustus 1945, dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 9 Agustus 1945. Diketuai Soekarno dan wakilnya
Moh. Hatta, PPKI bertujuan untuk mempercepat persiapan kemerdekaan Indonesia.
Panitia ini beranggotakan 21 orang yang semua anggotanya terdiri 12 orang Jawa, 3 orang
Sumatera, 2 orang Sulawesi, 1 orang Kalimantan, 1 orang Nusa Tenggara, 1 orang
Maluku, dan 1 orang peranakan Tionghoa. Namun tanpa sepengetahuan Jepang, Soekarno
menambah 6 orang lagi, sehingga total ada 27 anggota. Setelah Jepang menyerah
terhadap Sekutu, disitulah Indonesia mengambil kesempatan untuk mendeklarasikan
kemerdekaan yang sebelumnya dijanjikan oleh Jepang pada 24 Agustus 1945. Dengan
merdekanya Indonesia pada 17 Agustus 1945, PPKI berhasil merumuskan dan
mengesahkan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
pada 18 Agustus 1945, bunyinya :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaran/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Mengapa Pancasila diindentifikasi sebagai identitas dan kepribadian bangsa dan negara
Indonesia? Jelaskan jawaban Saudara !
Jawab :
Pancasila adalah dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dikatakan sebagai
kepribadian dan identitas nasional yaitu pancasila sebagai kepribadian bangsa dan negara
Indonesia yang bisa mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai aturan yang
ada dan tidak melawan arus globalisasi, melainkan bangsa dan negara Indonesia menjadi
lebih bijak dan cermat dalam menghadapi segala macam tantangan dan dapat
memanfaatkan dengan baik peluang yang ada. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk dan memiliki keberagaman yang tinggi. Setiap daerah memiliki kebudayaan
yang berbeda-beda. Dari Sabang sampai Merauke memiliki kebudayaan yang unik dan
khas. Keberagaman tersebut dapat menjadi aset yang penting bagi bangsa Indonesia.
Akan tetapi, jika tidak disikapi dengan baik akan menimbulkan konflik dan perpecahan.
Oleh karena itu, sikap yang harus dikembangkan adalah toleransi. Segala perilaku
masyarakat Indonesia harus sesuai dengan pancasila. Pancasila adalah dasar negara dan
falsafah bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pancasila dikatakan sebagai kepribadian dan identitas nasional yaitu pancasila sebagai
kepribadian bangsa dan negara Indonesia yang bisa mendorong bangsa Indonesia agar
tetap berjalan sesuai aturan yang ada dan tidak melawan arus globalisasi, melainkan
bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih bijak dan cermat dalam menghadapi segala
macam tantangan dan dapat memanfaatkan dengan baik peluang yang ada.

4. Bagaimanakah peran Pancasila bagi mahasiswa/i pada Perguruan Tinggi di masasekarang


ini ? Jelaskan jawaban Saudara !
Jawab :
Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki peran sebagai 'Agent Of Change' dan 'Social
Control' Mahasiswa harus dapat menerapkan dan menjalankan Pancasila sebagai
pedoman hidup di dalam masyarakat dan kehidupan akademik, mahasiswa juga
diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki
kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan
sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi.
Untuk dapat menerapkan Pancasila mahasiswa di harapkan dapat memahami Pancasila
dengan mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, Adapun peran yang dapat di
lakukan mahasiswa dalam menerapkan pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan nilai-nilai ideal pancasila kepada generasi muda di bawahnya.
2. Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
3. Memperkuat jati diri sebagai sebuah Bangsa.
4. Penguatan nilai etik dan nasionalisme generasi muda.
5. Pengambil peran dalam pengentasan dalam kemiskinan dan pendidikan.
Keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus dapat mengembangkan pengetahuan
di bidang moralitas dan social, mahasiswa yang kritis terhadap suatu masalah akan
melahirkan masalah intelektual yang mampu menciptakan ide-ide dan gagasan baru yang
bersifat positif, dalam organisasi dapat menerapkan sila ke 4 kemusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn dan perwakilan, disini
mahasiswa juga dapat mempersiapkan diri jadi pemimpin. Untuk dapat mempertahankan
pancasila dan menerapkan nya Mahasiswa harus dapat menerima mata kuliah pendidikan
pancasila, Pancasila sebagai ideologi juga dapat memberikan Orientasi,Asas,dan
Pedoman Normative dalam bidang kehidupan Negara, sebagai Mahasiwa kita
mempunyai sejarah yang sangat berpengaruh terhadapap kemajuan bangsa dan Negara,
salah satu contoh nya adalah perpindahan rezim orba ke rezim reformasi. Di situ
mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem ketatanegaraan di
Indonesia, dan oleh karena itu saat ini mahasiswa di harapkan dapat menjalankan
pancasila yang telah menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dan kembali menegakkan
hal yang telah menyimpang dari pancasila, adapun untuk dapat berperan aktif dalam
melaksanakan pancasila sebagai ideology bangsa, mahasiswa harus terlebih dahulu dapat
menerapkan pancasila di dalam kehidupan yang bermasyarakat dan di kehidupan
akademik.
5. Bagaimanakah pendapat Saudara mengenai implementasi Pancasila dalam melaksanakan
profesi yang Saudara tempuh di masa yang akan datang ? Berikan contoh konkritnya !
Jawab :
Peran Pancasila sangat penting di bidang kesehatan karena tenaga kesehatan seharusnya
menerapakan nilai-nilai pancasila dalam peningkatan pelayanan masyarakat. Nilai nilai
yang terkandung dalam Pancasila memberikan pembelajaran yang dapat diambil dalam
pelayanan kesehatan. Jadi jelas bahwa jika tenaga kesehatan dapat menerapkan nilai-nilai
pancasila dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat maka akan tercapai
tingkat kesejahteraan Kesehatan nasional.
Nilai yang dapat diambil sebagai tenaga kesehatan dan sebagai warga indonesia dari nilai-
nilai Pancasila salah satunya adalah Kemanusian yang adil dan beradab makna sila kedua
ini adalah bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat yang sama. Sebagai tenaga
kesehatan Hal ini penting untuk diterapkan dalam pelayanan kesehatan misalnya kita
tidak boleh membeda bedakan pasien dalam hal finansial, ras, suku,ataupun agama.
Dalam menjalankan profesi sebagai tenaga kesehatan, memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban bagi tenaga kesehatan. Bukan semata-
mata hanya karena mendapatkan uang tetapi juga keikhlasan dan Ketulusan dalam
melayani pasien tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Hal ini merupakan salah satu
makna dari sila yang terkandung dalam Pancasila. Oleh karena itu mulai dari sekarang
tenaga kesehatan dan pemerintah Indonesia harus berpartisipasi dalam peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat sesuai pedoman nilai nilai pancasila.

Anda mungkin juga menyukai